Pengetahuan Remaja Putri Tentang Penggunaan Obat Pereda Rasa Nyeri Menstruasi Primer di Sma Negeri 17 Medan Tahun 2013

(1)

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PENGGUNAAN

OBAT PEREDA RASA NYERI MENSTRUASI PRIMER

DI SMA NEGERI 17 MEDAN

TAHUN 2013

DEVIANA PRATIWI MUNTHE

125102015

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS

KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TAHUN 2013


(2)

(3)

Pengetahuan Remaja Putri Tentang Penggunaan Obat Pereda Rasa Nyeri Menstruasi Primer Di SMA Negeri 17 Medan

Tahun 2013

Abstrak

Deviana Pratiwi Munthe

Latar Belakang : Rasa nyeri saat menstruasi merupakan keluhan ginekologi yang paling umum dan banyak dialami oleh wanita. Rasa nyeri saat menstruasi tidak diketahui secara pasti kaitannya dengan penyebabnya, namun beberapa faktor dapat mempengaruhi yaitu ketidakseimbangan hormon dan faktor psikologis. Di Amerika Serikat, prevalensi nyeri menstruasi didapati 45-90%. Di Swedia dijumpai 30% pekerja industri menurun penghasilannya karena nyeri mentruasi. Kelainan terjadi pada 60–70% wanita di Indonesia yang 15% diantaranya mengeluh bahwa aktivitas mereka menjadi terbatas akibat nyeri menstruasi.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 84 orang siswi SMA Negeri 17 Medan yang mengalami nyeri menstruasi dan menggunakan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer. Penelitian ini mulai dilakukan pada Bulan Februari-Juni 2013 dengan menggunakan kuesioner yang berisi tentang data demografi responden dan kuesioner pengetahuan.

Hasil : Dari analisis data dapat diketahui bahwa umur responden adalah 16 tahun sebanyak 41 orang (48,8%), sumber informasi diperoleh dari media massa sebanyak 40 orang (47,6%%), dan pengetahuan diperoleh berpengetahuan cukup sebanyak 49 orang (58,3%).

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer. Diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk meneliti bagaimana hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang berjudul “Pengetahuan Remaja Putri Tentang Penggunaan Obat Pereda Rasa Nyeri Menstruasi Primer di SMA Negeri 17 Medan“ yang merupakan persyaratan untuk mencapai gelar Diploma IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara (USU).

Dalam penyusunan Karya Tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih :

1. Dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, M.Kep, selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Nur Asiah, S.Kep, Ns. selaku dosen pembimbing yang telah memberi arahan, bimbingan, waktu dan motivasi kepada peneliti dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

4. Bapak Soagahon Simanungkalit, S.H. selaku Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 17 Medan yang bersedia mengizinkan saya melakukan penelitian di SMA Negeri 17 Medan

5. Kedua Orang Tua dan keluarga yang peneliti cintai yang telah tak henti-hentinya memberikan semangat, dorongan, serta dukungan moril dan material kepada peneliti dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

6. Kepada seluruh teman-teman mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan


(5)

7. Seluruh dosen, staf dan pegawai Program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

8. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan kepada peneliti dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam karya tulis ilmiah ini masih terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun bahasanya. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Akhir kata peneliti mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak serta bagi peneliti khususnya, semoga Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita semua.

Medan, Juni 2013

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR SKEMA ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.4Manfaat Penelitian ... 5

Bab IITINJAUAN TEORITIS ... 6

2.1 Konsep Pengetahuan ... 6

2.1.1 Defenisi Pengetahuan ... 6

2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 9

2.1.3 Cara Mengukur Pengetahuan ... 9

2.2 Konsep Remaja ... 9

2.2.1 Defenisi Remaja ... 9

2.2.2 Tahap-Tahap Masa Remaja ... 10

2.2.3 Ciri-Ciri Seks Pada Remaja Putrid ... 10

2.2.4 Tugas Perkembangan Remaja ... 11

2.3 Konsep Nyeri Menstruasi (Dismenore) ... 11

2.3.1 Defenisi Nyeri Menstruasi( Dismenore) ... 11

2.3.2 Pembagian Nyeri Menstruasi( Dismenore) ... 12

2.3.3 Penyebab Nyeri Menstruasi( Dismenore) ... 12

2.3.4 Tanda Dan Gejala Nyeri Menstruasi( Dismenore)... 14


(7)

2.4.2 Klasifikasi Obat Pereda Rasa Nyeri Menstruasi( Dismenore) ... 14

2.4.3 Mekanisme Kerja Obat ... 16

2.4.4 Pengobatan Rasa Nyeri Menstruasi Secara Farmalogi ... 17

BAB III KERANGKA KONSEP ... 20

3.1 Kerangka Konsep ... 20

3.2 Defenisi Operasional ... 21

BAB IV METODE PENELITIAN ... 23

4.1 Desain Penelitian ... 23

4.2 Populasi Dan Sampel Penelitian ... 23

4.2.1 Populasi ... 23

4.2.2 Sampel ... 23

4.3 Tempat Penelitian ... 24

4.4 Waktu Penelitian ... 24

4.5 Etika Penelitian ... 24

4.6 Alat Pengumpulan Data ... 25

4.7 Validitas Dan Reliabilitas ... 26

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ... 26

4.9 Pengolahan Data ... 27

4.10 Analisa Data ... 28

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Hasil Penelitian ... 29

B. Pembahasan ... 31

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

A. Kesimpulan ... 35

B. Saran ... DAFTAR PUSTAKA ... 37


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Definisi operasional ... 21 Tabel 5.1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik pengetahuan remaja putri tentang penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer ... 29 Tabel 5.2. Distribusi responden jawaban remaja putri tentang penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer ... 30 Tabel 5.2. Distribusi remaja putri berdasarkan kategori pengetahuan tentang


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Obat ... 15 Gambar 2. Struktur Bangun Parasetamol ... 18 Gambar 3. Struktur Bangun Asam Mefenamat ... 19


(10)

DAFTAR SKEMA


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sekitar 1 miliyar manusia atau setiap 1 di antara 6 penduduk di dunia adalah remaja. Sebanyak 85% diantaranya hidup di negara berkembang, seperti Indonesia. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Antara tahun 1970 dan 2000, kelompok umur 15-24 tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18% menjadi 21% dari total jumlah penduduk Indonesia. Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Remaja mempunyai sifat yang unik, salah satunya adalah sifat ingin meniru sesuatu hal yang dilihat, kepada keadaan, serta lingkungan disekitarnya. Umumnya, remaja mengalami menarche pada usia 12 sampai 16 tahun (Kusmiran, 2011).

Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan. Walaupun begitu, pada kenyataannya banyak remaja putri yang mengalami masalah menstruasi, diantaranya adalah nyeri menstruasi (dismenore). Nyeri selama siklus menstruasi adalah satu dari gejala-gejala ginekologik yang paling sering terjadi. Nyeri menstruasi pada remaja putri biasanya dapat terlihat dari jumlah absensinya di sekolah (Kusmiran, 2011).

Rasa nyeri saat menstruasi merupakan keluhan ginekologi yang paling umum dan banyak dialami oleh wanita. Rasa nyeri saat menstruasi tidak diketahui secara pasti kaitannya dengan penyebabnya, namun beberapa faktor dapat mempengaruhi yaitu ketidakseimbangan hormon dan faktor psikologis (Price, 2008).

Nyeri menstruasi merupakan suatu fenomena simptomatik meliputi nyeri abdomen, kram, dan sakit punggung. Nyeri dapat berlangsung dalam beberapa jam


(12)

sampai 1 hari. Nyeri menstruasi juga dapat lebih lama dari 1 hari tapi jarang melebihi 72 jam. Gejala sistematik yang meyertai berupa mual, diare, sakit kepala, dan perubahan emosional. Nyeri menstruasi (dismenore) dibedakan menjadi dua yaitu nyeri menstruasi (dismenore) primer dan nyeri menstruasi (dismenore) sekunder. Yang dikatakan dismenore (nyeri menstruasi) primer adalah menstruasi yang sangat nyeri yang terjadi dengan tidak adanya penyebab patologis yang dapat ditujukkan, keadaan ini lebih sering pada wanita ovulasi dan belum pernah mengandung. Sedangkan dismenore (nyeri menstruasi) sekunder juga dapat disebut sebagai salah satu indikasi yang dapat mengarah ke beberapa penyakit tertentu seringkali berhubungan dengan penyakit pelvis seperti endometriosis, penyakit peradangan pelvis, dan polip uterus (Price, 2008).

Di Amerika Serikat, prevalensi nyeri menstruasi didapati 45 - 90%. Di Swedia dijumpai 30% pekerja industri menurun penghasilannya karena nyeri menstruasi. Kelainan terjadi pada 60 – 70% wanita di Indonesia yang 15% diantaranya mengeluh bahwa aktivitas mereka menjadi terbatas akibat nyeri menstruasi. Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalaminya (Novia, 2008). Wanita yang pernah mengalami nyeri menstruasi sebanyak 90%. Masalah ini setidaknya mengganggu 50% perempuan masa reproduksi dan 60 – 85% pada usia remaja, yang mengakibatkan banyaknya absensi pada sekolah maupun kantor. Pada umumnya 50 - 60% diantaranya memerlukan obat-obatan analgesik untuk mengatasi masalah nyeri menstruasi ini (Annathayakneisha, 2009).

Cakir M. et all (2009), dalam penelitiannya menemukan bahwa nyeri menstruasi merupakan gangguan menstruasi dengan prevalensi terbesar (89,5%), diikuti ketidakteraraturan menstruasi (31,2%), serta perpanjangan durasi menstruasi


(13)

(5,3%) dengan prevalensi tertinggi ada pada remaja. Nyeri menstruasi merupakan alasan utama yang menyebabkan remaja putri absen dari sekolah. Efek gangguan menstruasi yang dilaporkan antara lain waktu istirahat yang memanjang (54%) dan menurunnya kemampuan belajar (50%).

Di Indonesia angka kejadian nyeri menstruasi sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% nyeri menstruasi primer dan 9,36% nyeri menstruasi sekunder (anonim,2009). Kebanyakan perempuan di Indonesia yang mengalami nyeri yang tidak berkunjung ke dokter dan instansi kesehatan. Berdasarkan survey terhadap siswi dari lima Sekolah Menengah Atas di Jakarta pada tahun 2008 di dapat sedikit sekali di antara mereka yang berobat ke dokter. Sebagian perempuan memilih mengatasi nyeri mentruasi dengan mengkonsumsi obat-obatan secara berkala yang dijual bebas tanpa ada konsultasi ke tenaga kesehatan. Namun karena sifat obat-obatan itu sering kali hanya menghilangkan rasa nyeri sementara waktu maka penderita nyeri menstruasi akan mengalami ketergantungan obat dalam jangka panjang. Padahal, seperti lazimnya obat-obatan kimia, seberapa pun aman dan tanpa efek samping, tapi bila dikonsumsi terus-menerus akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan seperti kerusakan ginjal dan liver, gangguan lambung dan usus dan reaksi alergi kulit. Kebanyakan perempuan menganggap tanpa obat itu maka mereka akan terus mengalami nyeri dan tidak bisa melepaskan diri dari obat-obatan itu (Anurogo, 2011).

Secara umum penanganan nyeri menstruasi terbagi dua kategori yaitu pendekatan farmakologi dan non farmakologi. Secara farmakologis nyeri menstruasi dapat ditangani dengan terapi analgesik yang merupakan metode paling umum digunakan untuk menghilangkan nyeri. Walaupun analgesik dapat menghilangkan nyeri dengan efektif namun penggunaan analgesik akan berdampak ketagihan dan


(14)

akan memberikan efek samping obat yang berbahaya bagi penggunanya. Secara non farmakologik antara lain kompres hangat, teknik relaksasi serta napas dalam dan yoga (Potter dan Perry, 2005).

Berdasarkan wawancara peneliti dengan Guru BK di SMA Negeri 17 Medan didapatkan keterangan bahwa dalam satu bulan ada lebih dari sepuluh siswi yang mengalami nyeri menstruasi, biasanya siswi tersebut meminta ijin untuk tidak hadir pada jam pelajaran tertentu dan ada juga yang meminta ijin pulang sebelum jam pulang sekolah dengan alasan sakit perut dan tidak sanggup untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Namun Guru BK tidak memiliki data pasti tentang jumlah siswa yang mengalami nyeri menstruasi.

Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengetahuan remaja putri tentang penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer pada siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 17 Medan sehingga nantinya siswi mengerti walaupun penggunaan obat nyeri menstruasi dapat meredakan nyeri mentruasi namun dapat berdampak ketagihan dan penggunaan dalam jangka panjang dapat memberikan efek samping yang berbahaya bagi kesehatan seperti kerusakan ginjal dan liver, gangguan lambung dan usus dan reaksi alergi kulit.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan remaja putri tentang penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer?

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum


(15)

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik remaja putri di SMA Negeri 17 Medan. 2. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang pengertian dari obat

pereda rasa nyeri menstruasi primer.

3. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang indikasi obat pereda rasa nyeri menstruasi primer.

4. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang efek samping penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer.

5. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang kontra indikasi penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer.

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Pendidikan Kebidanan

Penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi dan informasi dalam bidang pendidikan kebidanan.

1.4.2. Bagi Responden

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer.

1.4.3. Bagi Pelayanan Kebidanan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan masukan bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan bagi remaja tentang efek dari penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer.


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengetahuan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoaatmodjo, 2007).

Penegtahuan adalah hal yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Dengan kata lain pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu (Bakhtiar, 2009).

Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan cirri khas manusia. Ilmu pengetahuan merupakan upaya khusus manusia untuk menyingkapkan realitas, supaya memungkinkan manusia berkomunikasi satu sama lain, membangun dialog dengan mengakui yang lain, meningkatkan harkat kemanusiaannya. Mengetahui secara ilmiah itu bukan menjadi lingkup adanya manusia lengkap, akan tetapi merupakan sarana memungkinkan adanya tindakan manusia (Zubair dan Bakker, 2008).

Menurut Notoatmodjo (2007), tingkat pengetahuan di dalam Domain Kognitif yaitu :


(17)

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari semuanya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik. Dan seluruh bahan yang pelajari kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau pasangan yang telah diterima. Contoh dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Contoh : dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan) membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.


(18)

5. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kesatuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Contohnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Suhartono (2007) pengetahuan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: A. Faktor Internal

1. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, keluarga atau masyarakat. Beberapa hasil penelitian mengenai pengaruh pendidikan terhadap perkembangan pribadi, bahwa pada umumnya pendidikan itu mempertinggi taraf intelegensi individu.

2. Persepsi

Persepsi yaitu mengenal dan memilih objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.


(19)

3. Motivasi

Motivasi merupakan dorongan, keinginan, dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan mengesampingkan hal-hal yang dianggap kurang bermamfaat. Dalam mencapai tujuan dan munculnya motivasi memerlukan rangsangan dari dalam individu maupun dari luar. Motivasi murni adalah motivasi yang betul-betul disadari akan pentingnya suatu perilaku akan suatu kebutuhan.

4. Pengalaman

Pengalaman adalah sesuatu yang dirasakan (diketahui, dikerjakan) juga merupakan kesadaran akan suatu hal yang tertangkap oleh indera manusia.

B. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu dorongan dari luar berupa tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan, meliputi lingkungan, informasi, budaya, penghasilan, dan akses terhadap informasi dan pendidikan.

2.1.3. Cara Mengukur Pengetahuan

Menurut Nursalam (2008), untuk mengetahuai tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu:

1. Pengetahuan baik : 76 - 100% 2. Pengetahuan cukup : 56 - 75 % 3. Pengetahuan kurang : < 56%

2.2 Konsep Remaja 2.2.1. Definisi Remaja

Menurut WHO remaja adalah periode usia antara 10 sampai 19 tahun. Remaja adalah mereka yang memiliki masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi, dan psikis. Masa remaja yaitu usia 10-19 tahun


(20)

yang merupakan periode peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa (Depkes,2008). Menurut Gunarsa (2001 dalam Kusmiran, 2011) remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa.

2.2.2. Tahap-Tahap Masa Remaja

Masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap yaitu : 1. Masa remaja awal (10-12 tahun)

Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya, tampak dan merasa ingin bebas, tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak).

2. Masa remaja tengah (13-15 tahun)

Tampak dan ingin mencari identitas diri, ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis, timbul perasaan cinta yang mendalam.

3. Masa remaja akhir (16-19 tahun)

Menampakkan pengungkapan kebebasan diri, dalam mencari teman sebaya lebih selektif, memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya, dapat mewujudkan perasaan cinta, dan memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak ( Widyastuti,2009).

2.2.3. Ciri-Ciri Seks Pada Remaja Putri 1. Ciri Seks Sekunder Remaja Putri

Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat, payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat, rambut kemaluan mulai tumbuh, kulit menjadi lebih kasar,tebal dan pori-pori membesar, kelenjar keringat dan kelenjar lemak menjadi lebih aktif, otot semakin membesar dan kuat, suara menjadi lebih merdu.


(21)

2. Ciri Seks Primer Remaja Putri

Tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya menstruasi (Widyastuti, 2009).

2.2.4. Tugas Perkembangan Remaja

Hurclok (2009) mendefinisikan tugas perkembangan sebagai tugas yang muncul pada saat atau sekitar satu periode tertentu dari kehidupan individu dan jika berhasil akan menimbulkan fase bahagia dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.

Menurut Hurlock, terdapat 10 tugas perkembangan remaja, yaitu: 1. Mampu menerima keadaan fisiknya;

2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa;

3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis

4. Mencapai kemandirian emosional;

5. Mencapai kemandirian ekonomi;

6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan

untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat;

7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orangtua

8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk

memasuki dunia dewasa;

9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan;

10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga. 2.3. Konsep Nyeri Menstruasi (Dismenore)

2.3.1. Definisi Nyeri Menstruasi (Dismenore)

Dismenore adalah nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh kejang otot uterus (Price, 2008). Dismenore adalah rasa sakit menjelang dan saat menstruasi di daerah perut bawah pinggang sedemikian rupa sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari (Manuaba, 2008).


(22)

2.3.2. Pembagian Nyeri Menstruasi

Menurut Wiknjosastro (2008), nyeri menstruasi (Dismenore) dibagi menjadi: a. Dismenore Primer

Dismenore primer adalah nyeri menstruasi yang dijumpai tanpa ada kelainan pada alat-alat reproduksi. Dismenore primer biasanya terjadi dalam 6-12 bulan pertama setelah menarche dan akan pulih dengan berjalannya waktu. Rasa nyeri timbul sebelum dan pada saat menstruasi dan berlangsung selama beberapa jam. Sifat rasa nyeri ialah berjangkit-jangkit, biasanya pada perut bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas, dan sebagainya. Nyeri menstruasi itu normal, tetapi dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, seperti stress, syok, penyempitan pembuluh darah, penyakit menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun.

b. Dismenore Sekunder

Dismenore sekunder adalah nyeri menstruasi yang terjadi karena adanya penyakit atau kelainan ginekologik yang menetap seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, serta kelainan kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan disekitarnya.

2.3.3. Penyebab Nyeri Menstruasi

Banyak teori telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab nyeri menstruasi, tetapi patofisiologisnya belum jelas dimengerti. Beberapa faktor yang memegang peranan sebagai penyebab nyeri menstruasi, antara lain :

1. Faktor kejiwaan.

Pada remaja yang secara emosional tidak stabil, mudah timbul nyeri menstruasi. Apalagi jika tidak mengetahui serta tidak mendapatkan pengetahuan


(23)

yang baik tentang proses menstruasi, maka hal ini dapat menyebabkan timbulnya nyeri menstruasi.

2. Faktor konstitusi.

Faktor konstitusi erat kaitannya dengan faktor kejiwaan yang dapat pula menurunkan ketahanan tubuh terhadap rasa nyeri. Adapun faktor konstitusi ini seperti anemia atau penyakit menahun dan sebagainya yang dapat mempengaruhi timbulnya nyeri saat menstruasi.

3. Faktor Obstuksi Kanalis Servikalis

Pada perempuan dengan uterus terletak dalam hiperantefleksi dapat terjadi stenosis kanalis servikalis, akan tetapi hal ini sekarang tidak dianggap sebagai faktor yang penting sebagai penyebab nyeri menstruasi.

4. Faktor Endokrin.

Faktor ini dikarenakan endometrium dalam fase sekresi memproduksi hormon prostaglandin F2 yang menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika jumlah prostaglandin yang berlebihan dilepaskan ke dalam peredaran darah, maka akan menimbulkan nyeri saat menstruasi.

5. Faktor alergi.

Penyebab alergi adalah toksin haid. Menurut riset, ada hubungan antara dismenorea dengan urtikaria (biduran), migraine, dan asma bronkhiale (Wiknjosastro, 2008).

2.3.4. Tanda dan Gejala Nyeri Menstruasi

Menurut Hacker (2008) tanda dan gejala nyeri menstruasi yaitu :

1. Nyeri haid dimulai beberapa jam sebelum atau segera setelah permulaan haid dan biasanya berlangsung 42-72 jam.


(24)

2. Rasa nyeri yang mirip kejang dan biasanya paling kuat terjadi di perut bawah dan menyebar ke punggung atau paha sebelah dalam.

3. Mual dan muntah 4. Rasa lelah 5. Diare

6. Nyeri pinggang bawah 7. Nyeri kepala

2.4. Konsep Obat Pereda Nyeri

2.4.1. Definisi Obat Pereda Rasa Nyeri Menstruasi

Obat pereda rasa nyeri adalah zat-zat yang digunakan untuk mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Tan, 2007). Nyeri haid primer menurut Manuaba (2008) adalah rasa sakit/kram pada pinggang sampai perut bagian bawah dan dapat menganggu aktivitas sehari-hari saat dan menjelang menstruasi. Dengan kata lain obat pereda rasa nyeri menstruasi primer adalah zat yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit/kram pada pinggang sampai perut bagian bawah yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari saat dan menjelang menstruasi tanpa mengurangi kesadaran.

2.4.2. Klasifikasi

Klasifikasi kimiawi AINS, tidak banyak mamfaat kliniknya, karena ada AINS dari subgolongan yang sama memiliki sifat yang berbeda, sebaliknya ada obat AINS yang berbeda sub golongan tetapi memiliki sifat yang serupa (Sulistia, 2007).


(25)

• DIKLOFENAK

• FENKLOFENAK

• INDOMETASIN • SULINDAK • TOLMETIN

Gambar 1. Penggolongan Obat Analgesik Untuk Mengatasi Nyeri Menstruasi Primer (Sulistia,2007)

DERIVAT PIRAZOLON • AZAPROPAZON • FENILBUTAZON • OKSIFENBUTAZON ASAM

ENOLAT DERIVAT OKSIKAM

• PIROKSIKAM

• TENOKSIKAM OBAT

AINS

• AS. MEFENAMAT

• MEKLOFENAMAT DER. ASAM

FENAMAT

• AS. TIAPROFENAT

• FENBUFEN • FENOPROFEN • FLURBIPROFEN • IBUPROFEN • KETOPROFEN • NAPROKSEN DER. ASAM PROPIONAT ASAM KARBOSILAT • ASPIRIN • BENORILAT • DIFLUNISAL • SALSALAT DER. ASAM SALISILAT DER. ASAM FENILASETAT ASAM MEFENAMAT DER. ASAM ASETAT-INDEN0INDOL


(26)

2.4.3. Mekanisma Kerja

Mekanisme kerja berhubungan dengan sistem biosintesis prostaglandin mulai diperlihatkan secara in vitro bahwa dosis rendah aspirin dan indometasin menghambat produksi enzimatik prostaglandin. Penelitian lanjutan telah membuktikan bahwa produksi prostaglandin akan meningkat bila sel mengalami kerusakan. Walaupun in vitro obat AINS diketahui menghambat berbagai reaksi biokimiawi lainnya, hubungannya dengan efek analgesic, antipiretik dan antiinflamasinya belum jelas. Selain itu obat AINS secara umum tidak menghambat biosintesis leukotrien yang diketahui ikut berperan dalam inflamasi (Sulistia,2007).

Golongan obat ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu. Setiap obat menghambat siklooksigenase dengan kekuatan dan selektivitas yang berbeda. Khusus paracetamol, hambatan biosintesis PG (prostaglandin) hanya terjadi bila lingkungannya rendah kadar peroksid seperti di hipotalamus. Lokasi inflamasi biasanya mengandung banyak peroksid yang dihasilkan oleh leukosit. Ini menjelaskan mengapa efek anti-inflamasi paracetamol praktis tidak ada. Aspirin sendiri menghambat dengan mengasentilasi gugus aktif serin dari enzim ini. Trombosit sangat rentan terhadap penghambatan ini karena trombisit tidak mampu mensintesis enzim baru. Sehingga dosis tunggal aspirin 40 mg sehari telah cukup untuk menghambat siklooksigenisasi trombosit manusia selama hidup trombosit, yaitu 8-11 hari (Sulistia,2007).

Prostaglandin hanya berperan pada nyeri yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau inflamasi. Penelitian telah membuktikan bahwa PG enyebabkan sensitisasi reseptor nyeri tehadap stimulasi mekanik dan kimiawi. Jadi PG menimbulkan keadaan hiperalgesia, kemudian mediator kimiawi seperti histamine dan bradikin merangsangnya dan menimbulkan nyeri yang nyata (Sulistia,2007).


(27)

2.4.4. Efek Farmakodinamik

Sebagai analgesik obat mirip aspirin hanya aktif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang misalnya sakit kepala, mialgia, artralgia dan nyeri lain yang berasal dari integument, juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi. Efek analgetiknya jauh lebih lemah daripada efek analgesik opiate, tidak menimbulkan ketagihan dan tidak menimbulkan efek samping sentral yang merugikan. Obat mirip aspirin hanya mengubah persepsi modalitas sensorik nyeri, tidak mempengaruhi sensorik lain (Sulistia,2007).

2.4.5. Pengobatan Rasa Nyeri Menstruasi Secara Farmakologi

Obat pereda rasa nyeri menstruasi yang sering digunakan adalah obat AINS (ANTI INFLAMASI NON STEROID) karena merupakan salah satu kelompok obat yang banyak diresepkan dan juga digunakan tanpa resep dokter. Prototip obat golongan ini adalah aspirin, karena itu obat golongan ini sering disebut juga sebagai obat mirip aspirin (Sulistia,2007). Obat pereda rasa nyeri menstruasi akan sangat efektif jika mulai di minum dua hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari pertama sampai hari kedua menstruasi (Anurogo, 2011). Obat pereda rasa nyeri menstruasi yang sering digunakan antara lain :

1. Parasetamol

Parasetamol diindikasikan untuk mengurangi nyeri ringan sampai sedang (termasuk sakit kepala, mialgia, sakit gigi, sakit waktu haid, sakit pada otot, keluhan sesudah imunisasi, dan keluhan sesudah tonsilektomi), serta menurunkan demam yang menyertai infeksi bakteri dan virus. Kontra indikasi dari parasetamol adalah untuk pasien dengan penyakit hati, hipersensitif terhadap parasetamol dan defisiensi glucose-6-fosfat dehidrogenas dan efek samping parasetamol sangat jarang dan biasanya


(28)

ringan (Hardjosaputra, 2008). Pada penggunaan dalam jangka panjang atau dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati dan ginjal. Oleh karena itu penggunaan secara kontinu tidak dianjurkan ( Tan, 2007).

OH

Rumus Struktur: C8H9NO2 Berat Molekul : 151,16

N H C O CH3

Gambar 2.1. Struktur Bangun Paracetamol 2. Asam Mefenamat

Asam mefenamat diindikasikan untuk mengurangi nyeri ringan sampai sedang (sakit kepala,sakit gigi, dismenore primer, nyeri otot, nyeri sesudah operasi). Kontra indikasi dari asam mefenamat adalah ulserasi saluran pencernaan, inflamasi saluran pencernaan kronik, hipersensitif terhadap asam mefenamat, gangguan ginjal berat. Asam mefenamat mempunyai efek samping antara lain; pada susunan saraf pusat akan mengakibatkan rasa kantuk, pusing, cemas, sakit kepala, gangguan penglihatan, insomnia (Hardjosaputra,2008). Efek samping pada penggunaan dalam jangka panjang atau dosis tinggi dapat menyebabkan gangguan lambung dan usus, kerusakan hati dan ginjal dan juga reaksi alergi kulit (Tan, 2007).


(29)

O OH CH3

H CH3

N

Rumus Struktur : C15H15NO2 Berat Molekul : 241,29


(30)

BAB III

KERANGKA KONSEP 3.1. KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep penelitian ini menggambarkan bahwa pengetahuan remaja putri dapat dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut : pendidikan, media / sumber informasi massa, sosial budaya, lingkungan, pengalaman, dan usia. Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan meneliti variabel pengetahuan remaja putri tentang

penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer yang akan digambarkan ke dalam kategori baik, cukup dan kurang.

Keterangan :

Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti =

Skema 1. Kerangka Konsep Penelitian Pengetahuan Remaja Putri Tentang Penggunaan Obat Pereda Rasa Nyeri Menstruasi Primer

Faktor Internal Dari Pengetahuan :

• Pendidikan • Persepsi • Motivasi • Pengalaman Faktor Eksternal Dari Pengetahuan :

• Umur • Informasi • Sosial Budaya

(suku)

Pengetahuan Remaja Putri Tentang Penggunaan Obat Pereda Rasa Nyeri Menstruasi Primer:

• Definisi • Indikasi • Efek Samping • Kontra Indikasi

Pengetahuan : • Baik • Cukup • Kurang


(31)

3.2. Defenisi Operasional No. Variabel

Penelitian

Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Pengetahuan

Remaja Putri Tentang Penggunaan Obat Pereda Rasa Nyeri Menstruasi Primer

Segala sesuatu yang diketahui oleh remaja putri di SMA Negeri 17 Medan tentang obat pereda rasa nyeri menstruasi primer mengenai :

1. Pengertian obat pereda rasa nyeri menstruasi primer 2. Indikasi

penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer 3. Waktu penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer 4. Efek terapi penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer 5.Jenis obat pereda rasa nyeri menstruasi primer

6. Aturan pakai obat pereda rasa nyeri menstruasi primer 7. Efek samping obat pereda rasa nyeri menstruasi primer Kuesioner pertanyaan Pertanyaan nomor 1 Pertanyaan nomor 2 Pertanyaan nomor 3 Pertanyaan nomor 4 Pertanyaan nomor 5 Pertanyaan nomor 6 Pertanyaan nomor 7 Pengisian kuesioner dilakukan oleh siswa

Baik =76-100% Cukup = 56-75% Kurang = < 56%


(32)

8. Kontraindikasi penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer.

Pertanyaan nomor 8

2. Umur Lamanya hidup remaja putri di SMA Negeri 17 Medan yang dihitung dalam tahun sejak lahir hingga penelitian dilakukan Kuesioner data demografi Pengisian kuesioner dilakukan oleh siswa Rasio

3. Suku Kelompok sosial dalam sistem sosial responden karena kesamaan ras, adat, keturunan, bahasa,dan sebagainya. Kuesioner data demografi Pengisian kuesioner dilakukan oleh siswa Rasio

4. Sumber Informasi

Segala sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi yang diterima oleh remaja putri di SMA Negeri 17 Medan Kuesioner data demografi Pengisian kuesioner dilakukan oleh siswa Rasio


(33)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu menggambarkan bagaimana pengetahuan remaja putri tentang penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer. Rancangan pendekatan pada penelitian ini adalah cross sectional yaitu peneliti melakukan pengukuran variabel hanya satu kali pada satu saat tertentu, artinya tiap subjek dilakukan pengukuran hanya satu kali pada saat pemeriksaan tersebut (Sastroasmoro, 2011).

4.2. Populasi dan Sampel 4.2.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa perempuan kelas satu dan dua yang berjumlah 334 siswi yang bersekolah di SMA Negeri 17 Medan Tahun Ajaran 2012-2013.

4.2.2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian populasi siswa perempuan SMA Negeri 17 Medan. Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Systematic Random Sampling yaitu memilih sampel yang diteliti dengan interval tertentu. Jumlah sampel ditentukan dengan membagi jumlah populasi dengan interval. Jumlah sampel adalah 84 orang.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1. Siswa perempuan kelas satu dan dua yang mengalami nyeri menstruasi. 2. Siswa perempuan kelas satu dan dua yang menggunakan obat pereda rasa


(34)

3. Siswa perempuan kelas satu yang bersedia menjadi responden. 4. Siswa perempuan kelas satu yang dapat berkomunikasi dengan baik. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah:

1. Siswa perempuan kelas satu yang sudah mengalami menstruasi yang mempunyai penyakit atau kelainan obstetrik.

2. Siswa perempuan kelas satu yang mengalami nyeri menstruasi yang tidak menggunakan obat pereda rasa nyeri mentruasi.

3. Siswa perempuan kelas satu yang menolak menjadi responden.

4. Siswa perempuan kelas satu yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik.

4.3. Tempat Penelitian

Penelitian ini direncanakan dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 17 Medan. Adapun alasan pemilihan lokasi yaitu tersedianya jumlah sampel yang memadai dimana jumlah siswi kelas satu dan dua cukup banyak sehingga diharapkan dapat mewakili populasi remaja yang ada di Medan, lokasi yang mudah dijangkau oleh peneliti dan belum pernah dilakukan penelitian tentang pengetahuan remaja putri tentang penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer di SMA Negeri 17 Medan.

4.4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Bulan Februari-Juni Tahun 2013.

4.5. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke bagian pendidikan Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapat surat ijin


(35)

Kemudian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden yang memenuhi kriteria. Setelah itu responden yang setuju menjadi responden diberikan lembar persetujuan menjadi responden. Jika responden menolak dan tidak menerima untuk diteliti maka peneliti akan tetap menghormati keputusan dari responden tersebut. Data yang diisi oleh responden pada lembar data demografi akan disimpan dan tidak publikasikan oleh peneliti untuk menjaga kerahasiaan identitas responden.

4.6. Alat Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah kuesioner yang dibuat oleh peneliti dengan berpedoman pada konsep ataupun variabel pada penelitian. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu kuesioner data demografi dan pengetahuan remaja putri tentang penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer.

a. Kuesioner data demografi responden meliputi nama (inisial), umur, suku dan sumber informasi. Kuesioner data demografi tidak dianalisis karena hanya untuk mengetahui karakteristik responden.

b. Kuesioner untuk menilai pengetahuan remaja putri tentang penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer terdiri dari 8 pertanyaan tertutup dengan pilihan berganda mengenai pengertian obat pereda rasa nyeri menstruasi primer, indikasi, waktu penggunaan obat, efek terapi penggunaan obat, jenis obat pereda rasa nyeri menstruasi primer, aturan pakai obat, efek samping, dan kontraindikasi penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer. Kuesioner ini disusun oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka sehingga responden hanya memilih satu diantara pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan apa yang responden ketahui. Kemudian pertanyaan-pertanyaan


(36)

tersebut diberi nilai jawaban masing-masing sesuai dengan sistem penilaian yang telah ditetapkan yaitu nilai dua untuk jawaban yang benar, nilai satu untuk jawaban yang salah dan nilai nol untuk jawaban tidak tahu.

4.7. Validitas dan Reliabilitas

Instrument penelitian ini adalah kuesioner yang dibuat oleh peneliti, dikarenakan instrumen penelitian merupakan instrumen baru maka perlu dilakukan uji validitas dan reabilitas untuk megetahui seberapa besar kemampuan alat ukur dalam mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur.

Sebuah instrumen dianggap valid bila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk menguji validitas instrument, peneliti menggunakan uji Content Validity Instrument. Uji validitas instrumen telah dilakukan oleh Ibu Dina Indarsita, M.Kes Dosen D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setetelah dilakukan Content Validity, instrument sudah dinyatakan valid dengan total skor CVI adalah 0,844.

Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan instrument tersebut reliable sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya. Uji reliabilitas dilakukan kepada 30 orang yang mempunyai karakteristik yang sama. Uji reliabilitas dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan uji Alpha Cronbach. Hasil uji reliabilitas pada 30 orang responden diperoleh nilai r hitung sebesar 0,922 dan nilai r tabel sebesar 0,361 dengan derajat kemaknaan 5%. Kuesioner dinyatakan reliabel jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Dari nilai r yang didapat menunjukkan nilai r hitung lebih besar dari r tabel, sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner telah reliabel.


(37)

4.8. Prosedur Pengumpulan Data

Peneliti terlebih dahulu mengajukan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian ke bagian pendidikan Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapat surat izin, peneliti menyampaikan surat penelitian ke SMA Negeri 17 Medan. Setelah peneliti mendapat izin dari Kepala Sekolah SMA Negeri 17 Medan, peneliti melakukan pengumpulan data kepada responden. Kemudian peneliti menjelaskan tujuan, mamfaat serta proses pengisian kuesioner. Setelah itu, calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani surat persetujuan sebagai responden dalam penelitian. Bagi responden yang menolak, peneliti akan menghormati dan tidak dipaksa untuk mengisi kuesioner. Setelah itu responden yang bersedia diminta mengisi kuesioner selama kurang lebih 15 menit. Responden diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal yang tidak dimengerti sehubungan dengan pertanyaan selama pengisian kuesioner. Setelah responden mengisi kuesioner penelitian, peneliti terlebih dahulu memeriksa kelengkapan jawaban responden sesuai dengan pertanyaan kuesioner kemudian seluruh data dikumpulkan untuk dianalisa.

4.9. Pengolahan Data

Data yang terkumpul diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing

Editing yaitu hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner.


(38)

b. Coding

Coding yaitu mengubah data yang berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Koding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data.

c. Tabulasi

Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.

4.10. Analisis Data

Data yang terkumpul di analisis dengan menggunakan analisis univariate (analisis deskriptif) dengan melihat persentase data yang terkumpul dan disajikan dengan pembahasan hasil penelitian dengan menggunakan teori dan perpustakaan yang ada, data di olah dengan menggunakan komputerisasidan memasukan ke dalam tabel distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2007).


(39)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengetahuan remaja putri tentang penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer di SMA Negeri 17 Medan dengan jumlah responden sebanyak 84 orang remaja putri.

A. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh karakteristik responden yang mencakup umur, suku dan sumber informasi yang berbeda-beda. Dari 84 responden, diperoleh data mayoritas responden adalah berumur 16 tahun sebanyak 41 orang (48,8 %), suku batak sebanyak 66 orang (78,6 %), dan responden memperoleh sumber informasi adalah dari media massa sebanyak 40 orang (47,6 %). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.1. dibawah ini:

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi Remaja Putri Mengenai Pengetahuan Remaja Putri Tentang Penggunaan Obat Pereda

Rasa Nyeri Menstruasi Primer di SMA Negeri 17 Medan Tahun 2013 No. Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

1. Umur

15 tahun 33 39,3

16 tahun 41 48,8

17 tahun 10 11,9

2. Suku

Jawa 13 15,5

Batak 66 78,6

Minang 2 2,4

Sunda 1 1,2

Melayu 1 1,2

Nias 1 1,2

3. Sumber Informasi

Media Massa 40 47,6

Keluarga 32 38,1

Sekolah 4 4,8


(40)

Berdasarkan hasil dari pilihan jawaban pengetahuan remaja putri, diperoleh bahwa remaja putri yang banyak menjawab pertanyaan benar yaitu pada pertanyaan nomor 2 ada 68 orang (81,0 %), remaja putri yang banyak menjawab pertanyaan salah yaitu pada pertanyaan nomor 6 ada 39 orang (46,4 %), sedangkan remaja putri yang banyak menjawab pertanyaan tidak tahu yaitu pada pertanyaan nomor 7 dan 8 ada 60 orang (71,4 %). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.2. dibawah ini :

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Remaja Putri Tentang Penggunaan Obat Pereda Rasa Nyeri Menstruasi Primer di SMA Negeri 17 Medan

Tahun 2013

Dari hasil yang diperoleh maka pengetahuan remaja putri tentang penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 49 orang (58,3%) dan yang minoritas berpengetahuan baik sebanyak 17 orang

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah Tidak Tahu

F % F % F %

1. Definisi obat pereda nyeri menstruasi primer

57 67,9 13 15,5 14 16,7

2. Indikasi obat pereda nyeri menstruasi primer

68 81,0 11 13,0 5 6,0

3. Waktu penggunaan obat pereda nyeri menstruasi primer

52 61,9 14 16,7 18 21,4

4. Efek terapi penggunaan obat menstruasi nyeri menstruasi primer

43 51,2 9 10,7 32 38,1

5. Jenis obat yang dapat mengatasi nyeri menstruasi primer

26 31,0 0 0 58 69,0

6. Aturan pakai obat pereda nyeri menstruasi primer

7 8,3 39 46,4 38 45,2

7. Efek samping penggunaan obat nyeri menstruasi primer

18 21,4 6 7,1 60 71,4

8. Kontraindikasi penggunaan obat nyeri menstruasi primer


(41)

Tabel 5.3. Distribusi Remaja Putri Berdasarkan Kategori Pengetahuan Tentang Penggunaan Obat Pereda Rasa Nyeri Menstruasi Primer di SMA Negeri

17 Medan Tahun 2013

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik 17 20,2

Cukup 49 58,3

21,4

Kurang 18

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian diperoleh mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 49 orang (58,3%) dan minoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 17 orang (20,2%). Secara umum pengetahuan responden cukup dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari pengetahuan, salah satunya kurangnya informasi yang benar yang diperoleh oleh responden tentang obat pereda rasa nyeri menstruasi primer.

Responden berpengetahuan cukup mayoritas berumur 15 tahun sebanyak 22 orang (44,9%), suku batak sebanyak batak 38 orang (77,6%), dan memperoleh informasi dari media massa sebanyak 22 orang (44,9%). Responden berpengetahuan baik mayoritas berumur 16 tahun sebanyak 10 orang (55,6%), suku batak sebanyak 15 orang (83,3%), dan memperoleh informasi dari media massa sebanyak 10 orang (55,6%). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mubarak (2007) yang menyatakan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang maka taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa, pola pikir dan wawasan mulai berkembang sehingga responden mudah dalam menyerap informasi. Seperti yang dikemukakan Hurlock (2009) bahwa semakin meningkat umur,tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan dengan bertambahnya umur seseorang maka dapat berpengaruh pada bertambahnya pengetahuan yang diperoleh seseorang.

Berdasarkan karakteristik responden diperoleh bahwa mayoritas responden mendapatkan informasi dari media massa (media cetak, media elektronik, dan lain


(42)

sebagainya) sebanyak 40 orang (47,6%), karena media massa (media cetak, media elektronik, dan lain sebagainya) merupakan sumber informasi yang paling mudah diperoleh oleh responden. Hal ini sesuai dengan pendapat Mubarak (2007) yang menyatakan bahwa kemudahan dalam memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

Berdasarkan jawaban responden pada pertanyaan nomor 1 mengenai definisi obat pereda rasa nyeri menstruasi primer, mayoritas responden menjawab benar sebanyak 57 orang (67,9%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden sudah mengetahui definisi dari obat pereda rasa nyeri menstruasi primer karena kata-kata yang digunakan dalam kuesioner tidak asing lagi untuk mereka.

Berdasarkan jawaban resonden pada pertanyaaan nomor 2 mengenai indikasi dari obat pereda rasa nyeri menstruasi primer, mayoritas responden menjawab benar sebanyak 68 orang (81,0%). Hal ini menunjukkan bahwa responden sudah mengetahui bahwa inidikasi dari obat pereda rasa nyeri menstruasi primer adalah untuk mengurangi nyeri menstruasi. Seperti yang dikemukakan Hardjosaputra (2008) bahwa indikasi penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer adalah untuk mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang.

Berdasarkan jawaban responden pada pertanyaan nomor 3 mengenai waktu penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer, mayoritas responden menjawab benar sebanyak 52 orang (61,9%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden sudah mengerti bahwa obat pereda rasa nyeri menstruasi primer tidak harus dikonsumsi setiap kali rasa nyeri menstruasi muncul.

Berdasarkan jawaban responden pada pertanyaan nomor 4 mengenai efek terapi penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi, mayoritas responden menjawab benar sebanyak 43 orang (51,2%). Hal ini dikarenakan mayoritas responden


(43)

memperoleh informasi bahwa rasa nyeri menstruasi akan hilang dengan mengkonsumsi obat dan mereka yakin bahwa dengan menggunakan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer maka rasa nyeri menstruasi yang mereka alami akan segera hilang. Hal ini berkaitan dengan pendapat Notoatmodjo (2007) bahwa dengan pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu seseorang akan berprilaku sesuai dengan keyakinan tersebut.

Berdasarkan jawaban pertanyaan nomor 5 mengenai jenis obat pereda rasa nyeri menstruasi primer, mayoritas responden menjawab tidak tahu sebanyak 58 orang (69,0%). Hal ini karena jenis obat pereda rasa nyeri menstruasi primer tidak pernah mereka dengar, mereka hanya tahu merek/nama dagang dari jenis obat pereda rasa nyeri menstruasi tersebut.

Berdasarkan jawaban responden nomor 6 mengenai aturan pakai dari obat pereda rasa nyeri menstruasi primer, mayoritas responden menjawab salah sebanyak 39 orang (46,6%). Hal ini disebabkan aturan pakai dari obat pereda rasa nyeri menstruasi primer jarang mereka dengar.

Berdasarkan jawaban pertanyaan nomor 7 mengenai efek samping penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer dan jawaban pertanyaan nomor 8 mengenai kontraindikasi penggunaan obat pereda rasa nyeri mentruasi, mayoritas responden menjawab tidak tahu sebanyak 60 orang (71,4%). Hal ini menunjukan bahwa pemahaman responden tentang efek samping dan kontraindikasi dari penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi masih kurang. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2009) yang menyatakan bahwa pengetahuan adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus. Informasi yang semakin mudah untuk di akses seharusnya dapat memancing minat dan rasa ingin tahu responden untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam mengatasi rasa nyeri menstruasi


(44)

primer yang dihadapinya. Hal ini menunjukkan sifat konsumtif responden lebih tinggi dibandingkan rasa ingin tahu responden terhadap efek samping dan kontraindikasi dari penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi.

C. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini peneliti tidak dapat membandingkan hasil penelitian yang peneliti dapat dengan peneliti sebelumnya. Peneliti sudah berusaha mencari hasil penelitian yang sebelumnya namun peneliti belum dapat menemukannya. Pada penelitian ini peneliti tidak menyebutkan jenis media massa sehingga hasil penelitian yang diperoleh tidak dapat diketahui responden memperoleh informasi dari jenis media massa apa.

D. Implementasi Terhadap Pelayanan Dan Penelitian

Penelitian ini memberikan informasi bagi tenaga kesehatan sebagai sumber informasi dalam memberikan asuhan kebidanan di masyarakat khususnya untuk remaja putri tentang obat pereda rasa nyeri menstruasi primer.


(45)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengetahuan remaja putri tentang penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer di SMA Negeri 17 Medan Tahun 2013 diperoleh kesimpulan bahwa secara umum pengetahuan responden cukup sebanyak 49 orang (58,3%). Mayoritas responden berumur 16 tahun sebanyak 41 orang (48,8%), bersuku batak sebanyak 66 orang (78,6%), dan memperoleh sumber informasi dari media massa sebanyak 40 orang (47,6%). Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yakni umur, sumber informasi, suku, dan sebagainya. Walaupun responden mempunyai pengetahuan yang cukup, namun bukan berarti responden sudah mengetahui dengan jelas tentang obat pereda rasa nyeri menstruasi primer. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh mayoritas responden tidak tahu mengenai efek samping dan kontraindikasi dari obat pereda rasa nyeri menstruasi primer, hal ini dapat dikarenakan sedikitnya responden yang terpapar dengan informasi mengenai efek samping dan kontraindikasi dari obat pereda rasa nyeri menstruasi primer.

B. Saran

1. Tempat Penelitian

Diharapkan agar bekerjasama dengan tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan dan informasi kepada siswi di SMA Negeri 17 Medan sehingga wawasan siswi bertambah.


(46)

2. Institusi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini bermamfaat dan menjadi tambahan informasi bagi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang hanya untuk menggambarkan pengetahuan responden saja. Maka diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk dapat meneliti bagaimana hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer.

4. Bagi Responden

Diharapkan kepada responden untuk mencari informasi yang akurat tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer (efek samping dan kontraindikasi dari obat pereda rasa nyeri menstruasi primer) ke klinik atau puskesmas terdekat dari tempat tinggal responden.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Annathayakeisha. (2009). Nyeri Haid. Diakses tanggal 18 Oktober2012.

Anonim. (2009). Nyeri Haid. Diakses tanggal 18 Oktober 2012.

Anurogo, Ditto. (2011). Nyeri Haid, Yogyakarta: Penerbit Andi.

Gan, G., Sulistia. (2007). Farmakologi Dan Terapi Edisi 5. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI.

Hacker, F, Nevellie. (2008). Esensial Obstetric Dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta : EGC.

Hardjosaputra, S.L.P., Purwanto, L., Kemalasari, T., Kunardi, L., Indriyantoro, Indriyani, N., (2008). Data Obat Di Indonesia Edisi 11. Jakarta : PT Muliapurna Jayaterbit.

Kusmiran, Eny. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta : Salemba Medika.

Manuaba, I., Bagus. (2008). Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetrik Dan Ginekologi. Jakarta : EGC.

Mubarak, W.I.Chayatin N. dan Supradi. (2007). Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Notoadmojo, Soekidjo. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Novia, Ika. (2008). Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Dismenore Primer. The Indonesian Jurnal Of Public Health, Vol.4, No.2, PP. 96-103.

Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Price, A., Sylvia. (2008). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta : EGC.

Prawirohardjo, S, Wiknjosastro. (2008). Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Suhartono , Suparlan. (2007). Filsafat Ilmu Pengetahuan Edisi 1. Yogyakarta : Penerbit Ar- Ruzz.

Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2011). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi Ke-4. Jakarta : Sagung Seto.

Tan, H.Tjay., & Rahardja, K. (2007). Obat-Obat Penting Edisi Keenam. Jakarta: Gramedia.

Tim Penyusun USU. (2012). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan : Tidak Dipublikasikan.


(48)

Widyastuti, Y., Rahmawati, A., Purnamaningrum, Y.E. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.

Sianipar,O., Bunawan, N.C., Almazini, P., Calista, N., Wulandari, P., Rovenska, N., et all.(2009). Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-Faktor yang Berhubungan pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur. Artikel Penelitian Fakultas Kedokteran Uiversitas Indonesia. Diakses pada tangal 20 Desember 2012 dari

Ridwan, D.N., (2011) Pengaruh Terapi Musik Mozaik Terhadap Penurunan Derajat

Nyeri Menstruasi Pada Remaja di SMA Abadiah. Padang: Fakultas

Keperawatan Universitas Andalas. Diakses tanggal 02 Februari 2013

dari

Mohan, S. (2011) Penggunaan Analgetik Pada Dismenore Mahasiswa Semester III, V&VII T.A. 2011/2012. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Diakses pada tanggal 02 Februari 2013 dari


(49)

Instrumen Penelitian

Pengetahuan Remaja Putri Tentang Penggunaan Obat Pereda Rasa Nyeri

Menstruasi Primer di SMA Negeri 17 Medan

1. Isilah data dibawah ini dengan lengkap

2. Tuliskan tanda check list (√) pada kotak penelitian yang telah disediakan dan sesuai dengan jawaban.

3. Setiap pertanyaan diisi dengan satu jawaban yang sesuai menurut anda.

4. Setiap pertanyaan hendaknya dijawab dengan sebenarnya.

A. Kuesioner Pengkajian Data Demografi

1. Inisial Nama : 2. Umur Responden : 3. Suku Bangsa :

4. Sumber informasi : Anda mendapatkan informasi tentang obat pereda: Nyeri menstruasi primer adalah:

Media massa Sekolah Keluarga


(50)

B. Kuesioner Pengetahuan

1. Yang dimaksud dengan obat pereda nyeri menstruasi adalah…

a. zat yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit mulai pinggang sampai pangkal paha pada saat menstruasi

b. zat yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit mulai pinggang sampai perut bagian bawah pada saat menstruasi

c. tidak tahu

2. Obat nyeri menstruasi digunakan untuk… a. mencegah terjadinya nyeri menstruasi b. mengurangi nyeri menstruasi

c. tidak tahu

3. Setiap kali seseorang merasa nyeri menstruasi perlukah minum obat? a. ya

b. tidak c. tidak tahu

4. Benarkah rasa nyeri menstruasi hanya akan hilang bila mengkonsumsi obat menstruasi..

a. ya b. tidak c. tidak tahu

5. Apa saja obat yang dapat mengatasi nyeri menstruasi? a. vitamin C (ascorbic acid)


(51)

c. tidak tahu

6. Bagaimana cara mengkonsumsi obat pereda rasa nyeri menstruasi… a. setiap kali merasa nyeri saat menstruasi

b. mulai satu hari sebelum menstruasi c. tidak tahu

7. Apa efek samping yang muncul akibat penggunaan obat nyeri menstruasi? a. sesak napas

b. rasa kantuk c. tidak tahu

8. Obat nyeri menstruasi tidak boleh digunakan jika menderita… a. penyakit saluran percernaan

b. penyakit hati c. tidak tahu


(52)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya atas nama Deviana Pratiwi Munthe mahasiswa program studi D-IV Bidan Pendidik di Universitas Sumatera Utara, sehubungan dengan penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang saya lakukan dengan judul “ Pengetahuan Remaja Putri Tentang Penggunaan Obat Pereda Rasa Nyeri Menstruasi Primer Di Sma Negeri 17 Medan” saya mengharapkan kesediaan saudari untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan dengan kejujuran dan apa adanya. Ada pun tujuan dari kuesioner ini adalah untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer. Saya selaku peneliti menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban yang saudari berikan dan hanya akan digunakan untuk penelitian ini dan tidak akan dikenakan biaya apapun.

Demikian lembar persetujuan ini saya buat, atas bantuan dan partisipasi saudari saya sampaikan terima kasih.

Medan, April 2013

Peneliti,


(53)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Dengan Hormat,

Nama Saya Deviana Pratiwi Munthe, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Pengetahuan Remaja Putri Tentang Penggunaan Obat Pereda Rasa Nyeri Menstruasi Primer Di SMA Negeri 17 Medan”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer.

Saya akan membagikan kuesioner kepada saudari tentang : a. Data demografi seperti usia, suku, dan sumber informasi.

b. Serta kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan seputar penggunaan obat pereda rasa nyeri primer.

Partisipasi Saudari bersifat suka rela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini Saudari tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Saudari membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya :

Nama : Deviana Pratiwi Munthe

Alamat : Jl. Bunga Ester No. 72B Pasar 6 Padang Bulan Medan No. HP : 082163290391

Terima kasih saya ucapkan kepada saudari yang telah ikut berpartisifasi pada penelitian ini. Keikutsertaan saudari dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan saudari bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah saya persiapkan.

Medan, April 2013

Peneliti


(54)

(55)

(56)

(57)

(58)

(59)

(60)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)