Bidan Landasan Teori 2. Manajemen Aktif Kala III

8 Langkah-langkah tindakan penegangan tali pusat terkendali, adalah sebagai berikut: a satu tangan penolong diletakkan pada korpus uteri tepat di atas simpisis pubis. Selama ada kontraksi tangan penolong mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso cranial ke arah belakang dan ke arah kepala ibu, b tangan yang satu memegang tali pusat dekat dengan pembukaan vagina dan melakukan penarikan tali pusat terus menerus dalam tegangan yang sama dengan tekanan ke uterus selama ada konstraksi. Langkah-langkah ini diulangi setiap ada kontraksi sampai plasenta lahir. c. Massase Fundus Uteri Setelah Plasenta Lahir Setelah plasenta lahir, maka kala III berakhir, tetapi tugas penolong persalinan belum selesai, karena masih ada resiko perdarahan. Penyebab terbesar kejadian perdarahan postpartum adalah atonia uteri. Untuk mengurangi kemungkinan atonia uteri dilakukan masase fundus uteri secara aktif untuk menunjang kontraksi uterus yang baik.

2.2.2 Bidan

Bidan DI adalah seseorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui oleh pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku IBI, 1999. Menurut Zapata dan Godue 1997, bidan adalah seorang wanita yang telah mendapatkan pendidikan kesehatan, untuk memberikan perawatan pada wanita, perawatan kehamilan dan persalinan yang beresiko rendah. Bidan DIII adalah pelaksana asuhan kebidanan berdasarkan atas instruksi dokter Depkes RI 2002. Tahun 19891990 pendidikan bidan mulai digalakkan, pendidikan bidan diselenggarakan agar menghasilkan bidan dalam jumlah yang cukup untuk ditempatkan di desa. Lama pendidikan 1 tahun untuk lulusan SPK dan 3 tahun untuk lulusan SMP. Setelah lulus mereka ditempatkan di desa sebagai upaya untuk menggantikan peranan dukun dalam pelayanan kesehatan ibu yang dianggap sebagai penyebab tingginya angka kematian ibu. Setelah jumlah bidan terpenuhi, angka kematian 9 belum menunjukkan penurunan yang berarti. Upaya pemerintah yang ditempuh salah satunya meningkatkan pendidikan bidan lebih tinggi yaitu DIII Kebidanan. Sampai proposal ini disusun 2009 lama kerja bidan antara 3 tahun sampai 30 tahun. Menurut Muchlas 1998 pengalaman bidan dalam bidang tertentu belum menjamin bahwa mereka lebih produktif dan bijaksana dalam mengambil keputusan dibandingkan dengan mereka yang belum lama bekerja. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Robbin 1996, masa kerja tidak berhubungan dengan pengetahuan kinerja, semakin senior seorang pekerja belum berarti akan lebih baik pengetahuan kinerjanya dibandingkan dengan pekerja yang senioritasnya lebih rendah. Selain lama kerja, status kepegawaian ternyata tidak mempengaruhi pengetahuan dan kinerja bidan, baik pegawai negeri sipil atau pegawai tidak tetap. Hal ini sesuai dengan temuan Syah dan Prawitasari 1998, bahwa kinerja dan pengetahuan bidan yang berstatus PNS tidak jauh berbeda dengan bidan dengan status pegawai tidak tetap. Lulusan program pendidikan bidan saat ini relatif masih muda umurnya dan waktu pendidikannya sangat singkat. Disisi lain mereka dihadapkan dengan luasnya cakupan kemampuan yang harus dimiliki dan kekurangsesuaian antara masalah di lapangan dengan materi pendidikan yang mereka peroleh di bangku pendidikan. Banyak kendala yang dihadapi bidan di desa dan dianggap program ini belum berhasil menurunkan AKI, sehingga bidan memerlukan pendidikan yang berkelanjutan continuing education Mukti, 1998. Temuan Suhadi dan Hakimi 2000, bidan yang telah mengikuti pendidikan ternyata penanganan kasus rujukannya meningkat dari 19 kasus 6,2 menjadi 34 kasus 7,2. Kajian lain ditemukan oleh Muchlas 1997 yang mengatakan bahwa produk dan jasa yang dihasilkan sangat tergantung pada karyawan yang diberdayakan, dilatih dan diakui kerjanya. Bidan dengan usia yang relatif muda dan kurangnya pengalaman dalam menolong persalinan membutuhkan supervisi dan pengawasan dari 10 mereka yang berkompeten. Hal ini sesuai dengan pendapat Syah dan Prawitasari 1998, bahwa semakin efektif pimpinan atau pengawas melakukan supervisi terhadap bidan akan meningkatkan pengetahuan yang berpengaruh terhadap kinerja bidan.

2.2.3 Pendidikan