BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Pelatihan SDM
Sinulingga, 2008: 16 mendefenisikan sistem ialah seperangkat elemen yang saling bergantung atau berinteraksi satu dengan lain menurut pola tertentu dan
membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi di atas menjelaskan karakteristik sebuah sistem sebagai seperangkat elemen yang
membentuk satu kesatuan unity, semua elemen mempunyai hubungan fungsional functional relationship dan kesatuan tujuan. Sekelompok benda yang terletak secara
acak dalam sebuah ruangan telah memenuhi syarat sebagai seperangkat elemen tetapi tidak dapat disebut sebagai sistem karena antar benda tersebut tidak terjadi interaksi
atau tidak mempunyai hubungan fungsional dan tidak memiliki kesatuan tujuan. Pelatihan sumber daya manusia menurut pendapat Dessler, 2003: 187
“Training is the process of teaching new employees the basic skills they need to perform their jobs. Training refers to a planned effort to facilitate employees the
learning of job-related competencies.” Kaswan, 2011: 2 mendefenisikan pelatihan adalah proses meningkatkan
pengetahuan, dan keterampilan karyawan. Pelatihan meliputi pengubahan sikap sehingga karyawan dapat melakukan pekerjaannya lebih efektif. Pelatihan menurut
Sikula, 1981: 227 yang dikutip Mangkunegara, 2003: 50 adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
terorganisasi, pegawai non manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas.
Pelatihan merupakan kegiatan dari perusahaninstansi yang bermaksud untuk dapat memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan, dan
pengetahuan dari pegawainya, sesuai dengan keinginan dari perusahaaninstansi yang bersangkutan. Selain itu pelatihan juga bertujuan untuk memperbaiki penguasaan
berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan pekerjaan tertentu, terinci, dan rutin. Pelatihan berisi desain program perencanaan untuk memperbaiki prestasi kerja dari
tingkat individu, kelompok, dan organisasi. Perbaikan prestasi kerja, dalam perputaran dinyatakan secara tidak langsung pada perubahan yang diukur pada
pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan perilaku sosial. Dari beberapa definisi di atas, dapat dikatakan bahwa pelatihan merupakan
suatu proses pembelajaran pegawai secara terencana sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaannya, dan didesain untuk meningkatkan kinerja
pegawai. Pelatihan berisi desain program perencanaan untuk memperbaiki prestasi kerja dari tingkat individu, kelompok, dan organisasi. Perbaikan prestasi kerja, dalam
perputaran dinyatakan secara tidak langsung pada perubahan yang diukur pada pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan perilaku sosial.
Menurut Rivai, 2011: 214 pelatihan dengan pendekatan sistem melibatkan beberapa sub sistem. Sub sistem ini meliputi identifikasi kebutuhan pelatihan,
penetapan sasaran, merancang program, pelaksanaan program, dan evaluasi program. Secara skematis model ini dapat dilihat pada gambar 2.1.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Gambar 2.1 Konsep Pelatihan dengan Pendekatan Sistem Menurut Bernardin 2008:251 “ a needs assessment is a systematic, objective
determination of training needs that involves conducting three primary types of analysis. The three analysis consist of an organizational analysis, a job analysis, and
a person analysis”. Ada beberapa gejala yang dapat diartikan sebagai sebuah kebutuhan akan pelatihan, Nasution, 2005: 88 yaitu menurunnya produktivitas dan
kinerja karyawan, jumlah produk yang cacat cendrung meningkat, motivasi dan loyalitas karyawan semakin menurun serta job target tidak dapat dicapai.
2.2 Tujuan dan Manfaat Pelatihan