b Peneraan alat ukur secara berkala. Alat timbang dan alat lainnya harus selalu ditera dalam kurun waktu tertentu. Apabila ada alat yang rusak, sebaiknya
tidak digunakan lagi. c Pengukuran silang antar pengamat. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk
mendapatkan presisi dan akurasi yang baik Supariasa, 2002.
2.3. Standar Penilaian Status Gizi
Standar baku rujukan CDC-NCHS 2000 ditetapkan sebagai pembanding dalam status gizi dan pertumbuhan perorangan maupun masyarakat di Indonesia.
Standar ini dipaparkan dalam persentil dan ketentuan eid indeks dari BBTB. Hasil pengukuran status gizi berdasarkan eid indeks dapat digolongkan
dalam persentase malnutrisi berat 70, malnutrisi sedang ≥ 70
-80, malnutrisi ringan
≥ 80 -90, gizi baik ≥ 90 -110, overweight ≥ 110-120, dan obesitas
≥ 120. Untuk menentukan status gizi digunakan berat badan BB terhadap tinggi
badan TB CDC, 2000. Tabel Referensi CDC-NCHS 2000 untuk menentukan status gizi lampiran Supariasa, 2002.
2.4. Kebutuhan Gizi Dan Kecukupan Gizi
Kebutuhan gizi adalah jumlah zat gizi minimal yang diperlukan seseorang untuk hidup sehat. Kebutuhan zat gizi masing-masing orang berbeda, salah
satunya karena faktor genetika. Kegunaan perhitungan kebutuhan gizi adalah sebagai baku evaluasi konsumsi pangan dan gizi, perencanaan menu atau
konsumsi pangan, perencanaan produksi dan ketersediaan pangan. Sedangkan kecukupan gizi yang dianjurkan recommended dietary allowances RDA adalah
jumlah zat gizi yang diperlukan seseorang atau rata-rata kelompok orang agar hampir semua orang dapat hidup sehat.
Kebutuhan gizi seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
Pertumbuhan ditandai dengan bertambahnya materi penyusun badan dan bagian-bagiannya. Fase ini dimulai dari kandungan sampai usia dewasa muda.
Laju pertumbuhan tercepat terjadi sebelum kelahiran dan sewaktu bayi. Keperluan tubuh akan zat gizi esensial pada waktu bayi lebih utama dibandingkan dengan
masa lain selam kehidupan. Pertumbuhan berikutnya adalah masa kanak-kanak. Pada usia ini kegiatan fisik mulai meningkat. Kekurangan zat gizi pada dua masa
ini akan menimbulkan gangguan pertumbuhan fisik dan mental. Kebutuhan zat gizi dan energi menjadi bervariasi seiring dengan laju pertumbuhan. Sampai masa
remaja, kebutuhan zat gizi sangat penting untuk perkembangan tubuh, seperti terbentuknya tulang dan otot yang kuat, simpanan lemak yang cukup untuk
melindungi tubuh dan organnya, kulit yang sehat, rambut yang mengkilap, serta gigi yang sehat.
2. Umur
Semakin tua umur manusia maka kebutuhan energi dan zat-zat gizi semakin sedikit. Pada usia dewasa, zat gizi diperlukan untuk penggantian jaringan
tubuh yang rusak, meliputi perombakan dan pembentukan sel. Pada masa ini aktivitas fisik mulai meningkat yaitu untuk melakukan pekerjaan atau bekerja.
3. Jenis kegiatan fisik dan ukuran tubuh
Makin banyak aktivitas fisik yang dikerjakan maka makin banyak energi yang diperlukan. Untuk melakukan aktifitas fisik yang sama, orang yang berbadan
besar membutuhkan energi yang lebih banyak daripada orang yang berbadan kecil. Akan tetapi, aktifitas fisik lebih berpengaruh terhadap pengeluaran energi
daripada perbedaan ukuran tubuh. 4.
Keadaan sakit dan penyembuhan Pada keadaan sakit terjadi perombakan protein tubuh. Oleh karena itu,
agar kondisi tubuh kembali normal maka pada periode penyembuhan diperlukan peningkatan konsumsi protein. Kondisi sakit tidak saja memerlukan peningkatan
konsumsi protein, tetapi juga peningkatan zat-zat gizi lain sepertia air, vitamin, mineral, karbohidrat, dan lemak.
5. Keadaan fisiologis khusus hamil dan menyusui Auliana, 1999
Universitas Sumatera Utara
2.4.1. Pola Menu Sehari Menurut Kandungan Energi
Seseorang dapat menyusun menu sehari yang seimbang dengan menggunakan daftar pola menu sehari menurut kandungan energi yang diucapkan
dalam jumlah penukar sebagaimana dapat dilihat pada tabel. Pola ini menunjukkan jumlah penukar dari tiap golongan bahan makanan yang perlu
dimakan sehari sesuai dengan kebutuhan energi rata-ratanya sehari. Dengan menggunakan berbagai jenis bahan makanan dalam tiap golongan bahan makanan
sesuai jumlah penukar yang tercantum dalam tabel, dapat dijamin bahwa menu
yang disusun seimbang dalam semua zat gizi dan bervariasi. Almarsier, 2004
2.4.2. Daftar Bahan Makanan Penukar
Dalam bahasa baku, menu ialah susunan bermacam makanan yang dihidangkan. Makanan disini tidak terbatas hanya pada sesuatu yang dimakan,
tetapi juga sesuatu yang diminum. Lalu pengertian Daftar Bahan Makanan
Universitas Sumatera Utara
Penukar ialah Daftar yang membuat bahan-bahan makanan dalam jumlah tertentu dengan kandungan gizi yang kurang lebih sama sehingga bisa disaling tukarkan
satumacam bahan makanan dengan yang lainnya. Adanya Daftar Bahan Makanan Penukar digunakan untuk memudahkan penyusunan menu yang bervariasi dan
bergizi dengan mengelompokkan bahan makanan berdasarkan peranannya dalam pola menu makanan seimbang dan zat gizi yang dikandungnya. Daftar ini pertama
kali disusun di Indonesia pada tahun 1972 oleh Persatuan Ahli Gizi Indonesia dan Bagian Gizi Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo. Bahan makanan dibagi ke
dalam delapan golongan yaitu: 1.
Bahan makanan sumber karbohidrat 2.
Bahan makanan sumber protein hewani 3.
Bahan makanan sumber protein nabati 4.
Sayuran 5.
Buah-buahan 6.
Susu 7.
Minyak 8.
Gula Untuk tiap golongan bahan makanan disusun daftar bahan makanan dalam
jumlah yang zat gizinya setara dalam energi, karbohidrat, lemak, dan protein rincian daftar bahan makanan penukar dapat dilihat di lampiran Daftar Bahan
Makanan Penukar. Bahan makanan dalam jumlah tersebut dapat saling menukarkan. Perhatikan terlebih dahulu bahan makanan tiap golongan yang
digunakan sebagai acuan, ukuran standar dalam ukuran rumah tangga dan gram dan nilai energi, karbohidrat, lemak, dan proteinnya. Isfiani, Ilma R, 2011
2.5. Panti Asuhan
2.5.1. Pengertian Panti Asuhan
Menjadi kabur ketika dalam kenyataan di lapangan masih terdapat diskriminasi pada komunitas anak yang tidak beruntung dari segi ekonomi, sosial,
maupun budaya dalam potret banyaknya anak yang hidup terlantar. Dalam
Universitas Sumatera Utara
beberapa keadaan tertentu keluarga tak dapat menjalankan fungsinya dengan baik dalam pemenuhan kebutuhan anak, yang kemudian menyebabkan keterlantaran
pada anak. ”Beberapa penyebab keterlantaran anak, antara lain: 1. Orang tua meninggal dan atau tidak ada sanak keluarga yang merawatnya
sehingga anak menjadi yatim piatu. 2. Orang tua tidak mampu sangat miskin sehingga tidak dapat memenuhi
kebutuhan minimal anak-anaknya 3. Orang tua tidak dapat dan tidak sanggup melaksanakan fungsinya dengan baik
atau dengan wajar dalam waktu relatif lama misalnya menderita penyakit kronis dan lain-lain.” BKPA, 1979.
Menurut Undang-undang No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, definisi anak terlantar adalah sebagai berikut:
”Anak terlantar adalah anak yang karena sesuatu sebab orang tuanya tidak dapat menjalankan kewajibannya sehingga kebutuhan anak tidak dapat terpenuhi
dengan wajar, baik secara rohani, jasmani, maupun sosial” UU No. 41979, Tentang Kesejahteraan anak Bab 1 Pasal 1
Menurut buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyantunan dan Pengetahuan Anak Melalui Panti Asuhan Anak, mengenai panti asuhan adalah
suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak terlantar serta
melaksanakan pelayanan pengganti, atau perwalian anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh
kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi perkembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita
bangsa, sebagai insane yang akan turut serta aktif di dalam bidang pembangunan nasional” DepSos RI, 1986.
2.5.2. Tujuan Panti Asuhan
Tujuan panti asuhan menurut Departemen Sosial Republik Indonesia 1997 yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1 Panti asuhan memberikan pelayanan yang berdasarkan pada profesi pekerja sosial kepada anak terlantar dengan cara membantu dan membimbing mereka
ke arah perkembangan pribadi yang wajar serta mempunyai keterampilan kerja, sehingga mereka menjadi anggota masyarakat yang dapat hidup layak
dan penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya, keluarga dan masyarakat. 2 Tujuan penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial anak di panti asuhan
adalah terbentuknya manusia-manusia yang berkepribadian matang dan berdedikasi, mempunyai keterampilan kerja yang mampu menopang hidupnya
dan hidup keluarganya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan panti asuhan adalah memberikan pelayanan, bimbingan dan keterampilan
kepada anak asuh agar menjadi manusia yang berkualitas.
2.5.3. Fungsi Panti Asuhan
Panti asuhan berfungsi sebagai sarana pembinaan dan pengentasan anak terlantar. Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia 1997 panti asuhan
mempunyai fungsi sebagai berikut : 1 Sebagai pusat pelayanan kesejahteraan sosial anak. Panti asuhan berfungsi
sebagai pemulihan, perlindungan, pengembangan dan pencegahan. 2 Sebagai pusat data dan informasi serta konsultasi kesejahteraan sosial anak.
3 Sebagai pusat pengembangan keterampilan yang merupakan fungsi penunjang. Panti asuhan sebagai lembaga yang melaksanakan fungsi keluarga
dan masyarakat dalam perkembangan dan kepribadian anak-anak remaja.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Pada penelitian ini, kerangka konsep tentang menilai status gizi anak dapat dijabarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
3.2. Definisi Operasional
Definisi Alat Ukur
Cara Ukur Skala Ukur
Pemeriksaan Antropometri
Penilaian ukuran tubuh manusia.
Numerik Konsumsi Kalori Harian
Status Gizi berdasarkan usia dan
jenis kelamin • Gizi Baik
• Malnutrisi Ringan • Malnutrisi Sedang
• Malnutrisi Berat • Overweight
• Obesitas
Universitas Sumatera Utara
Berat Badan Ukuran
peningkatanpenuru nan semua jaringan
yang ada pada tubuh.
Timbangan injak
kapasitas maksimum
120 kg, ketelitian 0,5
kg Pertama sekali
pastikan timbangan injak diletakkan di
lantai yang datar, lihat posisi jarum harus
menunjuk ke angka 0 nol, anak sebaiknya
memakai baju yang tipis dan tidak
memegang atau mengantongi sesuatu.
Kemudian anak berdiri di atas
timbangan tanpa dipegangi lalu baca
angka yang ditunjukkan oleh
jarum pada timbangan.
Pengukuran dilakukan dua kali dan diambil
rata-ratanya. Numerik
Tinggi Badan Jarak dari titik
tertinggi kepala pada bidang sagital
ke permukaan tempat berdirinya
individu. Mikrotoamic
rotoise kapasitas
maksimum 200 cm,
ketelitian 0,1 cm
Tempelkan dengan paku mikrotoa
tersebut pada dinding yang lurus dasar
setinggi tepat 2 meter. Angka 0 nol pada
lantai yang datar rata.
Universitas Sumatera Utara
Lepaskan sepatu atau sandal. Anak harus
berdiri tegak seperti sikap siap sempurna
dalam baris berbaris, kaki lurus, tumit,
pantat, punggung, dan kepala bagian
belakang harus menempel pada
dinding dan muka menghadap lurus
dengan pandangan ke depan. Turunkan
mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian
atas, siku-siku harus lurus menempel pada
dinding. Baca angka pada skala yang
nampak pada lubang dalam gulungan
mikrotoa. Angka tersebut menunjukkan
tinggi anak yang diukur.
Usia dan Jenis Kelamin
Usia: lamanya keberadaan
seseorang yang Wawancara
Data diperoleh melalui pengamatan
dan wawancara Numerik
usia, ordinal
Universitas Sumatera Utara
diukur dalam satuan waktu.
jenis kelamin: kumpulan ciri khas,
seseorang dikenali baik oleh dirinya
maupun orang lain. langsung terhadap
anak-anak panti yang dicocokkan dengan
data yang sudah diterima sebelumnya
dari pengasuh panti. Dalam penelitian,
responden yaitu anak- anak 6-12 tahun
untuk laki-laki dan 6- 12 tahun untuk
perempuan. jenis
kelamin
Status Gizi Keadaan tubuh
sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat gizi.
Grafik CDC- NCHS 2000
berdasarkan ketentuan eid
indeks dari BBTB.
Mengumpulkan data dari pemeriksaan
antropometri BB dan TB untuk kemudian
dicari dengan baku yang telah tersedia
dari grafik CDC- NCHS 2000
berdasarkan usia dan jenis kelamin yaitu
dengan memproyeksikan titik
hasil pengukuran tinggi badan sesuai
dengan usia subjek ke kurva persentil 50
tinggi badan, lalu ke kurva persentil 50
Ordinal
Universitas Sumatera Utara
berat badan yang kemudian dilanjutkan
dengan ketentuan eid indeks dari BBTB,
digolongkan dalam persentase malnutrisi
berat 70, malnutrisi sedang
≥ 70-80, malnutrisi
ringan ≥ 80-90,
gizi baik ≥ 90-
110, overweight ≥
110-120, dan obesitas
≥ 120. Kalori harian
Akumulasi dari konsumsi
karbohidrat, protein, dan lemak
Tabel daftar bahan
makanan penukar.
Dengan cara menghitung kalori
harian berdasarkan Metode Recall 2 x 24
jam kemudian dihubungkan dengan
status gizi kelompok tertentu.
Numerik
Panti Asuhan Suatu lembaga
usaha kesejahteraan sosial yang
mempunyai tanggung jawab
untuk memberikan pelayanan
kesejahteraan sosial
Universitas Sumatera Utara
kepada anak terlantar serta
melaksanakan pelayanan
pengganti, atau perwalian anak
dalam memenuhi kebutuhan fisik,
mental dan sosial kepada anak asuh.
3.3 Hipotesa