Dari penjelasan di atas bahwa, perjalanan hidup seorang anak tidak selamanya berjalan dengan baik. Beberapa anak dihadapkan pada pilihan yang
sulit bahwa anak harus berpisah dari keluarganya karena sesuatu alasan, seperti menjadi yatim, piatu bahkan yatim piatu, tidak mampu dan terlantar. Dalam
memecahkan masalah keterlantaran anak maka diperlukan lembaga pengganti fungsi orang tua yang memiliki peran dan posisi sejenis melalui pemerintah dan
salah satunya Panti Sosial Asuhan Anak PSAA. Namun dampak dari panti asuhan adalah pengasuhan dan perhatian terhadap nutrisi dan kesehatan mereka
masing-masing secara langsung kurang, sehingga kemungkinan angka malnutrisi tinggi. Demikian pula perbandingan jumlah anak yang lebih besar daripada
jumlah pengasuh, sehingga perhatian terhadap status gizi pun akan lebih rendah. Kemungkinan lain berupa masalah dana yang rendah sehingga kebutuhan gizi
tidak sebanding dengan asupan yang diterima anak-anak panti asuhan. Jumlah panti asuhan yang terdaftar dan mendapat bantuan di kota Medan
adalah 18 panti asuhan. Penelitian ini akan dilakukan pada Panti Asuhan Mamiyai Al Ittihadiyah, Jalan Mamiyai No.1 Tegal Sari Medan Sumatera Utara. Terkait
dengan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan konsumsi kalori harian dengan status gizi anak usia 6 – 12
tahun di Panti Asuhan Mamiyai Al Ittihadiyah Medan Tahun 2011.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana hubungan konsumsi kalori harian dengan status
gizi anak usia 6 – 12 tahun di Panti Asuhan Mamiyai Al Ittihadiyah Medan Tahun 2011?”
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan konsumsi kalori harian dengan status gizi anak usia 6 – 12 tahun di Panti Asuhan Mamiyai Al Ittihadiyah Medan Tahun 2011.
1.3.2. Tujuan Khusus
Universitas Sumatera Utara
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui rata-rata status gizi dan konsumsi kalori harian rata-rata
pada anak-anak di Panti Asuhan Mamiyai Al Ittihadiyah.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: a.
Bagi peneliti: 1
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang diperoleh semasa perkuliahan.
2 Dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan
masyarakat. 3
Dapat meningkatkan kemampuan dalam menerapkan pengetahuan statistik kedokteran ke dalam penelitian.
4 Dapat meningkatkan daya nalar, minat, dan kemampuan dalam
meneliti berbagai macam bidang penelitian lainnya. b.
Bagi pengasuh panti asuhan, sebagai bahan masukan yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan mereka untuk menangani
masalah status gizi anak panti asuhan dalam serta memberikan asupan nutrisi yang baik.
c. Bagi anak-anak panti asuhan, mendapatkan perhatian akan kecukupan
nutrisi dan kesehatan. d.
Bagi masyarakat, dapat menambah wawasan dan pengetahuan mereka tentang cara menilai status gizi anak dan pentingnya memberikan
perhatian yang cukup mengenai masalah status gizi pada anak-anak panti asuhan.
e. Bagi pemerintah, terutama departemen sosial, dapat digunakan sebagai
upaya peningkatan pelayanan sosial pada anak di panti asuhan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Status gizi
2.1.1. Pengertian Gizi
Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Setiap tahap daur kehidupan terkait dengan satu set prioritas nutrien yang berbeda. Semua orang
sepanjang kehidupan membutuhkan nutrien yang sama, namun dalam jumlah yang berbeda. Nutrien tertentu yang didapat dari makanan, melalui peranan
fisiologis yang spesifik dan tidak tergantung pada nutrien yang lain, sangat dibutuhkan untuk hidup dan sehat Kusharisupeni, 2007.
Istilah “gizi” dan “ilmu gizi” di Indonesia baru dikenal sekitar tahun 1952- 1955 sebagai terjemahan kata bahasa Inggris nutrition. Kata gizi berasal dari
bahasa Arab “ghidza” yang berarti makanan. Menurut dialek Mesir, ghidza dibaca ghizi. Selain itu sebagian orang menterjemahkan nutrition dengan mengejanya
sebagai ”nutrisi” Kamus Umum Bahasa Indonesia Badudu-Zain, 1994. WHO mengartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari proses yang
terjadi pada organisme hidup. Proses tersebut mencakup pengambilan dan pengolahan zat padat dan cair dari makanan yang diperlukan untuk memelihara
kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh dan menghasilkan energi. Zat gizi nutrien adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Makanan setelah dikonsumsi
mengalami proses pencernaan. Bahan makanan diuraikan menjadi zat gizi atau nutrien. Zat tersebut selanjutnya diserap melalui dinding usus dan masuk kedalam
cairan tubuh Almatsier, 2004.
2.1.2. Pengertian Status Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah
satu faktor risiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik
Universitas Sumatera Utara
bagi seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap kemampuan dalam proses pemulihan. Status gizi masyarakat dapat diketahui
melalui penilaian konsumsi pangannya berdasarkan data kuantitatif maupun kualitatif Supariasa, 2001.
Status gizi merupakan tanda-tanda penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari
pangan yang dikonsumsi pada suatu saat berdasarkan pada kategori dan indikator yang digunakan DepKes,2002.
Dalam menetukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang sering disebut reference. Baku antropometri yang sering digunakan di Indonesia
adalah World Health Organization – National Centre for Health Statistik WHO- NCHS. Berdasarkan baku WHO - NCHS status gizi dibagi menjadi empat :
Pertama, gizi lebih untuk over weight, termasuk kegemukan dan obesitas. Kedua, Gizi baik untuk well nourished. Ketiga, Gizi kurang untuk under weight yang
mencakup mild dan moderat, PCM Protein Calori Malnutrition. Keempat, Gizi buruk untuk severe PCM, termasuk marasmus, marasmik-kwasiorkor dan
kwashiorkor Supariasa, 2002. Status gizi merupakan faktor yang terdapat dalam level individu level
yang paling mikro. Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah asupan makanan dan infeksi. Pengaruh tidak langsung dari status gizi ada tiga faktor yaitu
ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, dan lingkungan kesehatan yang tepat, termasuk akses terhadap pelayanan kesehatan Riyadi, 2001 yang
dikutip oleh Simarmata, 2009. Status gizi ditentukan oleh ketersediaan semua zat gizi dalam jumlah dan
kombinasi yang cukup serta waktu yang tepat. Dua hal yang penting adalah terpenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh dan faktor-faktor yang
menentukan kebutuhan, penyerapan dan penggunaan zat gizi tersebut. Peran dan kedudukan Penilaian Status Gizi PSG di dalam ilmu gizi
adalah untuk mengetahui status gizi, yaitu ada tidaknya malnutrisi pada individu atau masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Definisi PSG adalah interprestasi dari data yang didapatkan dengan menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi populasi atau individu
yang berisiko atau dengan status gizi buruk Hartriyanti, 2007. Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok di dalam masyarakat yang
paling mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan
gizi. Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari :
a. Kelompok bayi, umur 0-1 tahun.
b. Kelompok di bawah lima tahun balita: 1-5 tahun.
c. Kelompok anak sekolah, umur 6-12 tahun.
d. Kelompok remaja, umur 13-20 tahun.
e. Kelompok ibu hanil dan menyusui.
f. Kelompok usia usia lanjut. Notoatmodjo, 2003
2.1.3 Penilaian Status Gizi Secara Langsung
1. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
2. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang
terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel supervisial epithelial tissues seperti kulit, mata, rambut
dan mukosa oral atau organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
3. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan
tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti otot dan hati.
Universitas Sumatera Utara
4. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi khususnya jaringan dan melihat
perubahan dan jaringan.
2.1.4. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung
1. Survei Konsumsi Makanan
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
2. Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian
berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
3. Faktor Ekologi
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya.
Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain Supariasa, 2002.
2.2. Pemeriksaan Antropometri
Pertumbuhan dipengaruhi oleh determinan biologis yang meliputi jenis kelamin, lingkungan dalam rahim, jumlah kelahiran, berat lahir pada kehamilan
tunggal atau majemuk, ukuran orang tua dan konstitusi genetis, serta faktor lingkungan termasuk iklim, musim, dan keadaan sosial-ekonomi. Pengaruh
lingkungan, terutama gizi, lebih penting daripada latar belakang genetis atau faktor biologis lain, terutama pada masa pertumbuhan. Ukuran tubuh tertentu
dapat memberikan keterangan mengenai jenis malnutrisi Arisman, 2009. Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya
tubuh dan metros, artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh. Jadi dapat ditarik pengertian antropometri gizi adalah berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
Universitas Sumatera Utara
tingkat umur dan gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain : berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit.
Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini
biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh Supariasa, 2002.
Tujuan yang hendak dicapai dalam pemeriksaan antropometris adalah besaran komposisi tubuh yang dapat dijadikan isyarat dini perubahan status gizi.
Tujuan ini dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu untuk: 1 penapisan status gizi, 2 survei status gizi, dan 3 pemantauan status gizi. Penapisan diarahkan pada
orang per orang untuk keperluan khusus. Survei ditujukan untuk memperoleh gambaran status gizi masyarakat pada saat tertentu, serta faktor-faktor yang
berkaitan dengan itu. Pemantauan bermanfaat sebagai pemberi gambaran perubahan status gizi dari waktu ke waktu Arisman, 2009.
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh
manusia, antara lain: usia, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit.
Faktor usia sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan usia akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil
pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan usia yang tepat. Menurut Puslitbang Gizi Bogor
1980, batasan usia digunakan adalah tahun usia penuh Completed Year. Untuk melengkapi data usia dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
1 Meminta surat kelahiran, kartu keluarga, atau catatan lain yang dibuat oleh orang tuanya. Apabila tidak ada, jika memungkinkan cobalah minta catatan
kelahiran pada pamong desa. 2 Jika diketahui kalender lokal seperti bulan Arab atau bulan lokal Jawa, Sunda,
dll, cocokan dengan kalender nasional, 3 Jika tetap tidak diketahui, catatan kelahiran anak berdasarkan daya ingat orang
tua atau berdasarkan kejadian-kejadian penting, seperti lebaran, tahun baru,
Universitas Sumatera Utara
puasa, pemilihan kepala desa atau peristiwa nasional, seperti Pemilu, banjir, gunung meletus, dll. Sebelum pengumpulan data, buatlah daftar tentang
tanggal, bulan dan tahun kejadian dari peristiwa peristiwa penting di daerah dimana kita ingin mengumpulkan data,
4 Cara lain jika memungkinkan dapat dilakukan dengan membandingkan anak yang diketahui usianya dengan anak kerabattetangga yang diketahui pasti
tanggal lahirnya, misalnya: beberapa bulan lebih tua atau lebih muda. 5 Jika tanggal lahirnya tidak diketahui dengan tepat, sedangkan bulan dan
tahunnya diketahui, maka tanggal lahir anak tersebut ditentukan tanggal 15 bulan yang bersangkutan.
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting. Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral pada tulang. Di
samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan.
Pada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti
dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun. Pada orang yang edema dan asites terjadi
penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.
Berat badan merupakan pilhan utama karena berbagai pertimbangan, antara lain:
1 Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.
2 Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara periodik memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan.
3 Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di Indonesia sehingga tidak merupakan hal baru yang memerlukan penjelasan
secara meluas. 4 Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur.
Universitas Sumatera Utara
5 KMS Kartu Menuju Sehat yang digunakan sebagai alat yang baik untuk didikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan
sebagai dasar pengisiannya. 6 Karena masalah usia merupakan faktor penting untuk penilaian status gizi,
berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana sebagai indeks yang tidak tergantung pada umur.
7 Alat pengukur dapat diperoleh di daerah pedesaan dengan ketelitian yang tinggi dengan menggunakan dacin yang juga sudah dikenal oleh masyarakat.
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:
1 Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain. 2 Mudah diperoleh dan relatif mudah harganya.
3 Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg. 4 Skalanya mudah dibaca.
5 Cukup aman untuk menimbang anak balita. Pada prinsipnya, ada dua macam timbangan, yaitu beam lever balance
scales dan spring scale. Contoh beam balance ialah dacin, dan spring scale scale adalah timbangan pegas contohnya, timbangan kamar mandi. Kesulitan dalam
menimbang anak adalah anak terlalu aktif, sehingga sulit melihat skala dan anak biasanya menangis.
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lain dari keadaan sekarang, jika umur diketahui dengan tepat. Di samping itu
tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan quac stick, faktor umur dapat
dikesampingkan. Pengukuran tinggi badan untuk anak balita yang sudah dapat berdiri
dilakukan dengan alat pengukur tinggi mikrotoa microtoise yang mempunyai ketelitian 0,1 cm.
Untuk mendapatkan data antropometri yang baik harus dilakukan sesuai dengan standar prosedur pengumpulan data antropometri. Tujuan dari prosedur
Universitas Sumatera Utara
standarisasi adalah memberikan informasi yang cepat dan menunjukkan kesalahan secara tepat sehingga perubahan dapat dilakukan sebelum sumber kesalahan dapat
dipastikan. Penyelia mempelajari hal-hal apa yang perlu diperhatikan untuk menjamin presisi dan akurasi pengukuran dan ketrampilan apa yang perlu
diberikan Supariasa, 2002. Idrus dan Kunanto 1990, memberikan pengertian mengenai presisi dan
akurasi. Presisi adalah kemampuan mengukur subyek yang sama secara berulang- ulang dengan kesalahan yang minimum. Sedangkan akurasi adalah kemampuan
untuk mendapatkan hasil yang sedekat mungkin dengan hasil yang diperoleh penyelia.
Berbagai penyebab terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pengukuran. Di antara penyebab antara lain pada waktu melakukan pengukuran tinggi badan tanpa
memperhatikan posisi orang yang diukur, misalnya belakang kepala, punggung, pinggul, dan tumit harus menempel di dinding. Sikapnya harus dalam posisi siap
sempurna. Di samping itu pula kesalahan juga terjadi apabila petugas tidak memperhatikan situasi pada saat anak diukur. Contohnya adalah anak
menggunakan sandal atau sepatu. Pada waktu penimbangan berat badan, timbangan belum di titik nol, belum dalam keadaan seimbang, dan timbangan
tidak berdiri tegak lurus. Kesalahan yang disebabkan oleh tenaga pengukur dapat terjadi karena
petugas pengumpul data kurang hati-hati atau belum mendapat pelatihan yang memadai. Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran sering disebut
measurement error. Masalah lain juga timbul dalam penentuan status gizi adalah alat ukur dan pengukuran.
Secara garis besar usaha untuk mengatasi kesalahan pengukuran, baik dalam mengukur sebab maupun dampak dari suatu tindakan, dapat
dikelompokkan sebagai berikut: a Memilih ukuran yang sesuai dengan apa yang ingin diukur. Misalnya
mengukur tinggi badan menggunakan mikrotoa, dan tidak menggunakan alat ukur lain yang bukan diperuntukkan untuk mengukur tinggi badan.
Universitas Sumatera Utara
b Peneraan alat ukur secara berkala. Alat timbang dan alat lainnya harus selalu ditera dalam kurun waktu tertentu. Apabila ada alat yang rusak, sebaiknya
tidak digunakan lagi. c Pengukuran silang antar pengamat. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk
mendapatkan presisi dan akurasi yang baik Supariasa, 2002.
2.3. Standar Penilaian Status Gizi