adanya jasa pendidikan yang baik tentunya akan mempermudah dalam menarik jumlah siswa baru.
Dalam kegiatan pemasaran di IMKA Surakarta dilakukan oleh sebuah tim pemasaran yang saling bekerjasama dalam menentukan pasar sasaran dan
produk-produk yang ditawarkan adalah para lulusan SMU atau sederajat, serta karyawan pada perusahaan swasta maupun instansi pemerintah untuk
mendalami pengetahuan komputer. IMKA Surakarta sadar bahwa dalam pemasaran tergantung pada lingkungannya yaitu pasar terus bergeser,
kebiasaan terus berubah, iklim perekonomian terus berkembang serta produk dan jasa terus mengalami peningkatan dan penurunan. Maka untuk
menunjang keberhasilan pemasarannya dalan menarik dan meningkatkan siswa lulusan SMU ini, IMKA Surakarta melakukan langkah-langkah antara
lain penawaran produk jasa pendidikan di IMKA Surakarta, penentuan harga, tempat pemasaran dan melakukan kegiatan promosi, khususnya promosi
periklanan seperti radio, brosur, spanduk dan koran.
B. Promosi Periklanan
Kegiatan promosi merupakan salah satu variabel pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh IMKA Surakarta dalam melakukan
pemasaran produk dan jasa pendidikannya. Setiap perencanaan promosi harus jelas menekankan tujuan yang harus dicapai. Untuk mencapai pasar sasaran
yaitu calon siswa didik IMKA Surakarta, maka sebelum melakukan kegiatan promosi periklanan seperti radio, spanduk, brosur dan koran para pemasar
membuat perencanaan promosi dengan melihat dari wilayah kerja IMKA 41
Surakarta karena sebagai faktor penunjang keberhasilan kegiatan promosi periklanan yang dilakukan.
Gambar III.1 Bagan Daerah Pemasaran IMKA Surakarta
sumber : IMKA Surakarta Dalam kegiatan pemasaran IMKA Surakarta memiliki wilayah kerja
seperti yang terlihat dalam gambar III.1 yang meliputi daerah Surakarta dan sekitarnya. Saat ini wilayah kerja IMKA Surakarta terbagi atas daerah
karesidenan Surakarta seperti Surakarta, Karanganyar, Sragen, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri dan Boyolali. Dan daerah diluar karesidenan Surakarta
seperti Grobogan, Purwodadi, Pacitan, Ponorogo, Madiun dan Ngawi. Hal ini memperlihatkan perkembangan IMKA Surakarta yang telah berkembang
pesat dibanding pada awal berdirinya IMKA Surakarta tahun 1989 daerah pemasarannya hanya meliputi karesidenan Surakarta saja. Penentuan wilayah
ini juga sangat penting untuk menghindari tumpang tindih dengan IMKA di 42
Karanganyar Klataen
Yogyakarta Madiun
Ngawi Sragen Salatiga
Boyolali
Sukoharjo Wonogiri
Ponorogo Pacitan
IMKA Surakarta
Purwodadi Grobogan
cabang lain. Dari pelebaran daerah pemasaran diatas yang dilakukan oleh IMKA Surakarta cukup berhasil sebagai target pemasaran dalam kegiatan
promosi dengan banyaknya jumlah siswa dari daerah luar karesidenan Surakarta yang menempuh pendidikan komputer di lembaga IMKA
Surakarta. Sebagai contoh komposisi jumlah siswa dapat terlihat dari tabel III.1 dibawah ini :
Tabel III.1 Komposisi Siswa IMKA Surakarta
Tahun 2002 No
Wilayah Prosentase
1 2
3 4
5 6
Surakarta Wonogiri-Sukoharjo
Klaten Boyolali
Karanganyar-Sragen Daerah lain
32 20
16 12
10 10
Sumber : IMKA Surakarta Sebagai salah satu lembaga pendidikan, IMKA Surakarta berusaha
meningkatkan jumlah siswa didiknya dari tahun ketahun. Sebagai lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dalam hal pendanaanya
harus secara swadaya dari kemampuan lembaga itu sendiri. Untuk itu jumlah siswa akan mempengaruhi perkembangan dari lembaga pendidikan seperti
IMKA Surakarta. Dengan jumlah siswa yang banyak tentu akan memudahkan dalam pendanaannya, sehingga dengan jumlah siswa yang banyak itu didapat
dana untuk menyelenggarakan proses pendidikan, walaupun semua tidak 43
dibebankan kepada siswa. Lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat tidak mendapat subsidi dari pemerintah, sehingga dalam
menjalankan proses belajar mengajar dalam lembaga pendidikan harus dengan usaha sendiri, jadi sebagai lembaga pendidikan IMKA Surakarta
harus pintar dalam mengelolanya. Tabel III.2
Program Studi IMKA Surakarta Tahun 2002
Program Studi Lama Pendidikan
1. Komputer Bisnis Terpadu 2. Sistem Analis Komputer
3. Paket Umum I 4. Paket Umum II
5. Paket Lanjutan 1 Tahun
1 Tahun 3 Bulan
2,5 Bulan 5 Bulan
Sumber IMKA Surakarta
Perkembangan jumlah siswa IMKA Surakarta dari tahun ke tahun semakin meningkat untuk produk yang ditawarkan oleh IMKA Surakarta yang
terdiri atas program satu tahun maupun program paket yang dapat dilihat pada tabel III.2 diatas. Pada program satu tahun IMKA Surakarta menawarkan 2
dua jenis pendidikan yaitu Sistem Analis Komputer dan Komputer Bisnis Terpadu. Dari program 1 satu tahun ini bertujuan untuk mendapatkan sumber
daya manusia yang menguasai teknologi komputer karena semua materi komputer yang terbaru diberikan kepada siswa IMKA Surakarta dari komputer
dasar hingga komputer terapan, ditambah dengan pengetahuan akuntansi dan bahasa Inggris.
44
Untuk program paket ada 3 tiga produk jasa yang dtawarkan yaitu program paket umum I, program paket umum II dan program paket lanjutan.
Dalam program paket ini adalah program-program pendidikan komputer 1 satu tahun yang dibagi-bagi menjadi beberapa paket. Dalam program paket
tentunya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pendidikan lebih cepat. Dalam perkembangan program paket ini lebih stabil peminatnya karena dalam
setiap pembukaan program paket yang dilakukan tiap 3 tiga bulan sekali selalu terpenuhi jumlah siswanya. Untuk setiap program paket setiap kelas
menampung rata-rata 25 siswa lebih kecil dibanding jumlah siswa 1 satu tahun yang berjumlah 30 siswa.
Dari program paket ini terlihat strategi pemasaran IMKA Surakarta dalam kegiatan promosinya untuk menawarkan jasa pendidikannya. Ada dua
alasan mengapa IMKA Surakarta menawarkan program paket. Yang pertama adalah IMKA Surakarta melihat kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda
untuk mendapatkan pengetahuan komputer. Alasan kedua mengapa IMKA Surakarta membuka program paket adalah biaya pendidikan. Masyarakat
memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Dengan adanya program paket tentunya biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat akan lebih rendah dibanding
dengan mengikuti program satu tahun. 45
Tabel III.3 Jumlah siswa IMKA Surakarta
Tahun 1998-2002 Tahun
Jumlah siswa 1998
1999 2000
2001 2002
857 1905
1948 2228
2038 Sumber : IMKA Surakarta
Dalam tabel III.3 dapat dilihat bahwa pada tahun 1998 jumlah siswa IMKA Surakarta sangat menurun secara dratis dikarenakan krisis yang
menimpa negara Indonesia pada tahun itu mencapai puncaknya. Dari krisis yang terjadi itu membuat daya beli masyarakat menjadi rendah yang
berakibat semakin kurangnya minat dan kemampuan siswa yang ingin belajar pada lembaga pendidikan swasta khususnya pada IMKA Surakarta.
Semuanya itu dikarenakan biaya yang ditetapkan oleh IMKA Surakarta khususnya dan pendidikan swasta umumya pada saat itu tidak dapat
dijangkau oleh masyarakat yang sedang mengalami krisis ekonomi, sehingga mempengaruhi jumlah siswa IMKA Surakarta. Adapun penurunan ini terjadi
hanya 1 satu tahun setelah itu sudah kembali normal bahkan melonjak mencapai 2 dua kali lipatnya pada tahun berikutnya.
Sedangkan untuk program paket jumlah siswanya dari tahun ke tahun selalu konstan karena setiap kelas program paket yang dibuka tiap tahunnya
selalu penuh. Untuk jelasnya perkembangan jumlah siswa yang mendapat 46
pendidikan komputer di IMKA Surakarta tahun 1998-2002 dapat digambarkan dalam grafik seperti dibawah ini :
Gambar III.2 Grafik Jumlah Siswa IMKA Surakarta
Tahun 1998-2002 Sumber : IMKA Surakarta
Setelah tahun 1998 sampai tahun 2001 jumlah siswa IMKA Surakarta semakin mengalami peningkatan yang besar. Sedangkan pada tahun 2002
jumlah siswa IMKA Surakarta mengalami penurunan lagi walaupun tidak terlalu banyak yaitu penurunan sebesar 190 siswa dibanding dengan tahun
sebelumnya, hal ini disebabkan karena pada tahun ini semakin banyak persaingan yang terjadi antara lembaga-lembaga pendidikan khususnya
lembaga pendidikan komputer di Surakarta. Dalam persaingan itu banyak program-program pendidikan yang berasal dari lembaga pendidikan lain yang
ditawarkan kepada konsumen dan masyarakat. 47
500 1000
1500 2000
2500
1998 1999
2000 2001
2002
Tahun Jum
lah S isw
a
2038 2228
1948 1905
857
Oleh karena itu pada tahun yang akan datang IMKA Surakarta akan membuat atau merancang program baru yang bertujuan untuk meningkatkan
jumlah siswa baru. Sehingga disini untuk dapat menjamin kelangsungan dari lembaga pendidikan seperti IMKA Surakarta harus berusaha menarik siswa
sebanyak mungkin untuk menempuh dan belajar di lembaga pendidikan ini. Untuk mencapai tujuan agar jumlah siswa semakin meningkat maka IMKA
Surakarta dalam setiap tahun ajarannya selalu melakukan pemasaran yaitu kegiatan promosi periklanan.
Dari pernyataan diatas terlihat kegiatan promosi yang dilakukan IMKA Surakarta terbagi menjadi beberapa periode yaitu :
1. Tahap Pertama Pada tahap ini promosi yang dilakukan oleh IMKA Surakarta adalah
sebelum Ebtanas SMU. Dari tahap ini sasarannya adalah lulusan SMU tahun sebelumnya yang tidak diterima di perguruan tinggi negeri ataupun
swasta. Dalam promosi ini dilakukan dengan 2 dua cara yaitu : penyebaran brosur dan datang langsung ke sekolah-sekolah. Untuk
penyebaran brosur IMKA Surakarta pada tahap 1 ini menyebar sebanyak 25.000 lembar yang disebar diwilayah pemasaran IMKA Surakarta
berdasarkan bagan daerah pemasaran gambar III.1 yang dilakukan oleh tim pemasaran dari IMKA Surakarta bersamaan dengan didatanginya
SMU-SMU. Untuk promosi secara langsung di daerah pemasaran dengan langsung datang dan meminta ijin pada kepala sekolah yang bersangkutan.
SMU yang didatanginya adalah SMU yang potensial untuk belajar di 48
IMKA Surakarta. Pemilihan berdasarkan data yang dipunyai oleh IMKA Surakarta yaitu data siswa yang telah ada dilihat dari sekolah mana yang
banyak siswanya, misalnya untuk Sragen SMU Negeri 2 sragen. Selama ini tidak menemui hambatan karena waktu yang dipilih IMKA Surakarta
disesuaikan dengan kalendar akademik sekolah bersangkutan sehingga tidak menganggu kegiatan belajarnya. Selain berdialog langsung, tim
pemasaran juga menyebarkan brosur. Pada tahap ini dilakukan pada bulan April - Mei 2002.
2. Tahap Kedua Pada tahap ini promosi dilakukan dalam periode setelah Ebtanas
sampai dengan UMPTN. Dengan jumlah lulusan SMU yang lebih banyak dibanding dengan daya tampung perguruan tinggi negeri dan semakin
mahalnya pendidikan di perguruan tinggi swasta maka IMKA Surakarta bersaing untuk mendapatkan siswa sebanyak mungkin. Tahap ini
dilakukan bulan Juni - Juli 2002. Promosi pada tahap ini dilakukan dengan cara penyebaran brosur. Brosur yang disebarkan berjumlah 60.000 lembar.
Penyebaran dilakukan tim pemasaran dengan cara disebarkan di tempat- tempat yang melaksanakan ujian Try Out UMPTN dan dilembaga
bimbingan belajar. Penyebaran brosur meliputi Karesidenan Surakarta dan diluar karesidenan Surakarta seperti Purwodadi, Grobogan bahkan sampai
ke Jawa Timur. 49
3. Tahap Ketiga Pada tahap ini kegiatan promosi dilakukan setelah UMPTN. Sasaran
yang dituju oleh IMKA Surakarta adalah siswa yang tidak diterima di perguruan tinggi negeri. Pada tahap ini dilakukan pada bulan Agustus-
September 2002. Berbeda dengan 2 dua periode sebelumnya pada tahap ini IMKA Surakarta hanya menunggu karena sudah yakin dengan kegiatan
promosi yang dilakukan sebelumnya. Kegiatan promosi periklanan yang dilakukan oleh IMKA Surakarta
yaitu Radio, Brosur, Spanduk, Koran. Kesemua kegiatan promosi periklanan seperti radio, brosur, spanduk koran dan biaya promosi
periklanan yang dikeluarkan oleh IMKA Surakarta tersebut dapat dilihat pada tabel III.4 dibawah ini dalam 5 tahunan yaitu dari tahun 1998–2002
adalah sebagai berikut : Tabel III.4
Jumlah Kegiatan dan Biaya Promosi Periklanan IMKA Surakarta Tahun 1998-2002
Tahun Radio
Brosur Spanduk
Koran Total
Jumlah Biaya Rp Jumlah
Biaya Rp Jumlah
Biaya Rp Jumlah
Biaya Rp Jumlah
Biaya Rp 1998
4.320 1.220.000
85.000 46.397.500
36 1.023.500
456 1.754.800
89.812 50.395.800
1999 4.320
1.836.500 85.000
25.660.000 36
1.958.750 456
10.012.250 89.812
39.467.500 2000
- -
85.000 47.980.000
48 5.281.500
456 16.982.500
85.504 70.244.000
2001 -
- 85.000
109.337.000 48
6.707.000 456
34.838.500 85.504
150.882.500 2002
- -
120.000 64.225.000
48 4.138.000
96 12.459.500
120.144 80.822.500
Prosentase 1,84
0,78 97,71
74,93 0,05
4,88 0,41
19,41 470.776 391.812.300
Sumber : IMKA Surakarta yang diolah 50
Dari tabel III.4 diatas dapat dilihat bahwa prosentase jumlah kegiatan promosi periklanan dilakukan oleh IMKA Surakarta yang paling besar
adalah sebesar 97,71 yaitu dari brosur. Dan prosentase biaya promosi periklanan tertinggi sebesar 74,93 dari biaya promosi periklanan brosur.
Sedangkan prosentase jumlah kegiatan yang paling rendah adalah spanduk sebesar 0,05 dan prosentase biaya promosi terendah adalah radio
sebesar 0,78 . Total biaya promosi yang dikeluarkan oleh IMKA Surakarta pada tahun 1998 lebih tinggi dari biaya promosi tahun 1999 dan
jumlah siswa yang dicapai untuk mendapat pendidikan di IMKA Surakarta mengalami peningkatan 2 dua kali lipat di tahun 1999 dikarenakan
kondisi perekonomian negara sudah mengalami perbaikan dan daya beli masyarakat juga mengalami peningkatan.
Setelah tahun 1999, jumlah kegiatan promosi periklanan untuk radio ditiadakan atau tidak dipakai untuk berpromosi karena kurang efektif
untuk menarik jumlah siswa baru. Biaya untuk promosi periklanan yang dikeluarkan oleh IMKA Surakarta semakin besar sampai dengan tahun
2001, tetapi di tahun 2002 biaya promosi periklanan menurun sekitar setengahnya dari biaya promosi periklanan pada tahun sebelumnya. Pada
tahun 1999-2001 biaya yang digunakan untuk promosi periklanan yaitu untuk promosi radio, brosur, spanduk, koran semakin besar dalam setiap
tahunnya. Juga pada tahun-tahun tersebut jumlah siswa IMKA Surakarta terus mengalami kenaikan. Sedangkan yang terjadi pada tahun 2002
jumlah siswa menurun tetapi tidak terlalu banyak dan dengan biaya untuk 51
promosi yang menurun dibanding biaya promosi tahun 2001 yang dikeluarkan oleh IMKA Surakarta sebagai biaya promosi yang paling
besar dari tahun lainnya Tabel III.5
Jumlah Siswa dan Biaya Promosi Periklanan IMKA Surakarta
Tahun 1998-2002
Tahun Jumlah Siswa
Perubahan Total Biaya Promosi
Periklanan Rp Perubahan
1998 1999
2000 2001
2002 857
1905 1948
2228 2038
- 122,3
2,3 14,4
-8,5 50.395.800
39.467.500 70.244.000
150.882.500 80.822.500
- -21,7
78 114,8
-46,4 Sumber : IMKA Surakarta yang diolah
Dalam tabel III.5 diatas dapat dilihat bahwa perubahan prosentase jumlah siswa dari tahun 1998 ke tahun 1999 sebesar 122,3 yaitu
meningkat 2 dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Ditahun 2000 perubahan prosentase jumlah siswa naik sebesar 2,3 dan terus
meningkat paling besar jumlah siswanya sebanyak 2228 orang ditahun 2001, perubahannya sebesar 14,4 . Sedangkan terjadi penurunan jumlah
siswa yang tidak terlalu besar di tahun 2002 dengan perubahannya yaitu – 8,5 .
Pada total biaya promosi periklanan mengalami penurunan biaya sebesar –21,7 ditahun 1999 dibandingkan tahun 1998 dan biaya
promosi periklanan yang dikeluarkan naik menjadi 78 ditahun 2000. Untuk tahun 2001 peningkatan biaya promosi periklanan paling besar
52
dengan perubahan prosentase sebesar 114,8 , kemudian terjadi penurunan untuk tahun 2002 yaitu sebesar 46,4 .
Dengan melihat perubahan prosentase naik turunnya jumlah siswa dan total biaya promosi periklanan dari tahun 1998 sampai tahun 2002,
dapat dikatakan bahwa perubahan prosentase total biaya promosi periklanan yang paling besar dikeluarkan oleh IMKA Surakarta adalah
ditahun 2001 sebesar 114,8 dari tahun sebelumnya dan seiring dengan peningkatan prosentase jumlah siswa baru IMKA Surakarta ditahun 2001
yaitu sebesar 14,4 dari tahun sebelumnya. Untuk membangun opini yang baik di masyarakat promosi yang
dilakukan oleh IMKA Surakarta dengan cara pemasangan iklan di media periklanan. Media periklanan yang dipilih adalah radio, koran, spanduk
dan brosur. Untuk koran dipilih koran-koran yang sesuai dengan daerah pemasaran IMKA Surakarta seperti karesidenan Surakarta memakai Solo
Pos dan Radar Solo. Untuk daerah Grobogan dan Purwodadi memakai harian Suara Merdeka dan untuk Jatim memakai Radar Madiun.
Sedangkan radio menggunakan promosi periklanan yaitu Adlips dengan melalui radio-radio swasta di Surakarta karena dianggap lebih murah
seperti PTPN, SAS dan lainnya. Iklan yang dipasang berisi tentang lowongan pekerjaan untuk alumni IMKA Surakarta. Jadi IMKA Surakarta
memanggil alumninya untuk dites karena ada lowongan kerja dari perusahaan relasi IMKA Surakarta lihat lampiran.
53
Dari hal ini diharapkan opini yang terbentuk di masyarakat bahwa alumni IMKA Surakarta dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan baik
pemerintah maupun swasta. Sehingga masyarakat akan mendorong anggota keluarganya untuk memilih IMKA Surakarta. Jumlah promosi
periklanan di IMKA Surakarta dari tahun ke tahun semuanya hampir sama kecuali promosi periklanan lewat radio mulai tahun 2000 dihilangkan
karena kurang bermanfaat disamping itu menambah jumlah pengeluaran keuangan di lembaga IMKA Surakarta. Di tahun 2000 sampai tahun 2002
IMKA Surakarta menambah jumlah spanduk yang dipasang di tepi-tepi jalan agar masyarakat lebih mengetahui Lembaga pendidikan IMKA
Surakarta sebagai lembaga komputer, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan image yang baik di masyarakat.
Pada tahun 2002 IMKA Surakarta mencoba cara baru dengan menambah jumlah promosi periklanan lewat brosur dan mengurangi
jumlah promosi periklanan lewat media massa atau koran, yang hasilnya terjadi penurunan jumlah siswanya, bertolak belakang dengan tahun-tahun
sebelumnya yang terus naik jumlah siswanya. Peningkatan pemasaran yaitu kegiatan promosi periklanan yang dilakukan IMKA Surakarta
dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah siswa dan juga untuk meningkatkan mutu pendidikan IMKA Surakarta sebagai lembaga
komputer teladan. IMKA Surakarta memberikan suatu image yang baik sebagai
kekuatan yang tangguh dalam menjaga loyalitas masyarakat terhadap 54
produk pendidikan yang ditawarkan IMKA Surakarta. Loyalitas itu akan didapat jika masyarakat selalu ingat dengan IMKA Surakarta. Semuanya
itu bisa didapat jika dalam menempuh pendidikan dilembaga ini siswa mendapat kepuasan. Untuk mendapatkan kepuasan itu maka IMKA
Surakarta harus melakukan peningkatan secara kualitas baik dari peningkatan pendidikan, sarana atau fasilitas dan pelayanan.
Manfaat yang diperoleh IMKA Surakarta dari menciptakan dan mempertahankan kualitas jauh lebih besar daripada biaya untuk
meraihnya. Bahkan kualitas jasa pendidikan yang unggul dipandang sebagai alat untuk meraih keunggulan bersaing dengan berbagai lembaga
pendidikan lainnya sehingga akan semakin mengalami peningkatan jumlah siswa yang ingin belajar di IMKA Surakarta. Dengan memberikan kualitas
jasa pendidikan yang unggul dan konsisten di IMKA Surakarta dapat menumbuhkan kepuasan konsumen yang mendapatkan pendidikan
komputer di IMKA Surakarta. 55
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan