Ny. MB, 40 tahun Refleksi Diri Kekerasan Dalam Rumah Tangga Apakah Jiwaku Sehat.

14 perilaku dan sikapku yang terlalu dominan. Hampir seluruh keluarga dan masyarakat di sekelilingku was-was banget, mereka khawatir penyakitku kambuh lagi seperti yang dulu. Refleksi diri: - Komunikasi anak dan orang-tua sangat berperan saat anak dihadapkan pada berbagai pilihan penting dalam hidup mereka, agar pengambilan keputusan mereka tidak terburu- buru dan akhirnya salah. - Permasalahan dan gangguan jiwa yang muncul bisa jadi merupakan akumulasi dari awal kehidupan pernikahan mereka, karena dasar pernikahan yang kurang kuat. Bawalah Aku Pergi

2. Ny. MB, 40 tahun

Usianya masih sangat muda saat memutuskan untuk menikah. Masa-masa indah yang biasa dirasakan oleh anak-anak dan remaja lainnya tak pernah dialaminya, karena ibunya menderita Skizofrenia Paranoid. Pengobatan yang dijalani si ibu tidak tuntas, ibunya sering menolak minum obat dengan alasan efek samping obat yang terus membuat ibunya tidur hampir sepanjang hari, sehingga ayahnya harus secara sembunyi-sembunyi menaburkan obat ke dalam makanan sang ibu. Ibunya begitu sering menceritakan ketakutan dan kecurigaannya bahwa ada orang-orang jahat yang ingin mencelakai keluarga mereka, seraya mengajak anak-anak 15 mengungsi ke suatu tempat. Korban mulai menyadari adanya gangguan jiwa saat dirinya terus dicurigai telah berselingkuh dengan ayah kandungnya. Korban tak suka tinggal di rumah karena terus dimusuhi oleh ibunya dan berpacaran di luar batas, sampai akhirnya menyadari dirinya telah hamil dan saat baru lulus SMA. Upacara pernikahanpun segera digelar, tak ada konseling pra-nikah, semua seolah buru-buru dilakukan mengingat si jabang bayi yang mulai membesar di perut korban. Untungnya keluarga suami bersedia menampung suami-istri muda ini yang sama sekali tak memiliki apa-apa saat mereka menikah. Perlahan pasangan ini menata kehidupan, merencanakan kuliah sambil mengasuh anak dan memulai suatu usaha. Dengan usia yang relatif masih muda ini begitu banyak godaan mereka rasakan, termasuk perselingkuhan dan perilaku penyimpangan seksual. Korban tak bisa memaafkan perilaku suaminya yang tiba-tiba Mengajak seorang seorang temannya masuk ke kamar mereka dan bercinta bertiga. Sementara itu suami juga sulit untuk menerima kenyataan istrinya pernah berselingkuh dengan atasannya demi memperoleh berbagai materi yang tidak mampu dibeli suaminya saat itu. Perilaku suami yang suka berjudi, mabuk, impulsif, pemarah dan royal dalam keuangan dirasakan makin mengganggu keluarga. Ketiga anak mereka seolah ikut memusuhi ayahnya. Kejadian menyesakkan yang terus terjadi dan menimpa keluarga membuat korban berpikir untuk menceraikan suami diam-diam. Saat ini korban memang masih tinggal seatap dengan suami dan anak-anaknya, tetapi statusnya telah bercerai. Ketakutan untuk tertular virus HIV-AIDS begitu kuat mengganggu pikirannya, karena berkali-kali terbukti suaminya berselingkuh dengan wanita-wanita murahan pekerja café. Hasil test yang negatif masih belum bisa meyakinnya bahwa dirinya akan aman. Rumput Tetangga Ternyata Lebih Gersang

3. Ny. Dewi, 38 tahun