39
RC rasio ada 2 yaitu RC rasio atas biaya eksplisit dan RC rasio atas biaya total. Secara sistematika dapat dirumuskan sebagai berikut :
2.10
2.11
Keterangan : R
Revenue
= Penerimaan total Rp. C
Cost
= Biaya Rp. Usahatani dikatakan layak dijalankan apabila RC lebih besar dari 1
RC 1 artinya untuk setiap Rp. 1,00 biaya yang dikeluarkan akan memberikan penerimaan lebih dari Rp. 1,00. Sebaliknya jika rasio RC
lebih kecil satu RC 1 maka dikatakan bahwa untuk setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan akan memberikan penerimanan lebih kecil dari Rp. 1,00
sehingga usahatani dinilai tidak layak untuk dijalankan. Semakin tinggi nilai RC, semakin menguntungkan usahatani tersebut Gray
et al
. 1992.
C. Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini akan diuraikan hubungan secara empiris penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti dengan model penelitian yang akan
dilakukan. 1.
Nurlaelah 2003 dengan penelitian berjudul dampak penerapan teknologi Inseminasi Buatan IB terhadap penerimaan peternak menggunakan
commit to user
40
analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat harga jual ternak sapi hasil IB pada semua tingkat umur lebih tinggi
dibandingkan dengan ternak sapi hasil perkawinan secara alami, sehingga melalui sistem perkawinan secara IB dapat meningkatkan penerimaan
peternak. 2.
Nuranei dan Purwanta tahun 2006 dengan penelitian berjudul Potensi Sumber Daya dan Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Sapi Perah di
Kabupaten Sinjai menggunakan analisis keuntungan dengan hasil penelitian potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sarana
penunjang mendukung dalam usaha pengembangan usaha peternakan sapi perah di Kabupaten Sinjai.
3. Mulyono 2007 penelitian dengan judul “Analisa faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan peternak sapi potong” Studi kasus di Sukoharjo. Metode survai sampel kepada peternak sapi potong di
Sukoharjo. Variabel dependen: keberhasilan peternak sapi potong, variabel independen: pengalaman usaha, modal usaha, jumlah ternak, jumlah
tenaga kerja, pendidikan, ransum makanan dan obat-obatan. Alat analisis regresi inier berganda, hasil penelitian: modal usaha, jumlah ternak,
ransum makanan, obat-obatan berpengaruh positif. Pengalaman usaha dan jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap keberhasilan peternak sapi
potong. 4.
Susilo 2011 yang berjudul Analisa keuntungan peternak penggaduh sapi pembibitan gaduhan Dinas Pertanian Studi Kasus di Kabupaten Sukoharjo
commit to user
41
Metode survai sampel kepada peternak sapi potong di Sukoharjo. Variabel dependen: keuntungan peternak penggaduh, variabel independen: nilai
induk pertahun, pakan, biaya IB, biaya obat-obatan, biaya pajak. Alat analisis regresi linier berganda, hasil penelitian: nilai induk pertahun,
pakan, biaya pajak berpengaruh positif. Biaya IB dan biaya obat-obatan tidak berpengaruh terhadap keuntungan peternak penggaduh sapi potong.
5. Utami 2011 yang berjudul analisis faktor-faktor produksi yang
mempengaruhi pendapatan usaha ternak sapi potong di Kabupaten Wonogiri. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat
pendapatan peternak sapi potong dengan menggunakan teknologi IB lebih tinggi dibandingkan yang tidak menggunakan IB.
D. Kerangka Pemikiran