BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1. Letak Geografis
Kabupaten Pakpak Bharat merupakan salah satu kabupaten dalam Provinsi Sumatera Utara yang terletak pada posisi 90
00
.
-98 31
.
BT dan 2 15’ -
.
3 32’
.
LU dengan luas wilayah 1.218,30 km
2
Sebelah Utara berbatasan dengan : Kabupaten Dairi.
serta terletak di antara:
Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten Humbang Hasundutan.
Sebelah Timur berbatasan dengan : Kabupaten Toba Samosir.
Sebelah Barat berbatasan dengan : Kabupaten Aceh Singkil.
Peta Kabupaten Pakpak Bharat tercantum pada Lampiran 1.
4.1.2. Wilayah Administrasi
Secara administrasi Kabupaten Pakpak Bharat terbagi atas 8 Kecamatan, 52 Desa dan 210 Dusun, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Luas Wilayah, Jumlah Desa dan Jumlah Dusun di Kabupaten Pakpak Bharat
No Kecamatan
Luas Wilayah
Jumlah Desa
Jumlah Dusun
1 Salak
245,57 6
30 2
Sitellu Tali Urang Jehe 473,62
10 49
3 Pagindar
75,45 4
12 4
Sitelle Tali Urang Julu 53,02
5 17
5 Pergetteng-getteng Sangkut
66,64 5
22 6
Kerajaan 147,61
10 36
7 Tinada
74,03 6
22 8
Siempat Rube 82,36
6 22
Jumlah 1.218,30
52 210
Sumber: Kabupaten Pakpak Bharat dalam Angka, 2010 4.1.3. Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat pada akhir tahun 2009 tercatat sejumlah 42.814 jiwa dengan komposisi penduduk 21.144 pria dan 21.670
perempuan. Kepadatan penduduk di Kabupaten Pakpak Bharat mencapai 35 jiwakm
2
dengan rata-rata pertumbuhan penduduk 1,24 per tahun. 4.2.
Klasifikasi Pertumbuhan Sektor Perekonomian Wilayah Kabupaten Pakpak Bharat
Metode Klassen Tipology digunakan untuk mengetahui pengelompokkan sektor ekonomi dalam Kabupaten Pakpak Bharat menurut struktur pertumbuhannya.
Dengan menggunakan Matrix Klassen dapat dilakukan empat pengelompokkan sektor dengan memanfaatkan laju pertumbuhan dan nilai kontribusi. Tabel 4.2.
menyajikan hasil pengolahan data pada Lampiran 3, yaitu berupa rata-rata laju pertumbuhan dan kontribusi sektor PDRB Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten
Pakpak Bharat Tahun 2005-2009.
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 4.2. terlihat bahwa sektor yang memiliki kontribusi rata-rata paling besar terhadap PDRB Kabupaten Pakpak Bharat adalah sektor pertambangan,
lalu diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor bangunan. Untuk pertumbuhan rata-rata, paling besar ditunjukkan oleh sektor bangunan, kemudian
diikuti sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Sedangkan sektor yang memiliki pertumbuhan rata-rata paling kecil,
yaitu sektor industri dan pengolahan.
Tabel 4.2. Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PDRB Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2005-2009
No Sektor
Pakpak Bharat Sumatera Utara
Rata-rata Pertumbuha
n Si Rata-rata
Kontribusi Ski
Rata-rata Pertumbu
han S Rata-rata
Kontribusi Sk
1 Pertanian
4,12 67,04
4.33 24,22
2 Pertambangan dan
Penggalian 4,11
0,06 5,58
1,21 3
Industri dan Pengolahan
1,06 0,31
4,20 23,45
4 Listrik, Gas dan
Air 7,40
0,24 3,70
0,76 5
Bangunan 14,51
9,89 9,14
6,56 6
Perdagangan, Hotel dan
Restoran 6,29
11,68 6,20
18,35
7 Pengangkutan dan
Komunikasi 10,94
1.13 9,67
9,04 8
Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan 13,44
1,33 9,38
6,70
9 Jasa-jasa
8,80 8,31
7,16 9,70
Sumber: Data diolah 2011
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, secara Provinsi sektor-sektor yang memiliki kontribusi rata-rata paling besar adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan, dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan sektor yang menyumbangkan kontribusi rata-rata paling kecil, yaitu sektor listrik, gas dan air minum, dan sektor
pertambangan dan penggalian. Pertumbuhan rata-rata Provinsi Sumatera Utara paling tinggi adalah sektor pengangkutan dan komunikasi, diikuti sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan, sektor bangunan, dan sektor jasa-jasa. Sementara sektor pertambangan dan penggalian mempunyai pertumbuhan paling kecil.
Selanjutnya, melalui data pada Tabel 4.2 dapat diklasifikasikan sektor PDRB Kabupaten Pakpak Bharat tahun 2005-2009 berdasarkan Tipologi Klassen
sebagaimana tercantum pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Klasifikasi Sektor PDRB Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2005- 2009 Berdasarkan
Tipologi Klassen
Kuadran I Kuadran II
Sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat developed sektor
si s dan ski sk Sektor maju tapi tertekan
stagnant sektor si s dan ski sk
Sektor Bangunan Sektor Pertanian
Kuadran III Kuadran IV
Sektor potensial atau masih dapat berkembang developing sektor
si s dan ski sk Sektor relative tertinggal
underdeveloped sektor si s dan ski sk
Sektor gas, listrik dan air bersih Sektor perdagangan, hotel dan restoran
Sektor Pengangkutan dan komunikasi Sektor Keuangan, persewaan dan Jasa
Perusahaan Sektor Jasa-jasa
Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor industri dan pengolahan
Sumber: Data diolah 2011
Universitas Sumatera Utara
Sesuai hasil analisis pada Tabel 4.3 terhadap PDRB Kabupaten Pakpak Bharat, menunjukkan sektor bangunan yang dapat dikategorikan sebagai sektor maju
dan tumbuh pesat. Sektor pertanian masuk dalam kategori sektor maju tapi tertekan. Sektor-sektor yang tergolong ke dalam sektor potensial untuk berkembang adalah
sektor gas, listrik dan air minum, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor pengangkutan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan
sektor jasa-jasa. Hasil analisis menunjukkan terdapat dua sektor di Kabupaten Pakpak Bharat tergolong ke dalam sektor relatif tertinggal, yaitu sektor pertambangan
dan penggalian, dan sektor industri pengolahan. 4.3.
Analisis Location Quotient LQ
Analisis Location Quotient LQ digunakan untuk mengetahui sektor-sektor ekonomi dalam PDRB yang dapat digolongkan ke dalam sektor basis dan non basis.
LQ merupakan suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor di Kabupaten Pakpak Bharat terhadap besarnya peranan sektor tersebut di tingkat
Provinsi Sumatera Utara. Nilai LQ 1 berarti bahwa peranan suatu sektor di Kabupaten lebih dominan
dibandingkan sektor di tingkat Provinsi dan sebagai petunjuk bahwa Kabupaten surplus akan produk sektor tersebut. Sebaliknya bila nilai LQ 1 berarti peranan
sektor tersebut lebih kecil di Kabupaten dibandingkan peranannya di tingkat Provinsi. Nilai LQ dapat dikatakan sebagai petunjuk untuk dijadikan dasar untuk
menentukan sektor yang potensial untuk dikembangkan. Karena sektor tersebut tidak
Universitas Sumatera Utara
saja dapat memenuhi kebutuhan di dalam daerah, akan tetapi dapat juga memenuhi kebutuhan di daerah lain atau surplus.
Hasil perhitungan Location Quotient LQ Kabupaten Pakpak Bharat dari kurun waktu tahun 2005-2009 pada Lampiran 5 dicantumkan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Indeks Location Quotient LQ Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2005-2009
No Sektor
Tahun LQ
Rata- rata
2005 2006
2007 2008
2009
1 Pertanian
2.7459 2.7995 2.7957 2.7666 2.7319 2,7679
2 Pertambangan
dan Penggalian 0.0536 0.0539
0.0518 0.0523 0.0528 0.0529 3
Industri dan Pengolahan
0.0138 0.0133 0.0128 0.0127 0.0125 0.0130
4 Listrik, Gas dan
Air 0.2834 0.2976
0.3215 0.3306 0.3335 0.3133 5
Bangunan 1.3336 1.4186
1.5192 1.5970 1.6532 1.5043 6
Perdagangan, Hotel dan
Restoran 0.6328 0.6368
0.6368 0.6389 0.6383 0.6367 7
Pengangkutan dan Komunikasi
0.1232 0.1214 0.1238 0.1272 0.1289 0.1249
8 Keuangan,
Persewaan dan Jasa Perusahaan
0.1787 0.1709 0.2158 0.2110 0.2141 0.1981
9 Jasa-jasa
0.8511 0.8571 0.8575 0.8478 0.8686 0.8564
Sumber: Data diolah 2011 Berdasarkan Tabel 4.4 dari hasil perhitungan indeks Location Quotient PDRB
Kabupaten Pakpak Bharat selama periode pengamatan tahun 2005-2009, maka dapat teridentifikasikan sektor-sektor basis dan non basis, dimana menunjukkan bahwa
terdapat dua sektor basis di Kabupaten Pakpak Bharat, yaitu: sektor pertanian dengan LQ rata-rata sebesar 2,7679 dan sektor bangunan dengan LQ rata-rata sebesar 1,5043.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini menunjukkan sektor pertanian dan sektor bangunan merupakan sektor basis yang memiliki kekuatan ekonomi yang cukup baik dan sangat berpengaruh terhadap
peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat. Meskipun sektor basis merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan
dan dapat memacu pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat, akan tetapi peran sektor non basis tidak dapat diabaikan begitu saja. Karena dengan adanya
sektor basis akan dapat membantu pengembangan sektor non basis menjadi sektor basis baru.
4.4. Analisis