14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai metodologi penelitian dimulai dari deskripsi bahan atau data, cara penelitian, hingga mendapatkan citra akhir yang
sudah dibinerisasikan.
3.1. Data
Pada penelitian ini citra yang digunakan adalah citra manuskrip aksara Nusantara. Data citra didapatkan dari Perpustakaan Mrican Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta dengan jumlah data sebanyak 10 buah, yang diambil dengan ISO 800 serta pencahayaan yang berbeda disetiap sudut citranya. Data citra
manuskrip aksara Nusantara ini didapatkan dengan cara meletakan buku di alas yang datar dengan berlatarbelakang hitam kemudian difoto dengan jarak 16cm dari
atas dengan kamera
Nikon D3100
yang beresolusi 14,20 megapiksel dan lensa berjenis 18-55mm pada kondisi zoom terbesar serta pemberian
softbox
penerang dua buah pada bagian pojok atas kanan dan kiri yang berjarak 35cm dari buku, serta
jarak dari buku ke lensa adalah 16cm setelah citra di dapatkan kemudian dilakukan zoom sebanyak enam kali menggunakan fitur yang ada pada kamera
Nikon D3100
kemudian setelah data didapatkan formatnya diubah menjadi .jpg. Gambar 3.1 adalah contoh citra manuskrip aksara nusantara.
Gambar 3.1 Contoh Data Manuskrip aksara Nusanta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2. Alat
Dalam melakukan penelitian diperlukan alat untuk melakukan pengujian, pemrosesan, dan pengambilan data, berikut adalah alat yang digunakan oleh penulis
selama melakukan penelitian :
3.2.1. Kebutuhan Perangkat Keras :
Laptop :
prosessor core
i52,50GHz,
memory
8gb,
vga
2gb. Kamera DSLR :
Nikon
jenis
D3100
yang beresolusi 14,20 megapiksel dan lensa berjenis 18-55mm.
Softbox
: dua buah.
3.2.2. Kebutuhan Perangkat Lunak :
ACDSee Pro7
untuk melakukan perubahan format citra dari .NEF menjadi .jpg.
MATLAB R2010a untuk melakukan pengolahan citra manuskrip aksara Nusantara.
3.3. Tahapan Penelitian
3.3.1. Studi Pustaka
Pada tahap ini penulis melakukan pencarian teori mengenai binerisasi pada jurnal, buku, maupun web atau blog, kemudian penulis melakukan proses
pemadatan topik apa yang akan dikerjakan agar fokus pada topik binerisasi. Pada tahap proses studi pustaka sangat banyak jurnal yang menarik, namun tidak sesuai
dengan apa yang akan penulis lakukan, oleh karna itu perlu dilakukan dekomposisi paper agar hanya bagian-bagian tertentu yang dapat dijadikan acuan tidak seluruh
isi jurnalnya.
3.3.2. Pengumpulan Data
Data citra pada penelitian ini didapatkan dari Perpustakaan Mrican Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan jumlah data sebanyak 10 buah.
Pengumpulan data pada penelitian ini didapatkan dengan cara meletakan buku di alas yang datar dengan berlatarbelakang hitam kemudian difoto dengan
jarak 16cm dari atas dengan kamera
Nikon D3100
yang beresolusi 14,20 megapiksel dan lensa berjenis 18-55mm pada kondisi zoom terbesar serta
pemberian
softbox
penerang dua buah pada bagian pojok atas kanan dan kiri yang berjarak 35cm dari buku dengan pencahayaan yang berbeda-beda. Berikut adalah
cara pemberian cahaya pada data citra : 1
Sedangkanan-Sedangkiri, Tanpa Lampu Ruangan, Lensa Atas dihalangi Kertas.
2 Sedangkanan-Sedangkiri, Tanpa Lampu Ruangan, Lensa Kanan
dihalangi Kertas. 3
Sedangkanan-Sedangkiri, Tanpa Lampu Ruangan, Lensa Bawah dihalangi Kertas.
4 Sedangkanan-Sedangkiri, Tanpa Lampu Ruangan, Lensa Kanan
dihalangi Kertas. 5
Lemahkanan-Sedangkiri. 6
Lemahkanan-Tinggikiri. 7
Sedangkanan-Tinggikiri. 8
Tanpa cahayakanan-Lemahkiri. 9
Tanpa cahayakanan-Sedangkiri. 10
Tanpa cahayakanan-Tinggikiri. Citra yang telah diperoleh kemudian dilakukan zoom sebanyak enam kali
menggunakan fitur yang ada pada kamera
Nikon D3100
kemudian setelah data didapatkan formatnya diubah menjadi .jpg.
3.3.3. Perancangan Sistem
3.3.4.1. Gambaran Umum Sistem
Skenario sistem dimulai saat
user
me
load
citra, kemudian sistem akan merubah citra yang telah di load menjadi format citra
grayscale,
setelah citra beformat grayscale, citra baru dapat diproses menjadi biner dengan menggunakan
algoritma
Niblack
dan
Otsu
. Berikut adalah diagram konteks dan data flow diagram
dari sistem Binerisasi manuskrip aksara Nusantara :
Gambar 3.2 Diagram Konteks
3.3.4.2. Diagram Alur Sistem
Gambar 3.3 Diagram Alur Sistem PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tahapan proses
local thresholding
memiliki beberapa tahapan seperti penelitian yang dituliskan oleh Aris Fanani, Putra Prima, dan M. Mahaputra
Hidayat 2012, dijelaskan bawha tahapan
local thresholding
diantaranya adalah partisi citra ke
local window,
kalkulasi nilai
threshold
untuk setiap blok
local window,
dan menggabungkan blok-blok
local window
yang telah di
threshold
. Gambar 3.3 adalah diagram alur sistem pada penelitian ini, berikut adalah
penjelasan detail diagram alur sistem :
a
Pre Processing
Tahap ini memiliki
input
berupa citra
rgb
dan
output
berupa citra
grayscale
serta citra biner menggunakan metode Otsu. Berikut gambar 3.4 merupakan tahapan
Pre
-
Processing
dari sistem ini :
Gambar 3. 4 Tahapan Pre-Processing Sistem Pada
tahap ini
User
pertama kali memilih citra manuskrip aksara Nusantara dengan format .jpg dan berjenis
rgb
kemudian citra di konversi menjadi
hsv,
kemudian citra
hsv
di proses menjadi citra berjenis
grayscale
dan
Otsu
dengan menggunakan fungsi yang ada pada matlab yaitu
:,:,3
pada citra hsv dan
im2bw
.
b
Processing Local
Windowing
Masukan Nilai Koreksi dan Cara
Local Windowing
Tahap ini memiliki
input
berupa citra
grayscaling
yang berasal dari proses
pre-processing
dan
output
berupa citra yang telah dilakukan partisi
local
windowing. Berikut gambar 3.5 merupakan tahapan
Processing local windowing
: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3. 5Tahapan Processing Local Windowing Sistem melakukan
local windowing
pada citra berjenis
grayscale
sesuai masukan
user
kemudian
user
mendapatkan citra
local windowing
dari proses
local windowing
, hasil akhir pada tahap ini adalah citra terbagi menjadi beberapa bagian yang panjang matriks baris dan kolomnya sama antara satu dengan yang lainya.
Berikut adalah deskripsi pemotongan matriks untuk setiap
local windowing
: •
Nol bagian : Ukuran blok A : baris, kolom
• Empat persegi bagian :
Ukuran blok A : baris2, kolom2 Ukuran blok B : baris2, kolom2 +1
Ukuran blok C : baris2 + 1, kolom2 Ukuran blok D : baris2 + 1, kolom2 + 1
• Tiga vertikal bagian :
Ukuran blok A : baris, kolom3 Ukuran blok B : baris, 2kolom3
Ukuran blok C : baris, 2kolom3+1 •
Tiga horizontal bagian : Ukuran blok A : baris3, kolom
Ukuran blok B : 2baris3 2, kolom Ukuran blok C : 2baris3+1, kolom
c Proses
Local Thresholding
Pada tahap ini citra yang telah dikenai proses
local windowing
dihitung rata- rata dan standar deviasinya pada setiap blok
local windowing,
kemudian nilai rata- rata dan standar deviasi yang telah dikalkulasi akan dihitung
threshold-
nya dengan
menggunakan metode
Niblack.
Berikut adalah pseudocode metode
Niblack
sistem binerisasi manuskrip aksara Nusantara :
1. Melakukan blok looping sebanyak pemotongan pada citra
2. Melakukan looping sebanyak panjang matriks barispanjang baris sesuai
hasil pemotongan 3.
Melakukan looping sebanyak panjang martiks kolompanjang kolom sesuai hasil pemotongan
4. Inisialisasi sebuah variabel untuk menyimpan semua nilai matriks citra
5. Lakukan pertukaran nilai piksel disetiap nilai variabel pada tahap empat,
jika nilai variabel lebih besar atau sama dengan nilai
Threshold
ubah nilai piksel menjadi satu, jika nilai variabel lebih kecil dari nilai
Threshold
ubah nilai piksel menjadi nol
6. Ulangi langkah pada tahap tiga sampai matriks kolom pada suatu baris
habis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Ulangi langkah pada tahap satu sampai langkah enam
8. Lakukan looping untuk blok berikutnya
Tahap ini memiliki nilai
input
berupa citra
local windowing
, nilai standar deviasi, dan nilai mean, serta
output
berupa citra
local threshold
untuk proses berikutnya dan untuk
user
.
d Kombinasi
Local Thresholding
Tahap ini memiliki input berupa citra
local threshold
, dan
output
berupa citra
Niblack
. Berikut gambar 3.6 merupakan tahapan dari proses kombinasi
local thresholding
:
Gambar 3. 6Tahapan Kombinasi Local Thresholding Citra pada setiap blok
local window
yang telah dibinerkan, kemudian digabungkan menjadi suatu citra utuh, citra inilah yang menjadi citra biner utuh
dengan menggunakan metode
Niblack.
Pada tahap binerisasi menggunakan metode
Niblack
sampai tahap menggabungkan
local thresholding
sistem melakukan kalkulasi waktu konsumsi saat membinerisasikan dengan menggunakan metode
Niblack..
3.4. Skenario Pengujian
Pada proses pengujian data terlebih dahulu sudah diubah formatnya menjadi .jpg, kemudian citra tersebut akan dimasukan kedalam sistem untuk
mendapatkan citra binernya dengan menggunakan metode
Otsu
dan
Niblack
beserta dengan lama prosesnya atau waktu konsumsinya. Berikut adalah tahapan
pengujianya : 1.
Citra yang formatnya telah diubah, kemudian dimasukan kedalam sistem. 2.
Sistem melakukan konversi citra menjadi
grayscale.
3. Citra yang sudah terkonversi akan di ubah menjadi citra biner
menggunakan metode
Otsu
kemudian mencatat waktu konsumsinya, lalu sistem akan menampilkan waktu konsumsinya.
4.
User
memasukan nilai koreksi antara -1 sampai 1, kemudian menekan tombol
Niblack Binarization
. 5.
Sistem merubah citra yang sudah terkonversi pada tahap tiga menjadi citra biner dengan menggunakan metode
Niblack
dengan nilai koreksi berupa masukan user kemudian mencatat waktu konsumsinya, lalu
sistem akan menampilkan waktu konsumsinya. 6.
User menyimpan citra
rgb
,
grayscale
, dan citra yang telah dibinerisasikan menjadi
file
berformat .jpg dengan menekan tombol
save.
3.5. Skenario Pengujian Akurasi