Analisis Sektor Pertanian Pembahasan Per Sektor

4.5. Pembahasan Per Sektor

Analisis ini digunakan untuk mengambil kesimpulan dengan menggabungkan tiga hasil analisis, yaitu analisis Klassen Tipology, analisis Location Quotient LQ, dan analisis shift share untuk menentukan sektor unggulan.

4.5.1. Analisis Sektor Pertanian

Sektor pertanian mempunyai peran yang sangat besar terhadap PDRB Kabupaten Pakpak Bharat, hal ini ditunjukkan oleh kontribusi rata-rata sektor pertanian yang mencapai 79,604 persen per tahun dan menempati urutan pertama dalam kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Pakpak Bharat. Laju pertumbuhan rata-rata sektor pertanian 4,12 persen dan lebih rendah dari laju pertumbuhan di tingkat Provinsi, sehingga sektor ini diklasifikasikan sebagai sektor maju tapi tertekan. Berdasarkan analisis LQ, sektor pertanian menunjukkan nilai LQ rata-rata sebesar 2,7679 1, hal ini berarti sektor ini merupakan sektor basis. Artinya sektor ini tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan Kabupaten Pakpak Bharat saja, tapi mampu memenuhi kebutuhan daerah lainnya sehingga sektor pertanian merupakan sektor yang berpotensi ekspor. Tabel 4.7. Analisis Sektor Pertanian No Aspek Parameter Makna 1 Tipologi Klassen Kudran II Sektor maju tapi tertekan 2 Lq 1 Sektor basis 3 P Negatif Tumbuh lambat di Provinsi 4 D Negatif Tumbuh lambat di Kabupaten Sumber: Data diolah dari lampiran 2011 Universitas Sumatera Utara Hasil perhitungan shift share sektor pertanian nilai komponen P sebesar - 11,3917 menunjukkan bahwa sektor ini merupakan sektor yang tumbuh lambat di tingkat Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan nilai komponen D sebesar -9,1203 berarti bahwa sektor pertanian juga tumbuh lambat di Kabupaten Pakpak Bharat. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sektor pertanian dapat digolongkan sebagai sektor unggulan karena sektor ini tergolong sektor maju tapi tertekan dan merupakan sektor basis, walupun pertumbuhannya lambat di Provinsi Sumatera Utara maupun di Kabupaten Pakpak Bharat berdasarkan analisis Shift Share. Sektor pertanian memiliki beberapa komoditi yang layak dikembangkan, sehingga kontribusinya terhadap produksi pertanian meningkat dan secara keseluruhan akan meningkatkan PDRB Kabupaten Pakpak Bharat. Salah satu komoditi pertanian yang sangat baik prospeknya untuk dikembangkan adalah gambir. Tanaman gambir merupakan tanaman yang sudah membudaya turun temurun di masyarakat Pakpak sejak lama, artinya masyarakat Pakpak Bharat telah mengenal dan mengerti tentang tanaman gambir. Produksi gambir di Kabupaten Pakpak Bharat juga cukup tinggi dimana pada tahun 2009 produksi gambir mencapai 1.523 ton. Produksi ini meningkat sebesar 35,8 dari tahun sebelumnya yakni 1.121,5 ton. Secara rinci dapat dilihat dari tabel berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8. Luas Areal dan Produksi Tanaman Gambir Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2005-2009 Kecamatan Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Luas ha Prod ton Luas ha Prod ton Luas ha Prod ton Luas ha Prod ton Luas ha Prod ton Salak 49,5 112,5 34,5 66,96 34,5 66,96 34,5 53,5 38 53 STU Jehe 363 825 279 928,43 489 928,43 524 624,6 582 873 Pagindar - - 8 18,16 10 18,16 8 12,8 10 13 STU Julu - - 12 27.24 12 27.24 12 18,6 12 19 PGGS - - 72 95,34 72 95,34 72 95,3 98 115 Kerajaan 234,3 532,5 108,8 246,99 110 246,99 108,8 145,7 117 174 Tinada - - 53,2 120,71 55 120,71 53,2 78 114 156 Siempat Rube - - 72,3 164,14 74 164,14 72,3 93 80 120 Total 646,8 1470 839,8 1667,99 856,5 1667,99 884,8 1121,5 1051 1523 Sumber: Kabupaten Pakpak Bharat dalam Angka 2006-2010

4.5.2. Analisis Sektor Pertambangan dan Penggalian