Aksi dan Demo Faktor Penolakan Masyarakat Oenbit Terhadap Penambangan PT. Elgary Resources Indonesia

41 Masyarakat Oenbit memahami tanah sebagai ibu, artinya sebagai perut dan juga sumber kehidupan serta kekuatan pribadi mereka. Hal ini yang membuat masyarakat tidak melepaskan tanah mereka dirampas oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Bagi masyarakat Oenbit, PT. ERI merupakan orang asing yang datang tanpa ijin dan berusaha merusak tanah dan menghancurkan alam tempat mata pencaharian yang selama ini mereka lestarikan. 14 3.3. Bentuk-Bentuk Penolakan yang dilakukan oleh Masyarakat Oenbit Terhadap PT. Elgary Resources Indonesia

3.3.1. Aksi dan Demo

Pada awal bulan Oktober 2014, masyarakat Oenbit mendatangi lokasi tambang dan mendapati PT. ERI telah melakukan eksploitasi atas tanah mereka. PT. ERI sendiri mengatakan bahwa mereka telah mendapat Surat keputusan Bupati. Nikolas Ataupah selaku Ketua Aliansi masyarakat peduli lingkungan ARAPEL menjelaskan bahwa surat keputusan Bupati tersebut tidak akan sah apabila tidak ada izin dari masyarakat selaku pemilik lahan tersebut. Gambar 1: Aksi demo masyarakat Oenbit bersama dengan LMND Liga Mahasiswa Untuk Demokrasi 14 Wawancara dengan Koordinator Umum Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan Arapel, di Oenbit 22 Desember 2015. 42 Kami minta orang asing meninggalkan tanah kami, jangan merampas hak ulayat kami. Kami tidak mau orang asing yang tidak bertanggungjawab datang dan merusak tanah kami. Lebih baik angkat kaki atau kalian akan berurusan dengan kami. 15 Berbagai aksi dan demo terus dilakukan oleh masyarakat bahkan hingga mendatangi kantor DPRD untuk meminta perlindungan namun tidak pernah ada tindak lanjutan. Pada bulan Februari 2015 pihak perusahaan menanamkan 13 pilar dan memasang tanda larangan agar selain perusahaan, tidak diperbolehkan bagi orang lain untuk melintasi lokasi penambangan. Hal itu yang membuat masyarakat Oenbit menjadi semakin marah dan terus melakukan aksi demo. 16 Selain melakukan aksi demo, masyarakat juga melibatkan pastor dan ketua adat dari beberapa suku untuk melakukan peneguran kepada perusahaan. Melalui upaya ini, pihak perusahaan akhirnya menemui masyarakat dengan membawa syarat-syarat adat seperti sopi dan uang. Namun, upaya perusahaan ini mendapat penolakan dari masyarakat. Masyarakat juga telah mengadukan hal ini ke DPR Propinsi komisi empat dan bareskrim tetapi hingga saat ini tidak ada kepastian dan jawaban. Pada bulan maret 2015, masyarakat mendatangi lokasi untuk mengusir PT. ERI tetapi pihak perusahaan tetap bertahan. Pada minggu berikutnya, masyarakat mendatangi kepolisian untuk meminta pendampingan dan hingga bulan mei 2015 masyarakat langsung melakukan blokade di lokasi. Masyarakat telah mencabut papan larangan untuk sapi dilarang melintasi. Namun upaya yang dilakukan juga tidak menemukan hasil dan pihak PT. tetap melakukan aktivitas penambangan mereka. 17 15 Wawancara dengan Koordinator Umum Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan Arapel, di Oenbit 22 Desember 2015. 16 Wawancara dengan Koordinator Umum Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan Arapel, di Oenbit 22 Desember 2015. 17 Wawancara dengan Aktivis Liga Mahasiswa Untuk Demokrasi LMND, di Oenbit 23 Desember 2015. 43

3.3.2. Ritual Ta’no