Terdapat perbedaan dalam hal menyambut perubahan dan menghadapi masalah, maka
Climbers lah yang paling besar kemungkinannya menyambut baik. Model berpikir secara cepat bagaimana menyelesaikan hal ini semua.
Tantangan yang diberikan bukan menghancurkan malah membuat mereka semakin besar dan kuat. Hal ini disebabkan karena seorang
Climbers tumbuh dan berkembang dari hasil dia belajar merespon dan mencari pemecahan
masalah yang dihadapinya. Tantangan yang diberikan membuat belajar, bekerja keras dan berpikir sistematis agar menemukan cara yang taktis dalam
menghadapi semua masalah yang dihadapkan.
b. Dimensi Adversity Quotient
Stoltz membagi AQ kedalam 4 dimensi yaitu CO
2
RE Stoltz, 2000: 140. Keempat komponen tersebut adalah penurunan dari beberapa gabungan sifat
antara lain tahan banting, tempat pengendalian, keuletan, efisiensi diri dan teori atribusi optimisme.
C= Control atau Kendali, adalah merupakan ukuran tingkat pengendalian
seseorang terhadap masalah yang dihadapinya. Sikap tidak pernah menyerah, kebal terhadap ujian, ulet dan tekad yang besar adalah ciri seseorang memiliki
skor C tinggi. Orang yang mempunyai skor C tinggi akan lebih proaktif dalam menyelesaikan masalah.
O
2
= Origin dan Ownership, atau Asal usul dan pengakuan. Hal ini akan
mempertanyakan siapa yang menjadi asal usul kesulitan serta sejauh mana mengakui kesulitan tersebut. Orang ber AQ rendah akan menganggap bahwa
dirinya adalah negative, mempersalahkan diri secara destruktif atas kelemahannya menghadapi masalah. Dia akan menjatuhkan dirinya sendiri atas
sebuah kesalahan atau menyesal secara berlebihan. Berbeda dengan yang memiliki skor O tinggi, dia akan menyesal, namun hanya sewajarnya saja
origin. Selebihnya dia akan tetap bergembira sembari memperbaiki keadaan atas perbuatannya
ownership. Selanjutnya adalah R=
Reach atau Jangkauan. Pertanyaan yang diajukan dalam bagian ini adalah sejauh mana kesulitan yang diterima menjangkau
bagian-bagian lain dari kehidupan. Seseorang ber AQ rendah akan membuat kesulitan menjadi sesuatu yang sangat besar dalam kehidupannya. Kesulitan
yang dihadapai akan merembet kesemua aspek kehidupannya. Hal ini akan semakin terasa yaitu ketika suatu masalah kecil yang dibesar-besarkan dan
menjadi suatu rentetetan masalah baru. Sebaliknya orang yang ber AQ tinggi akan menganggap masalah itu hanya sebuah masalah, tidak lebih. Maksudnya
adalah dia akan membatasi masalah itu dan mempersempit masalah yang ada dihadapannya.
Bagian yang terakhir adalah E= Endurance atau Daya Tahan. Maksudnya
adalah seberapa lama kesulitan dan penyebabnya itu akan berlangsung. Lama waktu suatu masalah berarti meliputi daya tahan atau kemampuan bertahan.
Manusia ber AQ tinggi akan mengatakan pada dirinya sendiri bahwa masalah ini hanya sementara, tidak permanen,dan segera berlalu. Hal ini akan
meningkatkan optimisme dia dan kekuatannya untuk bertahan hidup.
Iklim Belajar
Lingkungan Sosial
Lingkungan Afektif
Lingkungan Akademis
Lingkungan Fisik
2. IKLIM BELAJAR