16 d.  upaya  empiris  dan  sistematis  dan  5  Mengikuti  prinsip  SMAT
Sfecific-Managable-Acceptable-Realistic-Time bound
dalam perencanaan.
3.  Karakteristik PTK
PTK itu situsional, yaitu berkaitan dengan mendiagnosis masalah dalam  konteks  tertentu,  misalnya  di  kelas  dalam  sekolah  dan  berupaya
menyelesaikan  dalam  konteks  itu.  Masalahnya  diangkat  dari  praktek pembelajaran  keseharian  yang  benar-benar  dirasakan  oleh  guru
danatau  siswanya.  Kemudian  diupayakan  penyelesaiannya  demi peningkatan  mutu  pendidikan,  prestasi  siswa,  profesi  guru,  dan  mutu
sekolahnya,  dengan  jalan  merefleksi  diri,  yaitu  sebagai  praktisi  dalam pelaksanaan  penuh  keseharian  tugas-tugasnya,  sekaligus  secara
sistematik meneliti praktisnya sendiri. PTK  merupakan  upaya  kolaboratif  antara  guru  dan  siswa-
siswanya,  yaitu  suatu  satuan  kerjasama  dengan  persfektif  berbeda. Misalnya,  bagi  guru  demi  peningkatan  mutu  profesionalnya  dan  bagi
siswa peningkatan prestasi belajarnya. Bisa juga antara guru dan kepala sekolah,  kerjasama  kolaboratif  ini  dengan  sendirinya  juga  partisipatori,
yaitu  setiap  anggota  tim  itu  secara  langsung  mengambil  bagian  dalam pelaksanaan PTK dari tahap awal sampai tahap akhir.
PTK  bersifat  self-evaluatif,  yaitu  kegiatan  modifikasi  praktis  yang dilakukan  secara  kontinu,  dievaluasi  dalam  situasi  yang  terus  berjalan,
yang tujuan akhirnya adalah untuk peningkatan perbaikan dalam praktek nyatanya.  PTK  bersifat  luwes  dan  menyesuaikan.  Adanya  penyesuaian
itu  menjadikannya  suatu  prosedur  yang  cocok  untuk  bekerja  di  kelas, yang  memiliki  banyak  kendala  yang  melatarbelakangi  masalah  di
sekolah. PTK  memanfaatkan  data  pengamatan  dan  perilaku  empirik.  PTK
menelaah  ada  tidaknya  kemajuan,  sementara  penelitian  tindakan  kelas dan
proses pembelajaran
terus berjalan,
informasi-informasi dikumpulkan,  diolah,  didiskusikan,  dinilai  dan  guru  bersama  siswanya
17 berbuat  melakukan  suatu  tindakan.  Perubahan  kemajuan  dicermati  dari
peristiwa-peristiwa,  dari  waktu  ke  waktu,  bukan  sekadar  impresionistik- subjektif, melainkan dengan melakukan evaluasi formatif.
Keketatan ilmiah Penelitian tindakan kelas memang agak longgar, Penelitian  tindakan  kelas  merupakan  antitesis  dari  desain  penelitian
eksperimental  yang  sebenarnya.  Sifat  sasarannya  situsional-spesifik, tujuannnya  pemecahan  masalah  praktis.  Sampel  populasinya  terbatas
dan  tidak  refresentatif.  Oleh  karena  itu,  temuan-temuannya  tidak  dapat digeneralisasi.  Kendali  ubahan  pada  ubahan  bebas,  tidak  ada.  Namun
dalam  pengkajian  permasalahannya,  prosedur  pengumpulan  data  dan pengolahannya, dilakukan secermat mungkin dengan keteguhan ilmiah.
Akhir-akhir  ini,  penelitian  tindakan telah  dipandang  sebagai  suatu metodologi  untuk  merealisasi  aspirasi  teori  kritis.  Gibson  1986
melukiskan ciri-ciri teori kritis sebagai berikut: a.  mengakui  adanya  perasaan  frustasi  dan  ketidakberdayaan  yang
banyak  dirasakan  orang  yang  tidak  dapat  lagi  mengontrol  apa  yang diinginkannya.
b.  berupaya  untuk  mengungkapkan  faktor-faktor  yang  menghambat kelompok atau perorangan mengontrol, atau bahkan mempengaruhi
keputusan-keputusan yang sangat mempengaruhi mereka. c.  Dalam  eksplorasi  hakikat  dan keterbatasan kekuasaan,  otoritas  dan
kebebasan,  teori  kritis  telah  memikirkan  sampai  seberapa  besar tingkat otonomi yang dpat diperoleh.
PTK setidaknya memiliki 5 karakteristik Iskandar,2009, yaitu: a.  Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional;
b.  adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya; c.  Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi;
d.  bertujuan  memperbaiki  dan  atau  meningkatkan  kualitas  praktek instruksional dan;
e.  dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.