Pengembangan Program MPI Fisika Topik Polarisasi Cahaya

65 Berdasarkan Tabel 4.3, kualitas teknis yang disajikan oleh program pembelajaran ini rata-rata memiliki kualitas kelayakan dengan kriteria “baik“ dengan nilai £ rata rata sebesar 4,13. Responden menilai bahwa perintah-perintah di dalam program bersifat sederhana dan mudah dioperasikan, ditunjukkan dengan kualitas kelayakan “baik”. Sedangkan skor tertinggi terdapat pada pernyataan bahwa program dapat dimulai dengan mudah. Tabel 4.4 Kelayakan Program MPI No Kriteria Penilaian £ rata rata Kategori 1 Aspek pendidikan 4.10 baik 2 Aspek tampilan program 4.07 baik 3 Aspek kualitas teknis 3.97 baik Skor angket rata-rata 3.98 baik Tabel 4.4 menunjukkan kriteria kelayakan program MPI Fisika Topik Polarisasi Cahaya. Tabel tersebut menunjukkan bahwa program multimedia mendapatkan penilaian “baik” oleh responden terkait aspek pendidikan, tampilan program dan kualitas teknis. Program MPI dapat dikatakan layak digunakan sebagai media pembelajaran.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Pengembangan Program MPI Fisika Topik Polarisasi Cahaya

Pengembangan program MPI Fisika Topik Polarisasi Cahaya bukan tanpa kesulitan. Kesulitan terjadi saat penentuan tujuan pembelajaran dengan matriks P-C. Pengembang program terlebih dahulu harus merumuskan kemampuan performance yang harus dikuasai siswa terhadap materi pembelajaran content yang akan disajikan dengan multimedia. Tujuan pembelajaran juga mengandung deskripsi tentang sarana penunjang yang merupakan konsep yang harus dikuasai untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Upaya menselaraskan Performance-Content dan sarana penunjang tujuan pembelajaran bukan perkara mudah. Kesulitan juga terjadi 66 saat perumusan GBIM. Pengembang program menentukan dan menjabarkan konten materi pembelajaran, prasyarat, dan juga media yang tentu harus relevan dengan materi. Ketiga komponen tersebut harus relevan dengan tujuan pembelajaran dan sesuai dengan kemampuan siswa. Ketiga komponen harus saling mendukung dalam memfasilitasi siswa mencapai tujuan pembelajaran. Permasalahan - permasalahan tersebut disiasati dengan melakukan studi pustaka terhadap buku pelajaran fisika maupun buku-buku lain yang relevan sehingga pengembang program memperoleh gambaran sajian materi yang akan dimuat dalam program. Setelah GBIM selesai dibuat, pengembang menjabarkan GBIM tersebut dalam bentuk Jabaran Materi JM, selanjutnya baru bisa dilakukan penulisan naskah. Naskah ditulis dengan kalimat yang mudah dipahami oleh siswa. Oleh karena itu, teks di dalam multimedia dibuat ringkas dan memuat istilah –istilah yang lazim digunakan. Kegiatan script conference juga menghambat kelancaran pengembangan program. Konten animasi, desain dan lay-out program kadang belum tentu dapat direalisasikan secara optimal oleh programmer seperti apa yang diinginkan pengembang. Oleh karena itu, pengembang melakukan monitoring secara kontinu terhadap kegiatan programming yang dilakukan oleh programmer. Perekaman audio juga belum mampu menghasilkan kualitas narasi yang jernih dikarenakan kualitas hardware yang kurang memadai. Pengembang tidak memiliki fasilitas untuk melakukan perekaman video demonstrasi terkait ketidaktersediaan alat dan bahan percobaan maupun sarana perekaman. Untuk mengatasi hal ini, pengembang berusaha mendapatkan video demonstrasi di internet. Video demonstrasi kemudian di 67 dubbing dengan bahasa tutur Bahasa Indonesia. Programmer harus menyesuaikan gerak bibir dengan suara yang disisipkan ke dalam video.

4.4.2 Uji Kelayakan Program MPI Fisika Topik Polarisasi Cahaya