Tinjauan Tentang Seni Lukis

dilaksanakan di dalam keraton yang jatuh pada bulan Sura sifatnya tertutup, artinnya upacara siraman pusaka itu tidak boleh dilihat oleh umum, tetapi upacara siraman pusaka yang dilakukan di luar keraton, masyarakat boleh melihatnya. Misalnya upacara siraman pusaka di Ratawijayan dan makam Imogiri, Edy Wahyudi, 2001: 61.

e. Upacara Siraman Kereta

Nama upacara tradisional Keraton Yogyakarta ini adalah “Upacara Siraman Pusaka Kanjeng Nyai Jimat”. Upacara ini dilaksanakan di luar keraton Yogyakarta, yakni di Ratawijayan. Kata siraman berarti memandikan, yang maksudnya memandikan kereta pusaka Kanjeng Nyai Jimat. Keraton Yogyakarta menganggap kereta pusaka Kanjeng Nyai Jimat ini keramat dan dapat memberi tuah serta keselamatan bagi Sultan dan rakyatnya. Di kalangan masyarakat Yogyakarta menyebut upacara siraman kereta pusaka Kanjeng Kyai Jimat tersebut dengan nama “Siraman Ratu Kencana Titihan Dalem Kanjeng Nyai Jimat”. Yang artinya memandikan kereta kencana kendaraan Sri Sultan Kanjeng Nyai Jimat. Disebut kereta kencana karena berwarna kuning keemasan. Demikian juga diberi nama Kanjeng Nyai Jimat karena kereta tersebut ada patung dari kayu yang menggambarkan seorang wanita Edy Wahyudi, 2001: 30.

7. Tinjauan Tentang Seni Lukis

Seni selalu berkembang seiring dengan berkembangnya manusia. Sehingga pada setiap zaman, ada banyak ahli dan teori yang mendefinisikan seni, sehingga tidak ada definisi yang pasti pada seni. Namun ada beberapa batasan pendapat yang mendasari tentang seni. Seni lukis merupakan cabang dari seni rupa yang didalamnya mengandung elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, bidang, bentuk, dan tekstur. Dan keindahan sebuah karya seni lukis tergantung bagaimana seorang perupa mengolah elemen-elemen tersebut. Menurut Mikke Susanto 2012: 241 pada dasarnya seni lukis merupakan bahasa ungkap dari pengalaman artistik maupun ideologis yang menggunakan garis dan warna, guna mengungkapkan perasaan, mengekspresikan emosi, gerak, ilusi maupun ilustrasi dari kondisi subjektif seseorang. Sedang menurut Dharsono sony kartika 2004:36 menyebutkan bahwa seni adalah suatu ungkapan pengalaman estetik seseorang yang dituangkan dalam bidang dua dimensional dua matra, dengan menggunakan medium rupa yaitu garis, warna, tekstur, dan bentuk. Makna dan visualisasi yang terkandung didalam lukisan merupakan jiwa yang akan menimbulkan apresiasi bagi penikmatnya. Kedua aspek tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang memungkinkan terjadinya perbedaan pemaknaan para apresiator, sehingga diperlukan sebuah ulasan atau tinjauan terhadap suatu karya yang fungsinya menjembatani komunikasi antara pelukis dan penikmatnya. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa seni lukis merupakan ungkapan pengalaman artitstik seseorang yang dituangkan kedalam bidang dua dimensi, dengan menggunakan elemen – elemen seni rupa yaitu titik, garis, warna, tekstur, dan bentuk. Pada umumnya media yang sering digunakan adalah kanvas, kertas dengan cat minyak ataupun cat acrilic, tetapi dalam perkembangan seni lukis, media dan teknik yang digunakan dalam seni lukis sudah tidak memiliki batasan. Seni lukis mampu memberikan ruang kebebasan kepada seseorang untuk meng-ekspresikan ide, gagasan, ataupun pengalaman estetisnya kedalam media ataupun teknik yang diinginkan.

8. Struktur Seni Lukis