baik dalam masyarakat dan menghapus prasangka dan stigma negati, serta diskriminasi yang ada sebelumnya.
4. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal merupakan hal yang sangat mendasar dalam kehidupan sosial manusia. Sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk sosial,
kita tentu tidak akan bisa hidup sendiri. Kita tentunya mengharapkan orang lain untuk peduli terhadap apa yang kita rasakan dan mengharapkan bantuan ketika
kita sedang dalam kesulitan atau hanya sekedar untuk berbagi keresahan dan kebahagiaan dengan orang lain. Selain itu, ada beberapa kebutuhan dari dalam diri
manusia yang hanya dapat dipenuhi melalui komunikasi interpersonal. Komunikasi sejatinya selalu ada dalam rangkaian mulai dari impersonal
sampai interpersonal. Inti dari komunikasi interpersonal adalah penyampaian arti antar inmdividu yang melakukan komunikasi. Tidak hanya bertukar kata, melalui
komunikasi kita juga dapat menciptakan arti dari apa yang orang lain katakan dan lakukan dan kemudian berkembang seiring dengan berlangsungnya komunikasi
29
. Onong Uchjana Effendi mengemukaan bahwa pada hakikatnya
komunikasi antar pribadi peneliti pribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam
hal upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis, berupa percakapan dimana arus balik bersifat langsung. Selaras
dengan yang dikemukakan Julia T. Wood :
29
S. Ramaraju, Psychological Perspectives on Interpersonal Communication, Internationa; Refereed Research Journal, Vol III, 2012, h 69.
We communicate to develop identities, establish and built relationships, coordinate efforts with others, have impact on issues
that matter to us, and work out problems and possibilities.
30
Berdasarkan paparan mengenai komunikasi interpersonal diatas, komunikasi interpersonal merujuk pada upaya sesorang dalam menjalin hubungan
dengan orang lain. Lebih jauh lagi, motivasi seseorang dalam melakukan komunikasi interpersonal juga meliputi banyak hal. Psikolog William Schutz
1996 merumuskan interpersonal needs theory yang menyatakan tentang penyebab sesorang mau menjalin hubungan dengan orang lain yang dikategorikan
dalam 3 kebutuhan dasar. Yang pertama adalah demi kebutuhan afeksi, untuk memenuhi kebutuhan kasih sayang dan suka. Yang ke dua adalah kebutuhan
untuk dianggap dalam sebuah grup. Dan yang ke3 adalah kebutuhan control, untuk memberikan pengaruh terhadap orang disekitar kita.
31
Di sisi lain, Devito megelompokkan definisi komunikasi interpersonal kedalam 3 kelompok, yakni :
a Definisi berdasarkan komponen. Dalam definisi ini, devito mengartikan komunikasi interpersonal melalui pengamatan terhadap komponen-
komponen utamanya, yakni penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan
berbagai dampaknya dan berbagai peluang untuk segera memberikan umpan balik.
30
Julia T.Wood, Interpersonal Communication, Boston:Wadsworth Cengage Learning, 2010, h.10.
31
Ibid.
b Definisi berdasarkan hubungan.Definisi ini memberikan penekanan bahwa tidak semua orang memiliki minat yang sama satu sama lain. Dapat
digambarkan dalam pembicaraan yang dilakukan sekelompok kecil orang. Dalam kelompok tersebut, setiap orang dapat saja menguasai topik
pembicaraan yang berbeda-beda. c Definisi berdasarkan pengembangan. Pada definisi ini, Devito melihat
komunikasi sebagai suatu kontinum yang bergerak dari impersonal sampai dengan komunikasi yang intim.
Senada dengan hal tersebut, Effendy mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal pada hakikatnya adalah komunikasi antar komunikator dengan
komunikan dimana komunikasi jenis ini dianggap sebagai bentuk komunikasi yang paling efektif dalam upaya mengubah sikap.
Selain itu, Maslow 1986 juga mengemukakan motivasi seseorang dalam melakukan komunikasi interpersonal secara sistematis dalam hierarki kebutuhan
dasar
32
, yakni kebutuhan jasmani Physical Needs, kebutuhan keamanan dan keselamatan Safety and Protection Needs, kebutuhan sosial Belonging Needs,
kebutuhan akan penghargaan Self Esteem Needs, dan kebutuhan akan aktualisasi diri Self actualization Needs. Kelima kebutuhan tersebut secara sistematis
digambarkan dalam bagan berikut ini:
32
Ibid. h.11-14.
Bagan 1.2 Hierarki Kebutuhan Maslow
Sumber : Wood, Interpersonal Communication, 2010 : 11. a. Physical Needs Kebutuhan Jasmani
Merupakan kebutuhan paling mendasar dalam hierarki kebutuhan Maslow. Pada dasarnya, manusia perlu untuk mempertahankan hidupnya, dan komunikasi
membantu kita untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut. Sebagai contoh, seorang bayi pasti akan membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya. Ia tidak akan mungkin dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan jika kebutuhan itu tidak terpenuhi, maka Ia akan mati. Oleh karena itu,
Ia memerlukan bantuan orang lain. Begitu pula ketika sudah dewasa. Jika sakit, seseorang tentunya akan membutuhkan bantuan orang lain untuk menyembuhkan
penyakitnya, dalam hal ini adalah seorang dokter. b. Safety Needs Kebutuhan Keamanan Keselamatan
Self Actualization
needs Self Esteem
Needs Belonging Needs
Safety and Protection Needs
Physical Needs for Survival
Dengan melakukan komunikasi interpersonal, kita juga dapat memenuhi kebutuhan keselamatan. Sebagai contoh, jka kita sedang tersangkut permasalahan
hukum, jika tentu perlu berbicara untuk meminta pertolongan dari polisi atau pengacara.
c. Belonging Needs Social Needs Kebutuhan Sosial Seorang manusia tentunya membutuhkan orang lain untuk menjalani
kehidupan, memperoleh rasa nyaman, dan masuk ke dalam kelompok yang membuat mereka nyaman dalam masyarakat. Seorang individu juga melakukan
komunikasi juga untuk memenuhi kebutuhan sosial dengan cara berbicara dengan orang lain, mendengarkan dan menanggapi apa yang orang lain katakana, serta
berbagi pikiran, pendapat, dan perasaan kepada orang lain. Oleh sebab itu, secara singkat dapat dikatakan bahwa komunikasi interpersonal mampu membantu kita
dalam pemenuhan kebutuhan sosial karena pada dasarnya salah satu tujuan dasar manusia melakukan komunikasi interpersonal adalah agar dapat diterima dalam
kelompok sosial. d. Self-Esteem Needs Kebutuhan akan Penghargaan
Kebutuhan ini mencakup penilaian dan penghargaan diri kita atas diri kita sendiri, serta penghargaan atas diri kita yang diberikan oleh orang lain. Berkaitan
dengan hal itu, komunikasi membuat kita mengetahui pandangan orang lain terhadap diri kita dan juga sebaliknya. Dengan berkomunikasi pula, kita dapat
membiarkan orang lain untuk menilai diri kita. Tentang isi penilaian orang lain
terhadap diri kita, tergantung pada bagaimana kita mengkomunikasikan kepribadian kita terhadap orang lain.
e. Self-Actualization Needs Kebutuhan akan Aktualisasi Diri Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang paling abstrak
dalam hierarki kebutuhan manusia milik Maslow. Maslow mendefinisikan kebutuhan ini sebagai keinginan manusia untuk dihargai bakat dan kemampuan
yang mereka miliki. Agar orang lain dapat mengetahui dan kemudian menghargai bakat dan kemampuan yang kita miliki, maka diperlukan adanya komunikasi.
Secara singkat, komunikasi interpersonal dapat membantu kita dalam memenuhi kebutuhan akan penghargaan.
Komunikasi interpersonal sejatinya memang sangat penting bagi kebahagiaan hidup manusia. Johnson menunjukkan beberapa peran komunikasi
interpersonal dalam menciptakan kebahagiaan hidup manusia
33
, diantaranya : a Komunikasi interpersonal membantu perkembangan sosial dan intelektual
manusia melalui perkembangan hidup manusia sejak bayi. Berawal dari ketergantungan seorang bayi kepada ibunya melalui komunikasi yang
sangat intensif. Seiring berjalannya waktu, komunikasi itu menjadi semakin luas dan memicu perkembangan intelektual dan sosial manusia. Arah
perkembangan tersebut ditentukan oleh kualitas komunikasi kita dengan orang disekitarnya.
33
A Supartiknya, Komunikasi Antarpribadi : Tinjauan Psikologis, Yogyakarta: Kanisius, 1995, h. 9-10.
b Komunikasi interpersonal membentuk identitas manusia. Melalui komunikasi interpersonal manusia mampu mengetahui jati diri kita yang
sesungguhnya. c Komunikasi interpersonal membantu manusia dalam memahami realitas di
sekelilingnya dan menguji kebenaran kesan-kesan serta pengertian yang dimiliki manusia mengenai dunia di sekitarnya.
d Komunikasi interpersonal menentukan kesehatan mental manusia. Bila hubungan kita dengan orang lain sedang berada dalam masalah yang tak
kunjung menemukan penyelesaian, maka kita akan menderita, merasa sedih, cemas, dan frustasi. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan akan
membuat kita menarik diri dan menghindar dari orang lain. Ketika kita menarik diri dari orang lain, hidup kita akan terasa sepi dan terasing. Tak
hanya penderitaan emosional atau penderitaan batin saja yang dapat kita alami karenanya, kita mungkin juga mengalami penderitaan fisik.
Untuk mencapai kebahagiaan, manusia membutuhkan tanggapan dari orang lain yang menunjukkan bahwa diri kita normal, sehat dan berharga. Semua
hal itu tentu hanya kita dapat melalui komunikasi interpersonal. Agar komunikasi interpersonal dapat dilakukan secara efektif, maka ada
beberapa kriteria yang perlu diperhatikan, antara lain : 1. Adanya kedekatan antara partisipan yang melakukan komunikasi
interpersonal 2. Setiap partisipan dalam komunikasi interpersonal harus melakukan
kegiatan saling bertukar pesan satu sama lain
3. Pesan yang disampaikan meliputi stimulus verbal maupun non verbal
34
Komunikasi interpersonal pada dasarnya merupakan jalinan hubungan interaktif antara seorang individu dan individu lain dimana lambang-lambang
pesan secara efektif digunakan terutama lambang bahasa yang biasanya dilakukan secara tatap muka
35
Terdapat beberapa karakteristik pendekatan komunikasi interpersonal yang berpengaruh terhadap efektivitas hubungan antar pribadi. Untuk itu, efektivitas
komunikasi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, seperti yang dikemukakan Alexander bahwa komunikasi sangat dibutuhkan dalam
menciptakan hubungan yang baik dan sebaliknya, tidak adanya efektivitas dalam berkomunikasi dapat menyebabkan kegagalan dalam sebuah hubungan
36
. Efektivitas komunikasi interpersonal tersebut dimulai dengan 5 kualitas umum
yang dipertimbangkan, diantaranya
37
: 1 Keterbukaan Openness.
Keterbukaan mengacu pada 3 aspek komunikasi interpersonal. Yang pertama adalah komunikator dalam komunikasi interpersonal yang efektif
harus terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi. Harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya
disembunyikan. Yang kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk
34
Alex Ibnu, Sosiologi Komunikasi, Ed.2;Surakarta : UNS Press,1988, h.41.
35
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta:LKiS, 2007, h.2.
36
Anne M. Nicotera, The Importance of Communication in Interpersonal Relationship, Journal of Consulting and Clinical Psychology, vol.40, h 223-233.
37
Joseph.A Devito, The Interpersonal Communication Book, New York: Hunter Collage of the City Universiti of New York, 1997, h. 295-264.
bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Dan yang ke tiga adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yan dilontarkan adalah
memang miliknya dan komunikator bertanggung jawab atas perasaan dan pikirannya tersebut.
2 Empati Empathy Empati didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengetahui apa
yang sedang dialami orang lain pada saat tertentu dari sudut pandang orang lain tersebut dan juga melalui kacamata atau sudut pandang orang
tersebut. 3 Sikap Mendukung Supportiveness
Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung apabila terjadi pada suasana yang tidak tepat. Perlu melibatkan adanya sikap
pendukung seperti deskriptif, spontan, dan provisional. 4 Sikap Positif Positiveness
Sikap positif mengacu pada dua aspek dari komunikasi interpersonal. Yang pertama, komunikasi interpersonal terjalin jika seseorang memiliki
sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Kedia, perasaan positif sangat penting dalam perwujudan interaksi yang afektif. .
5 Kesetaraan Equality Komunikasi interpersonal akan lebih efektif apabila tercipta suasana yang
setara. Hal ini diartikan dengan adanya pengakuan bahwa kedua pihak sama-sama bernilai atau berharga dan bahwa masing-masing pihak
mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam hubungan
interpersonal yang ditandai dengan kesetaraan, ketidaksependapatan atau konflik lebih dilihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti
ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.
5. Teori Pengembangan Hubungan Interpersonal