Usia Pendidikan Pekerjaan Karakteristik Ibu.

pelayanan antenatal. Paritas secara statistik memiliki efek negatif yang signifikan terhadap kehadiran memadai. Sementara perempuan paritas lebih tinggi cenderung menggunakan pelayanan antenatal kurang, ada interaksi usia perempuan dengan kunjungan antenatal Simkhada et al., 2008. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Cui et al., 2005 faktor-faktor yang memengaruhi pemeriksaan kehamilan adalah usia ibu, pendidikan, kebangsaan dan sosial ekonomi. 2.3.1. Paritas Menurut Wiknjosastro dkk, 2002 paritas ke 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas lebih dari 3 paritas tinggi mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Selanjutnya Swenson et al., 1993 berpendapat, wanita dengan paritas tinggi cenderung kurang memanfaatkan perawatan kehamilan, ibu paritas tinggi lebih percaya diri tentang kehamilannya dan merasa kurang perlu untuk melakukan perawatan kehamilan. Paritas lebih tinggi pada umumnya merupakan penghalang untuk menggunakan pelayanan ANC Overbosch et al, 2004.

2.3.2. Usia

Menurut Wiknjosastro dkk 2002, kematian maternal pada wanita hami dan melahirkan pada usia 20 tahun 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun. Ciceklioglu et al., 2005 menyatakan ada hubungan yang signifikan antara usia dengan pemeriksaan kehamilan. Universitas Sumatera Utara Usia 20 tahun dan 35 tahun meningkatkan risiko komplikasi obstetri juga peningkatan kesakitan dan kematian perinatal. Pada kehamilan 35 tahun juga berpengaruh untuk terjadi abnormalitas persalinan. Umur meningkatkan angka kematian maternal Cuningham et al., 2005 Penelitian Matthews et al 2001, mayoritas perempuan dalam usia tiga puluhan melakukan pemeriksaan kehamilan awal dan lebih sering daripada remaja dan wanita yang lebih tua. Penelitian Mathole et al 2004, juga menunjukkan bahwa perempuan di bawah 35 tahun lebih sering melakukan kunjungan ke klinik untuk meyakinkan bahwa bayi mereka tumbuh, sedangkan wanita yang lebih tua yang tidak mengalami masalah, tidak peduli mereka menganggap hal tersebut hal biasa.

2.3.3. Pendidikan

Status Pendidikan seseorang akan memengaruhi seseorang dalam menggunakan pelayanan kesehatan. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan layanan kesehatan meningkat seiring dengan peningkatan jenjang pendidikan. Peningkatan pendidikan juga meningkatkat pengetahuan dan kepedulian serta akses terhadap informasi yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi Thaddeus dan Maine, 2004. Wanita yang berpendidikan tinggi cenderung mempunyai jumlah pemeriksaan kehamilan lebih baik Nielsen et al., 2001. Wanita berpendidikan tinggi memulai pemeriksaan kehamilan lebih awal daripada wanita yang berpendidikan rendah Matthews et al., 2001. Penelitian Simanjuntak 2000, menyatakan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu terhadap kunjungan antenatal care. Universitas Sumatera Utara

2.3.4. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan aktifitas utama yang dilakukan oleh manusia dan merupakan suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang, dan sering dianggap sinonim dari profesi. Wikipedia, 2009. Menurur Puspa 2009, bekerja adalah aktifitas dasar yang menyangkut kebutuhan dasar manusia untuk mendapatkan nafkah kebutuhan diri sendiri dan keluarga. Pengertian dan pemahaman masyarakat tentang pekerjaan cendrung menunjukkan pada jenis pekerjaan dilapangan kerja formal, mereka yang dianggap bekerja hanya sebatas pada pegawai atau karyawan yang mempunyai kantor, setiap hari berangkat kerja, dan menerima gaji pada akhir bulan. Dalam arti sesungguhnya lapangan kerja informal kenyataan banyak menampung dan menyerap tenaga kerja justru kurang mendapat perhatian dari para pencari kerja. Lapangan kerja informal biasanya dijadikan pilihan terakhir setelah mereka gagal memasuki lapangan kerja formal. Lapangan kerja dapat dibedakan menjadi lapangan kerja formal dan informal. Lapangan kerja formal adalah lapangan kerja yang keberadaannya diatur dan dilindungan oleh peraturan ketenagakerjaan, misalnya Pegawai Negeri Sipil PNS, ABRI, karyawan perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara BUMN. Sementara lapangan kerja informal adalah lapangan kerja yang keberadaannya atas usaha sendiri dan upah tidak terjangkau oleh oleh peraturan ketenagakerjaan, termasuk di dalamnya usaha mandiri, pedagang, peternak, petani, nelayan, tukang kayubangunan, tukang jahit, jasa profesi mandiri, dan lain sebagainya. Universitas Sumatera Utara Penelitian yang dilakukan oleh Sjofiatun 2000, menyebut bahwa status ibu bekerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perawatan kehamilan di daerah pedesaan maupun di daerah perkotaan. Perempuan yang bekerja lebih memanfatkan pelayanan antenatal care dibandingkan ibu rumah tangga dan ibu yang tidak bekerja Kabir et al. 2005.Wanita yang bekerja cenderung memulai antenatal care lebih awal Magadi et al., 2002. Wanita yang bekerja di luar rumah selama kehamilan secara signifikan berhubungan terhadap pelayanan pemeriksaan kehamilan Erci, 2003.

2.4. Landasan Teori

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Ibu dan Dukungan Suami Terhadap Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) di Wilayah Kerja Puskesmas Mandala Kecamatan Medan-Tembung

2 73 141

LPJU Tenaga Surya Gp. Ie Alang Dayah, Kec. Kuta Cot Glie.

0 0 1

LPSE Kabupaten Aceh Besar KEC. KUTA COT GLI

0 1 1

Pengaruh Dukungan Suami, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Barat

0 0 18

Pengaruh Dukungan Suami, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Barat

0 0 2

Pengaruh Dukungan Suami, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Barat

0 0 11

Pengaruh Dukungan Suami, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Barat

0 0 38

PENGARUH KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMERIKSAAN KEHAMILAN (ANTENATAL CARE) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDALA KECAMATAN MEDAN-TEMBUNG

0 0 27

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeriksaan Kehamilan - Pengaruh Karakteristik Ibu dan Dukungan Suami Terhadap Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) di Wilayah Kerja Puskesmas Mandala Kecamatan Medan-Tembung

0 0 30

Pengaruh Karakteristik Ibu dan Dukungan Suami Terhadap Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) di Wilayah Kerja Puskesmas Mandala Kecamatan Medan-Tembung

0 0 7