11 mudah menerima informasi tentang suatu hal dan menganalisanya, dan
menerapkan makna dan segi-segi praktisnya dalam kehidupan sehari-hari Mardiatmadja, 1996. Frekuensi informasi yang sering diterima dan
berkesinambungan akan mempengaruhi daya ingat dan akan menimbulkan sikap terhadap informasi tersebut Ahmadi, 1991.
Menurut Azwar 1995 lembaga pendidikan mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena lembaga pendidikan
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh
dilakukan yang diperoleh dari pendidikan dan ajaran-ajarannya. Menurut pemahaman perubahan perilaku, pendidikan dapat
menjadi faktor internal sebagai penentu perubahan perilaku sehat. Pendidikan dapat juga menjadi faktor eksternal yang memudahkan
seseorang melakukan perilaku sehat. Lingkungan pendidikan seperti teman, guru dan orang lain dapat menjadi pendorong peningkatan perilaku
dalam Simon Morton, 1995. Dari pemahaman di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat
pendidikan formal dapat mempengaruhi sikap seseorang. Tingkat pendidikan formal memungkinkan seseorang lebih tinggi tingkat
pengetahuannya.
2.2.4 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek atau informasi
tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Untuk memperoleh pengetahuan dbutuhkan proses kognitif yang merupakan hal
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Bila
seseorang dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan
mengenai suatu bidang tertentu dengan baik secara lisan atau tulisan, maka dapat dikatakan ia mengetahui bidang itu. Sekumpulan jawaban
12 verbal yang diberikan orang tersebut dinamakan pengetahuan knowledge
Notoatmodjo, 2003. Petanyaan dapat dipergunakan untuk mengukur pengetahuan dan dapat
dikelompokan jadi 2 jenis yaitu : 1. Pertanyaan subyektif misalnya jenis pertanyaan essay
2. Pertanyaan obyektif, misalnya pertanyaan pilihan berganda, benar- salah dan pertanyaan menjodohkan.
Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan obyektif terutama pilihan berganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat pengukuran karena
lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur serta lebih cepat dinilai
Pengetahuan merupakan hasil stimulasi informasi yang diperhatikan, dipahami dan diingat. Informasi dapat berasal dari berbagai
bentuk termasuk pendidikan formal maupun informal, percakapan harian, membaca, mendengar radio, menonton televisi, dan dari pengalaman
hidup Simon-Morton, 1995. Pengetahuan dapat diukur melalui beberapa metode yaitu :
wawancara, observasi dan uji tertulis Elwes dan Simnet, 1995.
2.2.5 Pelatihan
Banyak kendala yang akan menghalangi keberhasilan suatu pelatihan, sebagaimana kita ketahui pelatihan yang diberikan pada para
Bidan dapat dikategorikan sebagai pelatihan di bidang kesehatan, tidaklah berbeda dengan pelatihan – pelatihan di bidang yang lain yang penuh
dengan unsur
pendidikan, informasi
dan penularan
pengetahuanketrampilan yang semuanya diperlukan waktu dan sistem yang baik dan harus dapat dilakukan berulang-ulang untuk menumbuhkan
motifasi pada diri sendiri Widyawati S, 2003 Komunikasi pada pelayanan kesehatan dapat dimasukkan dalam
bentuk komunikasi pribadi interpersonal communication yaitu merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka 2
orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun kerumunan orang.
13 Untuk melaksanakan komunikasi pribadi yang efektif baik pemberi
maupun penerima informasi harus memiliki ciri : keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif dan kesetaraan. Sedangkan penilaian akan
keberhasilannya adalah terjadinya sikap perilaku dari penerima informasi Wiryanto, 2006. Maka selain dari pada itu dalam unsur pendidikan
mengandung pokok – pokok penting yang mengait proses pembelajaran, proses sosial, memanusiakan manusia dan berusaha mengubah atau
mengembangkan kemampuan, sikap dan perilaku yang positif. Sehubungan dengan banyaknya pesan yang harus disampaikan
pada pelatihan APN, kondisi sarana dan prasarana yang belum mencukupi serta masih majemuknya bidan di bidang pendidikan dan banyaknya
faktor yang menghadang, maka pemahaman terhadap materi pelatihan tidak menjamin pemahaman mengenai hasil pelatihan James D, 1996.
Sisi lain yang tidak kalah pentingnya dalam melaksanakan pelatihan adalah kinerja pelatih, tempat dan suasana di tempat dilakukannya
pertukaran informasi. Tersediannya tempat yang aman dengan alat-alat medis yang cukup, alat peraga audio visual yang cukup, ruangan yang
bersih dan pelatih yang ramah adalah modal utama dalam penyelenggaraan
pelatihan agar
selalu dapat
memahami pelatihanpengetahuan yang diberikan pelatih. Penyelenggaraan pelatihan
yang penuh dengan informasi harus disampaikan oleh pelatih dengan lugas dan dapat dimengertiditerima oleh para bidan. Oleh karenanya
penyampai harus dengan sabar dan tekun. Para pelatih harus melakukan tugasnya secara efektif dan efisien sehingga transfer ilmu dapat lancar dan
mudah Lubis H, 2008.
14
2.2 Kerangka Konsep Penelitian