Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Pajak

ditemukan data baru dan atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan jumlah pajak yang terutang. 4. Surat Keputusan Pembetulan adalah: Surat Keputusan untuk membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan peraturan perundang – undangan yang terdapat dalam surat ketetapan pajak atas surat tagihan pajak. 5. Surat Keputusan Keberatan SKK adalah: surat keputusan atas keberatan terhadap surat ketetapan pajak atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh wajib pajak. 6. Putusan Banding PB adalah: putusan badan peradilan atau banding terhadap surat keputusan keberatan yang diajukan oleh wajib pajak. Keenam jenis surat ini merupakan dasar atau sarana administrasi Direktorat Jenderal Pajak untuk melakukan penagihan pajak. Untuk tertibnya dan keseragaman tindakan dalam melaksanakan penagihan pajak, Menteri keuangan akan mengatur tata caranya termasuk aspek administrative baik mengenai tindakan penagihan itu sendiri maupun aspek pelaksanaan pembayaran atas tagihan pajak.

F. Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Pajak

Tindakan pelaksanaan penagihan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 5 dan Pasal 4 diawali UU 19 Tahun 2000 dengan : 1. Penertiban Surat Teguran oleh Pejabat atau kuasa yang ditunjuk oleh Pejabat setelah 7 tujuh hari sejak jatuh tempo pembayaran. Universitas Sumatera Utara Surat Teguran sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 tidak diterbitkan terhadap Penanggung Pajak yang telah disetujui untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajaknya. 2. Apabila jumlah utang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh Penangguung Pajak setelah lewat waktu 21 dua puluh satu hari sejak diterbitkannya Surat Teguran, Pejabat segera menerbitkan Surat Paksa 3. Apabila jumlah utang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak setelah lewat waktu 2 kali 24 dua puluh empat jam sejak Surat Paksa diberitahukan kepadanya Pejabat segera menertibkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan. Yang dilaksanakan oleh Jurusita Pajak dengan disaksikan oleh sekurang- kurangnya 2 dua orang yang telah dewasa, penduduk Indonesia, dikenal oleh Jurusita Pajak, dan dapat dipercaya. Pengajuan keberatan oleh wajib pajak tidak mengakibatkan penundaan pelaksanaan penyitaan. Penyitaan dapat dilaksanakan terhadap penanggung pajak yang berada ditempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan atau di tempat yang lain, termasuk yang penguasaannya berada di tangan pihak lain atau yang di bebani dengan hak tanggungan sebagai jaminan pelunasan uang tertentu seperti : a. Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai dan deposito berjangka, tabungan, saldo, rekening Koran, giro atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, saham atau surat berharga lainnya, piutang dan penyertaan modal pada perusahaan. Universitas Sumatera Utara b. Barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan dan kapal dengan isi kotor tertentu. 4. Apabila utang pajak dan biaya penagihan yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak setelah lewat waktu 14 empat belas hari sejak tanggal pelaksanaan penyitaan, Pejabat segera melaksanakan pengumuman lelang. Hasil lelang dipergunakan terlebih dahulu untuk membayar biaya penagihan pajak yang belum dibayar dan sisanya untuk membayar hutang pajak. G. Penagihan Dengan Surat Paksa Berdarkan surat edaran Dirjen Pajak No. D.15.4VI311976 tanggal 30 Maret 1976 tentang Pedoman Juru Sita, mengatakan bahwa: “Surat Paksa adalah surat perintah dengan paksa kepada penanggung pajak untuk membayar utang pajak. Didalam surat paksa dicantumkan nama penanggung pajak dan alamatnya yang jelas serta jumlah utang pajaknya”. Surat paksa berkepala “Demi Keadilan Dan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Surat Paksa mempunyai kekuatan hokum yang sama seperti Grosse dari keputusan hakim dalam perkara perdata yang tidak dapat diminta banding lagi pada hakim atasan. Sesuai pasal 1 sub p UU No 6 tahun 1983 Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan, mengatakan bahwa surat paksa adalah sebagai berikut: “surat paksa adalah surat perintah membayar pajak dan tagihan yang berkaitan dengan pajak, Pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa ini adalah suatu bentuk eksekusi tanpa peraturan hakim yang menjadi wewenang fiskus yang lazimnya dinamakan eksekusi langsung. Universitas Sumatera Utara Surat Paksa adalah surat keputusan yang mempunyai kekuatan yang sama dengan grosse yang asli keputusan hakim dalam perkara perdata yang tidak dapat diganggu gugat lagi dengan cara meminta banding kepada hakim yang lebih atas. Surat paksa harus menggunakan kepala “atas nama keadilan” karena perkataan-perkataan itulah surat paksa mendapat kekuatan ekskutorial yaitu kekuatan untuk dijalankan dan kekuatan itu didapatkannya karena keadilan yang semata-mata memerintahkan pelaksanaan itu. Surat paksa memuat perintah kepada wajib pajak untuk melunasi pajaknya yang sudah barang tentu baru akan dikeluarkan setelah dipandang cukup. 1. Latar Belakang a. Bahwa masih dijumpai adanya tunggakan pajak sebagai akibat tidak dilunasinya hutang pajak sehingga memerlukan tindakan penagihan yang mempunyai kekuatan hukum yang memaksa. b. Bahwa UU No. 19 tahun 1959 tentang Penagihan Pajak Negara tidak dapat sepenuhnya mendukung pelaksanaan UU perpajakan yang berlaku. c. Perlu adanya peraturan perundangan yang dapat mengatasi permasalahan mengenai tunggakan pajak dan member motivasi peningkatan kesadaran dan kepatuhan masyarakat akan kewajiban membayar pajak. 2. Tujuan a. Membentuk keseimbangan antara kepentingan masyarakat wajib pajak dan kepentingan Negara. Universitas Sumatera Utara b. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat sehingga termotivasi untuk membayar pajak. c. Meningkatkan penerimaan Negara dari sector bea masuk, cukai, denda administrasi, utamanya yang merupakan piutang macet. 3. Isi Dan Karakteristik Dari Surat Paksa Berbicara lebih lanjut tentang surat paksa, maka surat paksa dapat ditinjau dari 2 dua segi, yaitu segi isinnya dan segi karakteristiknya. a. Dari segi isinya: 1 Berkepala kata-kata “Atas Nama Keadilan” yang dengan Undang – undang Nomor 14 Tahun 1970 Pasal 4 disesuaikan bunyinya menjadi “Demi Keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. 2 Nama Wajib PajakPenanggung Pajak, keterangan yang cukup alasan yang menjadi dasar penagihan, serta perintah membayar. 3 Dikeluarkan ditandatangani oleh pejabat berwenang yang ditunjuk oleh Menteri KeuanganKepala Daerah. b. Dari segi karakteristiknya : 1 Mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan grosse dari putusan Hakim dalam perkara perdata yang tidak dapat diminta banding lagi pada hakim atasan. 2 Mempunyai kekuatan hukum yang pasti in kracht van gewwijsde. Universitas Sumatera Utara 3 Mempunyai fungsi ganda yaitu menagih pajak dan menagih bukan pajak biaya-biaya panggilan 4 Dapat dilanjutkan dengan tindakan penyitaan dan penyanderaanpencegahaan. Surat paksa, dalam bahasa hukum disebut sebagai Parate Ekekusi eksekusi langsung, yaitu berarti bahwa penagihan pajak secara paksa dapat dilakukan tanpa melalui proses pengadilan Negeri. Hal ini bisa dimengerti karena surat paksa itu mempunyai hukum yang pasti, dimana fiskus dalam melaksanakan kewajiban mempunyai hak “Parate Eksekusi”. 4. Penertiban Surat Paksa Menurut Pasal 8 Undang – undang Nomor 19 Tahun 2000 dinyatakan bahwa surat paksa diterbitkan apabila : a. Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak dengan jatuh tempo pembayaran dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenisnya. b. Pada dasarnya Surat Teguran atau Surat Peringatan atau Surat lainnya yang sejenis hanya diterbitkan satu kali. Pengertian Surat lain yang sejenis meliputi surat atau bentuk lain yang fungsinya sama dengan Surat Teguran atau Surat Peringatan dalam upaya penagihan pajak sebelum Surat Paksa diterbitkan. c. Terhadap Penanggung Pajak telah dilaksanakan penagihan pajak seketika dan sekaligus. Universitas Sumatera Utara d. Penanggung Pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam keputusan angsuran atau penundaan pembayaran pajak. Dalam hal-hal tertentu, misalnya karena penanggung pajak mengalami kesulitan likuidasi, kepada penanggung pajak atas dasar permohonannya dapat diberikan persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak melalui keputusan Pejabat. Oleh karena itu keputusan dimaksud mengikat kedua belah pihak. Dengan demikian, apabila kemudian Penanggung Pajak, tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak, maka Surat Paksa dapat diterbitkan langsung tanpa Surat Teguran, Surat Peringatan, atau Surat lainnya yang sejenis. 5. Pelaksana Penagihan a Jurusita Pajak adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan sketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, penyitaan dan penyanderaan. Juru sita pajak diangkat dan diberhentikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk penagihan pajak pusat Gubernur atau BupatiWalikota untuk penagihan pajak Daerah. 1. Syarat – syarat diangkat menjadi Juru sita Pajak : a. Berizajah serendah – rendahnya Sekolah Menengah Umum atau yang setingkat dengan itu. b. Berpangkat serendah – rendahnya Pengatur Muda Golongan I. c. Berbadan Sehat. Universitas Sumatera Utara d. Lulus pendidikan dan latihan Juru sita Pajak. e. Jujur, bertanggung jawab dan penuh pengabdian. 2. Pemberitahuan Juru sita Pajak Juru sita Pajak diberhentikan apabila : a. Meninggal dunia b. Pensiun c. Karena ahli tugas atau tidak cakap dalam menjalankan tugas melakukan perbuatan tercela ; melanggar sumpah atau janji Juru sita Pajak ; atau d. Sakit jasmani atau rohani terus menerus. Berdasarkan Pasal 5 UU No. 19 Tahun 2000 Jurusita Pajak bertugas : a. Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus b. Memberitahukan Surat Paksa c. Melaksanakan penyitaan atas barang Penanggung Pajak berdasarkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan; dan d. Melaksanakan penyanderaan berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan. Universitas Sumatera Utara b Petugas pelelangan adalah kantor yang berwenang melaksanakan penjualan secara lelang melalui pejabat.

H. Tata Cara Penagihan Surat Paksa