28 Berdasarkan karakteristik yang telah disebutkan, maka karakteristik
anak tunagrahita kategori sedang adalah mengalami hambatan dan keterlambatan dalam beberapa aspek seperti kecerdasan, psikis, emosi,
sosial, ataupun fisik. Anak tunagrahita mengalami kesulitan dan kelemahan dalam belajarnya, perhatian yang mudah beralih, cepat bosan,
kemampuan motorik yang kurang sehingga diberikan keterampilan agar anak tidak
minder
dengan keadaan yang ada.
3. Kebutuhan Anak Tunagrahita
Setiap anak memiliki kebutuhan sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya dan memiliki keinginan untuk memenuhi segala
kebutuhan yang ada. Namun untuk anak tunagrahita kategori sedang dengan keterbatasan berfikir dan keterlambatan perkembangan yang
dimiliki mengalami masalah dalam memenuhi kebutuhan, bahkan ada
yang hanya mencapai sebagian sehingga membutuhkan perhatian khusus.
Menurut Nunung Apriyanto 2012: 58-61 kebutuhan tunagrahita secara
garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
a. Kebutuhan fisik, yang didalamnya menyangkut makan, minum,
pakaian, dan perumahan; memerlukan perawatan kesehatan pada umumnya dan perawatan badan khususnya, bahkan membutuhkan
sarana untuk bergerak, bermain, berolah raga, berekreasi, dan hal-hal yang sejenisnya.
b. Kebutuhan kejiwaan, menyangkut kebutuhan akan penghargaan,
seperti keinginan untuk diperhatikan, dipuji, dihargai oleh orangtua,
29 teman, serta oranglain. Kebutuhan komunikasi, untuk mengungkap
dirinya seperti perasaan, keinginan, ide ataupun gagasan kecil, namun terkadang anak tunagrahita kategori sedang mengalami
kesukaran dalam menyatakan dan mengekspresikannya akibatnya yang ditampakkan hanya kerewelan dan tingkah laku yang tidak
dimengerti oleh orang lain. Serta kebutuhan berkelompok yang didalamnya termasuk pengakuan di depan oranglain, mengerjakan
sesuatu tanpa bantuan oranglain, dan menjadi orang yang berguna. Kebutuhan
anak tunagrahita
mengalami masalah
dalam pemenuhannya, hal ini dikarenakan keterbatasan intelektual yang
mengakibatkan lemahnya
dalam berfikir.
Kebanyakan orang
menganggap bahwa anak tunagrahita tidak memiliki kemampuan dan hanya menyusahkan saja. Perhatian dan arahan dari orang-orang disekitar
anak sangat dibutuhkan untuk mengembangkan potensi anak sehingga anak mampu memenuhi kebutuhannya.
Semakin majunya perkembangan jaman kebutuhan pun juga semakin banyak. Memberikan pendidikan kepada anak tunagrahita sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan diharap anak akan mampu memiliki bekal dikehidupan di masa yang akan datang. Menurut Kemis dan Ati
Rosnawati 2013: 18 implikasi pendidikan bagi anak tunagrahita dibagi menjadi lima yaitu
occupational therapy
terapi gerak,
play therapy
terapi bermain,
activity daily living
ADL atau kemampuan merawat diri,
life skill
keterampilan hidup, dan
vocational therapy
terapi
30 bekerja. Dalam memberikan pelayanan pendidikan untuk anak
tunagrahita disesuaikan dengan karakteristik anak secara keseluruhan keadaan fisik, motorik, dan afektif dan memperhatikan pemilihan
komponen pembelajaran yang cocok dan bermakna dalam pelaksanaan pembelajaran.
Sekolah menjadi tempat yang penting dalam pemenuhan kebutuhan anak terutama dalam bidang aktualisasi diri. Karena di sekolah telah
tersedia berbagai sarana dan prasarana untuk mengembangkan potensi yang ada sehingga berubah menjadi kemampuan nyata. Dari uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita memiliki kebutuhan yang sama dengan anak umumnya, yaitu dari segi fisik dan kejiwaan. Selain
itu anak tunagrahita juga memiliki kebutuhan dari segi pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak agar mampu
memaksimalkan potensi yang ada.
D. Faktor yang Mempengaruhi Belajar