Pasang Surut Fungsi Terminal Pinang Baris 1990 – 2000

3. 3. Pasang Surut Fungsi Terminal Pinang Baris 1990 – 2000 Terminal Pinang Baris sejak tahun 1990 – 2000 sudah mengalami pasang surut dalam menjalankan fungsinya. Fungsi utama terminal berdasarkan pihak yang terkait yaitu : 1. Fungsi terminal bagi penumpang adalah kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari suatu moda ke moda yang lainnya, tempat tersedianya fasilitas – fasilitas dan informasi serta adanya fasilitas parkir bagi kenderaan pribadi. 2. Fungsi terminal bagi pemerintah antara lain adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas untuk menata lalu lintas dan menghindari kemacetan, sebagai sumber pemungutan retribusi, dan sebagai pengendali arus angkutan umum. 3. Fungsi terminal bagi operator bus adalah untuk pengaturan layanan operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat, dan informasi bagi awak bus serta fasilitas pangkalan. Fungsi ini akan berjalan dengan maksimal jika fungsi yang lain juga dimaksimalkan. Artinya ada keterkaitan antara fungsi yang satu dengan yang lainnya dan ini membutuhkan keseriusan dan kerja keras dalam pengelolaan terminal ini sehingga harapan dengan keberadaan terminal ini dapat terwujud. Sepanjang periode 1990 – 2000 terminal ini telah mengalami banyak dinamika. Hal ini berkaitan erat dengan retribusi yang diperoleh, dimana semakin Universitas Sumatera Utara besar retribusi dari terminal yang diperoleh maka total retribusi makin meningkat dan PAD Kota Medan diharapkan makin besar pula. Dari angka – angka tersebut maka akan terlihat gambaran keadaan Terminal Pinang Baris dari tahun ke tahun. Tabel 1.1 TPR Terminal Pinang Baris 1996 – 2001 No. Tahun Realisasi Rp Perubahan Rp Laju Pertumbuhan 1. 19961997 137.456.700 - - 2. 19971998 144.274.150 7.818.450 5,7 3. 19981999 147.296.800 3.022.650 2,1 4. 19992000 149.645.300 2.348.500 1,6 5. 20002001 136.735.000 - 12.910.300 - 8,6 Sumber : Dinas Pendapatan Kotamadya Medan 2000 Tabel diatas menyajikan realisasi retribusi TPRdari Terminal Terpadu Pinang Baris dari tahun 1996 – 2001. Pada tahun 19961997 realisasinya sebesar Rp. 137.456.700. Kemudian tahun19971998 menjadi Rp. 144.274.150. Pada tahun 19981999 naik menjadi Rp. 147.296.800. Sedangkan pada tahun 2000 menjadi Rp. 149.645.300. Dari angka – angka tersebut jelas terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya dan penurunan drastis terjadi pada tahun 2001. Gejala ini dapat terlihat dari laju pertumbuhannya yang cenderung menurun. Kalau pada tahun 19971998 laju pertumbuhannya mencapai 5,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya, maka pada tahun 19981999 menurun menjadi 2,1 persen selanjutnya tahun 2000 menjadi turun 1,6 persen. Dari angka – angka tersebut tentu akan timbul pertanyaan mengapa Universitas Sumatera Utara jumlah retribusi Terminal Pinang Baris cenderung menurun. Penyebabnya tidak lain adalah berkurangnya jumlah objek retribusi atau karena faktor lain. Berkurangnya jumlah objek retribusi ditandai oleh menurunnya jumlah kenderaan umumangkutan kota yang masuk ke Terminal Pinang Baris. Hal ini disebabkan munculnya terminal – terminal bayangan di sekitar Terminal Terpadu Pinang Baris yang sama sekali tidak tersentuh oleh petugas retribusi. Faktor yang lain adalah mulai banyaknya perusahaan angkutan yang meninggalkan Terminal Terpadu Pinang Baris dan mendirikan loket – loket mereka yang berada jauh dari kawasan terminal. 24 Alasan mereka adalah efektivitas dan efisiensi dari biaya operasional yang mereka keluarkan lebih rendah apabila mereka beroperasi dari Terminal Terpadu Pinang Baris. 25 Sepanjang pengamatan penulis memang hal yang lumrah apalagi bila dikaitkan dengan kondisi penumpang dan kondisi lapangan. Penumpang yang umumnya menuju Tanah Karo yang dominan berada disekitar Padang Bulan akan menggunakan perusahaan transportasi tersebut langsung dari kawasan Jl. Jamin Ginting daripada harus ke Terminal Pinang Baris. Sedangkan yang berada di sekitar Jl. Gajah Mada yang merupakan daerah yang didominasi pendatang dari Propinsi D. I Aceh. Artinya para pengusaha angkutan langsung menjemput bola dengan mendirikan loket – loket mereka di daerah tersebut. 26 24 Sekitar Tahun 2000 Perusahan Angkutan CV. Sinabung Jaya mulai beroperasi di sekitar Simpang Pos. Bus – bus tujuan Banda Aceh seperti PO. Kurnia, PO. Pusaka, PO. PMTOH, dll juga mendirikan loketnya di Jl. Gajah Mada. Kondisi inilah yang menjadi salah satu penyebab menurunnya objek retribusi di Terminal Pinang Baris. 25 Hasil wawancara dengan Bapak J. Sinulingga tanggal 22 Mei 2013. 26 Hasil wawancara dengan Bapak M. Hasbullah Pak Syukri tanggal 24 Mei 2013. Universitas Sumatera Utara Hal yang sama juga dialami oleh para supir angkutan umum dalam kota dimana mereka menyadari bahwa sebuah kesia – siaan apabila mereka masuk ke dalam terminal dan membayar retribusi. Mereka jarang mendapatkan apa yang mereka inginkan yaitu penumpang yang memadati angkutan mereka. Para penumpang angkutan luar kota yang telah tiba lebih sering turun di sekitar persimpangan Kampung Lalang dan menunggu angkutan dalam kota yang akan mengantar mereka ke daerah tujuan sehingga para supir angkutan dalam kota pun menunggu disana dan mulai mengabaikan keberadaan Terminal Pinang Baris. Selain itu keadaan fasilitas didalam terminal yang mulai tidak terawat menyebabkan para calon penumpang enggan untuk memanfaatkan fungsi Terminal Pinang Baris untuk bepergian. Dalam hal ini dibutuhkan ketegasan pihak pengelola terminal dalam menjalankan fungsinya. Ketegasan yang dimaksud adalah yaitu dengan melakukan tindakan kepada para pengemudi angkutan umum yang melanggar aturan lalu lintas dan menyalahi program pemerintah dalam hal ini mengenai sistem transportasi kota. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENGARUH KEBERADAAN TERMINAL TERPADU PINANG