Upaya Mengatasi Permasalahan Lalu Lintas Kota Medan Sebelum Adanya Terminal Pinang Baris

2. 2. Upaya Mengatasi Permasalahan Lalu Lintas Kota Medan Sebelum Adanya Terminal Pinang Baris Kondisi lalu lintas kota Medan pada sekitar era tahun 1980 – an seperti yang telah dibahas diatas sangat tidak teratur dan terkendali. Hal ini dibuktikan dengan tingginya angka kecelakaan dan terjadinya kemacetan pada saat jam – jam sibuk. 13 13 Kondisi lalu lintas yang semrawut mengakibatkan banyaknya jumlah kenderaan yang menumpuk dan sering menimbulkan kemacetan serta kecelakaan. Jumlah kendaraan yang bertambah tidak seiring dengan penambahan ruas jalan baru serta masih minimnya rambu - rambu jalan untuk mengatur para pengguna jalan. Selain itu kendaraan – kendaraan angkutan baik angkutan barang maupun penumpang masih melalui jalan – jalan utama yang ada di inti kota Medan dikarenakan untuk mendapatkan waktu tempuh yang lebih singkat dan perhitungan sisi ekonomi yang lebih murah. Khusus untuk angkutan penumpang, banyaknya jenis angkutan baik untuk dalam kota maupun untuk luar kota merupakan penyumbang terbesar untuk masalah kemacetan. Angkutan dalam kota selalu bermangkal di setiap persimpangan – persimpangan jalan utama di kota Medan. Hampir di setiap persimpangan jalan pada saat itu bisa kita temui beberapa angkutan kota yang mangkal untuk melayani rute perjalanan untuk wilayah disekitar persimpangan itu. Belum lagi ditambah dengan kendaraan jenis angkutan roda tiga seperti becak bermotor becak mesin , becak dayung, bemo dan bajai yang menghiasi setiap sudut jalanan kota Medan. Bisa dibayangkan kondisi yang akan terjadi. Ruas jalan yang terdiri dari dua lajur dipenuhi oleh banyaknya kendaraan. Kenderaan itu melintas untuk waktu yang bersamaan sehingga kemacetan pun akan terjadi. Timbulnya kemacetan biasanya akibat dari Universitas Sumatera Utara keegoisan para pengguna jalan, prasarana dan sarana transprtasi yang kurang mendukung sudah pasti akan menciptakan kemacetan lalu lintas. Kondisi ini terjadi karena beberapa hal yaitu : 1. Kurangnya kesadaran rasa egois dari para pengemudisupir angkutan umum yang menaikkan dan menurunkan penumpang dengan seenaknya, memarkirkan kendaraan tanpa memikirkan pengguna jalan yang lain yang pasti dirugikan. 2. Sarana dan prasarana jalan yang kurang mendukung untuk mendukung sistem transportasi di kota Medan. 3. Tidak tersedianya halte bus. 4. Perangkat pemerintah yang membidangi hal ini belum berfungsi secara maksimal. Keempat hal – hal yang menimbulkan kemacetan diatas belum terpenuhi sehingga perlu perhatian yang lebih serius dari pihak pemerintah. Demikian juga untuk masalah angkutan yang melayani antar kota, juga menjadi penyumbang dalam masalah kemacetan lalu lintas kota Medan. Angkutan kota Medan sebelum tahun 1990 didominasi oleh bus – bus ukuran sedang dan ukuran besar dan beberapa perusahaan angkutan ini ada yang melayani penumpangnya dengan rute melintasi inti kota. 14 14 Bus – bus ukuran besar seperti CV. Setia dan CV. Budi yang melayani rute Belawan - Sambu, DAMRI yang melayani rute Binjai - Sambu, sedangkan untuk ukuran sedang di dominasi oeh Desa Maju dengan rute Helvetia - Sambu, Pabrik Tenun – Sambu; KOBUN dengan rute Amplas - Sambu dan POVRI dengan rute Kayu Puih - Sambu. Masih terlintas dalam pikiran ketika bus – bus ukuran besar dari kota – kota di sekitar kota Medan langsung menuju wilayah Sambu dengan membawa Universitas Sumatera Utara penumpangnya yang sebahagian besar adalah pelaku – pelaku ekonomi kecil dan menengah. Seperti bus – bus dari kota Belawan, Lubuk Pakam dan Kota Binjai. Masalah yang terjadi hampir sama dengan yang dilakukan oleh angkutan dalam kota yaitu, parkir secara sembarangan, menaikkan dan menurunkan penumpangnya dengan sembarangan dan menggunakan jalan dengan seenaknya tanpa memikirkan para pengguna jalan yang lain. Beberapa alternatif yang dilakukan untuk mengurai tingkat kepadatan lalu lintas di Kota Medan adalah: 1 Pada awal tahun 1990 – an pemerintah secara bertahap mulai melakukan pelebaran jalan di beberapa ruas jalan yang dianggap penting. Misalnya jalan Gatot Subroto, jalan Adam Malik Glugur By Pass , Jalan Sutomo, Jalan Sunggal, Jalan Jamin Ginting dan lain sebagainya. 15 2 Selain pelebaran dan pengaspalan jalan juga dilakukan penambahan marka jalan untuk mendukung kelancaran lalu lintas pengguna jalan. Di beberapa titik persimpangan yang dianggap rawan kemacetan dibuatlah lampu lalu lintas dan rambu – rambu lalu lintas. Kemudian penambahan rambu lalu lintas di sisi jalan yang dianggap rawan kemacetan seperti larangan parkir, larangan berhenti dan rambu untuk hati – hati. Sebelumnya juga sudah dilakukan sosialisasi terhadap arti dari setiap lambang yang terdapat dalam setiap rambu Selain pelebaran jalan juga dilakukan pengaspalan terhadap jalan – jalan yang dianggap penting sebagai jalan alternatif ketika kemacetan sedang berlangsung. 15 Hasil wawancara dengan Bapak Haidir Kepala Tata Usaha Terminal Pinang Baris Tanggal 10 April 2013 Universitas Sumatera Utara lalu lintas tersebut sehingga para pengguna jalan dapat mengerti sepenuhnya apa maksud dan tujuan dari keberadaan rambu – rambu tersebut. 16 3 Pemerintah menurunkan aparat kepolisian dan Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya DLLAJR untuk melakukan penertiban di lapangan baik berupa tindakan persuasif yang dalam pelaksanaannya bersifat teguran atau pemberitahuan maupun melakukan tindakan langsung tilang . Kedua cara ini juga dilakukan disekitar kawasan tempat pemberangkatan penumpang tujuan luar kota yang berada di sekitar Simpang Barat dan juga kawasan Stadion Teladan. Namun sesuai dengan topik pembahasan bahwa ini dilakukan untuk mengatasi kondisi lalu lintas kota Medan yang tinggi tingkat kemacetannya yang seperti telah dibahas sebelumnya bahwa kedua kawasan ini merupakan salah satu faktor penyebab kemacetan tersebut. Inilah upaya – upaya yang dilakukan secara langsung oleh pemerintah dalam mengatasi kondisi kemacetan lalu lintas Kota Medan yang diperparah oleh masih belum terkordinasinya tata kelola sistem transportasi pada saat itu. Upaya yang lain dilakukan adalah diberlakukannya peremajaan terhadap kenderaan transportasi dalam kota khususnya bemo, kemudian adanya ruas jalan yang khusus dan tidak boleh dilalui oleh angkutan umum, becak mesindan becak dayung seperti kawasan jalan Jend. Sudirman yang merupakan kawasan tertib lalu lintas, selanjutnya kawasan Jalan Putri Hijau, Jalan Diponegoro, dan jalan Imam Bonjol, walaupun masih sering dilalui oleh kenderaan roda tiga khususnya becak. 16 Hasil Wawancara dengan Bapak J.Sinulingga Tanggal 22 Mei 2013 Universitas Sumatera Utara Dampak dari diberlakukannya upaya – upaya diatas langsung dapat dirasakan dengan berkurangnya jumlah kenderaan yang melaju pada saat jam sibuk serta bertambahnya kesadaran para pengguna jalan khususnya para pengemudi angkutan umum dalam kota. Sedangkan untuk angkutan umum tujuan luar kota mulai mengkonsentrasikan armada angkutannya dengan menerapkan sistem pool dan mulai menata manajemen keberangkatan armadanya lewat pool masing – masing perusahaan angkutan. Kenderaan – kenderaan ukuran besar mulai dilarang masuk ke inti kota dan harus di parkirkan di sekitar pool masing – masing.

2. 3. Pembangunan Terminal Terpadu Pinang Baris