diberikan kepada setiap karyawan apabila terdapat kebijaksanaan atau metode baru yang diterapkan perusahaan.
3.7 Proses Produksi
Proses produksi merupakan suatu proses transformasi atau perubahan bentuk baik secara fisik dan kimia yang mengubah input berupa bahan baku, mesin,
peralatan, modal, energi, tenaga kerja menjadi output sehingga memiliki nilai tambah. Skema proses produksi produk A, B, C dan D dan layout masing-masing lini dapat
dilihat pada Lampiran 7.
3.7.1 Proses Produksi Produk A 3.7.1.1 Bahan yang Digunakan
1. Bahan Baku. Bahan baku adalah bahan utama dalam proses produksi, dimana sifat dan
bentuknya akan mengalami perubahan sampai dihasilkan barang jadi. Bahan baku yang digunakan adalah:
a. Air merupakan bahan baku utama serta bahan pendukung proses seperti sanitasi tangki, boiler, mesin washer dan sanitasi filter.
b. Teh yang digunakan adalah teh melati jasmine tea yang terbuat dari teh hijau yang dicampur dengan bunga melati yang baru mekar.
c. Gula dengan standar yang digunakan adalah9° brix ° brix merupakan persentase sukrosa yang terkandung pada gula.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2. Bahan Penolong.
Bahan penolong merupakan bahan yang tidak termasuk dalam proses
pembuatan produk tetapi merupakan bagian dalam produk akhir. Bahan
penolong yang digunakan adalah:
a. Botol merupakan kemasan untuk menyimpan teh cair manis dan merupakan brand image dengan ukuran botol 220 ml.
b. Crown Cork adalah penutup botol kemasan agar tidak tumpah. c. Crate krat adalah kemasan akhir produk dengan kapasitas 24 botol.
d. Ink tinta digunakan untuk mencetak kode produksi setiap botol. 3. Bahan Tambahan.
Bahan tambahan tidak termasuk ke produk jadi tetapi berfungsi memperlancar proses produksi. Bahan yang digunakan adalah:
a. Filter Aid Celaton digunakan untuk menyaring teh dan sirup agar bersih dan bening.
b. Chorine digunakan pada proses pengolahan air untuk membunuh bakteri, membilas botol dan sanitasi peralatan.
c. Pasir silika sebagai media penyaring pada proses pengolahan air untuk menyaring benda asing yang terlarut dalam air yang diolah.
d. Kaustik Soda NaOH sebagai deterjen pada proses pencucian botol.
3.7.1.2 Proses Produksi Produk A Uraian proses produksi produk A adalah sebagai berikut:
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
1. Pengolahan Air Water Treatment. Water treatment adalah proses pemurnian agar diperoleh air yang jernih,
tanpa rasa, warna dan memenuhi standar yang telah ditetapkan perusahaan melalui beberapa tahapan yaitu:
a. Persiapan. Air dipompa dari sumur bor menuju bak reservoir kemudian dilakukan
penambahan chlorine untuk menghilangkan kuman. b. Penyaringan bahan berat.
Penyaringan dilakukan menggunakan pasir silica untuk memisahkan lumpur, batuan kecil dan partikel kasar yang terlarut dalam air.
c. Penghilangan bau air tanah. Air tanah disaring dengan arang karbon untuk menghilangkan bau,
warna, rasa, gas, dan chlorine. d. Penyaringan Kapur.
Penyaringan kapur menggunakan resin untuk menghilangkan sisa kapur agar tidak mengendap di dalam botol.
2. Proses Pembuatan Teh Cair Pahit TCP. Teh melati Jasmine Tea dimasukkan ke dalam extract tea tank
kemudian air dari buffer tank III dialirkan melalui plateheat exchanger yang akan dididihkan sampai 105ºC. Penyeduhan dilakukan selama 60
menit pada suhu 90 ºC dengan tujuan untuk mengextract kandungan tanin dalam teh. Tanin merupakan komponen mempengaruhi warna, aroma,
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
dan rasa pada teh. Teh cair pahit disaring dengan Niagara Filter. Kemudian dilanjutkan ke penyaringan tahap kedua dengan filtrox filter
dengan lapisan 0,4 mikron dialirkan ke Mix Tank. 3. Proses Pembuatan Sirup.
Gula dimasukkan kedalam sugar dissolver tank lalu dicampur air panas dengan suhu 105ºC. Air yang digunakan adalah air softener yang
dilewatkan melalui Plat Heat Exchanger PHE dengan temperatur keluar 70-80
C. Proses pemasakan gula dilakukan di dalam hopper lalu dipompakan ke dissolver tank yang berfungsi sebagai tempat pelarutan
dan pengadukan gula. Proses berlangsung selama 30 menit dengan suhu sekitar 60-80ºC kemudian larutan dialirkan ke Niagara filter untuk
penyaringan tahap awal untuk menjernihkan sirup. Sirup yang telah jernih dialirkan ke buffer syrup.
4. Proses Pembuatan Teh Cair Manis TCM. Pencampuran sirup gula dan Teh Cair Pahit TCP dilakukan di mix tank
dalam keadaan panas dengan temperatur 90-95 C. Campuran sirup dan
TCP filtrate diaduk sekitar 45-60 menit agar homogen. Kemudian dilakukan pengendalian kualitas standar untuk kadar kemanisan dan
warna teh cair di laboratorium Quality Control. Tingkatan warna yang merupakan standar perusahaan adalah warna A, B, dan C. Standar A
berwarna pucat, B sedikit gelap, dan C gelap. Standar warna teh yang digunakan adalah B+ yaitu antara warna B dan C. Bila tingkat warna dan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
kemanisan teh sesuai dengan standar, maka TCM ditransfer ke bottling line dengan lama waktu berkisar 90 menit. Kemudian dilakukan
penyaringan di bag filter untuk memastikan tidak ada benda asing yang masuk ke TCM pada saat sirkulasi yang dapat mempengaruhi produk
akhir. 5. Pembotolan.
TCM yang dihasilkan dikemas dalam botol kaca. Botol yang digunakan akan dikembalikan ke perusahaan untuk proses produksi berikutnya
returnable bottle. Proses yang terjadi adalah sebagai berikut: a. Pensortiran botol.
Krat berisi botol kosong dibawa dari gudang dan dipisahkan krat dan botol dengan mesin autz packer. Mesin mengambil botol kosong dari
peti dan meletakkanya di chain conveyor. Operator akan mensortir botol kotor berat, kena cat, pecah, berjamur untuk dibersihkan secara
manual. b. Pencucian botol.
Botol yang telah disortir dibawa ke mesin washer dengan chain conveyor. Proses pencucian botol pada mesin washer terdiri dari
beberapa tahapan yaitu: 1. Preposition Spraying merupakan tahap dimana botol kosong
disemprot dengan air untuk menghilangkan kotoran yang mudah lepas.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2. Preposition Soaking merupakan tahap dimana botol dicelupkan di air panas untuk melunakkan kotoran yang sulit terlepas.
3. LYE I merupakan tahap penyabunan dengan NaOH. Botol dicelupkan dan disemprot dengan air yang berkekuatan tinggi.
4. LYE II merupakan tahap dimana botol dibersihkan dari kotoran yang masih melekat pada permukaan botol.
5. Hot Water I merupakan tahap pembilasan sisa NaOH dengan menyemprotkan air panas di bagian luar dan dalam.
6. Hot Water II merupakan tahap penyemprotan ulang dengan air panas sehingga botol benar-benar bersih dari larutan sabun dan
mikroba. c. Light Inspection I.
Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan botol bersih secara visual setelah dicuci pada mesin bottle washer, meliputi botol kusam, botol
somplak, bergores, dll. Botol yang lolos dari penyortiran dibawa ke mesin filler untuk diisi dengan TCM.
d. Pengisian Teh Cair Manis TCM ke botol. Teh manis di dalam mix tank yang telah memenuhi standar dialirkan
ke mesin filler dengan terlebih dahulu dilakukan penyaringan di bagian filter. Kemudian dialirkan ke Pasteurizer untuk menaikkan
suhu teh. Pada saat pengisian, TCM dan botol dalam suhu tinggi untuk mematikan bakteri yang terdapat di udara bebas, agar produk
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
yang dihasilkan tahan selama setahun meskipun tidak digunakan zat pengawet.
e. Pemberian tutup botol Crown Cork. Pemasangan tutup botol dilakukan menggunakan mesin crowner
yang berfungsi mensterilkan crown cork dengan sistem UV. Botol yang berisi TCM panas langsung ditutup dengan crown cork yang
sudah steril dengan mesin crowner. f. Light Inspection II.
Tahap ini proses yang terjadi sama seperti proses light inspection I, hanya berbeda pada kriteria pemeriksaannya saja. Light Inspection
botol isi dimaksudkan untuk memeriksa volume produk, crown cork yang tidak terpasang dengan baik dan benar, botol retak dan benda
asing di dalam botol. Operator yang bertugas sebagai Selector akan memeriksa botol secara visual.
g. Pencetakan kode produksi botol. Botol yang berisi TCM dibawa ke ink jet untuk mencetak kode
produksi dan tanggal kadaluarsa, dengan tujuan memudahkan penelusuran produk jika kemudian hari terdapat masalah.
h. Pencucian peti botol krat. Peti botol yang telah kosong dibawa ke mesin crate washer untuk
dilakukan pencucian krat dengan menyemprotkan air bertekanan tinggi.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
i. Crater. Setelah pengkodean selesai, botol akan dimasukkan ke dalam krat
menggunakan mesin crater. j. Penyimpanan dalam masa inkubasi.
Setelah kode produksi dicetak, produk dimasukkan ke dalam krat oleh mesin crater. Pallet yang berisi 60 krat gudang pallet disusun
berdasarkan batch produksi dan diberi nomor, nama supervisor serta tanggal dimulai inkubasi selama 2-3 hari. Inkubasi bertujuan untuk
memeriksa kembali apakah ada terjadi perubahan pada produk yang meliputi: basi, bau, perubahan warna dan rasa. Jika produk tidak
mengalami perubahan warna dan rasa melalui pemeriksaan sample, maka produk tersebut siap untuk dipasarkan.
3.7.2 Proses Produksi Produk B dan C Produk B dan C hanya berbeda pada kemasannya saja, produk B dengan
kemasan Botol dan Produk C dengan kemasan kotak. Bahan yang digunakan untuk produk B adalah:
1. Bahan baku yang digunakan adalah teh hitam, gula industri, air, dan konsentrat sari buah.
2. Bahan penolong yang digunakan adalah pasir kuarsa, karbon, dan softener pada saat proses water treatment.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
3. Bahan tambahan yang digunakan adalah botol kaca, kemasan tetrapack, krat untuk pengepakan produk B, kardus untuk pengepakan produk C
kemasan tetrapack, tutup botol, dan sedotan. Uraian proses produksi untuk produk B dan C dimulai dari air tanah yang
diambil dari kedalaman ± 200 m kemudian disterilkan melalui proses water treatment, kemudian dimasukkan ke tanki 2 yang berisi karbon, setelah itu ke tanki 3
yang berisi softener. Kemudian air dipanaskan hingga 100 C. Air panas tersebut
dialirkan ke tanki teh untuk menyeduh teh hitam yang telah dimasukkan ke dalam tanki. Lalu secara bersamaan air panas tersebut juga dialirkan ke tanki gula industri
untuk melarutkan gula menjadi sirup gula. Sirup gula ditambahkan dengan konsentrat sari buah sesuai dengan jenis rasa produk yang hendak diproduksi. Setelah diseduh,
teh dialirkan ke tanki filtrox untuk memisahkan ekstrak teh dari ampas. Dari tanki filtrox ekstrak teh dialirkan ke tanki pencampuran. Sirup gula juga kemudian
dialirkan ke tanki pencampuran sehingga menjadi teh manis cair. Kemudian teh manis cair dialirkan ke mesin filler.
Botol yang telah selesai dicuci dan disterilkan serta telah diperiksa oleh mesin EBI optiscan dan operator, dibawa ke mesin filler dengan belt conveyor. Kemudian
teh manis cair diisi ke dalam botol dengan standar volume ± 3 ml dari head botol. Botol yang telah diisi langsung ditutup dengan crown cock yang telah disterilkan
dengan penyinaran ultra violet. Setelah ditutup, botol dipindahkan ke dalam crate dan dipindahkan ke kamar karantina. Setelah selesai proses karantina produk siap
dipasarkan.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
3.7.3 Proses Produksi Produk D Bahan yang digunakan pada proses produksi produk D adalah:
1. Bahan baku yang digunakan adalah air. 2. Bahan penolong yang digunakan adalah pasir kuarsa, karbon, NaOH
sebagai deterjen, dan softener. 3. Bahan tambahan yang digunakan adalah galon, tutup galon, plastik
sebagai segel penutup galon. Uraian proses produksi produk D dimulai dengan proses pembersihan galon
bagian luar dengan mesin filling kemudian dimasukkan ke ruang pencucian galon bagian dalam. Selanjutnya air diproses untuk disterilkan dengan dimasukkan ke tanki
1 yang berisi pasir kuarsa, kemudian tanki 2 yang berisi karbon, kemudian tanki 3 yang berisi softener. Pada tanki 4 merupakan tanki buffer 1 yang berisi air karbon.
Pada tanki 5 merupakan buffer 2 dimana air mengalami demineralisasi. Tanki 6 merupakan buffer 3 yang berisi karbon dan softener. Setelah selesai
air dimasukkan ke mesin ozonator untuk menambah ozon ke dalam air. Kemudian dimasukkan ke final filler tank dan air diisi ke dalam galon. Galon yang telah berisi
ditutup dan operator letakkan segel ke atas tutup botol. Kemudian mesin mengepres segel sehingga segel menempel rapat pada tutup botol. Setelah itu galon disusun ke
rak galon untuk memeriksa ada tidaknya kebocoran. Selanjutnya produk siap dipasarkan.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tipe Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan korelasi yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor
berkaitan dengan satu atau lebih faktor lainnya yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi.
Berdasarkan konsep dan teori, dalam setiap variabel penelitian telah dibangun indikator yang berfungsi sebagai dasar penyusunan instrumen penelitian dalam
bentuk kuesioner.
4.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada departemen produksi di salah satu industri minuman ringan PT. XYZ Pabrik Deli Serdang, Sumatera Utara.
4.3 Metode Penelitian
4.3.1 Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pegawai departemen produksi
pada bulan Maret di PT. XYZ Pabrik Deli Serdang yang berjumlah 164 orang.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA