46
serta dari pengalaman penerapan pengetahuan ilmu dan seni tersebut, yang menjadi nafkah dan ditekuni secara terus-menerus dan berkesinambungan.
62
2. Pengertian Arsitektur
Tidak ada suatu seni yang begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari kita manusia selain daripada Arsitektur, untuk musik saja seseorang harus pergi ketempat
pertunjukan musik, suatu konser atau paling harus menyetel televisi atau radio. Untuk menikmati suatu karya sastra seseorang harus membaca dan membaca dengan tekun.
Dan untuk menikmati atau melihat lukisan harus pergi ke museum, sedangkan arsitektur selalu ada di depan dan di sekitar kita, sepanjang tahunbahkan sepanjang
hayat. Jelas bahwa arsitek mempunyai kedudukan dan peranan penting dalam masyarakat.
63
Kata arsitektur sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata arche dan tektoon. Arche yang berarti yang asli, yang utama, yang awal; sedangkan tektoon
menunjuk pada suatu yang berdiri kokoh, tidak roboh, dan stabil.
64
Didalam profesi arsitek tergabung kedua bidang kegiatan tersebut.
Definisi arsitektur menurut kamus bahasa indonesia adalah “seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan atau metode dan gaya rancang suatu
62
Ikatan Arsitek Indonesia, Pedoman hubungan Kerja antara Arsitek Dengan Pengguna jasa, Jakarta, IAI, 2001, hal. 9
63
Eko Budihardjo, Arsitek Bicara tentang Arsitektur Indonesia, Alumni, bandung, 1987, hal. 148
64
Y.B mangunwijaya, Wastu Citra: Pengantar ke ilmu Budaya bentuk Arsitektur; Sendi-sendi Filsafatnya beserta Contoh-Contoh Praktis, jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1995, hal 327.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
47
konstruksi bangunan”.
65
Sedangkan pengertian arsitektur dalam kalangan para arsitek umumnya didefinisikan sebagai “seni penciptaan ruang dan bangunan untuk
memberikan wadah kepada kehidupan bersama”. Pengertian ini mempunyai arti yang sempit dimana hanya ruang dan bangunan yang mempunyi kaedah-kaedah
arsitektural fungsional baik, struktural benar, dan penampilan indah yang dapat merupakan hasil arsitektur yang baik, sedangkan yang lain “bukan arsitektur”.
66
Sedangkan menurut Hasan Purbahadiwidjojo pengertian arsitektur memiliki makna yang lebih luas meliputi pembangunan lingkungan binaan yang merupakan bagian
dari lingkungan semesta yang telah diubah oleh manusia dalam rangka menunjang kehidupan.
67
Sejarah arsitektur diawali dari adanya kebutuhan menusia akan perlindungan dari alam, binatang, dan manusia lainnya. Tempat perlindungan ini diistilahkan dalam
bahasa Inggris sebagai shelter. Pada saat itu manusia mencari tempat perlindungan, umumnya akan muncul suatu wujud tempat yang membuat manusia merasa
terlindungi didalamnya. Wujud tempat ini memunculkan bentuk yang memiliki ruang, bentuk ruang memiliki unsur tiga dimensi. Disinilah mengapa vitruvius
merumuskan trinitas arsitektur yakni firmitas kekuatan, utilitas kegunaan dan venustas keindahan sebagai teori yang paling utama dalam merancang arsitektur.
Fimitas hadir karena keinginan akan kekokohan atau kekuatan dari tempat
65
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989
66
Eko Budiaharjo, Opcit, hal. 75
67
Sanusi Bintang, Op Cit, hal. 88-89
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
48
berlindung, utilitas karena adanya kebutuhan akan ruang-ruang berdasarkan fungsinya, dan venustas agar memenuhi unsur kesenangan keindahan pada saat
tempat berlindung itu dihuni. Pada karya arsitektur, ruang dan bentuk menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan karen saling melengkapi satu sama lain.
68
Suatu ruang bisa diilustrasikan dalam bentuk gambar, tetapi kehadiran suatu ruang baru dapt dirasakan apabila kita berada didalamnya. Disebabkan sifat
keruangan ini, secara logika suatu arsitektur baru dapat disebut karya arsitektur apabila desain dalam bentuk gambar sudah diwujudkan ke dalam bentuk bangunan.
69
Suatu ciptaan arsitektur tidaklah tercipta tanpa melalui suatu pemikiran. Keselarasan adalah pertimbangan yang paling penting agar suatu karya tersebut
nyaman dihuni dan indah dilihat. Namun, pada intinya terdapat ciri-ciri visual bentuk dari suatu karya arsitektur yang menjadi komponon-komponen pembentuk nya,
antara lain:
70
a. Wujudbentuk form b. Dimensi size
c. Warna colour d. Tekstur
e. Posisi f. Orientasi, dan
g. Visual
Pengetahuan mengenai ciri visual arsitektur ini sangat diperlukan untuk menyadari
bahwa arsitektur merupakan
kumpulan dari unsur-unsur diatas.
68
Belinda Rosalina, Op Cit, hal. 56
69
Ibid
70
Francis D.K. Ching, Architekture: form, space, and order, Canada: John WileySons, Inc., 1996, hal 34
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
49
Pemenuhan peniruan dari beberapa unsur karya arsitektur lain akan menghasilkan suatu karya arsitektur baru yang dapat serupa atau memiliki ide yang sama, tetapi
ekspresi yang berbeda. Persamaan dapat berujung pada timbulnya pelanggaran Hak Cipta. Berapa besar persaaan yang dapat dikategorikan sebagai suatu pelanggaran
hingga saat ini belum terumus. Namum dapat terlihat dari berapa banyak bagian pada komposisi arsitektur yang memiliki kesamaan.
71
Proses pengerjaan arsitek harus melalui beberapa tahapan dari mulai persetujuan kerjasama antara arsitek, perusahan perencana, pengguna jasa, dan
kontraktor atau pihak lain, kemudian arsitek akan memulai memikirkan ide, mendesain gambar, persetujuan gambar, mengoordinasikan konstruksi bangunan di
lapangan sampai pembangunan selesai.
72
Dalam mendesain karya arsitektur diperlukan kelengkapan gambar-gambar yang mendukung, terdiri atas:
73
a. Gambar-gambar dua dimensi untuk gambar detail desain, gambar pelaksanaan atau gambar kerja memiliki skala seperti gambar Denah lay-out plan,
siteplan, Denah, tampak, potongan, perspektif, detail struktural, detail arsitektural, gambar mekanikal-elektrical gambar penentuan peletakan seperti
saklar, stop kontak, titik lampu, titik AC, gambar utilitas perlengkapan toilet misalnya WC, urinal, shower, perlengkapan pemadam api seperti detektor,
71
Belinda Rosalina, Op Cit, hal 61
72
Wulfram I. Ervianto, Manajemen, Proyek Konstruksi, Andi, Yogyakarta, 2003, hlm 15
73
Achmad Delianur, Ketua IAI Sumatera utara, wawancara, tanggal 5 Februari 2012
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
50
sprinkel, hidrant, gambar landskap, gambar eksterior dan interior dalam bentuk dua dimensi;
b. Gambar tiga dimensi untuk acuan hasil akhir yang diinginkan melihat ruang secara vertikal dan horizontal, misalnya gambar interior dan eksterior dalam
bentuk tiga dimensi biasanya dibuat dengan sketsa tangan atau gambar komputer seperti scetch up, 3dmax, maupun program sejenis
Tetapi yang terpenting dari kelengkapan gambar diatas, menurut Ketua IAI Kota Medan yang paling penting dalam suatu hak cipta ini adalah suatu ide atau
konsep perancangan arsitektur, ketika arsitek merancang suatu bangunan ia akan memasukkan unsur seni, ilmu pengetahuan, ide, konsep-konsepnya kedalam
rancangannya. Sehingga tidaklah tepat jika yang didaftarkan sebagai hak cipta adalah kelengkapan gambar seperti denah, tampak, dan seterusnya. karena kelengkapan
gambar demikian contohnya denah rumah sakit, sudah ada standarnya sendiri, ruang operasinya harus sekian, ruang perawatannya harus sekian meter persegi, demikian
juga dengan bangunan-bangunan lainnya sudah ada standar dan kebiasaan ruang dan bentuk masing-masing. Karena arsitek bukanlah tukang gambar ataupun pelukis,
arsitek adalah orang yang tahu sedikit tentang banyak hal, ketika ia mendirikan rumah sakit ia mengetahui sedikit banyak tentang rumah sakit, ketika merancang pabrik ia
mengerti sedikit tentang pabrik, arsitek dengan ilmunya dituntut bisa merancang berbagai bangunan, semua didapat dari pengalaman dan pembelajaran, cara berpikir
arsitek juga tidak pernah linier, proses berpikirnya eksploratif mulai dari input, proses, maupun output. Sehingga kelengkapan gambar standar diatas tidak tepat jika
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
51
didaftarkan tapi hanya boleh berupa lampiran. Dalam proses perencanaan arsitektural dikenal juga dengan konsep perancangan yang juga dituangkan dalam bentuk 2
dimensi atau gambar, bisa berbentuk sketsa tangan maupun gambar komputer, berupa gubahankonsep bentuk, gubahan massa, pengaruh arah angin, posisi jalan, dan
konsep lainnya, tetapi jarang dipublikasikan oleh arsitek. Konsep perancangan inilah yang biasanya berpengaruh terhadap hasil rancangan nantinya. Yang lebih tepat di
daftarkan sebagai hak cipta ini seharusnya adalah ‘gambar konsep perancangan’ dan kelengkaan gambar denah, tampak, potongan, siteplan, layout, detail bisa menjadi
lampiran saja untuk didaftarkan.
74
D. Konsep Bentuk Perlindungan Hukum yang dapat didaftarkan bagi Ciptaan Arsitektur
Sebagai salah satu bentuk kepatuhan pada Konvensi Berne, Indonesia melalui UUHC memberikan perlindungan Hak Cipta untuk arsitektur. Ruang lingkup
arsitektur yang dilindungi dalam UUHC tertera dalam Penjelasan Pasal 12 ayat 1 huruf g yaitu antara lain meliputi seni gambar bangunan, seni gambar miniatur, dan
seni gambar maket bangunan. Selain itu, pada Pasal 12c juga disebutkan bahwa alat peraga merupakan objek perlindungan Hak Cipta.
Pada pasal Penjelasan disebutkan Pengertian dari alat peraga itu sendiri adalah Ciptaan yang berbentuk dua atau tiga dimensi yang berkaitan diantaranya dengan
arsitektur.
74
Achmad Delianur, ketua IAI Wilayah Sumatera Utara, wawancara, tanggal 5 Februari 2012
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
52
Pengertian dari tiga dimensi sendiri menurut paul Klee sebagai mana dikutip oleh Francis D.K. Ching dalam bukunya, adalah:
75
Semua bentuk gamar berawal dari satu titik yang membuat suatu gerakan... titik itu bergerak... dan terbentuklah suatu garis – dikenal sebagai dimensi –
pertama. Bila garis itu bergerak membentuk sebuah bidang, maka kita dapat menentukan sebuah unsur dua-dimensi. Selama perkembangannya dari bidang
menjadi ruang, pertemuan bidang-bidang tadi melahirkan suatu badan tiga- dimensi . . Sebuah ringkasan mengenai energi kinetik yang menggerakkan
sebuah titik menjadi garis, garis menjadi bidang dan bidang menjadi dimensi ruang.
Definisi dari tiga dimensi diilustrasikan sebagai berikut: Sekumpulan titik-titik x ,y, z yang membentuk luasan-luasan face:
gabungan titik-titik yang membentuk luasan tertentu atau sering dinamakan dengan sisi yang digabungkan menjadi satu kesatuan.
76
Sehingga seni gambar dapat berwujud bidang maupun ruang sebagaimana didefinisikan oleh Paul Klee pada penjelasan di atas. Sebagaimana disebutkan dalam
pasal 12 ayat 1 huruf l, ‘terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil pengalihwujudan’ dilindungi sebagai objek Hak Cipta.
Pengertian dari ‘pengalihwujudan’ menurut penjelasan pasal tersebut adalah ‘pengubahan bentuk, misalnya dari bentuk patung menjadi lukisan, cerita roman
menjadi drama, drama menjadi sandiwara radio, dan novel menjadi film.’ Demikian juga dapat disimpulkan suatu bangunan merupakan pengalihwujudan dari suatu
gambar arsitektur.
75
Francis D.K. Ching, Arsitektur: Bentik, Ruang, dan Tatanan, Jakarta, Erlangga, hal. 1
76
Achmad Basuki Nana Ramadijanti. Graftk 3 Dimensi Negeri, http: lecturer.eepis- its.edu-basuki lectureGtafik 3D.pdf; Internet, diakses tanggal 16 September 2012.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
53
Dari penjelasan diatas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa penyebutan ‘arsitektur’ sebagaimana yang disebutkan dalam UUHC adalah dalam bentuk seni
gambar atau dua dimensi. Sedangkan penyebutan ‘karya arsitektur’ setelah pengalihwujudan dari seni gambar menjadi sebuah bangunan dengan ruang-ruang
berbentuk tiga dimensi. Arsitektur yang berbentuk dua dimensi merupakan ‘seni gambar’ seperti yang
disebutkan dalam UUHC sehingga dapat digolongkan dan didaftarkan sebagai Hak Cipta, namun Arsitektur yang telah berwujud tiga dimensi yang merupakan ‘karya
arsitektur’ bisa didaftarkan melalui hak cipta, paten, maupun desain industri.
1. Apakah semua bangunan dapat disebut sebagai Ciptaan Arsitektur?