Uji Kelayakan Program MPI Fisika Topik Polarisasi Cahaya

67 dubbing dengan bahasa tutur Bahasa Indonesia. Programmer harus menyesuaikan gerak bibir dengan suara yang disisipkan ke dalam video.

4.4.2 Uji Kelayakan Program MPI Fisika Topik Polarisasi Cahaya

Berdasarkan hasil uji kelayakan program yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa program MPI fisika topik polarisasi cahaya layak dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Kesimpulan ini diperoleh karena program diupayakan agar memenuhi kriteria kualitas program sesuai yang dirumuskan University of Pretoria. Program pembelajaran yang baik dibuat untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut Leacock 2007:3, program pembelajaran harus menyediakan konten dan aktivitas belajar sesuai tujuan belajar, serta penilaian hasil belajar. Program MPI polarisasi cahaya dilengkapi dengan tujuan pembelajaran, materi, latihan soal, contoh soal beserta balikan, dan soal tes, sehingga menjadi paket pembelajaran yang dapat digunakan untuk pembelajaran individu. Program dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran klasikal mengingat program mengandung video gejala polarisasi yang dapat digunakan sebagai sarana untuk mengaktifkan struktur pengetahuan siswa. ”Pembelajaran dengan multimedia lebih efektif jika struktur pengetahuan siswa terlebih dahulu diaktifkan untuk memulai penjelajahan program” SEG Research 2008. Konten multimedia yang mengandung teks dan gambar juga dapat dimanfaatkan sebagai media presentasi di kelas. Materi pembelajaran berusaha disesuaikan dengan kurikulum SMA program IPA kelas XII untuk menghasilkan konten program yang relevan dengan kemampuan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbantuan multimedia 68 sangat efektif ketika hanya mencakup konten yang relevan dan sesuai dengan tujuan pembelajaran Mayer, 2003 dalam SEG Research 2008. Program memberikan beberapa contoh penerapan konsep polarisasi di dalam kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik memiliki pengetahuan yang dapat diterapkan. “Multimedia mungkin paling efektif bila siswa diberi kesempatan untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari Mayer, 2005. Hal ini dapat memperkuat pengetahuan yang baru diperoleh” SEG Research 2008. Program dilengkapi dengan balikan feedback. Balikan berbentuk pujian maupun berupa jawaban konsep yang benar sehingga siswa mampu memperbaiki penerimaan konsep yang salah. ”Pemberian feedback mampu memperkuat apa yang telah dipelajari dan juga dapat memperbaiki miskonsepsi pada siswa” SEG Reseach 2008. Program mendapat penilaian ”baik” dari responden untuk aspek tampilan program. Pemakaian warna yang kontras antara teks dan background menjadikan teks nyaman untuk dibaca. Sesuai rekomendasi Peterson Lin 1997, warna hitam dipilih sebagai warna teks karena merupakan warna yang konstras untuk kebanyakan warna background. Sebanyak 27,2 responden menyatakan bahwa tampilan program kurang menarik. Sebanyak 13 responden menilai pewarnaan yang kurang bagus. Kelemahan ini dapat berpengaruh pada penyerapan informasi, maupun minat pada siswa. Foster dan Bruce Lin 1997 menyarankan untuk tidak menggunakan background warna cerah bersamaan dengan teks berwarna cerah dalam layar yang sama. Pada perbaikan program selanjutnya, tampilan layar - 69 diperbaiki dengan mengubah background menjadi warna cerah, sedangkan teks dengan warna yang gelap. Istilah –istilah penting, definisi, dan persamaan di dalam program MPI polarisasi cahaya diberi warna teks yang berbeda. “Definisi dari suatu konsep, langkah-langkah suatu prosedur, atau hukum yang menerangkan suatu prinsip tentulah lebih mudah dipahami oleh siswa bila tampilannya dibedakan dari tampilan yang lain Pramono 2007:77. Teks menggunakan huruf Arial berukuran 22 agar nyaman dibaca. Penambahan gambar, animasi, video dimaksudkan untuk mendukung pemahaman materi yang dipaparkan program. Menurut Richard Mayer dalam SEG Reseach 2008, siswa belajar lebih baik dari teks dan gambar daripada teks saja. Dalam konteks ini, teks termasuk teks tertulis maupun narasi, sedangkan gambar termasuk gambar diam, animasi dan video. Gambar diupayakan terlihat jelas, dengan kombinasi warna yang menarik. Penambahan animasi latihan soal dan pembahasan juga dilakukan agar program lebih menarik dan memadai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa materi visual yang didukung dengan audio dan animasi lebih efektif untuk pembelajaran siswa Kara nd. Maka dari itu, program MPI didukung dengan narasi yang memungkinkan siswa menyerap materi pembelajaran dengan lebih baik. Narasi audio menjadi bagian yang tak terpisahkan dari program multimedia. Sulit menolak pendapat yang menyatakan bahwa suara memainkan peran yang penting di dalam penyampaian instruksional Gagne, Briggs, Wager dalam Sales 1993. Pengaruh pemberian suara terhadap hasil belajar pada multimedia juga sulit untuk dielakkan Broopy dalam Sales 1993. Sebanyak 20 70 responden menilai narasi kurang jelas. Oleh karena itu, programmer melakukan optimalisasi kejernihan audio, intonari dan kontennya. “Multimedia pembelajaran lebih efektif ketika multimedia tersebut interaktif dan di bawah kontrol siswa” SEG Research 2008. Program MPI didesain agar interaktif. ”Interaktivitas sederhana dapat berupa menekan keyboard, meng-klik dengan mouse untuk berpindah halaman display, atau memasukkan jawaban dari suatu latihan yang diberikan oleh komputer” Pramono 2007:11. Interaktivitas program MPI disajikan dalam bentuk pilihan menu dan button. Penyediaan menu memungkinkan siswa untuk menjelajahi isi program sesuai dengan keinginannya. Penggunaan program relatif mudah dan sederhana, hanya meng-klik menggunakan mouse dan sedikit kegiatan mengetik, yaitu saat mengisikan nama di halaman muka pada soal pretes dan uji kompetensi. Program ini seluruhnya menggunakan bahasa Indonesia sehingga kendala bahasa telah diatasi.

4.5 Kekurangan Pelaksanaan Pengembangan Program