1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Manuskrip Nusantara merupakan salah satu bagian peninggalan sejarah yang sangat berharga. Manuskrip
Nusantara sudah ada semenjak zaman dahulu dan perkembanganya sangat pesat, hal ini ditandai dengan adanya aneka ragam
manuskrip
diberbagai daerah Nusantara. Pemanfaatan manuskrip Nusantara zaman
dahulu sangatlah banyak, namun seiring perubahan waktu manuskrip Nusantara
mulai menghilang dan rusak. Sangatlah disayangkan jika sejarah dari daerah yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan hilang begitu saja. Para ahli manuskrip
Nusantara pun semakin berkurang, sedangkan banyak peninggalan yang isinya dibuat menggunakan manuskrip, oleh karena itu diperlukan suatu tindakan untuk
melestarikan manuskrip Nusantara tersebut, salah satu caranya adalah dengan
mendokumentasikan secara digital. Tindak lanjut dari dokumentasi secara digital ini adalah dengan merubah
suatu manuskrip Nusantara menjadi informasi yang dapat dipahami oleh banyak
orang. Dalam proses pendokumentasian secara digital ini diperlukan teknik, yaitu pemrosesan citra untuk mendapatkan informasi berbentuk visual. Pemrosesan citra
terbagi menjadi beberapa tahapan diantaranya yaitu binerisasi. Binerisasi termasuk tahapan saat
pre-processing
atau tahap awal pada pemrosesan citra. Binerisasi sendiri memiliki arti untuk merubah nilai piksel suatu citra apakah bernilai
nolpiksel berwarna hitam atau satupiksel berwarna putih. Tujuan menjadikan citra berjenis biner adalah untuk dapat memisahkan antara
background
dan
foreground
, hal ini dilakukan untuk mendapatkan objek-objek yang ada pada citra untuk dikenai pengolahan citra lebih lanjut, seperti pengenalan karakter.
Citra biner memiliki ukuran memori citra yang lebih sedikit dibandingkan dengan jenis lainya dan citranya mudah untuk di proses, hal ini disebabkan oleh
nilai pikselnya yang hanya bernilai nol dan satu. Citra biner mudah didapatkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karena, tidak memerlukan alat atau kamera yang bagus untuk mendapatkan citranya, karena citra biner tidak memerlukan perbedaan warna setiap pikselnya yang
mendetail. Seluruh pemrosesan citra memerlukan tingkat akurasi yang tinggi oleh karena itu diperlukanlah komputasi menggunakan alat hitung.
Setiap algoritma binerisasi belum tentu memiliki hasil yang sama ketika digunakan seperti penelitian yang dituliskan oleh Hafizan, dkk 2011
disebutkan bahwa algoritma terbaik untuk manuskrip
Jawi
adalah
Niblack
, namun dikatakan juga oleh para peneliti tersebut bahwa hal serupa belum tentu berlaku dengan
manuskrip yang berbeda, karena hal tersebut penulis memilih menggunakan algoritma binerisasi
Niblack
untuk diterapkan di dalam penelitianya. Selain ingin membinerkan manuskrip aksara Nusantara menggunakan
metode
Niblack
, penulis ingin membandingkan algoritma binerisasi
Niblack
dengan algoritma binerisasi
Otsu
yang berada di Matlab, dan penulis juga ingin menguji penggunaan waktu dan akurasi pembineran manuskrip algoritma
Niblack
di setiap karakter manuskrip Nusantara yang ada.
1.2. Rumusan Masalah