71
pemeliharaan ternak yang dinormalkan dengan harga output. Diukur dalam satuan per ekor sapi, tertera dalam Tabel 4.14:
Tabel 4.14 Harga Obat-obatan
Harga Obat-obatan Rp.
Peternak IB Peternak Non IB
Total Jumlah
Jumlah Jumlah
1 2
3 4
5 6
7 20.000-56.000
33 47,83
8 26,67
41 41,42
57.000-92.000 21
30,43 5
16,67 25
26,26 93.000-128.000
5 7,25
13
43,33
18 18,18
129.000-164.000 3
4,35 3
10,00 6
6,06 165.000-200.000
7 10,14
1 3,33
8 8,08
Jumlah 69
100 30
100 99
100 Sumber: Data primer diolah, 2011
Tabel 4.14 di atas menjelaskan bahwa dari 99 responden, peternak IB dengan harga obat-obatan terbanyak antara Rp.20.000,- sampai dengan
Rp.56.000,- sebanyak 33 orang 47,83; peternak non IB antara Rp.93.000,- sampai dengan Rp.128.000,- sebanyak 13 orang 43,33.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proporsi harga obat-obatan per ekor sapi, non IB dan IB rata-rata antara Rp.20.000,- sampai dengan
Rp.56.000,- sebanyak 41 orang 41,42. Hal ini menggambarkan bahwa harga obat-obatan setiap ekor sapi dengan IB dan tanpa IB relatif sama.
e. Upah Tenaga Kerja
Deskripsi upah tenaga kerja dalam penelitian ini adalah jumlah harga yang dibutuhkan untuk membayar sejumlah tenaga kerja selama dalam
pemeliharaan budidaya yang dinormalkan dengan harga output. Diukur dalam satuan rupiah per ekor sapi, dalam Tabel 4.15:
commit to user
72
Tabel 4.15 Upah Tenaga Kerja
Upah Tenaga Rp.
Peternak IB Peternak Non IB
Total Jumlah
Jumlah Jumlah
1 2
3 4
5 6
7 300.000-453.333
27
39,12
5 16,67
32
32,32 453.334-586.667
20 28,99
4 13,33
24 24,24
586.668-720.000 12
17,39 9
30,00 21
21,21 720.001-853.333
4 5,80
8 26,67
12 12,12
853.334-986.667 6
8,70 4
13,33 10
10,11 Jumlah
69 100
30 100
99 100
Sumber: Data primer diolah, 2011 Tabel 4.15 di atas menjelaskan bahwa dari 99 responden, peternak
IB dengan upah tenaga kerja terbanyak antara Rp.300.000,- sampai dengan Rp.453.333,- sebanyak 27 orang 39,12; peternak non IB antara
Rp.586.668,- sampai dengan Rp.720.000,- sebanyak 9 orang 30,00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proporsi upah tenaga kerja per
ekor sapi, non IB dan IB rata-rata antara Rp.300.000,- sampai dengan Rp.453.333,- sebanyak 32 orang 32,32. Hal ini menggambarkan
bahwa upah tenaga kerja setiap ekor sapi dengan IB dan tanpa IB relatif sama.
f. Teknologi Inseminasi Buatan
Deskripsi teknologi inseminasi dalam penelitian ini adalah peternak budidaya sapi potong dengan menggunakan sistem teknologi Inseminasi
Buatan IB dan non IB. Diukur dalam skala nominal setiap responden, skala 1 = IB ; 0 = non IB, tertera dalam Tabel 4.16:
commit to user
73
Tabel 4.16 Teknik Inseminasi
Variabel Responden
Persentase Non IB
30 30,3
IB 69
69,7 Total
99 100,0
Sumber: Data primer diolah, 2011 Tabel 4.16 di atas menjelaskan bahwa dari 99 responden dengan
sistem teknologi non IB sebanyak 30 responden atau 30,3 dan IB sebanyak 69 responden atau 69,7. Hal ini berarti bahwa dalam penelitian
ini responden dari peternak sapi potong dengan teknologi IB.
C. Analisa Data dan Pembahasan 1. Keuntungan Usaha Ternak Sapi
Keuntungan peternak merupakan ukuran penghasilan yang diterima oleh peternak dari usaha ternaknya. Dalam analisis usaha, pendapatan
peternak digunakan sebagai indikator penting karena merupakan sumber utama dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pendapatan peternak
merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya produksi. Dalam penelitian ini biaya produksi yang diperhitungkan adalah biaya tetap yakni
biaya penyusutan kandang dan biaya variabel yang meliputi biaya pakan konsentrat, obat-obatan, upah tenaga kerja dan inseminasi buatan yang
dihitung setiap ekor sapi pertahun. Pada usaha ternak sapi potong oleh responden banyak yang
menggunakan hijauan makanan ternak HMT berupa hijauan yang diambil perpustakaan.uns.ac.id
commit to user