Pola Komunikasi Pada Pembinaan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Pada Pembinaan Orang Dengan HIV/Aids (ODHA) di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau)

(1)

PETUNJUK WAWANCARA DAN OBSERVASI (INFORMAN PENDUKUNG(PENDAMPING)) A. DATA INFORMAN

1. Nama :……….

2. Umur :……….

3. Jenis Kelamin :……….

4. Pendidikan :……….

B. POLA KOMUNIKASI PADA PEMBINAAN ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI YAYASAN SEBAYA LANCANG KUNING PEKANBARU RIAU

1. Bagaimana Peran Komunikator dan komunikan pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

2. Pesan apa yang disampaikan dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

3. Media apa yang digunakan dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

4. Efek apa yang timbul dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

C. PROSES PERKENALAN

Bagaimana Proses perkenalan dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?


(2)

E. PROSES PEMBINAAN

1. Bagaimana komunikasi interpersonal yang terjadi dalam proses pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau ?

2. Bagaimana komunikasi kelompok yang terjadi dalam proses pembinaan komunikasi kelompok di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau ?

a. Pertemuan Bulanan b. Pertemuan Tahunan

F. PERMASALAHAN DAN KENDALA KOMUNIKASI PADA

PEMBINAAN ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS) DI KANTOR

SEKRETARIAT YAYASAN SEBAYA LANCANG KUNING

PEKANBARU RIAU

1. Bagaimana permasalahan komunikasi pada pembinaan odha (orang dengan hiv/aids) di kantor sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

2. Bagaimana kendala komunikasi pada pembinaan odha (orang dengan hiv/aids) di kantor sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau ?


(3)

PETUNJUK WAWANCARA DAN OBSERVASI (INFORMAN UTAMA (ODHA))

A. DATA INFORMAN

1. Nama :……….

2. Umur :……….

3. Jenis Kelamin :……….

4. Pendidikan :……….

PROFIL

1. Kapan anda dinyatakan positif sebagai ODHA? 2. Bagaimana perasaan anda saat dinyatakan positif?

3. Apa motifasi anda bergabung di Yayasan Sebaya Lancang Kuning? 4. Apakah keluarga anda mengetahui bahwa anda ODHA?

B. PROSES PEMBINAAN

1. Bagaimana komunikasi interpersonal yang terjadi dalam proses pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau ?

2. Bagaimana komunikasi kelompok yang terjadi dalam proses pembinaan komunikasi kelompok di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau ?

a. Pertemuan Bulanan b. Pertemuan tahunan


(4)

C. PERMASALAHAN DAN KENDALA KOMUNIKASI PADA PEMBINAAN ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS) DI KANTOR

SEKRETARIAT YAYASAN SEBAYA LANCANG KUNING

PEKANBARU RIAU

1. Bagaimana permasalahan komunikasi pada pembinaan odha (orang dengan hiv/aids) di kantor sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

2. Bagaimana kendala komunikasi pada pembinaan odha (orang dengan hiv/aids) di kantor sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning pekanbaru riau ?


(5)

PETUNJUK WAWANCARA DAN OBSERVASI (INFORMASI UTAMA(ODHA))

A. DATA INFORMAN

1. Nama : Ari

2. Tempat/tgl/lahir : Pekanbaru 12 September 1991 3. Umur : 24 Tahun

4. Jenis kelamin : Laki-Laki 5. Pendidikan : SMP

PROFIL

1. Kapan anda dinyatakan positif sebagai ODHA?

Desember 2012 saya dinyatakan positif sebagai ODHA saya bergabung di yayasan ini januari 2013 ikut-ikut pertemuan bulanan sekali-sekali.

2. Bagaimana perasaan anda saat dinyatakan positif?

Perasaan saya waktu dinyatakan positif sebagai odha saya drop, sedih, bingung juga. Sehingga nggak tahu apa yang saya harus lakukan saat itu.

3. Apa motifasi anda bergabung di Yayasan Sebaya Lancang Kuning?

Motivasi saya bergabung di yayasan sebaya lancang kuning karena bnayak yang saya tidak ketahui tentang hiv maka saya bergabung karena bagi saya di lancang kuning ini sebagai gudangnya informasi tentang HIV.


(6)

B. PROSES PEMBINAAN

1. Bagaimana komunikasi interpersonal yang terjadi dalam proses pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau ?

Selama ini komunikasi saya atau hubungan saya dengan pendamping saya baik-baik saja. Apa yang saya tidak ketahui langsung saya tanyakan saja ke pendamping dan sejauh ini selalu dijawab dan sejauh ini hubungan kami baik.

2. Bagaimana komunikasi kelompok yang terjadi dalam proses pembinaan komunikasi kelompok di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

a. Pertemuan bulanan b. Pertemuan tahunan

komunikasi kelompok yang ada di yayasan sebaya lancang kuning ini baik terdapat pertemuan rutin yang dilakukan.

a. Di yayasan sebaya lancang kuning terdapat pertemuan bulan dimana kita berkumpul membahas tentang hiv, cara pengabatannya gimana, apa saja yang harus dilakukan odha setelah positif. Terkadang juga ada pemateri atau pembicara seperti dokter atau narasumber lainnya.

b. Ada juga pertemuan tahunan berupa pelatihan dimana kita berkumpul teman-teman yang berasala dari daerah-daerah ataupun dari provinsi lain.


(7)

SEKRETARIAT YAYASAN SEBAYA LANCANG KUNING PEKANBARU RIAU

1. Bagaimana permasalahan komunikasi pada pembinaan odha (orang dengan hiv/aids ) di kantor sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning pekanbaru riau?

Selama saya disini tidak terdapat masalah yang berarti ya masalah-masalah kecil la seperti terkadang sulit menghubungi pendamping ya namanya semua orang punya kesibukan pribadi.

2. Bagaimana kendala pada pembinaan odha (orang dengan hiv/aids ) di kantor sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning pekanbaru riau?

sejauh ini tidak ada kendala yang berarti dalam palingan kalau pendamping sibuk ya kita harus memahami.dan saling mengerti.


(8)

PETUNJUK WAWANCARA DAN OBSERVASI (INFORMAN PENDUKUNG(PENDAMPING))

A. DATA INFORMAN

1. Nama : ROZI

2. Tempat/tgl/lahir : Lubuk Batung 5 Juni 1982 3. Umur : 33 Tahun

4. Jenis kelamin : Perempuan 5. Pendidikan : SLTA Profil

Perempuan berjilbab ini masih single hobbynya bernyanyi dan murah senyum dan sangat bersahabat dan juga ramah sudah menjadi pendamping sejak 2014 di yayasan sebaya lancang kuning tetapi dari 2007 saya sudah menjadi pendamping di provinsi lain.

B. POLA KOMUNIKASI PADA PEMBINAAN ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI YAYASAN SEBAYA LANCANG KUNING PEKANBARU RIAU

1. Bagaimana peran komunikator dan komunikan pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

Pendamping itu harus lebih aktif karena teman-teman odha kalau di awal itu banyak yang kebingungan terkait dengan status, virus, arv dan pelayanan. Komunikator harus lebih aktif di awal

2. Pesan apa yang disampaikan dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

Paling kalau pesan diawal lebih kepada proses penerimaan diri mereka dengan pertanyaan hiv itu bagaimana merka menjalani hidup


(9)

harus bagaimana, lebih kepada dukungan moril gitu jadi seperti berbagi pengalaman kalau dipertengahan lebih ke arah kebutuhan mereka apa begitu.

3. Media apa yang digunakan dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya lancang Kuning Pekanbaru Riau?

Media yang saya gunakan sih face to face, terkadang juga via telepon, via sms. Ada juga yang dalam bentuk pertemuan rutin dari yayasan.

4. Efek appa yang timbul dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning PekanBaru Riau?

Efeknya yang pasti teman-teman odha merasa mereka mendapat dukungan moril terutama. Terus pengetahuannya meningkat soal hiv dan arv. Mereka merasa mendapatkan dukungan dan tidak sendiri karena kan ada pertemuan rutin jadi mereka bisa saling berinteraksi dengan teman-teman odha.

c. PROSES PERKENALAN

Bagaimana proses perkenalan dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

Kita membangun kerjasama dengan layanan-layanan yang menyediakan pemeriksaan hiv. Ketika ada yang dinyatakan positif biasanya layanan itu akan menghubungi kami si pendamping dan kita datang ke tempat layanan misalnya di puskesmas ataupun rumah sakit. Disitu nanti kita akan ketemu face to face dengan orang yang dinyatakan hiv positif besoknya kita akan mengatur jadwal dengan membuat jani dengan si odha baru ini. Karena pada waknya kita akan mengarahkan bagaimana mereka tahu kondisi kesehatan mereka itu sendiri tapi mungkin akan terbentur dengan biaya dan individunya


(10)

D. PROSES PEREKRUTAN

Bagaimana proses prekrutan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning ?

Tidak ada perekrutan tetapi kami melibatkan teman-teman odha dalam setiap kegiatan terus mereka nanti pas di kegiatan mereka tahu ternyata ada manfaatnya setelah mereka merasakan ada manfaatnya mereka mulai merasakan itu sebagai kebutuhan dan mereka akan terus berulang.

E. PROSES PEMBINAAN

1. Bagaimana komunikasi interpersonal yang terjadi dalam proses pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau ?

Dalam proses pendampingan kita tidak boleh memilih-milih odha dan tidak boleh simpati melaikan hanya boleh empati karena dalam kebanyakan kasus kadang profesionalisme kita harus dilanggar sedikit karena ada beberapa teman-teman odha itu yang mau membangun komunikasi dengan kita para pendamping ada juga yang tidak mau membukan diri atau memberi jarak dengan kita. Terkadang komunikasi yang kita bangun menjadi sia-sia karena adanya jarak tersebut. Jadi percuma saja capek ngomong dicuekin lebih bagus ke orang lain yang lebih butuh dan peduli tentang kesehatannya.

2. Bagaimana komunikasi kelompok yang terjadi dalam proses pembinaan komunikasi kelompok di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau ?

a. Pertemuan Bulanan b. Pertemuan Tahunan Jawaban :

a. Terdapat pertemuan rutin bulanan mereka akan saling kenal dan saling berbagi pengalaman, berbagi informasi, bertukar nomer


(11)

b. Ada juga pertemuan tahunan dimana kami ketemu dengan teman-teman odha ada juga perwakilan dari tiap provinsi.

F. PERMASALAHAN DAN KENDALA KOMUNIKASI PADA

PEMBINAAN ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS) DI KANTOR

SEKRETARIAT YAYASAN SEBAYA LANCANG KUNING

PEKANBARU RIAU

1. Bagaimana permasalahan komunikasi pada pembinaan odha (orang dengan hiv/aids) di kantor sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

ya tidak ada permasalahan yang berarti ya sekedar teman-teman ada yang menutup diri menjaga jarak.

2. Bagaimana kendala komunikasi pada pembinaan odha (orang dengan hiv/aids) di kantor sekertariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

ya palingan ada odha yang susah di hubungin atau berganti nomer hp yaa sekedar begitu aja. Tidak ada kendala yang sangat berarti.


(12)

PETUNJUK WAWANCARA DAN OBSERVASI (INFORMASI UTAMA(ODHA))

A. DATA INFORMAN

1. Nama : Bara

2. Tempat/tgl/lahir : Kuta Raja 19 Februari 1984 3. Umur : 31 Tahun

4. Jenis kelamin : Laki-Laki 5. Pendidikan : SMA

PROFIL

1. Kapan anda dinyatakan positif sebagai ODHA?

7 Februari 2014 saya dinyatakan positif sebagai ODHA

2. Bagaimana perasaan anda saat dinyatakan positif?

Perasaan saya cenderung santai aja mungkin karena terlalu kaget jadinya biasa aja.

3. Apa motifasi anda bergabung di Yayasan Sebaya Lancang Kuning?

Motivasi saya karena rasa ingin tahu lebih banyak tentang HIV, karena kalau di layanan sendiri cuman dapat informasi yang sekedar saja. Sekedar tahu harus minum obat dan cek ini itu. Sementara info yang lebih dari itu tidak bisa di dapat.

4. Apakah keluarga anda mengetahui bahwa anda ODHA?

Yang tahu saya positif HIV hanya sebagian keluarga saja. Tanggapan mereka yang pasti kaget pas pertama sekali saya buka status saya tetapi mereka tetap mendukung dan menyemangati saya.


(13)

B. PROSES PEMBINAAN

1. Bagaimana komunikasi interpersonal yang terjadi dalam proses pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau ?

komunikasi yang terjadi lumayan lancar dan baik apalagi kalau di awal-awal saya menerima status saya sebagai odha komunikasi saya dengan pendamping sangat intens karena banyak yang saya ingin ketahui tentang status saya dan saya sering main ke skretariat karena saya merasa harus ngapain lagi yaa setidaknya bisa saling bercerita tentang pengalaman dengan teman-teman sesama yang ada di sekretariat.

2. Bagaimana komunikasi kelompok yang terjadi dalam proses pembinaan komunikasi kelompok di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

a. Pertemuan bulanan b. Pertemuan tahunan

Jawaban : biasanya kalau sudah ketemu di sebuah komunitas biasanya awal-awal takut ada yang dikenal. Setelah gabung ternyata tidak seperti yang dibayangkan semua saling support saling dukung.

a. Terdapat pertemuan bulanan setiap bulannya rutin tetapi tidak berpatokan dengan satu tanggal saja. Lebih fleksibel tempatnya pun kadang di sebuah cafe atau di skretariat nggak tentu sih disesuaikan dengan kebutuhan.

b. Ada juga pertemuan tahunan berupa pelatihan disitu kami berkumpul teman-teman dari berbagai daerah dan provinsi.

C. PERMASALAHAN DAN KENDALA KOMUNIKASI PADA


(14)

1. Bagaimana permasalahan komunikasi pada pembinaan odha (orang dengan hiv/aids ) di kantor sekretariat Yayasan sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

Sejauh ini tidak ada masalah yang berarti para pendamping di sini cukup memperhatikan kami.

2. Bagaimana kendala pada pembinaan odha (orang dengan hiv/aids ) di kantor sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

Sejauh ini tidak ada kendala yang berarti palingan pendamping telat membalas sms atau tidak mengangkat telfun yaa sejauh ini belum ada kendala yang berarti bisa dibilang tidak ada kendala.


(15)

PETUNJUK WAWANCARA DAN OBSERVASI (INFORMASI UTAMA(ODHA))

A. DATA INFORMAN

1. Nama : Novi

2. Tempat/tgl/lahir : Selat Panjang 6 November 1989 3. Umur : 26 Tahun

4. Jenis kelamin : Perempuan

5. Pendidikan : SMP

PROFIL

1. Kapan anda dinyatakan positif sebagai ODHA?

10 November 2012 saya dinyatakan positif sebagai odha

2. Bagaimana perasaan anda saat dinyatakan positif?

perasaan saya hancur, dunia rasanya kiamat sudah nggak punya harapan untuk hidup.

3. Apa motifasi anda bergabung di Yayasan Sebaya Lancang Kuning?

Motivasi itu mincul setelah saya mendapat rujukan kr prkanbaru bertemu dengan pendukung sebaya di pekanbaru dia juga buka status bahwa dia juga hiv positif dari situ saya dapat motivasi yang kuat bahwa hiv positif itu tidak segampang yang kita pikitrkan tetapi bisa sehat sama seperti orang biasa.

4. Apakah keluarga anda mengetahui bahwa anda ODHA?

Waktu saya dinyatakan positif yang tahu tante, kakak kandung saya, sama abang sepupu saya. Mereka juga merasa kaget waktu pas dinyatakan saya positif hiv.


(16)

B. PROSES PEMBINAAN

1. Bagaimana komunikasi interpersonal yang terjadi dalam proses pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau ?

Alhamdulillah sejauh ini komunikasi yang terjalin lancar. Misalnya kitakan tidak tahu tentang hiv yang kita tahu hanya hiv itu penyakit berbahaya. Jadi kita sering bertukar informasi dari situlah mendapat ilmu dan itu yang membuat motivasi untuk disi saya sendiri.

2. Bagaimana komunikasi kelompok yang terjadi dalam proses pembinaan komunikasi kelompok di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

a. Pertemuan bulanan b. Pertemuan tahunan

Jawaban : komunikasi kelompok yang terjadi ya biasanya berbagi pengalaman, tukar-tukaran no hp, bercerita masalah-masalah yang kita hadapi, ya sekedar begitu aja.

a. Ada pertemuan bulanan di yayasan sebaya lancang kuning sebelum hari pertemuan biasa kami dikabari atau diberitahu karena pertemuan bulanannya tidak di tetapkan tanggalnya dan tempatnya pun tidak tentu bisa di sekretariat, cafe atau di puskesmas.

b. Pertemuan tahunan ada berupa pelatihan dimana semua berkumpul dari daerah yang berbeda. Ada juga peringatan malam renungan di bulan mei dimana mengenang teman-teman yang telah mendahului kami.


(17)

C. PERMASALAHAN DAN KENDALA KOMUNIKASI PADA PEMBINAAN ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS) DI KANTOR

SEKRETARIAT YAYASAN SEBAYA LANCANG KUNING

PEKANBARU RIAU

1. Bagaimana permasalahan komunikasi pada pembinaan odha (orang dengan hiv/aids ) di kantor sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

Jawaban: tidak ada permasalah selama ini ya baik-baik saja.

2. Bagaimana kendala pada pembinaan odha (orang dengan hiv/aids ) di kantor sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau? Jawaban: kendalanya paling terkadang tidak bisa menghubungi pendamping dan telat membalas sms yaa harap saling memahami setiap orang pasti punya kesibukan.


(18)

PETUNJUK WAWANCARA DAN OBSERVASI (INFORMAN PENDUKUNG(PENDAMPING))

A. DATA INFORMAN

1. Nama : Andi

2. Tempat/tgl/lahir : Medan 11 Februari 1964 3. Umur : 51 Tahun

4. Jenis kelamin : Laki-laki 5. Pendidikan : SMA

Profil

Pria kelahiran medan ini sudah sejak 2013 menjadi pendamping di yayasan lancang kuning.

B. POLA KOMUNIKASI PADA PEMBINAAN ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI YAYASAN SEBAYA LANCANG KUNING PEKANBARU RIAU

1. Bagaimana peran komunikator dan komunikan pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

kami harus lebih aktif dibandingkan komunikannya. Tetapi itu hanya di awal jika komunikasi sudah berlanjut biasanya komunikan l;ebiih aktif bertanya kepada komunikato. Maksudnya odha itu sendiri yang lebih sering menanyakan tentang berbagai hal ke kami.

2. Pesan apa yang disampaikan dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

Pesan yang kami sampaikan seputar pengetahuan tentang hiv, Pelayanan dan pengobatannya bagaimana, efeksamping arv bagaimana, cara mengatasi efek samping bagaimana, kedepannya harus bagaimana, lebih kepada dukungan moril dan pesan-pesan yang


(19)

3. Media apa yang digunakan dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya lancang Kuning Pekanbaru Riau?

saya lebih sering langsung tatap muka atau face to face soalnya dengan face to face kita bias merasa lebiih dekat dan mengurangio resiko kesalahan informasi yang di dapati oleh odha tersebut tetapii juga terkadang melalu sms, bbm ataupun telepon

4. Efek apa yang timbul dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning PekanBaru Riau?

Efeknya teman-teman merasa tidak sendiri dan lebih semangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dimana mereka jadi bisa menerima status mereka sebagai odha.

C. PROSES PERKENALAN

Bagaimana proses perkenalan dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

Kami menjalin kerjasama dengan layanan-layanan yang menyediakan pemeriksaan hiv. Ketika ada yang dinyatakan positif biasanya layanan itu akan menghubungi kami si pendamping dan kita datang ke tempat layanan misalnya di puskesmas ataupun rumah sakit. Disitu nanti kita akan bertemu dengan orang yang dinyatakan hiv positif. Dan dari situ kita akan mendampingi mereka.

D. PROSES PEREKRUTAN

Bagaimana proses prekrutan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning ?

Tidak ada perekrutan semua odha yang kami damping otomatis terdaftar di yayasan kami tinggal apakah odha itu aktif atau tidak.


(20)

Terkadang komunikasi yang kita bangun menjadi sia-sia karena terdapat juga odha yang menutup diri dan seperti tidak butuh pendamping padahal dia perlu pendamping utuk memberikan informasi untuk keperluan dia juga.

2. Bagaimana komunikasi kelompok yang terjadi dalam proses pembinaan komunikasi kelompok di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau ?

a. Pertemuan Bulanan b. Pertemuan Tahunan Jawaban :

a. Terdapat pertemuan rutin bulanan itu sih diadakan tidak jelas tanggalnya yang pasti setiap bulannya ada. Tempatnya juga tidak tentu tergantung budget. Kadang disebuah café atau juga hanya di secretariat saja.

b. Ada juga pertemuan tahunan dimana kami diopertemukan dengan kawan-kawan odha yang berasal dari berbagai provinsi.

F. PERMASALAHAN DAN KENDALA KOMUNIKASI PADA

PEMBINAAN ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS) DI KANTOR

SEKRETARIAT YAYASAN SEBAYA LANCANG KUNING

PEKANBARU RIAU

1. Bagaimana permasalahan komunikasi pada pembinaan odha (orang dengan hiv/aids) di kantor sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

sejauh ini belum ada masalah yang berarti palingan seperti tadi ada odha yang masih menutup diri atau menolak informasi yang kami berikan tetapi kami tidakl akan menyerah secepat itu kami terus memberikan informasi kepada mereka tetapi kalau terus tidak mau


(21)

2. Bagaimana kendala komunikasi pada pembinaan odha (orang dengan hiv/aids) di kantor sekertariat Yayasan Yebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

Ya palingan ada odha yang susah dihubungi atau berganti nomer hp yang membuat kendala itu aja sih


(22)

PETUNJUK WAWANCARA DAN OBSERVASI (INFORMAN PENDUKUNG)

A. DATA INFORMAN

1. Nama : Hertin

2. Tempat/tgl/lahir : Surabaya 14 Juli 1978 3. Umur : 37 Tahun

4. Jenis kelamin : Perempuan 5. Pendidikan : S1

Profil

Ibu dari tiga anak ini sangatlah sederhana dan mempunyai kepribadian yang menarik. Sudah menjadi pendamping mulai 2013 dengan tujuan memberikan semangat dan memberi motivasi kepada teman-teman odha.

B. POLA KOMUNIKASI PADA PEMBINAAN ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI YAYASAN SEBAYA LANCANG KUNING PEKANBARU RIAU

1. Bagaimana peran komunikator dan komunikan pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

Jawaban : pertama kali kita menghadapi teman yang positif memang larinya akan kedokter tapi terapi yang paling penting dan utama ialah terapi informasi kita harus memberikan informasi sebenar-benarnya dan selengkap-lengkapnya dengan teman-teman yang positif dengan bahasa yang semudah mungkin agar mudah dipahami karena orang yang terinfeksi hiv itu pikirannya sudah kacau dan kadang-kadang tidak logis lagi mikirnya. Jadi kita memberikan informasi sejelas-jelasnya mungkin yang terjadi dalam hidupnya.


(23)

Jawaban : yang paling utama pesannya menjadi orang orang yang dinyatakan hiv positif itu bukan akhir dari segalanya bisa jadi itu awal salah satu permulaaan dan kita lihat dulu kebelakang bagaimana perilaku kita di masa lalu dan background kita dahulu itu apa harusnya kita berfikir melakukan perilaku yang beresiko terhadap diri mereka dan selalu berfikir positif hidup positif thinking.

3. Media apa yang digunakan dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya lancang Kuning Pekanbaru Riau?

Jawaban : yang pertama face to face atau tatap muka ini lebih mengena dan meminimalisir terjadi kesalahan komunikasi. komunikasi tidak bisa dilakukan sekali harus berkali-kali atau berkelanjutan. Mungkin yang pertama diawali dengan face to face setelah itu yang kedua atau ketida bisa menggunakan telfun atau sms dan kita juga menyediakan buku-buku informasi tentang hidup dengan hiv, terapi arv, apa efek sampingnya. Bagaimana cara minumnya.

4. Efek appa yang timbul dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning PekanBaru Riau?

Jawaban: efeknya bermacam-macam karena setiap orang kan menerima pesannya dengan berbeda-beda. Yang jelas kami sebagai pendamping mencoba membuat dia nyaman senyaman mungkin dan penerimaan status dia. Dengan iya menerima statusnya makan akan mudah memberitahukannya tentang terapi arv dan sebagainya.

C. PROSES PERKENALAN

Bagaimana proses perkenalan dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

Jawaban: Melalui dokter dan tempat pelayanan. Ketika ada yang dinyatakan positif biasanya layanan itu akan menghubungi kami si pendamping dan kita datang ke tempat layanan lalu berkenalan


(24)

D. PROSES PEREKRUTAN

Bagaimana proses prekrutan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning ?

Jawabannya: orang yang kita dampingi otomatis menjadi anggota yayasan sebaya lancang kuning.

E. PROSES PEMBINAAN

1. Bagaimana komunikasi interpersonal yang terjadi dalam proses pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau ?

Jawaban: interpersonal di yayasan sebaya lancang kuning baik-baik saja. Baik saya dengan odhanya atau saya dengan sesama pendamping. Saya sih lebih memilih mencoba terbuka dengan mereka sehingga mereka merasa nyaman.

2. Bagaimana komunikasi kelompok yang terjadi dalam proses pembinaan komunikasi kelompok di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau ?

a. Pertemuan Bulanan b. Pertemuan Tahunan Jawaban :

a. Ada pertemuan bulanan rutin setiap bulan baik untuk odha sendiri maupun internal ada biasanya tempatnya beda-beda tergantung budget dan sesuai dengan kebutuhan terkadang kami juga mengundang pemateri sesuai dengan kebutuhan temen-temen odha. Misalnya ada yang ingin punya anak maka kami akan mengundang dokter kandungan.

b. Ada juga pertemuan tahunan yaitu satu tahun 2 kali setiap 6 bulan. Kami ini kan kelompok penggagas dibawahnya itu


(25)

disitu kita ada kordinasi membicarakan tentang tantangan, hambatan dan peluang kedepan.

F. PERMASALAHAN DAN KENDALA KOMUNIKASI PADA PEMBINAAN ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS) DI KANTOR SEKRETARIAT YAYASAN SEBAYA LANCANG KUNING PEKANBARU RIAU

1. Bagaimana permasalahan komunikasi pada pembinaan odha (orang dengan hiv/aids) di kantor sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau?

Jawaban : ada tetapi tidak begitu berarti seperti latar bekang suku yang berbeda terkadang bahasanya nggak nyambung begitu.

2. Bagaimana kendala komunikasi pada pembinaan odha (orang dengan hiv/aids) di kantor sekertariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbau Riau?

Jawaban: tidak begitu berarti kendalanya paling hanya masalah penyampaian pesan yang terlambat.


(26)

DOKUMENTASI

PADA SAAT BERSAMA BANG ARI


(27)

PADA SAAT BERSAMA BANG BARA


(28)

(29)

BANNER PADA SAAT ADA ACARA YANG DISELENGGARAKAN PEMERINTAH


(30)

PADA SAAT ACARA TENTANG PEDULI HIV/AIDS


(31)

(32)

(33)

(34)

(35)

(36)

(37)

(38)

BIODATA

Nama : Nadya Anastasya

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan/ 8 Juni 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 2 dari 2 bersaudara Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jl. Jamin Ginting Komp Pamen G1 Telepon/ HP : 082161445540

Email : nadya.anastasya.93@gmail.com Nama Orang Tua

- Ayah : Andi Putra

- Ibu : Nilawati Silaban

Riwayat Pendidikan

1997-1999 : Tk Harapan 1 Medan

1999-2005 : SD Harapan 2 Medan

2005-2008 : SMP Harapan 2 Medan

2008-2011 : SMA Harapan 1 Medan


(39)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168

--- LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA : Nadya Anastasya

NIM : 110904105

PEMBIMBING : Drs. Hendra Harahap, M.Si.

NO TGL. PERTEMUAN PEMBAHASAN PARAF

PEMBIMBING 1. 2. 3. 4. 5. 6 7

16 Maret 2015

6 April 2015

2 November 2015

30 November 2015

5 Desember 2015

29 Januari 2016

29 Januari 2016

ACC Seminar Proposal

Penyerahan Bab I, II dan III

Penyerahan perbaikan Bab I, II, III dan pedoman wawancara Penyerahan perbaikan pedoman wawancara

ACC pedoman

wawancara.

Penyerahan Bab I, II, III, IV dan V

ACC Bab I, II, III, IV, V dan ACC Sidang Meja Hijau


(40)

Daftar Referensi

Arifin, Anwar. (1984). Strategi Komunikasi : Suatu Pengantar Ringkas, Bandung: Armico.

Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif ; komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana.

Cangara, Hafied. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Effendy, Onong Uchana. (2007). Ilmu Komunikasi Teori dan praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Effendy, O.U. (1993). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Fajar, Marheni. (2009). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hamidi. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Malang: Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang.

Hardjana, M. Agus. (2003). Komunikasi Intrapersonal dan Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius.

Kriyantono, Rachmat. (2008). Teknik Praktik Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Liliweri, Alo. (1991). Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Moleong, Rexy J. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. (2001). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Rakhmat, Jalaludin. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(41)

S, Ridlo. (2005). Psikologi Konseling. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.

Silalahi, Uber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT Refika Aditama. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.

Suyanto, Bagong. (2005). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Fajar InterpratamaOffset.

Wiratha, I Made. (2006). Pedoman Penulisan Usulan Penelitian skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Andi Offset.

Sumber lain :

(http://spiritia.or.id/KDS.php) (diakses pada tanggal 8 Mei 2015 pukul 22.00 WIB)

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/12/01/nfwr0z-ada-22869-kasus-hiv-di-indonesia (diakses pada tanggal 11 Juni 2015 pukul 21.30 WIB) http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=38135 (diakses pada tanggal 15 Juni 2015 pukul 21.30 WIB)

http://jurnalkommas.com/docs/RIZKI%20UGIANTI%20D1211069%20-%20JURNAL%20POLA%20KOMUNIKASI.pdf (diakses pada tanggal 20 Agustus 2015 pukul 23.00 WIB)

http://www.lemlit.uhamka.ac.id/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id =93&judul=mutu-hidup-odha-dengan-sistem-dukungan-sebaya.html (diakses pada tanggal 23 September 2015 pukul 22.00 WIB)


(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis, sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Jadi metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat pada penelitian (Wiratha, 2006 : 69).

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Berdasarkan tradisi penelitian kualitatif, proses proses penelitian dan ilmu pengetahuan tidak sesederhana apa yang terjadi pada penelitian kuantitatif, karena sebelum hasil-hasil penelitian kualitatif memberi sumbangan kepada ilmu pengetahuan, tahapan penelitian kualitatif melampaui tahapan berfikir kritis-ilmiah, yang mana seorang peneliti memulai berfikir secara induktif, yaitu menangkap berbagai fakta atau fenomena-fenomena sosial, melalui pengamatan di lapangan, kemudian menganalisisnya dan kemudian berupaya melakukan teorisasi berdasarkan apa yang diamati itu (Bungin, 2008:6).

Penelitian kualitatif mencoba untuk mendapatkan pemahaman mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia. Penelitian ini tidak mengutamakan banyaknya populasi, jika data yang terkumpul sudah mendalam (data jenuh) dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampel lainnya. Intinya adalah penelitian kualitatif berfokus pada aktivasi mencari teori bahkan menguji teori.


(43)

digunakan untuk makna dalam proses-proses komunikasi linear (satu arah), interaktif, maupun pada proses-proses komunikasi transaksional. Model desain ini bersifat deskriptif untuk menjelaskan makna-makna dalam gejala sosial. Format desain deskriptif kualitatif banyak memiliki kesamaan dengan desain deskriptif kuantitatif, karena itu desain deksriptif kualitatif bisa disebut pula dengan kuasi kualitatif atau desain kualitatif semu. Artinya desain ini belum benar-benar kualitatif karena bentuknya masih dipengaruhi oleh tradisi kuantitatif (deduktif) terutama dalam menempatkan teori pada data yang diperolehnya (Bungin, 2008:304).

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi ataupun bebagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian yang berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambarasn tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu (Bungin, 2006:68).

Penelitian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif bertujuan untuk mengkritik kelemahan penelitian kualitatif (yang terlalu positivisme), serta juga bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi dan situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi penelitian dan berupaya menarik realita itu ke permukaan sabagai suatu ciri, karakter, model, tanda atau gambaran tentang kondisi dan fenomena tertentu (Bungin, 2008:68).

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian merujuk pada masalah yang diteliti. Objek penelitian ini adalah Pola Komunikasi Pada Pembinaan Orang Dengan HIV/AIDS


(44)

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah informan yang dimintai informasi berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Orang yang terdaftar sebagai anggota maupun pembina ODHA, yang aktif di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru, Riau.

1. Informan utama yaitu :

ODHA yang mendapatkan dukungan dari dukungan sebaya sebanyak 3 orang

2. Informan pendukung yaitu :

Pembina atau Pendamping yang aktif mendampingi odha sebanyak 3 orang

3.4 Unit Analisis

Unit analisis pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi yang diteliti objek penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini meliputi tiga komponen menurut Spreadly (dalam Sugiyono, 2007:68), yaitu :

1. Tempat

Tempat dimana interaksi penelitian berlangsung. Penelitian ini akan mengambil tempat di kantor Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru, Riau.

2. Pelaku

Pelaku dalam penelitian ini adalah subjek penelitian sebagai informan yang sesuai dengan penelitian. Subjek penelitian adalah Orang yang terdaftar sebagai anggota ataupun pembina ODHA yang aktif di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru, Riau.


(45)

komunikasi yang terdapat didalam pembinaan ODHA diYayasan Sebaya Lancang Kuning

3.5 Kerangka Analis

Penelitian ini mengambil data yang dikumpulkan dari informan di lapangan yang akan dilakukan dengan proses pengumpulan data yang dilakukan terus menerus hingga data jenuhdan teknik analisis data selama dilapangan berdasarkan model Miles dan Huberman. Langkah-langkah dalam analisis data sebagai berikut.

Peneliti akan melakukan reduksi data. Data yang diperoleh dari lapangan yang sangat banyak, sehingga perlu dilakukan analisis dan melakukan reduksi data. Mereduksi berarti merangkum dan memilih hal-hal apa saja yang pokok dan berfokus pada hal-hal yang penting saja. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2007 :92).

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan peneliti dalam mengumpulkan data (Kriyantono, 2006 :91). Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama tangan pertama dilapangan (Kriyantono, 2006:91). Adapun data untuk mendapatkannya yaitu :


(46)

dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lain. Keabsahan wawancara adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan. Metode wawancara mendalam (in-dept interview) adalah sama seperti metode wawancara lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara pada umumnya. Sesuatu yang amat berbeda dengan metode wawancara lainnya adalah bahwa wawancara mendalam dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang lama bersama informan di lokasi penelitian, hal mana kondisi ini tidak pernah terjadi pada wawancara pada umumnya. Wawancara mendalam dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penyamaran dan terbuka. Penyamaran adalah pewawancara menyamar sebagai anggota masyarakat pada umumnya dan hidup dan beraktivitas dengan wajar dengan orang yang diwawancarai. Namun apabila wawancara dilakukan secara terbuka, maka wawancara dilakukan dengan informan secara terbuka dimana informan mengetahui kehadiran pewawancara sebagai peneliti yang bertugas melakukan wawancara di lokasi penelitian (Bungin, 2008 :108-109).

Adapun materi wawancara adalah

1) Bagaimana Pola Komunikasi pada Pembinaan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kelompok Dukungan Sebaya di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau dalam hal peran komunikator, komunikan, pesan,


(47)

2) Permasalahan dan Kendala Komunikasi pada Pembinaan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau

b. Observasi

Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan. Suatu kegiatan pengamatan baru dikategorikan sebagai kegiatan pengumpulan data penelitian apabila memiliki kriteria sebagai berikut (Bungin, 2008 :115):

1. Pengamatan digunakan dalam penelitian dan telah direncanakan secara serius.

2. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.

3. Pengamatan dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proporsi umum dan bukan dipaparkan sebagai sesuatu yang hanya menarik perhatian.

4. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol mengenai keabsahannya.

Adapun hal-hal yang diobservasi adalah Proses Pembinaan di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau

2. Data Sekunder

Pada umumnya bahwa data sekunder berbentuk catatan atau laporan dokumentasi oleh lembaga tertentu (Ruslan, 2003 :138). Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu


(48)

3.6.1 Penentuan Informan

Penentuan informasi dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling Technique dan key person. Pertama yakni Purpossive Sampling Technique adalah cara penentuan sejumlah informan sebelum penelitian dilaksanakan dengan menyebutkan secara jelas siapa yang dijadikan informan serta informasi apa yang diinginkan dari masing-masing informan (Bungin, 2008:138). Purposive sampling adalah teknik penarikan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007:219). adapun ciri-ciri atau kriteria yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah informan merupakan pembina yang tergolong anggota aktif di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru, Riau.

Penentuan informan yang kedua yakni menggunakan key person

maksudnya adalah apabila peneliti sudah memahami informasi awal tentang objek penelitian maupun informan penelitian, sehingga ia membutuhkan key person untuk memulai melakukan wawancara atau observasi. Key person adalah tokoh formal tokoh informal, seperti pada perusahaan, toko formal bisa kepala kantor, kepala bagian, kepala unit pemasaran, dan sebagainya. Sedangkan tokoh informal bisa tokoh masyarakat di sekitar perusahaan yang memahami objek penelitian (Bungin, 2008:77). Key person dalam penelitian ini adalah pengurus dari Yayasan Sebaya Lancang Kuning di Pekanbaru, Riau yang mengetahui informasi lebih banyak mengetahui anggota yang akan dijadikan informan.

3.6.2 Keabsahan Data

Keabsahan data adalah setiap keadaan harus memenuhi 1) mendemonstrasikan nilai yang benar, 2) menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, dan 3) memperbolehkan keputusan-keputusannya (Moloeng, 2006:320). Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


(49)

Kehadiran penelitian dalam setiap tahap penelitian kualitatif membantu peneliti untuk memahami semua data yang dihimpun dalam penelitian. Peneliti kualitatif adalah orang-orang yang langsung melakukan wawancara dan observasi dengan informan-informannya, karena itu peneliti kualitatif adalah peneliti yang memilik waktu yang lama bersama informan di lapangan, bahkan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai (Bungin, 2008:254).

2. Ketekunan Pengamatan

Proses memperoleh derajat keabsahan yang tinggi, maka hal yang dilakukan adalah meningkatkan ketekunan dalam pengamatan di lapangan. Pengamatan bukanlah suatu teknik pengumpulan data yang hanya mengandalkan kemampuan panca indera namun juga menggunakan semua panca indera termasuk pendengaran, perasaan, dan insting peneliti, dengan meningkatkan ketekunan pengamatan di lapangan maka, derajat keabsahan data telah ditingkatkan pula (Bungin, 2008:256). Ketekunan pengamatan dilakukan dengan maksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang relevan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

Untuk menguji keabsahaan data yang dikumpukan, peneliti akan melakukan (Hamidi, 2004) :

1. Teknik trianggulasi antar sumber data, antar teknik pengumpulan data dan antar pengumpulan data, dimana peneliti akan berusaha untuk mendapatkan rekan atau pembantu dalam penggalian data dari warga dilokasi yang mampu membantu serta memberi penjelasan.


(50)

3. Mendiskusikan dan menyeminarkan dengan teman sejawat di jurusan tempat peneliti belajar, termasuk koreksi dibawah para pembimbing.

4. Analisis kasus negatif yakni kasus yang tidak sesuai hasil penelitian hingga waktu tertentu.

5. Perpanjangan waktu penelitian. Selain waktu untuk memperoleh bukti yang lebih lengkap juga untuk memeriksa konsistensi tindakan atau ekspresi informan.

3.7 Teknik Analisis Data

Setiap penelitian, tentu saja memerlukan analisi data berdasarkan apa yang didapat dilapangan. Menurut Boglan dan Biklen, analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalam bekerja dengan data, memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (moleong, 2005:248).

Berdasarkan teknik analisis data dilapangan model Miles dan Huberman, peneliti menganalisis data dengan langkah-langkah sebagai berikut (sugiyono, 2007:92) :

1. Melakukan reduksi data. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data artinya adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal-hal-hal yang penting, dicari pola


(51)

2. Penyajian data. Melakukan penyajian data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berbentuk grafik, matriks, networks (jaringan), dan chart (grafik).

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Apabila kesimpulan yang ditemukan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang kredibilitas.


(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Hasil Penelitian 4.1.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Yayasan Sebaya Lancang Kuning di Pekanbaru Riau.Yayasan Sebaya Lancang kuning berdiri pada tahun 2006. Yayasan Sebaya Lancang Kuning merupakan salah satu lembaga sosial yang bergerak dalam bidang HIV/AIDS, dengan cara menolong anggota masyarakat yang sebagai korban HIV dan AIDS.

Alasan peneliti mengambil lokasi penelitian di Yayasan Sebaya Lancang Kuning di Pekanbaru Riau dikarenakan Lembaga seperti ini di medan dan sekitarnya tidak terlalu aktif atau peduli terhadap HIV/AIDS. Di Yayasan Sebaya Lancang kuning ini juga terdapat pola komunikasi diantara pembina atau sering disebut sebagai pendamping. Dimana pendamping tentu akan melakukan komunikasi kepada odha yang didampinginya.

Perlunya suatu pola komunikasi antara pendamping dengan odha yang didampinginya yang ada di yayasan Sebaya Lancang Kuning. Atas dasar inilah peneliti sangat tertarik untuk mengetahui Pola Komunikasi Pada Pembinaan Orang Dengan Hiv/Aids (Odha)

4.1.2 Profil Yayasan Sebaya Lancang Kuning

Yayasan Sebaya Lancang Kuning berdiri pada tahun 2006. Didirikan oleh sekelompok Odha yang saat itu mengikuti kongres nasional odha dan ohidha yang diadakan pada tahun 2005. Adapun visi dan misi Yayasan Sebaya Lancang Kuning adalah sebagai berikut:


(53)

A. Visi

Lancang kuning memiliki visi yaitu menginginkan ODHA dan OHIDHA hidup di Riau dengan nyaman, bermutu serta dapat berbaur dan berdampingan dengan masyarakat luas.

B. Misi

1 Misi dari Lancang kuning yaitu berjuang mencapai visi dengan menerapkan pendekatan yang mendukung tanpa diskriminasi dengan meningkatkan pemberdayaan Odha, menampilkan sosok yang manusiawi kepada masyarakat dan meningkatkan keterlibatan Odha dalam penanggulangan HIV dan AIDS.

2 Dalam menjalani kegiatan dan program dalam mendampingi Odha, Lancang kuning menjalin kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pihak.

4. 1.3 Proses Pelaksanaan Penelitian

Proses penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai Pola Komunikasi Pada Pembinaan Orang Dengan HIV/Aids (ODHA) di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau dilaksanakan berdasarkan teknik maupun metode yang sesuai, seperti yang sudah dijelaskan oleh peneliti pada bab II dan bab III sebelumnya. Untuk mendapatkan informasi dan informan tentang penelitian ini, peneliti telah melakukan pra penelitian sebelum memutuskan untuk melakukan penelitian di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau.

Bulan April 2015, peneliti bertemu dengan salah satu pendamping yang sedang ada kegiatan di medan. Peneliti menanyakan tentang Yayasan Sebaya Lancang Kuning. Pada bulan Desember 2015 peneliti mengunjungi Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau untuk bertemu dengan salah satu ketua ataupun pengurus Yayasan dengan maksud memberitahukan tujuan kedatangan peneliti. Pertama kali, begitu saya tiba di pekanbaru pada saat itu malam hari akibat pesawat yang saya tumpangi delay. Peneliti dijemput oleh Pak Andi Tetapi mesikipun delay saya tetap mendatangi kantor sekretariat Yayasan Sebaya


(54)

mengerjakan laporan akhir tahun. Pada hari itu juga saya berdiskusi dengan mba Hertin tentang HIV/AIDS.

Hari rabu, 16 Desember 2015, peneliti kembali berkunjung ke sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning. Peneliti baru menjelaskan tujuan peneliti datang ke Yayasan Sebaya Lancang Kuning tetapi karena ketua atau pengurus tidak berada ditempat dan kesibukan mereka yang padat diakhir tahun maka saya harus menunggu hingga besok harinya lagi untuk mendapatkan izin untuk bisa melakukan penelitian. Tetapi peneliti tetap menunggu dan berada di skretariat untuk melakukan pendekatan dengan anggota Yayasan Sebaya Lancang Kuning. Peneliti berkenalan dengan Bang Ari, Kak Ozi, Pak Andi, Kak Novi dan Bang Bara. Peneliti pun disambut sangat ramah, dan penuh senyuman dan akrab walaupun peneliti baru bertemu dan berkunjung ke asrama. Peneliti pun berbincang-bincang sebentar mengenai kedatangan peneliti pada mereka dan memohon bantuannya kedepan untuk dapat melakukan penelitian disini. Tidak terasa, hari sudah petang menunjukkan pukul 19.00 Wib. Peneliti ditawarin untuk ikut makan bakso bersama mereka sebagai tanda menyambut kedatangan peneliti. Peneliti langsung menerima tawaran tersebut. Disebuah warung bakso peneliti pun melakukan bincang-bincang sebagai awal pendekatan dengan mereka. Peneliti memohon pamit pulang dan mengucapkan terimakasih banyak atas makan malamnya dan memohon untuk membantu peneliti kedepannya dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Penelitipun izin untuk pulang deluan dari mereka. Peneliti diantar oleh Pak Andi.

Hari kamis, 17 Desember, Peneliti kembali ke sekretariat. Peneliti pun bertemu dengan Pak Andi dan Mba Hertin pengurus sekaligus pendamping di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru, Riau. Peneliti langsung menjelaskan maksud dan tujuan peneliti datang ke Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau khususnya untuk bertemu pengurus yayasan disini. Kebetulan pada saat itu ketua Yayasan Sebaya Lancang Kuning sedang tidak berada di tempt dikarenakan sendang mengikuti seminar. Pak Andi dan Mba hertin tidak bisa memberi keputusan apapun tetapi dia meminta peneliti untuk menjelaskan sedikit


(55)

Hertin untuk menemani Peneliti. Setelah Mba Hertin mempelajari semua bahan yang diberikan peneliti, Mba Hertin menyarankan saya untuk dapat langsung bertemu dengan ketua di hari senin. Karena ketua Yayasan Sebaya Lancang Kuning baru akan bisa ditemui pada hari senin. Peneliti pun menerima saran yang diberikan Mba Hertin. Peneliti pun berbincang-bincang dengan Mba Hertin mengenai pola komunikasi. Ternyata Mba Hertin merupakan Sarjana Ilmu Komunikasi. Mba Hertin alumni dari Universitas Terbuka. Peneliti merasa senang sekali berbincang dengan Mbak Hertin. Tetapi peneliti tidak bisa terlalu intens berbincang dengan Mba Hertin dikarenakan Mba Hertin membawa kedua buah hatinya. Salah satunya masih berusia balita jadi peneliti memutuskan untuk mengakhiri perbincangan. Dan haripun sudah mulai malam peneliti memohon pamit untuk pulang.

Pada hari Jumat, 18 Desember 2015, mesikpun peneliti sudah membuat janji untuk bertemu di hari senin tetapi peneliti tetap berkunjung ke sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning. Untuk melakukan pendekatan. Karena mereka sangat sensitif untuk itu peneliti harus melakukan pendekatan yang lebih. Beberapa dari mereka ada yang pergi sholat jumat. Pada waktu itu hari sudah siang dan peneliti mengajak Kak Novi untuk membeli makan siang karena mereka terlalu sibuk dengan laporan akhir tahun. Jadi peneliti berinisiatif untuk membeli nasi untuk makan siang. Pada saat itu penelitipun tidak segan untuk makan siang bersama mereka demi menciptakan suasana yang hangat dan menjalin kedekatan dengan mereka. Setelah makan siang penelitipun menunggu sampai mereka mempunyai waktu luang untuk berbincang-bincang kembali. Karena peneliti membawa kamera, Peneliti pun diminta untuk memfoto mereka tdengan catatan foto tersebut hanya boleh dilihat oleh peneliti saja dan tidak boleh dijadikan dokumentasi. Hari mulai sore dan langit pun mendung penelitipun minta izin untuk pulang deluan.


(56)

untuk ngobrol dan berbagi informasi dengan mereka. Peneliti pun diminta untuk mengantarkan Bang Ari untuk ke Bank karena ada suatu urusan, kebetulan pada saat itu tidak ada yang bisa mengatarkan dan kebetelun peneliti bisa mengendarai sepeda motor. Setelah urusan selesai peneliti pun kembali kesektariat Yayasan Lancang Kuning dengan Bang Ari dan langsung makan siang. Setelah makan siang peneliti pun melanjutkan obrolan dengan mereka. Tetapi hari ini mereka pulang lebih awal dan penelitipun ikut pulang bersama mereka.

Pada Hari senin, 21 Desember 2015, peneliti bertemu dengan Ketua Yayasan Sebaya Lancang Kuning pengurus langsung memberikan peneliti izin untuk bisa masuk ke dalam kantor. Peneliti pun langsung meminta izin untuk mengambil beberapa foto di kantor yayasan meskipun harus ada beberapa peraturan yang peneliti harus ketahui. Salah satunya tidak boleh mengambil foto tampak depan, harus ada pemberitahuan foto yang akan dijadikan dokumentasi dan harus merahasiakan identitas para informan. Penelitipun diwajibkan untuk membuat dan menandatangai surat penyataan mengenai peraturan tersebut. Setelah itu peneliti sudah boleh diizinkan untuk melakukan peneltitan pada hari ini langsung. Peneliti langsung menemui informan pertama yang pria yang sering di panggil “etek” ini bernama Ari merupakan seorang yang berstatus odha. Bang ari langsung mengajak peneliti untuk duduk di sebuah sofa yang ada di kantor sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning. Bang Ari merupakan sosok yang sangat ramah dan humoris. Selama proses perbincangan kebanyakan ari selalu tertawa karena ari juga mempunyai penyakit latah, suaranya pun lembut dan terlalu pelan sehingga peneliti harus mengulang beberapa kali. Selesai dengan ari peneliti langsung melakukan perbincangan dengan informan kedua di hari ini yaitu perempuan yang akrab dipanggil Ozi. Perempuan berhijab ini sangat ramah walaupun kalau belum mengenalnya Ozi kelihatannya pendiam. Ozi merupakang pendamping odha. Peneliti langsung mengajak Ozi untuk mengobrol di sebuah sofa panjang yang terdapat di sekretariat Yayasan Sebaya lancang Kuning. Peneliti pun mengobrol panjang lebar dengan Ozi. Penelitipun kagum dengan


(57)

Pada hari selasa, 22 Desember, 2015 peneliti kembali datang ke sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning. Peneliti seperti biasa menunggu sampai ada waktu senggang dan langsung saja berbincang dengan pria yang bernama Bara. Bara mempunyai suara emas. Dia juga pandai bernyanyi. Selama peneliti sering ke sekretariat Bara sering menyanyikan beberapa bait lagu. Bara merupakan orang yang berstatus sebagai odha. Penelitipun langsung mengajak Bara berbincang berdua disebuah sofa. Bara juga merupakan orang yang cerdas. Peneliti sangat tertarik dengan Bara karena Bara sangat santai menghadapi pertanyaan demi pertanyaan. Peneliti menilai Bara sebagai seorang yang serius walaupun ada sedikit bercanda tetapi bisa dikatakan bara merupakan sosok yang lebih banyak serius.

Pada hari rabu, 23 Desember 2015, peneliti datang pada siang hari kebetulan disitu perempuan yang bernama Novi. Peneliti mengajak Novi untuk duduk di sebuah sofa untuk mengobrol dengan santai. Tetapi karena mereka sering bercanda dengan teman-teman saat itu ada Ari maka Novi mengajak Peneliti untuk ngobrol di sebuah anak tangga yang ada di Sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning. Yang jauh dari keramaian. Disitu Novi bercerita tentang pengalamannya sebagai odha dengan penuh emosi sampai mata Novi berkaca-kaca. Peneliti juga sering ngobrol dengan Novi sebelumnya jadi Novi merasa lebih dekat dengan peneliti.

Pada hari kamis, 24 Desember 2015, peneliti datang setelah makan siang pada pukul 01.00 Wib. Disitu ada Andi yang waktu itu menjemput saya di bandara. Andi merupakan seorang pendamping dimana Andi salah satu informan yang tidak ingin pembicaraanbnnya direcord dan dia meminta saya untuk menulis jawaban-jawaban yang Andi berikan. Andi mengajak saya duduk di meja kerjanya. Peneliti mengobrol panjang dengan Andi Menurut peneliti Andi sosok yang cerdas dalam menanggapin perbincangan dan perbincangan melebar dan sampai peneliti lupa waktu dan waktu sudah pukul 2.50 Wib. Dimana peneliti


(58)

yang berada di sekretariat. Setelah menunggu peneliti bertemu dengan Hertin yang merupakan informan terakhir, sebelumnya peneliti sudah pernah berbincang dengan Hertin tetapi hanya sekedar saja. Dan akhirnya Hertin berbincang dengan peneliti pada saat itu disebuah sofabed dimana sambil berbincang Herti sambil meniduri putri kecilnya yang masih balita. Peneliti pun mengobrol panjang lebar dengan hertin walau sesekali harus ada tangisan dari putrinya. Penelitipun mengakhiri penelitiannya dan pada keesokan harinya kebetulan merupakan tanggal merah dan libur makan peneliti kembali lagi pada hari sabtu, 26 Desember 2015, untuk mengambil surat balasan dari Yayasan Sebaya Lancang Kuning. Sekaligus menghabiskan waktu akhir pekan bersama mereka. Kebetulan peneliti baru akan kembali kemedan pada hari minggu malam. Pada hari sabtu itu peneliti diundang untuk datang kesebuah acara yang diselenggarakan pemerintah untuk peduli HIV/AIDS. Peneliti tentu menerima undangan tersebut dan keesokan harinya peneliti datang ke acara tersebut karena terlambat peneliti tidak sempat mengikuti seminar tersebut tetapi peneliti bisa mengunjungi stand dari Yayasan Sebaya Lancang kuning dan menambah dokumentasi untuk penelitian ini.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang telah peneliti lakukan selama dua minggu di kantor yayasan, peneliti merasa sudah mendapatkan data yang sangat cukup atau bisa dikatakan mencapai data jenuh. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancaraai sebanyak enam orang informan yang sesuai dan memenuhi kriteria yang sudah ditentukan yakni 3 orang yang sudah bekerja sebagai pelaksana kegiatan di yayasan dan 3 orang lagi adalah binaan Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau . Dalam pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan didapatkan data yang sudah cukup dalam atau jenuh untuk menjawab tujuan dari penelitian ini sehingga peneliti memutuskan untuk mengakhiri penelitian tersebut. Adapun penelitian ini dapat dilakukan atas bantuan dari berbagai pihak seperti, Pengeloa Program,Pengelola Admnistrasi Keuangan,dn Divisi Pendataan dan Perencanaan Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau yang sanagt membantu Peneliti dalam memperoleh data,


(59)

4.1.4.Karakteristik informan

Peneliti melakukan wawancara dengan enam informan yaitu Odha dan pendamping aktif di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau yang sesuai dan memenuhi kriteria sebagai informan dalam penelitian ini. Adapun karakteristik masing-masing dalam penelitian ini sebagai berikut:

Informan I

Ari, lelaki bertatto namun mempunyai hati yang sangat lembut dan sensitif ini merupakan sosok pria yang sangat humoris. Dimana pun ari berada selalu membuat suasan hidup dan ramai. Pria ini paling tidak bisa menahan rasa lapar. Bahkan dia bisa kehilangan konsentrasi apabila sedang dalam keadaan lapar. Pria yang satu ini sangat lembut dalam bertutur kata atau berbicara. Pria kelahiran Pekanbaru, 12 September 1991 ini dalam melakukan interview dengan suara lembut dan bahkan nyaris tidak terdengar dengan sesekali tertawa dan lupa dengan pertanyaan yang peneliti tanyakan. Pria ini sering menyebutkan dirinya dengan sebutan “etek”. Ari pada saat itu positif dinyatakan sebagai odha pada Desember 2012 . Ari bergabung di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau pada Januari 2013 dan awalnya hanya ikut-ikut pertemuan bulanan sesekali.

Namun pria yang satu ini memiliki perasaan yang sangat sensitif sesekali sering saya melihat ari memasang wajah cemberut apabila digangguin dengan teman-temannya. Ari mempunyai hobby bernyanyi tetapi kurang percaya diri untuk tampil menyanyi. Mesipun ari kurang percaya diri dalam menyayi tetapi ari orang yang tidak malu-malu dalam meminta tolong. Kebetulan ari tidak dapat mengendari sepeda motor. Ari tidak ragu-ragu untuk meminta bantuan kepada peneliti. Dari situ bisa dilihat bahwa ari orang yang cepat akrab dan ramah kepada orang lain.

Informan II


(60)

dinyatakan HIV positif pada 7 Februari 2014. Bara memutuskan bergabung dengan Yayasan Sebaya Lancang Kuning karena ingin tahu lebih banyak mengenai HIV. Bara bisa dibilang lelaki serius sesekali dia mau bersenda gurau. Tetapi kebanyakan serius. Bara lebih akrab dipanggil dengan sebutan “Aa” hampir rata-rata di Yayasan Sebaya Lancang kuning memanggilnya dengan sebutan Aa. Pria ini selalu rapi dalam berbusana bahkan dihari jumat ia kerap kali menggunakan baju koko. Bara tergolong odha yang baru bergabung tetapi dia saklah satu yang aktif.

Informan III

Wanita kelahiran Selat Panjang 6 November 1989 ini bernama Novi. Wanita yang satu ini merupakan single parent. Ibu dari satu anak ini menyandang status odha. Novi dinyatakan HIV positif pada 10 November 2012. Novi berangkat ke Pekanbaru karena merupakan pasien rujukan. Wanita mungil ini mempunyai sifat yang sangat ramah dan mudah akrab. Tetapi dia termasuk orang yang mudah tersinggung. Novi termasuk odha yang ceria. Novi mempunyai alergi akan daging sapi. Tetappi dia tidak pernah absen dari kegiatan termasuk pada saat teman-temannya dan peneliti sedang berbincang-bincang disebuah warung bakso. Dan novi tetap mengonsumsinya walaupun keesokan harinya ia harus datang dengan bibir yang bengkak. Sifat wanita ini sangat loyal dan setia kawan. Perempuan berhijab ini sangat modis. Hampir setiap hari novi menggunakan

make-up dan berpenampilan menarik. Bahkan peneliti sempat tertipu dan mengira novi masih gadis.

Informan IV

Andi pria kelahiran Medan 11 Februari 1964 ini merupakan penggemar kucing. Pria ini sudah menetap di Pekanbaru kurang lebih sekitar hampir 20 tahun. Pria ini merupakan pendamping odha. Pria yang satu ini merupakan informan yang sangat banyak permintaan. Pada saat interview dia meminta peneliti untuk tidak merekam dan menulis jawaban secara manual. Beliau juga


(61)

Lancang Kuning Pekanbaru, Riau. Andi termasuk pendamping yang aktif di Yayasan tersebut.

Informan V

Ibu dari tiga anak ini bernama Hertin. Dia memiliki dua puta dan satu putri. Wanita kelahiran Surabaya, 14 Juli 1978 ini sudah menjadi pendamping mulai tahun 2013. Wanita satu ini sangat lembut dan halus dalam bertutur kata. Bahkan logat jawanya masih sangat kental. Hertin merupakan sarjana ilmu komunikasi dari universitas terbuka. Sedikit banyak pada saat interview peneliti dan hertin nyambung dalam melakukan interview. Wanita ini sangat sederhana dalam berpenampilan. Bahkan hampir setiap hari tidak pernah menggunakan

make-up. Wanita berambut pendek ini sangat akrab dan murah senyum.

Informan VI

Perempuan kelahiran Lubuk Batung 5 Juni 1982 ini bernama Rozi. Perempuan berhijab ini akrab dipanggil Ozi. Ozi merupakan pendamping yang aktif di Yayasan Sebaya Lancang Kuning. Hampir setiap peneliti berkunjung Ozi selalu ada. Ozi mulai menjadi pendamping pada tahun 2014. Ozi sangat hobby bernyanyi dan mendengarkan musik. Hampir setiap saat ia menyalakan musik untuk menemaninya bekerja. Perempuan ini bisa dikatakan tomboy walau sesekali juga menggunakan rok. Tetapi gaya berpenampilannya lebih mengesankan ia pribadi yang tomboy. Ia selalu membawa tas ranselnya kemanapun ia pergi. Ozi merupakan orang yang ramah apabila kita sudah mengenalnya. Tetapi bagi yang belum mengenalnya pasti mengira ozi orang yang sombong dan tidak banyak cakap. Awalnya peneliti juga berfikikiran seperti itu tetapi ternyata ia merupakan pribadi yang baik dan selama peneliti berada disana ia sangat banyak menolong dalam segala hal.


(62)

Tabel 4.1 Karakteristik InformanYayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau

No. Nama Karakteristik InformanYayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau

1. Ari a. Tempat/tgl/lahir : Pekanbaru 12 September 1991 b. Umur : 24 Tahun

c. Jenis kelamin : Laki-Laki d. Pendidikan : SMP

2. Bara a. Tempat/tgl/lahir : Kuta Raja 19 Februari 1984 b. Umur : 31 Tahun

c. Jenis kelamin : Laki-Laki d. Pendidikan : SMA

3. Novi a. Tempat/tgl/lahir : Selat Panjang 6 November 1989 b. Umur : 26 Tahun

c. Jenis kelamin : Perempuan d. Pendidikan : SMP

4. Andi a. Tempat/tgl/lahir : Medan 11 Februari 1964 b. Umur : 51 Tahun

c. Jenis kelamin : Laki-laki d. Pendidikan : SMA

5. Hertin a. Tempat/tgl/lahir : Surabaya 14 Juli 1978 b. Umur : 37 Tahun

c. Jenis kelamin : Perempuan d. Pendidikan : S1

6. Rozi a. Tempat/tgl/lahir : Lubuk Batung 5 Juni 1982 b. Umur : 33 Tahun

c. Jenis kelamin : Perempuan d. Pendidikan : SLTA


(63)

4.1.5. Profil Informan di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau

Berdasarkan tujuan penelitian yakni mengetahui Profil Informan Orang Dengan Hiv/Aids (Odha) Di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau, peneliti melakukan wawancara secara mendalam kepada setiap informan untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun hasil pengamatan dan wawancara yang didapat, peneliti sajikan dalam bentuk narasi atau mendeskripsikan langsung segala hasil wawancara dari informan I sampai kepada informan ke III.

Informan I

Nama : Ari

Tanggal wawancara : 21 Desember 2015 Tempat : Ruang Yayasan

Pukul : 01.00 WIB

Ari, lelaki lembui ini berumur 24 tahun yang berpendidikan SMP ini dinyatakan positif sebagai ODHA sejak 3 tahun yang lalu yaitu Desember 2012 dan sudah bergabung di yayasan ini sebagai ODHA saya bergabung di yayasan ini januari 2013 ikut-ikut pertemuan bulanan sekali-sekali. Saat ditanya bagaimana perasaannnya ketika dinyatakan positif sebagai ODHA, Ari mengalami drop dan kebingungan Sehingga nggak tahu apa yang harus ia lakukan saat itu.

Ari bergabung di Yayasan Sebaya Lancang Kuning karena banyak yang tidak ia ketahui tentang HIV maka ia bergabung karena bagi saya di lancang kuning ini sebagai gudangnya informasi tentang HIV. Keluarga ari tidak semua mengetahui bahwa ia ODHA.


(64)

Informan II

Nama : Bara

Tanggal wawancara : 22 Desember 2015

Tempat : Ruang Yayasan

Pukul : 03.15 WIB

Bara, laki-laki 31 tahun kelahiran Kuta Raja 19 Februari 1984 ini dinyatakan positif sebagai ODHA 7 Februari 2014 saya dinyatakan positif sebagai ODHA namun saat dinyatakan positif sebagai ODHA cenderung santai aja mungkin karena terlalu kaget jadinya biasa aja. Saat ditanya motivasinya bergabung di Yayasan Sebaya Lancang Kuning karena rasa ingin tahu lebih banyak tentang HIV, karena kalau di layanan sendiri cuman dapat informasi yang sekedar saja. Sekedar tahu harus minum obat dan cek ini itu. Sementara info yang lebih dari itu tidak bisa di dapat. Namun saat ditanya apakah keluarganya mengetahui bahwa ia sudah ODHA, Bara mengatakan bahwa kluarga pasti kaget pas pertama sekali saat mereka mengetahui status saya namun mereka tetap mendukung dan menyemangati Bara.

yang tahu saya positif HIV hanya sebagian keluarga saja. Tanggapan meraka yang pasti kaget pas pertama kali saya buka statusbtetapi mereka tetap mendukung dan menyemangati saya”

Informan III

Nama : Novi

Tanggal wawancara : 23 Desember 2015 Tempat : Sekretariat


(65)

perasaan hancur, dunia rasanya kiamat sudah nggak punya harapan untuk hidup. Setelah kejadian itu Novi mendapat rujukan ke pekanbaru bertemu dengan pendukung sebaya di pekanbaru dia juga buka status bahwa dia juga hiv positif dari situ saya dapat motivasi yang kuat bahwa hiv positif itu tidak segampang yang kita pikitrkan tetapi bisa sehat sama seperti orang biasa. Saat ditanya tentang keluarga, semua merasa kaget

“waktu saya dinyatakan positif yang tahu tante, kakak kandung saya, sama abang sepupu saya. Mereka juga merasa kaget waktu pas dinyatakan saya positif hiv”.

Tabel 4.2 Profil Informan

No. Nama Informan Profil Informan

1. Ari

Dinyatakan positif sebagai ODHA

Desember 2012.

Bergabung di yayasan

Januari 2013

Perasaan saat dinyatakan positif

Drop, sedih, bingung

Motivasi bergabung

Ketidaktauan tentang HIV

2 Bara Dinyatakan positif sebagai ODHA


(66)

Perasaan saat dinyatakan positif

Perasaan cenderung santai aja mungkin karena terlalu kaget jadinya biasa aja

Motivasi bergabung

karena rasa ingin tahu lebih banyak tentang HIV sehingga coba-coba

3 Novi Dinyatakan positif sebagai ODHA

10 November 2012.

Bergabung di yayasan

November 2012

Perasaan saat dinyatakan positif

Perasaan hancur, dunia rasanya kiamat sudah nggak punya harapan untuk hidup.

Motivasi bergabung

Adanya rujukan

Sumber : Hasil Wawancara Penelitian

4.1.6. Proses Pembinaan Informan di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau

Informan I

Nama : Ari


(67)

Ari menyatakan bahwa komunikasi interpersonal yang terjadi dalam proses pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau adalah baik.

selama ini komunikasi saya atau hubungan saya dengan pendamping saya baik-baik saja. Apa yang saya tidak ketahui langsung saya tanyakan saja ke pendamping dan sejauh ini selalu dijawab dan sejauh ini hubungan kami baik.

Mengenai komunikasi kelompok yang terjadi dalam proses pembinaan komunikasi kelompok di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau, Ari menjawab bahwa komunikasi kelompok yang ada di yayasan sebaya lancang kuning ini baik terdapat pertemuan rutin yang dilakukan.Di yayasan sebaya lancang kuting terdapat pertemuan bulan dimana kita berkumpul membahas tentang hiv, cara pengabatannya gimana, apa saja yang harus dilakukan odha setelah positif. Terkadang juga ada pemateri atau pembicara seperti dokter atau narasumber lainnya. Ada juga pertemuan tahunan berupa pelatihan dimana kita berkumpul temen-temen yang berasala dari daerah-daerah ataupun dari provinsi lain

Di Yayasan Sebaya Lancang Kuning terdapat pertemuan bulanan dimana kita berkumpul membahas tentang HIV, cara pengobatannya gimana, apa saja yang harus dilakukan odha setelah positif. Terkadang juga ada pemateri atau pembicara seperti dokter atau narasumber lainnya dan ada juga pertemuan tahunan berupa pelatihan dimana kita berkumpul teman-teman yang berasal dari daerah-daerah ataupun dari provinsi lain”

Informan II

Nama : Bara

Tanggal wawancara : 22 Desember 2015

Tempat : Ruang Yayasan


(68)

Komunikasi yang terjadi lumayan lancar dan baik apalagi kalau diawal-awal saya menerima status saya sebagai odha, komunikasi saya dengan pendamping sangat intens karena banyak yang saya ingin ketahui tentang status saya dan saya sering main ke sekretariat karena saya merasa harus ngapain lagi yaa setidaknya bisa saling bercerita tentang pengalaman dengan teman-teman sesama yang ada di sekretariat.”

Mengenai komunikasi kelompok biasanya kalau sudah ketemu di sebuah komunitas biasanya awal-awal takut ada yang dikenal. Setelah gabung ternyata tidak seperti yang dibayangkan semua saling support saling dukung.Bara juga menambahkan bahwa terdapat pertemuan bulanan setiap bulannya rutin tetapi tidak berpatokan dengan satu tanggal saja. Lebih fleksibel tempatnya pun kadang di sebuah cafe atau di skretariat nggak tentu sih disesuaikan dengan kebutuhan.Ada juga pertemuan tahunan berupa pelatihan disitu kami berkumpul teman-teman dari berbagai daerah dan provinsi.

“Terdapat pertemuan bulanan setiap bulannya rutin tetapi tidak berpatokan dengan satu tanggal saja. Lebih fleksibel tempatnya pun kadang di sebuah cafe atau di sekretariat nggak tentu sih disesuaikan dengan kebutuhan dan ada juga pertemuan tahunan berupa pelatihan disitu kami berkumpul dengan teman-teman dari berbagai daerah dan provinsi”

Informan III

Nama : Novi

Tanggal wawancara : 23 Desember 2015 Tempat : Ruang yayasan

Pukul : 04.00 WIB

Novi menyakan bahwa komunikasi interpersonal yang terjadi dalam proses pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau terjalin lancar.


(69)

Jadi kita sering bertukar informasi dari situlah mendapat ilmu dan itu yang membuat motivasi untuk saya sendiri”

Komunikasi kelompok yang terjadi ya biasanya berbagi pengalaman, tukar-tukana no hp, bercerita masalah-masalah yang kita hadapi, ya sekedar begitu aja. Ada pertemuan bulanan di yayasan sebaya lancang kuning sebelum hari pertemuan biasa kami dikabari atau diberitahu karena pertemuan bulanannya tidak di tetapkan tanggalnya dan tempatnya pun tidak tentu bisa di sekretariat, cafe atau di puskesmas.Pertemuan tahunan ada berupa pelatihan dimana semua berkumpul dari daerah yang berbeda. Ada juga peringatan malam renungan di bulan mei dimana mengenang teman-teman yang telah mendahului mereka

“Ada pertemuan bulanan di Yayasan Sebaya Lancang Kuning sebelum hari pertemuan biasa kami dikabari atau diberitahu karena pertemuan bulanannya tidak di tetapkan tanggalnya dan tempatnya pun tidak tentu bisa di sekretariat, cafe atau di puskesmas dan pertemuan tahunan ada berupa pelatihan dimana semua berkumpul dari daerah yang berbeda. Ada juga peringatan malam renungan di bulan mei dimana mengenang teman-teman yang telah mendahului kami”


(70)

Tabel 4.3 Proses Pembinaan Informan

No. Nama Informan Proses Pembinaan Informan

1. Ari

Komunikasi interpersonal

Baik dan lancar

Komunikasi kelompok

Dilakukan per tiap bulan dan semester

2 Bara Komunikasi interpersonal

Baik dan lancar

Komunikasi kelompok

Dilakukan per tiap bulan dan semester

3 Novi Komunikasi interpersonal

Baik dan lancar

Komunikasi kelompok

Dilakukan per tiap bulan dan semester

Sumber : Hasil Wawancara Penelitian

4.1.7. Permasalahan Dan Kendala Komunikasi 1. Informan I

a. Nama : Ari

b. Tanggal wawancara : 21 Desember 2015 c. Tempat : Ruang Yayasan d. Pukul : 01.00 WIB

Dari hasil wawancara dengan Ari, diperoleh gambarabn bahwa Selama ia disini tidak terdapat masalah yang berarti ya masalah-masalah kecil la seperti terkadang sulit menghubungi pendamping ya namanya semua orang punya kesibukan pribadi. Bahkan saat ditanyakan kendala pada pembinaan odha (orang


(71)

riau Ari menjawab sejauh ini tidak ada kendala yang berarti dalam palingan kalau pendamping sibuk ya kita harus memahami.dan saling mengerti.

“Selama saya disini tidak terdapat masalah yang berarti ya masalah-masalah kecil la seperti terkadang sulit menghubungi pendamping ya namanya semua orang punya kesibukan pribadi. Sejauh ini tidak ada kendala yang berarti dalam palingan kalau pendamping sibuk ya kita harus memahami dan saling mengerti”

Informan II

Nama : Bara

Tanggal wawancara : 22 Desember 2015

Tempat : Ruang Yayasan

Pukul : 03.15 WIB

Bara, menyakana bahwa Sejauh ini tidak ada masalah yang berarti para pendamping di sini cukup memperhatikan kami. Bahkan sampai saat ini tidak ada kendala yang berarti palingan pendamping telat membalas sms atau tidak mengangkat telfun ya sejauh ini belum ada kendala yang berarti bisa dibilang tidak ada kendala.

Sejauh ini tidak ada masalah yang berarti para pendamping di sini cukup memperhatikan kami. Sejauh ini tidak ada kendala yang berarti palingan pendamping telat membalas sms atau tidak mengangkat telepon ya sejauh ini belum ada kendala yang berarti bisa dibilang tidak ada kendala.” Informan III

Nama : Novi

Tanggal wawancara : 23 Desember 2015 Tempat : Ruang yayasan


(72)

tidak bisa menghubungi pendamping dan telat membalas sms yaa harap saling memahami setiap orang pasti punya kesibukan.

“Tidak ada permasalahan selama ini ya baik-baik saja. Kendala paling terkadang tidak bisa menghubungi pendamping dan telat membalas sms yaa harap saling memahami setiap orang pasti punya kesibukan.”

Tabel 4.4 Kendala Pembinaan Informan

No. Nama Informan Kendala Pembinaan Informan

1. Ari

Permasalahan komunikasi pada pembinaan odha Tidak ada

Kendala pada pembinaan odha Tidak ada

2 Bara Permasalahan komunikasi pada pembinaan odha Tidak ada

Kendala pada pembinaan odha Tidak ada

3 Novi Permasalahan komunikasi pada pembinaan odha Tidak ada

Kendala pada pembinaan odha Tidak ada

Sumber : Hasil Wawancara Penelitian

4.1.8.POLA KOMUNIKASI PADA PEMBINAAN ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI YAYASAN SEBAYA LANCANG KUNING PEKANBARU RIAU

1. Informan IV

a. Nama : Andi

a. Tanggal wawancara : 24 Desember 2015 b. Tempat : Ruang Yayasan


(1)

ABSTRACT

The purpose of this study was Communication Patterns On Fostering People With HIV / AIDS (PHAs) (Qualitative Descriptive Study of Communication Patterns On Fostering People With HIV / AIDS (PLWHA) in the Foundations of Peer Lancang Kuning Pekanbaru Riau). The research method is quantitative method with a correlation analysis

Results of this study are patients with HIV / AIDS are often not willing to disclose their status to others because they are afraid and worried people will stay away from even exclude them from the surrounding environment. But for those who are willing to open status, usually those who have gained the support of family and friends close to them, so they do not worry about the acknowledgment of their existence. Communication Patterns On Fostering People With HIV / AIDS (PHAs) in Peer Foundation Lancang Kuning Pekanbaru in Riau has been going well, especially in the recovery process

Some things that can be done to overcome this obstacle is to convey the message by using simpler language and can be received and understood easily by beneficiaries. Not bored enough of reminding and giving sense to the beneficiary for disciplinary treatment should also be conducted. Being more sympathy and empathy for the beneficiaries so that they would open also is one solution.

Keywords: Communication Patterns, Development People with HIV / AIDS (PLHIV)


(2)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

KATA PENGANTAR ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... ` xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah ... 1

1.2 Fokus Masalah ... 12

1.3 Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Manfaat Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perspektif/Paradigma Penelitian ... 14

2.1.1 positivisme ... 14

2.2 Kajian Pustaka ... 15

2.2.1 Komunikasi ... 16

2.2.2 Komunikasi Interpersonal ... 25

2.2.3 Komunikai Kelompok ... 32

2.2.4 Pola Komunikasi ... 34

2.2.5 HIV/AIDS ... 35

2.3 Model Teoritik ... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 41

3.2 Objek Penelitian ... 42

3.3 Subjek Penelitian ... 43

3.4 Unit Analisis ... 43

3.5 Kerangka Analisis ... 44

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.6.1 Penentuan Informan ... 47

3.6.2 Keabsahan Data... 47

3.7 Teknik Analisis Data ... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 51

4.1.1 Lokasi Penelitian ... 51

4.1.2 Profil Yayasan Sebaya Lancang Kuning ... 51

4.1.3 Proses Pelaksanaan Penelitian ... 52


(3)

4.1.4 Karakteristik Informan ... 58

4.1.5 Profil Informan di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau ... 62

4.1.6 Proses Pembinaan Informan di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau ... 65

4.1.7 Permasalahan dan Kendala Komunikasi ... 69

4.1.8 Pola Komunikasi Pada Pembinaan Orang Dengan HIV/Aids (ODHA) di Yayasan Sbaya lancang Kuning Pekanbaru Riau ... 71

4.2 Pembahasan ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 82

5.2 Saran ... 84

5.3 Implikasi Teoritik ... 85

5.4 Praktis ... 85

DAFTAR REFERENSI ... 86 LAMPIRAN


(4)

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

4.1 Karakteristik Informan Yayasan Sebaya Lancang kuning 61

PekanBaru Riau

4.2 Profil Informan 64

4.3 Proses Pembinaan informan 68

4.4 Kendala pembinaan informan 70

4.5 Pola komunikasi dan pembinaan Informan 74


(5)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(6)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

− Pedoman Wawancara

− Hasil Wawancara

− Dokumentasi Penelitian

− Surat Keterangan Penelitian

− Surat Keterangan Telah melakukan Wawancara

− Biodata Peneliti

− Daftar Bimbingan Skripsi


Dokumen yang terkait

Pola Komunikasi Guru Dan Orang Tua Dalam Pembinaan Karakter Murid Di Taman Kanak-Kanak El-Fikri Yayasan Kahfi Tangerang Selatan

2 31 93

Analisis Pola Komunikasi Anak Pemulung Dengan Pembimbing Dalam Upaya Pembinaan Keagamaan Di Yayasan Media Amal Islami (Ymai) Lebak Bulus Jakarta Selatan

0 16 115

Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Perokok (Studi Deskriptif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Perokok Dalam Membentuk perilakunya Di Kota Cimahi)

0 5 1

Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol Dalam Membentuk Perilakunya di Kota Bandung)

0 15 73

Aktivitas Komunikasi Penyandang Tunanetra di Yayasan Pembinaan Tunanetra Indonesia Majalaya (Studi Etnografi Komunikasi tentang Aktivitas Komunikasi Penyandang Tunanetra di Yayasan Pembinaan Tunanetra Indonesia Majalaya)

1 43 93

Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Down Syndrome (Studi Deskriptif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak yang Mengalami Down Syndrome di Kota Bandung)

5 41 108

Pola Komunikasi Etnis Thionghoa Dengan Warga Sunda (Studi Deskriptif Mengenai Pola Komunikasi Etnis Thionghoa Dengan Warga Sunda di Jalan Cibadak Kota Bandung)

0 4 88

Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Perokok (Studi Deskriptif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Perokok Dalam Membentuk perilakunya Di Kota Cimahi)

0 3 1

Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Skinhead (studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Orang TUa Dengan Anak Sebagai Komunitas Skinhead Dalam Berinteraksi Di Kota Bandung)

0 33 98

Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Orang tua dan Anak Penderita HIV (Human Immunity Virus) di Muara Angke Jakarta)

1 12 92