bahwa kafein bertanggung jawab untuk peningkatan stimulasi NE dalam sistem saraf pusat.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Peeling Dawson 2007 didapati bahwa dosis rendah kafein 100mg yang dikonsumsi 60 menit sebelum
dimulainya kuliah Universitas dengan durasi 75 menit, dapat meningkatkan persepsi fungsi perilaku dan mood pada mahasiswa yang penting untuk proses
belajar. Secara khusus, hasil ini menunjukkan bahwa mahasiswa merasa lebih terjaga, berpikiran jernih, energik, waspada, cemas dan terkonsentrasi akibat
suplemen kafein. Pada minuman berenergi juga terdapat komposisi seperti ginseng.
Komponen aktif dari ginseng adalah ginsenosides, yang memiliki lebih dari 30 struktur molekul. Ginsenosides yang paling umum adalah : Rb1, Rb2, Rc, Rd, Re,
Rf, Rg1, Rg3, dan RH1. Ginsenosides memiliki efek bervariasi pada system saraf pusat. Beberapa memiliki efek stimulator sementara yang lain memiliki efek
analgesic. Ginseng telah terbukti untuk meningkatkan aliran darah di otak, melindungi sel sel saraf dari kerusakan, dan meningkatkan pembentukan saraf,
sehingga meningkatkan memori dan belajar. Ginsenosides yang spesifik seperti Rb1 dan Rg1 diperkirakan untuk meningkatkan pertumbuhan saraf dan
mekindungi sel-sel saraf dari kerusakan. Ginsenosides lain bertindak sebagai
analgesik dan memiliki efek penenang Roy,2007. 2.2. Olahraga
2.2.1. Definisi Olahraga
Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan fisik yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani, karena dalam olahraga tidak hanya melibatkan sistem
musculoskeletal namun juga melibatkan sistem lain seperti sistem kardiovaskular dan sistem respirasi, dan sistem saraf Sukmaningtyas, 2002.
2.2.2. Jenis-jenis Olahraga
Olahraga atau latihan fisik dapat terbagi dalam berbagai macam yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Latihan aerobik
Latihan aerobik adalah latihan yang menggunakan energi yang berasal dari pembakaran dengan oksigen. Contoh latihan aerobik ialah lari, jalan, bersepeda,
berenang, dan lain-lain. 2.
Latihan anaerobik Latihan anaerobik adalah latihan yang menggunakan energi dari pembakaran
tanpa oksigen. Contoh latihan anaerobik idalah lari cepat jarak pendek, latihan interval, renang sprint, serta bersepeda cepat.
2.2.3. Efek Olahraga
Sistem-sistem yang dipengaruhi oleh olahraga 1.
Sistem respirasi Selama latihan, ventilasi mungkin akan meningkat dari beristirahat nilai sekitar 5-
6Lmin sampai 100Lmin. Peningkatan ventilasi sejajar dengan peningkatan latihan pada intensitas submaksimal. Konsumsi oksigen juga meningkat secara
sejajar dengan peningkatan latihan pada intensitas submaksimal. Peningkatan ventilasi disebabkan oleh kombinasi dari kenaikan volume tidal dan laju
pernafasan Burton, 2004. 2.
Sistem kardiovaskukar Latihan fisik akan memberikan pengaruh yang baik terhadap berbagai macam
sistem yang bekerja didalam tubuh, salah satunya adalah sistem kardiovaskuler, di mana dengan latihan fisik yang benar dan teratur akan terjadi efisiensi kerja
jantung. Efisiensi kerja jantung ataupun kemampuan jantung akan meningkat sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Hal tersebut dapat berupa
perubahan pada frekuensi jantung, isi sekuncup, dan curah jantung. Saat melakukan aktivitas aerobik, tekanan darah akan naik cukup banyak. Misalnya,
selama melakukan latihan-latihan aerobik yang keras, tekanan darah sistolik dapat naik menjadi 150 - 200 mmHg dari tekanan sistolik ketika istirahat sebesar 110 -
120 mmHg. Sebaliknya, segera setelah latihan aerobik selesai, tekanan darah akan turun sampai di bawah normal dan berlangsung selama 30 - 120 menit. Kalau
olahraga aerobik dilakukan berulang-ulang, lama-kelamaan penurunan tekanan
Universitas Sumatera Utara
darah tadi berlangsung lebih lama. Itulah sebabnya latihan olahraga secara teratur akan dapat menurunkan tekanan darah. Jenis olahraga yang efektif menurunkan
tekanan darah adalah olahraga aerobik dengan intensitas sedang. Frekuensi latihannya 3 - 5 kali seminggu, dengan lama latihan 20 - 60 menit sekali latihan.
Penurunan tekanan darah ini antara lain terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran danrelaksasi. Lama-kelamaan, latihan olahraga dapat melemaskan
pembuluh-pembuluh darah, sehingga tekanandarah menurun, sama halnya dengan melebarnya pipa air akanmenurunkan tekanan air. Dalam hal ini, olahragadapat
mengurangi tahanan perifer. Penurunan tekanan darah jugadapatterjadi akibat aktivitas memompa jantungberkurang. Otot jantung pada orang yang rutin
berolahraga sangat kuat, maka otot jantung pada individu tersebut berkontraksi lebih sedikit daripada otot jantung individu yang jarang berolahraga, untuk
memompakan volume darah yang sama. Karena olahraga dapat menyebabkan penurunan denyut jantung, maka olahraga akan menurunkan cardiac output, yang
pada akhirnya menyebabkan penurunan tekanan darah. Peningkatan efisiensi kerja jantung dicerminkan dengan penurunan tekanan sistolik, sedangkan penurunan
tahanan perifer dicerminkan dengan penurunan tekanan diastolik.
2.2.4. Efek terhadap performa kognitif