Gambar 5.3. Grafik Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Berat Badan
Rata-rata berat badan responden adalah 32.66 kg dengan nilai tengah 30 kg. Berat badan terendah adalah 20 kg dan berat badan tertinggi adalah 50 kg. Hal
ini menunjukkan rentang berat badan responden adalah 30 kg.
5.1.3. Status Gizi
Dari 50 responden yang menjadi sampel penelitian, 64 diantaranya atau sekitar 32 orang termasuk kategori normal. Kategori kekurangan berat badan baik
tingkat berat maupun tingkat ringan dimasukkan dalam klasifikasi kurus, sedangkan kategori kelebihan berat badan baik tingkat sedang maupun tingkat
ringan dimasukkan dalam klasifikasi gemuk. Hal ini menunjukkan sekitar 12 sampel penelitian termasuk klasifikasi kurus dan 24 termasuk klasifikasi
gemuk. Hal ini dapat dilihat pada gambar 5.4.
Gambar 5.4 Hasil Pengukuran Status Gizi Pada Anak Panti Asuhan Mamiyai Al Ittihadiyah
Universitas Sumatera Utara
Rata-rata status gizi sampel adalah 104.74 dengan nilai tengah 100. Status gizi terendah adalah 86 dan status gizi tertinggi adalah 148. Hal ini menunjukkan
rentang status gizi responden adalah 62.
5.1.4. Konsumsi Kalori Harian
Dari 50 responden yang menjadi sampel penelitian.Rata-rata konsumsi kalori harian adalah 1948,18 dengan nilai tengah 1970. Konsumsi kalori harian
terendah adalah 1812,5 dan konsumsi kalori harian tertinggi adalah 2046,5. Hal ini menunjukkan rentang jumlah konsumsi kalori harian adalah 234. Hal ini dapat
dilihat pada gambar 5.5.
Gambar 5.5 Hasil Pengukuran Konsumsi Kalori Harian Pada Anak Panti Asuhan Mamiyai Al Ittihadiyah
Universitas Sumatera Utara
5.1.5. Hasil Analisis Statistik 5.1.5.1. Hubungan Konsumsi Kalori Harian Dengan Status Gizi
Sebanyak 50 responden diperiksa dan diwawancarai apabila telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang telah dikumpulkan dianalisis
melalui uji hipotesis Korelasi Pearson. Untuk mengetahui hubungan konsumsi kalori harian dengan status gizi,
diawali dengan membuat suatu diagram tebar scatter plot. Dari diagram ini dapat diketahui pola hubungan antara kedua variabel numerik tersebut. Data
Konsumsi Kalori Harian ditampilkan pada sumbu X axis, sementara data Status Gizi disajikan pada sumbu Y ordinat. Setiap pengamatan diwakili oleh satu titik.
Dari hasil diagram tebar scatter plot tidak didapatkan pola hubungan yang linear.
Dengan demikian data tersebut memungkinkan untuk dapat dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan uji Korelasi Pearson guna mengetahui kekuatan
hubungan diantara kedua variabel tersebut.Hal ini dapat dilihat dari diagram 5.5.
Gambar 5.6. Diagram tebar Scatter plot dari hubungan Konsumsi Kalori Harian Dengan Status Gizi
Universitas Sumatera Utara
Dari penelitian, didapatkan rata-rata status gizi sebesar 104,74 dengan standard deviasi 15,306 dan rata-rata usia konsumsi kalori harian sebesar 1948,18
dengan standard deviasi 64,74. Hal ini dapat dilihat dari tabel 5.3.
Tabel 5.3. Hubungan Konsumsi Kalori Harian dengan Status Gizi pada Anak Panti Asuhan Mamiyai Al Ittihadiyah Medan
Variabel Mean
Standard Deviation
P value Correlation
Konsumsi Kalori Harian
1948,18 62,87
0,088 0,244
Status Gizi 104,74
15,3 Dari hasil uji hitung, p value yang didapat sebesar 0,088. Karena nilai p
yang diperoleh lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol dalam penelitian ini diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
Konsumsi Kalori Harian dengan Status Gizi. Selanjutnya, dilakukan uji kekuatan hubungan antara Status Gizi dengan Konsumsi Kalori Harian dengan
menggunakan uji korelasi pearson. Pengukuran ini dilakukan dengan interval kepercayaan 95 dan batas kemaknaan P 0,05. Hasil uji korelasi pearson
hubungan Konsumsi Kalori Harian dan Status Gizi yaitu sebesar 0,244. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
menyatakan derajat keeratan tingkat rendah. Analisis tidak dilanjutkan dengan uji Regresi Linier karena tidak mencerminkan ketergantungan antara Konsumsi
Kalori Harian dengan Status Gizi.
5.2. Pembahasan 5.2.1. Karakteristik Responden