16
2.4 Evaluasi Program Model CIPP Contex, Input,
Procces, and Product
Dalam penelitian ini, model yang digunakan adalah
model pengambilan
keputusan yang
dikembangkan oleh Stuflebeam yang dikenal dengan CIPP Evaluation Model.Keunikan model ini adalah pada
setiap tipe evaluasi terkait pada perangkat pengambil keputusan decision yang menyangkut perencanaan
dan operasional sebuah program.Keunggulan model CIPP
memberikan suatu
format evaluasi
yang komprehensif pada setiap tahapan evaluasi yaitu tahap
konteks, masukan, proses, dan produk. Model evaluasi CIPP
yang dikemukakan
oleh Stuflebeam
dan Shinkfield 1985 adalah sebuah pendekatan evaluasi
yang berorientasi pada pengambil keputusan a decision oriented
evaluation approach
structured untuk
memberikan bantuan kepada administrator atau leader pengambil keputusan. Stuffle mengemukakan bahwa
hasil evaluasi akan memberikan alternative pemecahan masalah bagi para pengambil keputusan.
Model CIPP terdiri dari empat jenis evaluasi, yaitu Evaluasi
Konteks Contexs
Evaluation, Evaluasi
Masukan Input Evaluation, Evaluasi Proses Process Evaluation, dan Evaluasi Produk Product Evaluation,
yang dilukiskan pada Gambar 24. 1. Evaluasi Konteks. Menurut Daniel Stufflebeam
Evaluasi konteks untuk menjawab pertanyaan: Apa yang perlu dilakukan? What needs to be done?
Evaluasi ini mengidentifikasi dan menilai kebutuhan- kebutuhan yang mendasari disusunnya suatu program.
17
Gambar 2.1. Model Evaluasi Context, Input, Process, Product CIPP
2. Evaluasi masukan. Evaluasi masukan untuk mencari jawaban atas pertanyaan: Apa yang harus
dilakukan? What should be done? Para pengambil keputusan memakai evaluasi masukan dalam
memilih diantara rencana-rencana yang ada, menyususun proposalpendanaan, alokasi sumber,
menempatkan staf, menskedul pekerjaan, menilai rencana-rencana aktifitas, dan penganggaran.
3. Evaluasi Proses. Evaluasi proses berupaya untuk mencari jawaban atas pertanyaan: Apakah program
sedang dilaksanakan? Is it being done?. Evaluasi ini berupaya mengakses pelaksanaan dari rencana
Context Evaluation
a.
Berupaya untuk mencari
jawaban atas
pertanyaan: Apa yang perlu
dilakukan?
b.
Waktu pelaksanaan:
Sebelum program
diterima c. Keputusan:
Perencanaan Program
Input Evaluation
a. Berupaya mencari
jawaban atas pertanyaan:
Apa yang harus
dilakukan?
b.
Waktu pelaksanaan:
Sebelum program
dimulai
. c. Keputusan
Penstruktur- an program
Process Evaluation
a. Berupaya mencari
jawaban atas pertanyaan:
Apakah program
sedang dilaksanakan?
b.
Waktu Pelaksanaan
: Ketika
program sedang
dilaksana- kan
c. Keputusan: Pelaksanaan
Product Evaluation
a. Berupaya mencari
jawaban atas pertanyaan:
Apakah program
sukses? b. Waktu
pelaksanaan Ketika
program selesai.
c. Keputusan: Resikel: Ya
atau tidak program
harus diresikel
18 untuk membantu staf program melaksanakan
aktifitas dan kemudian membantu kelompok pemakai yang lebih luas menilai program dan
menginterpretasikan manfaat. 4. Evaluasi Produk. Evaluasi produk diarahkan untuk
mencari jawaban pertanyaan: Did it succed? Evaluasi
ini berupaya
mengidentifikasi dan
mengakses keluaran dan manfaat, baik yang direncanakan atau yang tidak direncanakan, baik
jangka pendek maupun jangka panjang.Keduanya untuk membantu staf menjaga upaya menfokuskan
pada mencapai manfaat yang penting dan akhirnya untuk membantu kelompok-kelompok pemakai
lebih luas mengukur kesuksesan upaya dalam mencapai kebutuhan-kebutuhan yang ditargetkan.
Menurut Stufflebeam, model evaluasi CIPP bersifat linier. Artinya evaluasi input harus didahului
oleh evaluasi context; evaluasi proses harus didahului oleh evaluasi input; sungguhpun demikian menurut
Stufflebeam dalam model evaluasi CIPP juga dikenal evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Dalam evaluasi
formatifCIPP berupaya
mencari jawaban
atas pertanyaan: Apa yang perlu dilakukan? Bagaimana
melakukannya?Apakah hal
tersebut sedang
dilakukan?Apakah berhasil?Evaluator
subunit memberikan informasi mengenai temuan kepada para
pemangku kepentingan;
membantu mengarahkan
pengambilan keputusan
dan memperkuat
kerja staf.Ketika evaluasi formatif dilaksanakan, dapat
dilakukan penyesuaian dan pengembangan jika yang direncanakan tidak dapat dilaksanakan dengan baik.
19 Dalam evaluasi sumatif evaluasi CIPP berupaya
mendapatkan tambahan informasi untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut: Apakah kebutuhan yang
penting ditangani dengan baik? Apakah upaya dipandu oleh suatu rencana dan anggaran yang dapat
dipertahankan?Apakah desain layanan dilaksanakan secara lengkap dan dimodifikasi jika perlu?Apakah
upaya yang dilakukan sukses? Daniel Stufflebeam 2002, 2003 mengembangkan
10 ceklistsebagai panduan bagi evaluator, klien dan pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan
model evaluasi
CIPP.Fungsi dari
ceklist untuk
membantu para evaluator mengevaluasi program yang secara
relative mempunyai
tujuan jangka
panjang.Pertama, ceklist
agar evaluator
dapat menyelesaikan laporan evaluasi tepat waktu, jadi
membantu kelompok evaluator untuk merencanakan, melaksanakan,
menginstitusionalisasikan, melaksanakan layanan yang efektif kepada para
penerima manfaat yang ditargetkan.Disamping itu, ceklistmembantu
menelaah dan
menilai sejarah
program dan menyediakan laporan evaluasi sumatif dan nilai manfaatnya secara signifikan. Kesepuluh
ceklist tersebut diterjemahkan secara bebas dalam Bahasa Indonesia oleh penulis buku ini sebagai
berikut, namun peneliti hanya menampilkan 4 ceklist, yaitu sebagai berikut:
1. Evaluasi konteks. Evaluasi konteks mengakses kebutuhan-kebutuhan, aset, dan problem-problem
dalam lingkungan
yang terdefinisi.
Aktivitas
20 evaluator dan pemangku kepentingan dilukiskan
pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Aktivitas Evaluator dan Pemangku Kepentingan dalam
Evaluasi Konteks Aktivitas Evaluator
Aktivitas KlienPemangku Kepentingan-Tujuan
Program
Mengumpulkan dan mengakses kebutuhan
informasi, latar
belakang benefisiari yang dituju, dari
sumber-sumber seperti
rekaman kesehatan, kelas dan skor-skor
tes, proposal
permintaan pendanaan,
dan arsif-arsif surat kabar.
Memakai temuan-temuan evaluasi konteks untuk
menyeleksi danatau
mengklariflkasi benefisiari yang dituju.
Mewawancarai para pemimpin program untuk menelaah dan
mendiskusikan perspektif
mereka mengenai
kebutuhan para
benefisian untuk
mengidentifikasi setiap problem politik atau lainnya yang perlu
diselesaikan program. Memakai temuan-temuan
evaluasi konteks untuk menelaah dan merevisi,
jika cocok, tujuan-tujuan program
untuk memastikan secara tepat
kebutuhan-kebutuhan yang dinilai.
Wawancarai para pemangku kepentingan untuk memperoleh
pandangan lebih lanjut mengenai butuhan-kebutuhan
dan nilai
benefisiari yang
dituju dan
potensial problem-problem untuk program.
Memakai temuan-temuan evaluasi konteks untuk
memastikan bahwa
program memanfaatkan
masyarakat yang terkait dan aset-aset lainnya.
Menilai tujuan program dalam kaitannya
dengan kebutuhan
benefisiari dan
aset-aset potensial yang bermanfaat.
Memakai temuan-temuan evaluasi
konteks –
sepanjang atau
pada akhir program – untuk
membantu menilai
efektivitas dan
signifikansi program
dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhan benefisiari yang dinilai.
Ikut sertakan seorang spesialis pengumpulan
data, untuk
memonitor dan merekam data mengenai lingkungan program,
21
termasuk program-program yang terkait, sumber-sumber wilayah,
kebutuhan dan problem wilayah, dan dinamika politik.
Aktivitas Evaluator Aktivitas KlienPemangku
Kepentingan-Tujuan Program
Meminta staf program secara tetap
informasi evaluasi
mengenai tim
evaluasi yang
mereka kumpulkan
mengenai benefisiari
program dan
lingkungan. Setiap tahun, atau jika dianggap
perlu mempersiapkan
dan menyampaikan kepada klien dan
pemangku kepentingan
yang disepakati, suatu draf laporan
mengemukakan kebutuhan-
kebutuhan yang berhubungan, aset-aset, dan problem-problem,
bersama-sama dengan asesmen tujuan dan prioritas program.
Secara periodik, atau jika dianggap perlu mendiskusikan
temuan-temuan evaluasi konteks sebagai balikan kepada klien dan
audiens yang ditentukan.
Memfinalkan laporan-laporan
evaluasi konteks dan alat-alat bantu
visual dan
menyediakannya kepada klien dan para pemangku kepentingan
yang disepakati.
Dari 9 sembilan kegiatan yang semestinya dilakukan evaluator dalam penelitian, penulis hanya
melakukan lima kegiatan meliputi: 1. Mengumpulkan dan mengakses informasi latar belakang benefisiari
calon penerima
manfaat yang
dibutuhkan, 2.
Mewawancarai para
pemimpin program
untuk menelaah dan mendiskusikan perspektif mereka
22 mengenai kebutuhan para benefisiari, 3. Mewawancarai
para pemangku
kepentingan untuk
memperoleh pandangan
lebih lanjut
mengenai kebutuhan-
kebutuhan dan nilai benefisiari yang dituju, 4. Menilai tujuan program dalam kaitannya dengan kebutuhan
benefisiari dan aset-aset potensial yang bermanfaat, 5. Menfinalkan laporan-laporan evaluasi konteks dan alat-
alat bantu visual dan menyediakannya kepada klien dan para pemangku kepentingan yang disepakati.
2. Evaluasi Masukan. Evaluasi Input menjaring, menganalisis dan
menilai mengenai strategi, rencana kerja dan anggaran berbagai pendekatan. Apa yang dilakukan evaluator
dan klien
dan pemangku
kepentingan lainnya
dikemukakan dalam Tabel 2.2. Wirawan, 2011:96
Tabel 2.2. Aktivitas Evaluator dan Para Pemangku Kepentingan dalam
Evaluasi Masukan Aktivitas Evaluator
Aktivitas KlienPemangku Kepentingan-Tujuan Program
Mengidentifkasi dan meneliti program lain yang ada yang
dapat dipergunakan sebagai model untuk program yang
direncanakan. Memakai temuan evaluasi
masukan untuk
merencanakan suatu strategi program yang secara saintifik,
ekonomis, sosial, politik dan teknologi
dapat dipertahankan.
Menilai strategi program yang diusulkan mengenai
koresponden terhadap
kebutuhan dan
feasibilitasnya. Memakai temuan evaluasi
masukan untuk memastikan bahwa
strategi program
memungkinkan untuk
memenuhi kebutuhan yang diperlukan
oleh yang
memperoleh keuntungan yang ditargetkan.
Menilai anggaran program Memakai temuan evaluasi
23
untuk menentukan
kecukupannya dalam
membiayai pekerjaan yang dibutuhkan.
masukan untuk mendukung permintaan pendanaan untuk
kegiatan yang direncanakan.
Aktivitas Evaluator Aktivitas KlienPemangku
Kepentingan-Tujuan Program
Menilai strategi program dengan
penelitian dan
literatur yang berhubungan. Memakai temuan evaluasi
masukan untuk melatih staf untuk melaksanakan program.
Menilai manfaat strategi program
dengan membandingkannya dengan
alternatif strategi
yang dipergunakan
dalam program yang serupa.
Memakai hasil
evaluasi masukan
untuk tujuan
pertanggungjawaban dalam
melaporkan rasional
untuk strategi program yang dipilih
dan mempertahankan rencana program.
Menilai rencana
kerja program
dan menyusun
skedul untuk kecukupan, feasibilitas
dan viabilitas
politik. Menyusun
suatu draf
laporan evaluasi masukan dan mengirimkannya kepada
klien dan
pemangku kepentingan lainnya
yang disepakati.
Mendiskusikan temuan-
temuan evaluasi masukan dalam
suatu lokakarya
balikan. Memfinalkan
laporan evaluasi masukan dan alat
bantu visualnya
dan menyampaikannya
kepada klien
dan pemangku
kepentingan lainnya yang
disepakati.
Dari 9
sembilan kegiatanaktifitas
yang semestinya dilakukan, penulis hanya melakukan 4
kegiatan yaitu: 1. Menilai strategi program yang diusulkan mengenai koresponden terhadap kebutuhan
dan feasibilitasnya, 2. Menilai anggaran program untuk
24 menentukan
kecukupannya dalam
membiayai pekerjaan yang dibutuhkan, 3. Menilai rencana kerja
program dan menyusun skedul untuk kecukupan, feasibilitas dan viabilitas politik, 4. Menfinalkan laporan
evaluasi masukan dan alat bantu visualnya dan menyampaikannya
kepada klien
dan pemangku
kepentingan lainnya yang disepakati. 3. Evaluasi
proses. Evaluasi
proses memonitor,
mendokumentasikan, dan menilai aktivitas program. Aktivitas evaluator dan klien dan pemangku
kepentingan lainnya dikemukakan pada Tabel 2.3. Wirawan, 2011: 97.
Tabel 2.3. Aktivitas Evaluator, Klien, dan Pemangku Kepentingan
Lainnya dalam Evaluasi Proses Aktivitas Evaluator
Aktivitas KlienPemangku Kepentingan-Tujuan
Program
Menugaskan staf program dan konsultan danatau anggota
tim evaluasi untuk menyusun suatu direktori orang-orang
dan kelompok-kelompok yang dilayani,
membuat catatan
mengenai kebutuhan-
kebutuhan mereka,
dan mencatat
layanan program
yang mereka terima. Memakai temuan evaluasi
proses untuk mengontrol dan memperkuat aktivitas
staf.
Mengumpulkan dan menilai sampai
seberapa tinggi
individu dan kelompok yang dilayani
konsisten dengan
kemanfaatan program yang direncanakan.
Memakai temuan evaluasi proses untuk memperkuat
desain program.
Secara periodik mewawancarai para pemangku kepentingan
di wilayah program seperti pemimpin masyarakat, para
pegawai, personil sekolah dan program sosial, ulama, polisi,
Memakai temuan evaluasi proses
untuk menyusun
suatu rekaman kemajuan program.
25
hakim, dan
para pemilik
rumah, untuk
mempelajari perspektif
mereka mengani
bagaimana program
mempengaruhi masyarakat.
Aktivitas Evaluator Aktivitas KlienPemangku
Kepentingan-Tujuan Program
Memasukkan informasi yang diperoleh
dan penilaian
evaluator ke
dalam profil
program secara periodik. Memakai temuan evaluasi
proses untuk membantu menyusun suatu rekaman
biaya program. Menentukan sampai seberapa
banyak program
mencapai suatu
kelompok penerima
layanan yang tepat. Memakai temuan evaluasi
proses untuk melaporkan kemajuan program kepada
sponsor financial program, dewan
kebijakan policy
board para
anggota masyarakat
dan para
pengembang program
lainnya. Menilai
sampai seberapa
banyak program secara tidak pantas menyediakan layanan
kepada kelompok yang tidak ditargetkan.
Membuat draf
laporan evaluasi pengaruh program
mungkin disatukan dengan laporan yang lebih besar dan
menyediakan kepada
klien para pemangku kepentingan
yang disetujui. Mendiskusikan
temuan evaluasi
pengaruh impact
evaluation dalam lokakarya balikan.
Memfinalisasi laporan evaluasi proses dan bantuan visual
yang berkaitan dan disepakati para pemangku kepentingan.
26 Evaluasi proses yang hendak dilakukan penulis
lebih terpusat pada menjawab persoalan bagaimana program layanan perpustakaan itu dilaksanakan,
faktor-faktor apa
saja yang
mendukung atau
menghambat pelaksanaan
program, program
itu dibutuhkan apa tidak, siapa yang mau diuntungkan
dengan program itu, apa tujuan program, mengapa perlu program.
4. Evaluasi pengaruh Impact Evaluation. Evaluasi pengaruh menjaring dan menilai data
mengenai program yang mencapai audiens yang ditargetkan.
Aktivitas evaluator
dan klienpemangkukepentingan dikemukakan pada Tabel
2.4. Wirawan, 2011: 98
Tabel 2.4 Aktivitas Evaluator dan KlienPemangku Kepentingan dalam
Evaluasi Pengaruh Aktivitas Evaluator
Aktivitas KlienPemangku Kepentingan-Tujuan Program
Menugaskan staf program dan konsultan danatau tim
evaluasi untuk
menyusun direktori
orang atau
kelompok yang
dilayani, membuat catatan mengenai
kebutuhan-kebutuhan mereka,
dan merekam
layanan program
yang mereka terima.
Memakai temuan evaluasi pengaruh untuk memastikan
bahwa program mencapai para penerima manfaat yang
direncanakan.
Mengakses dan membuat penilaian mengenai sampai
seberapa tinggi individu dan kelompok yang memperoleh
layanan konsisten
dengan kemanfaatan program yang
direncanakan. Memakai temuan evaluasi
pengaruh untuk
menilai apakah program mencapai
atau tidak
mencapai penerima manfaat yang tidak
tepat. Secara
periodik mewawancarai
para pemangku
kepentingan di
Memakai temuan evaluasi pengaruh
untuk menilai
sampai seberapa
banyak
27
wilayah program
seperti pemimpin masyarakat, para
pegawai, personil sekolah dan program sosial, ulama, polisi,
hakim dan
para pemilik
rumah untuk mempelajari perspektif mereka mengenai
bagaimana program
mempengaruhi masyarakat. program sedang melayani
atau telah
melayani penerima
manfaat yang
berhak.
Aktivitas Evaluator Aktivitas KlienPemangku
Kepentingan-Tujuan Program
Memasukkan informasi yang diperoleh
dan penilaian
evaluator dalam
profil program yang diperbaharui
secara periodik. Memakai temuan evaluasi
pengaruh untuk
menilai sampai
seberapa tinggi
program memenuhi
atau sedang
memenuhi kebutuhan-kebutuhan
penting masyarakat. Menentukan
sampai seberapa
tinggi program
mencapai kelompok penerima manfaat yang tepat.
Memakai temuan-temuan
evaluasi pengaruh
untuk tujuan pertanggungjawaban
mengenai kesuksesan
program dalam
mencapai penerima manfaat layanan
program yang dimaksud. Meneliti sampai
seberapa jauh program secara tidak
tepat menyediakan layanan kepada kelompok yang tidak
menjadi target.
Menyusun draft
laporan evaluasi pengaruh mungkin
disatuan dengan
laporan yang
lebih besar
dan menyediakan kepada klien
dan kepada para pemangku kepentingan.
Mendiskusikan temuan
evaluasi pengaruh
dalam suatu lokakarya balikan.
Memfinalisasi laporan
evaluasi pengaruh dan alat bantu
visual dan
menyediakan kepada klien dan
para pemangku
kepentingan.
28 Evaluasi produk yang hendak dicapai oleh
penulis adalah
mengevaluasi pencapaian
target layanan, apakah target kegiatan tercapai atau tidak,
apakah program itu menjawab kebutuhan di kalangan stake holder, siapa yang mau diuntungkan dengan
program itu, siapa yang bertanggungjawab dengan program itu, apakah ada dana untuk pelaksanaan
program tersebut,
bagaimana sarana
prasarana, mekanisme kerja dan jadual pelaksanaannya.
Model CIPP ini menekankan pada peran sumatif. Informasi yang dihasilkan evaluasi hasil model CIPP
digunakan untuk menentukan apakah suatu program harus diganti, revisi atau dihentikan. Penggunaan
model CIPP meliputi tahap-tahap antara lain: Tahap 1
Evaluasi pada aspek 1 dan 2 context dan input dilakukan dengan melihat pada perencanaan program
serta data yang ada di sekolah berkaitan dengan layanan perpustakaan.
Tahap II Evaluasi proses dilakukan dengan mengobservasi
proses sesuai kriteria tertentu, termasuk di dalamnya evaluasi terhadap program layanan perpustakaan.
Tahap III Evaluasi hasil product evaluation adalah tahap akhir
dan paling penting karena hasil evaluasi adalah tujuan yang telah ditetapkan, maka instrumennya ditetapkan
berdasarkan domain yang menjadi tujuan peran tertentu.
2.5 Layanan Perpustakaan.