Mekanisma Kerja Efek Farmakodinamik

2.4.3. Mekanisma Kerja

Mekanisme kerja berhubungan dengan sistem biosintesis prostaglandin mulai diperlihatkan secara in vitro bahwa dosis rendah aspirin dan indometasin menghambat produksi enzimatik prostaglandin. Penelitian lanjutan telah membuktikan bahwa produksi prostaglandin akan meningkat bila sel mengalami kerusakan. Walaupun in vitro obat AINS diketahui menghambat berbagai reaksi biokimiawi lainnya, hubungannya dengan efek analgesic, antipiretik dan antiinflamasinya belum jelas. Selain itu obat AINS secara umum tidak menghambat biosintesis leukotrien yang diketahui ikut berperan dalam inflamasi Sulistia,2007. Golongan obat ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG 2 terganggu. Setiap obat menghambat siklooksigenase dengan kekuatan dan selektivitas yang berbeda. Khusus paracetamol, hambatan biosintesis PG prostaglandin hanya terjadi bila lingkungannya rendah kadar peroksid seperti di hipotalamus. Lokasi inflamasi biasanya mengandung banyak peroksid yang dihasilkan oleh leukosit. Ini menjelaskan mengapa efek anti-inflamasi paracetamol praktis tidak ada. Aspirin sendiri menghambat dengan mengasentilasi gugus aktif serin dari enzim ini. Trombosit sangat rentan terhadap penghambatan ini karena trombisit tidak mampu mensintesis enzim baru. Sehingga dosis tunggal aspirin 40 mg sehari telah cukup untuk menghambat siklooksigenisasi trombosit manusia selama hidup trombosit, yaitu 8-11 hari Sulistia,2007. Prostaglandin hanya berperan pada nyeri yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau inflamasi. Penelitian telah membuktikan bahwa PG enyebabkan sensitisasi reseptor nyeri tehadap stimulasi mekanik dan kimiawi. Jadi PG menimbulkan keadaan hiperalgesia, kemudian mediator kimiawi seperti histamine dan bradikin merangsangnya dan menimbulkan nyeri yang nyata Sulistia,2007. Universitas Sumatera Utara

2.4.4. Efek Farmakodinamik

Sebagai analgesik obat mirip aspirin hanya aktif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang misalnya sakit kepala, mialgia, artralgia dan nyeri lain yang berasal dari integument, juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi. Efek analgetiknya jauh lebih lemah daripada efek analgesik opiate, tidak menimbulkan ketagihan dan tidak menimbulkan efek samping sentral yang merugikan. Obat mirip aspirin hanya mengubah persepsi modalitas sensorik nyeri, tidak mempengaruhi sensorik lain Sulistia,2007.

2.4.5. Pengobatan Rasa Nyeri Menstruasi Secara Farmakologi