pemenuhan kebutuhan dasar. Berdasarkan atas model pembangunan tersebut, semua itu bertujuan pada perbaikan kualitas hidup, peningkatan barang-barang dan jasa,
penciptaan lapangan kerja baru dengan upah yang layak, dengan harapan tercapainya tingkat hidup minimal untuk semua rumah tangga yang kemudian sampai batas
maksimal. Todaro 2008:21, mendefinisikan pembangunan ekonomi adalah suatu proses
yang bersifat multidimensional, yang melibatkan kepada perubahan besar, baik terhadap perubahan struktur ekonomi, perubahan sosial, mengurangi atau
menghapuskan kemiskinan, mengurangi ketimpangan, dan pengangguran dalam konteks pertumbuhan ekonomi.
Menurut Adisasmita 2008:13, pembangunan wilayah regional merupakan fungsi dari potensi sumber daya alam, tenaga kerja dan sumber daya manusia,
investasi modal, prasarana dan sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi, situasi ekonomi dan perdagangan antar wilayah,
kemampuan pendanaan dan pembiayaan pembangunan daerah, kewirausahaan kewiraswastaan, kelembagaan daerah dan lingkungan pembangunan secara luas.
2.2. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang,
dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut sehingga terjadi proses proses pertumbuhan Boediono 1999:2. Menurut Simon Kuznets dalam Jhingan
Universitas Sumatera Utara
2009:57 pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kemampuan suatu negara daerah untuk menyediakan barang-barang ekonomi bagi penduduknya, yang
terwujud dengan adanya kenaikan output nasional secara terus-menerus yang disertai dengan kemajuan teknologi serta adanya penyesuaian kelembagaan, sikap dan
ideologi yang dibutuhkannya. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor penting
sebagai berikut Arsyad, 1999: 214: a. Akumulasi Modal
Akumulasi modal adalah termasuk semua investasi baru yang berwujud tanah lahan, peralatan fiskal dan sumberdaya manusia human resources, akan
terjadi jika ada bagian dari pendapatan sekarang yang ditabung dan kemudian diinvestasikan untuk memperbesar output pada masa yang akan datang.
Akumulasi modal akan menambah sumberdaya-sumberdaya yang baru dan akan meningkatkan sumberdaya-sumberdaya yang telah ada.
b Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan jumlah
angkatan kerja labor force dianggap sebagai faktor yang positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi, namun kemampuan merangsang
pertumbuhan ekonomi bergantung pada kemampuan sistem ekonomi yang berlaku dalam menyerap dan mempekerjakan tenaga kerja yang ada secara
produktif.
Universitas Sumatera Utara
c Kemajuan Teknologi Menurut para ekonom, kemajuan teknologi merupakan faktor yang paling penting
bagi pertumbuhan ekonomi. Dalam bentuknya yang paling sederhana, kemajuan teknologi disebabkan oleh cara-cara baru dan cara-cara lama yang diperbaiki
dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tradisional. Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat
yang terjadi di suatu wilayah, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah added value yang terjadi di wilayah tersebut Tarigan, 2007: 46.
Perhitungan pendapatan wilayah pada awalnya dibuat dalam harga berlaku. Namun agar dapat melihat pertambahan dari kurun waktu ke kurun waktu berikutnya,
harus dinyatakan dalam nilai riil, artinya dinyatakan dalam harga konstan. Pendapatan wilayah menggambarkan balas jasa bagi faktor-faktor produksi yang
beroperasi di daerah tersebut tanah, modal, tenaga kerja, dan teknologi, yang berarti secara kasar dapat menggambarkan kemakmuran daerah tersebut. Kemakmuran suatu
wilayah selain ditentukan oleh besarnya nilai tambah yang tercipta di wilayah tersebut juga oleh seberapa besar terjadi transfer payment, yaitu bagian pendapatan
yang mengalir ke luar wilayah atau mendapat aliran dana dari luar wilayah. Pertumbuhan ekonomi wilayah menganalisis suatu wilayah sebagai suatu
sistem ekonomi terbuka yang berhubungan dengan wilayah-wilayah lain melalui arus perpindahan faktor-faktor produksi dan pertukaran komoditas. Pembangunan dalam
suatu wilayah akan mempengaruhi pertumbuhan wilayah lain dalam bentuk permintaan sektor untuk wilayah lain yang akan mendorong pembangunan wilayah
Universitas Sumatera Utara
tersebut atau suatu pembangunan ekonomi dari wilayah lain akan mengurangi tingkat kegiatan ekonomi di suatu wilayah serta interrelasi.
Pertumbuhan ekonomi dapat dinilai sebagai dampak kebijaksanaan pemerintah, khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan
laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan yang terjadi dan sebagai
indikator penting bagi daerah untuk mengevaluasi keberhasilan pembangunan Sirojuzilam, 2008: 18.
Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah peningkatan volume variabel ekonomi dari suatu sub sistem spasial suatu bangsa atau negara dan juga dapat diartikan
sebagai peningkatan kemakmuran suatu wilayah. Pertumbuhan yang terjadi dapat ditinjau dari peningkatan produksi sejumlah komoditas yang diperoleh suatu wilayah.
2.3.
Produk Domestik Regional Bruto PDRB
Dalam ruang lingkup suatu negara dikenal istilah yang disebut: Gross Domestic Product GDP yang berarti Produk Domestik Kotor, sedangkan dalam
suatu kesatuan wilayah yang lebih rendah hal ini disebut Produk Domestik Regional Bruto PDRB.
Berdasarkan uraian di atas dapat kita nyatakan sebagai Produk Domestik Kotor yang dapat mencakup suatu negara kesatuan wilayah tertentu. Apabila ditarik
pengertian tersebut dalam suatu wilayah region tertentu maka diperoleh Produk Regional Kotor yang sebenarnya merupakan perkiraan pendapatan yang diterima oleh
Universitas Sumatera Utara
penduduk suatu wilayah yakni jumlah seluruh pendapatan sebagai balas jasa penggunaan faktor-faktor produksi oleh wilayah. Dengan kata lain Produk Domestik
Regional Bruto dapat diartikan sebagai: Estimasi total produk barang dan jasa yang diterima oleh masyarakat suatu daerah sebagai balas jasa dari penggunaan faktor-
faktor produksi yang dimilikinya. Dalam hal ini maka pendapatan yang dihasilkan atas penggunaan faktor-faktor
tetapi berada di luar wilayah tersebut tidaklah diperhitungkan. Menurut Kusmadi, dkk., 1996 produk domestik regional bruto PDRB
merupakan satu indikator ekonomi untuk mengukur kemajuan pembangunan di suatu wilayah. Sebagai nilai dari semua barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor
ekonomi, PDRB bermanfaat untuk mengetahui tingkat produk netto atau nilai tambah yang dihasilkan seluruh faktor produksi, besarnya laju pertumbuhan ekonomi, dan
polastruktur perekonomian pada satu tahun atau periode di suatu negara atau wilayah tertentu.
Berdasarkan lapangan usaha, PDRB dibagi dalam sembilan sektor, sedangkan secara makro ekonomi dibagi menjadi tiga kelompok besar yang disebut sebagai
sektor primer, sekunder dan tersier. Sektor primer apabila outputnya masih merupakan proses tingkat dasar dan sangat bergantung kepada alam, yang termasuk
dalam sektor ini adalah sektor Pertanian dan sektor Pertambangan dan Penggalian. Untuk sektor ekonomi yang outputnya berasal dari sektor primer dikelompokkan ke
dalam sektor sekunder, yang meliputi sektor Industri Pengolahan, sektor Listrik, Gas dan Air Minum serta sektor Bangunan. Sedangkan sektor-sektor lainnya, yakni sektor
Universitas Sumatera Utara
Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Pengangkutan dan Komunikasi, sektor Bank dan Lembaga Keuangan lainnya serta sektor Jasa-Jasa dikelompokkan ke dalam
sektor tersier Sitorus, dkk., 1997. Dalam perhitungan pendapatan nasional, terdapat 2 dua metode antara lain:
1. Metode langsung, yaitu perhitungan nilai tambah dari sutu lapangan usahasektor
atau sub sektor suatu region dengan cara mengalokasikan angka pendapatan nasional.
2. Metode tidak langsung, yaitu metode alokasi pendapatan nasional dengan
memperhitungkan nilai tambah sektorsub sektor suatu region dengan cara mengalokasikan angka pendapatan nasional dan sebagai dasar alokasi adalah
jumlah produksi fisik, nilai produksi fisik, nilai produksi brutonetto dan tenaga kerja, serta alokator tidak langsung.
Metode umum yang digunakan dalam kedua metode di atas adalah dengan metode langsung, seperti di Indonesia bahkan juga di Pemerintah Kabupaten Pakpak
Bharat BPS Kabupaten Pak-pak Bharat, 2003 Metode dimasud dilaksanakan dengan beberapa pendekatan antara lain :
1. Pendekatan Produksi Production Approach, yaitu menghitung nilai tambah dari
barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan biaya tiap-tiap sektorsub sektor.
2. Pendekatan Pendapatan Income Approach, yaitu menghitung nilai tambah setiap
sektor kegiatan ekonomi dengan menjumlahkan semua balas jasa faktor-faktor
Universitas Sumatera Utara
produksi yaitu upahgaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tidak langsung netto.
3. Pendekatan Pengeluaran Expenditure Approach, yaitu menghitung nilai tambah
suatu kegiatan ekonomi yang bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi.
Di Indonesia, pendekatan yang umum digunakan adalah dari segi Pendekatan Produksi. Perlu diperhatikan bahwa dalam menjumlahkan hasil produksi barang dan
jasa, haruslah dicegah perhitungan ganda Double CountungMultiple Counting. Hal tersebut penting sebab sering terjadi bahan mentah suatu sektor dihasilkan oleh sektor
lain, sehingga nilai bahan mentah tersebut telah dihitung pada sektor yang menghasilkannya.
Produk Domestik Regional Bruto secara keseluruhan maupun sektoral umumnya disajikan dalam dua bentuk yaitu penyajian atas dasar harga berlaku dan
atas dasar harga konstan dengan suatu tahun dasar . Penyajian atas dasar harga berlaku menunjukkan besaran nilai tambah bruto
masing-masing sektor, sesuai dengan keadaan pada tahun sedang berjalan. Dalam hal ini penilaian terhadap produksi, biaya antara ataupun nilai tambahnya dilakukan
dengan menggunakan harga berlaku pada masing-masing tahun. Oleh kartena itu penyajian seperti ini masih dipengaruhi oleh adanya faktor perubahan harga
inflasideflasi.
Universitas Sumatera Utara
Penyajian atas dasar harga konstan merupakan penyajian harga yang berlaku secara berkala, perkembangan pendapatan regional dapat diartikan sebagai
perkembangan karena mengingkatnya produksi. Penyajian atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan harga
tetap suatu tahun dasar. Dalam hal ini semua barang dan jasa yang dihasilkan, biaya antara yang digunakan ataupun nilai tambah masing-masing sektor dinilai
berdasarkan harga-harga pada tahun dasar. Penyajian seperti ini akan memperlihatkan perkembangan produktivitas secara riil karena pengaruh perubahan harga
inflasideflasi sudah dikeluarkan. Angka PDRB secara absolut memberikan gambaran besarnya tingkat produksi
suatu wilayah. Angka PDRB yang dinilai dengan harga konstan memperlihatkan laju pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut yang diwakili oleh peningkatan produksi
berbagai sektor. Dari uraian-uraian tersebut akan diperlihatkan adanya kenaikan PDRB
maupun pendapatan regional perkapita, perubahan dan pergeseran strukur ekonomi menurut sektor-sektor primer, sekunder maupun tertier. Pergeseran struktur pada
masing-masing sektor yang bersangkutan seperti sektor pertanian, industri, perdagangan, pemerintahan dan sektor-sektor lainnya.
2.4. Teori Basis Ekonomi