mengantar istri periksa hamil. Sebagian besar dari ibu hamil yang diperiksa di puskesmas dan polindes hanya datang sendiri tanpa ditemani oleh suami atau anggota
keluarga lainnya. Dengan menemani istri setiap kali periksakan hamil, suami mendapatkan informasi yang sangat penting bagi kehamilan, sehingga suami dapat
memberikan dukungan kepada istri yang sedang hamil, yang pada kenyataannya tidak dilakukan oleh sebagian besar para suami di wilayah kerja Puskesmas Kuta Cot Glie.
Dari fenomena tersebut terlihat bahwa ada masalah yang memengaruhi ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya, sehingga perlu dilakukan penelitian
pengaruh karakteristik ibu dan dukungan suami terhadap pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Kuta Cot Glie kabupaten Aceh Besar tahun 2011.
1.2 . Permasalahan
Masih rendahnya cakupan K4 di wilayah kerja Puskesmas Kuta Cot Glie sehingga perlu dilakukan penelitian “Bagaimanakah Pengaruh Karakteristik ibu
Paritas, Usia, Pekerjaan, Pendidikan dan Dukungan Suami Informasional, Penilaian, Instrumental, Emosional Terhadap Pemeriksaan kehamilan di wilayah
kerja Puskesmas Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar tahun 2011.” 1.3 . Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis pengaruh karakteristik ibu paritas, usia, pekerjaan, pendidikan dan dukungan suami informasional, penilaian, instrumental, emosional
terhadap pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar tahun 2011.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Hipotesis
Ada pengaruh karakteristik ibu paritas, usia, pekerjaan, pendidikan dan dukungan suami informasional, penilaian, instrumental, emosional terhadap
pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar tahun 2011.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Bagi pengambil kebijakan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan
informasi tentang pengaruh karakteristik ibu dan dukungan suami terhadap kelengkapan pemeriksaan kehamilan sehingga dapat memberikan kontribusi
positif untuk meningkatkan cakupan K4 dan menurunkan angka kematian ibu. 2.
Sebagai masukan bagi masyarakat untuk meningkatkan dukungan suami dalam upaya peningkatan kunjungan pemeriksaan kehamilan.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu kesehatan
masyarakat khususnya promosi kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemeriksaan Kehamilan
2.1.1. Pengertian Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan atau yang lebih sering disebut antenatal care adalah kegiatan yang diberikan untuk ibu sebelum melahirkan atau dalam masa kehamilan.
Pemeliharaan kehamilan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam pemeliharaan terhadap kesehatan ibu dan kandungannya. Asuhan kehamilan ini diperlukan karena
walaupun pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah Saifuddin, 2001.
Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama kehamilan yaitu: satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester ke dua, dan
dua kali pada trimester tiga. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid Saifuddin, 2001.
2.1.2. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan
Menurut Saifuddin 2002, pemeriksaan kehamilan atau antenatal care bertujuan untuk :
1 Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
Universitas Sumatera Utara
2 Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan
bayi. 3
Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan. 4
Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5 Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan penberian ASI
eksklusif. 6
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
2.1.3. Cakupan Asuhan Kehamilan
Pelayanan selama kehamilan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter
umum, bidan dan perawat kepada ibu hamil selama kehamilannya sesuai pedoman pelayanan kehamilan yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan
preventif Profil Dinkes NAD, 2008. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.
Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besar ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar
Universitas Sumatera Utara
serta paling sedikit empat kali kunjungan dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trisemester kedua dan dua kali pada trisemester ketiga, angka ini
digunakan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Data dari Dinkes Provinsi Aceh pada tahun 2006 cakupan K4 adalah 73,62 dan pada tahun
2007 75,92, dan Kabupaten Aceh Besar adalah 83,5 Profil Dinkes NAD, 2008. Dalam rangka program pelayanan selama hamil dalam penilaian untuk
menentukan prioritas digunakan empat indikator, yaitu cakupan kunjungan baru ibu hamil K1, cakupan kunjungan ibu hamil yang keempat K4, cakupan imunisasi
TT2 dan cakupan pemberian Fe 90 tablet pada ibu selama hamil Manuaba,1999. Menurut Saifuddin 2002, agar ibu mendapatkan semua informasi yang
diperlukan, maka petugas kesehatan akan memberikan asuhan antenatal yang baik dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1 Sapa ibu juga keluarga dan membuatnya merasa nyaman.
2 Mendapatkan riwayat kehamilan ibu dan mendengarkan dengan teliti apa yang
diceritakan oleh ibu. 3
Melakukan pemeriksaan fisik seperlunya saja. 4
Melakukan pemeriksaan laboratorium. 5
Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk menilai apakah kehamilannya normal tekanan darah dibawah 14090mmHg, edema hanya pada
ekstremitas, tinggi fundus dalam cm atau menggunakan jari-jari tangan sesuai dengan usia kehamilan, denyut jantung janin 120-160 denyut permenit, gerakan
janin terasa setelah 18-20 minggu hingga melahirkan.
Universitas Sumatera Utara
6 Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan
kemungkinan keadaan darurat: a.
bekerja sama dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk mempersiapkan rencana kelahiran, termasuk mengidentifikasi penolong
dan tempat bersalin, serta perencanaan tabungan untuk mempersiapkan biaya persalinan.
b. bekerja sama dengan dengan ibu, keluarganya dan masyarakat untuk
mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi, termasuk mengidentifikasi kemana harus pergi dan transportasi untuk mencapai tempat tersebut,
mempersiapkan donor darah, mengadakan persiapan finansial dan mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika pembuat keputusan
pertama tidak ada ditempat. 7
Memberikan konseling: gizi yaitu peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori perhari dan mengkonsumsi makanan seimbang, latihan yang tidak
berlebihan dan beristirahat jika lelah, perubahan fisiologis yang terjadi dan cara mengatasinya, menasehati agar mencari pertolongan segera bila mengalami
tanda-tanda bahaya. 8
Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman dirumah. 9
Menjaga kebersihan diri. 10
Memberikan zat besi 90 hari mulai minggu ke 20. 11
Memberikan imunisasi TT 0,5 cc jika sebelumnya sudah mendapatkan. 12
Menjadwalkan kunjungan berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
13 Mendokumentasikan kunjungan tersebut.
2.2. Teori Dukungan 2.2.1. Dukungan Sosial
Green dan Kreuter dalam Notoatmodjo 2007, berpendapat perilaku seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu: 1 faktor-faktor predisposisi predisposing
factors meliputi pengetahuan, pendidikan, kepercayaan, nilai dan sikap terhadap pelayanan kesehatan; 2 faktor-faktor pendukung enabling factors terwujud dalam
bentuk fasilitas pelayanan kesehatan dan jarak tempuh kefasilitas kesehatan; 3 faktor-faktor pendorong reinforcing factors terwujud dalam sikap, perilaku orang
lain yang mendukung seperti petugas kesehatan, tokoh masyarakat dan keluarga yang merupakan kelompok referensi.
Dukungan adalah menyediakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Dukungan juga dapat diartikan sebagai memberikan doronganmotivasi atau
semangat dan nasihat kepada orang lain dalam situasi pembuat keputusan Chaplin, 2006.
Sumber-sumber dukungan sosial memberikan arti yang berbeda bagi masing- masing individu. Dukungan sosial yang berarti bagi seseorang mungkin tidak berarti
bagi orang yang lain. Dukungan sosial dapat berasal dari orang-orang yang penting yang dekat significant others bagi individu yang membutuhkan bantuan. Dukungan
sosial bisa berasal dari partner, anggota keluarga, teman. Dalam hubungan antar manusia terdapat tiga sumber dukungan sosial, yaitu: atasan atau penyelia, rekan
Universitas Sumatera Utara
sekerja dan keluarga, termasuk suami-istri dan anggota keluarga tidak kalah perannya walau hanya dalam bentuk dukungan emosional.
Gottlieb dalam Koentjoro 2002, berpendapat dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan non verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang
diberikan oleh keakraban sosial atau dapat dikatakan karena adanya kehadiran mereka mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerimanya.
Dukungan suami masuk didalam lingkup dukungan sosial, dimana yang dimaksud dari dukungan sosial adalah bentuk dukungan dan hubungan yang baik untuk
memberikan kontribusi penting pada kesehatan. Dukungan sosial yang dibutuhkan adalah berupa dukungan secara emosional yang mendasari tindakan. Hal tersebut
akan membuat orang merasa diperhatikan, dicintai, dimuliakan dan dihargai. Dukungan suami yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dukungan baik
fisik maupun psikologis yang diberikan suami terhadap istri. Suami ada pada saat dibutuhkan dan dapat memberikan bantuan kepada istri. Dukungan sosial antara lain
bersumber dari suami, anak, saudara kandung, orang tua, rekan kerja, kerabat juga tetangga Cohen Syme, 1985.
Dukungan sosial memiliki kekuatan sebagai pencegahan dan pendorong seseorang berperilaku sehat. Dukungan sosial berdampak pada kesehatan dan
kesejahteraan. Ciri-ciri bentuk dukungan sosial berkaitan dengan komposisi jaringan sosial atau sumber-sumber dukungan, karakteristik fungsional ditandai dengan
penyediaan sumber daya tertentu atau jenis dari dukungan Cohen et al., 1985. Dukungan sosial berpengaruh terhadap penilaian individu dalam memandang
Universitas Sumatera Utara
seberapa berat suatu peristiwa yang terjadi dalam hidup yang bias memengaruhi pilihan dalam upaya penanggulangan. Dukungan sosial berdampak langsung terhadap
perilaku kesehatan.
2.2. 2. Dukungan Suami