Dwi Kusuma 2005, pada penelitiannya di Panti Asuhan Budhi Asih kota Cirebon mendapatkan status gizi berdasarkan indeks BBTB pada anak panti
asuhan tersebut seluruhnya merupakan status gizi baik 100. Hasil yang didapatkan peneliti memiliki kemiripan dengan penelitian di
atas, dimana status gizi terbanyak adalah status gizi baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa asumsi masyarakat tentang gizi anak panti asuhan tergolong
rendah, tidak selalu benar. Selain itu, ditemukan status gizi lebih memiliki persentase yang lebih besar dibandingkan status gizi kurang.
Pembagian makanan di panti asuhan adalah berdasarkan penjatahan tanpa memperhatikan umur sehingga berkemungkinan menyebabkan kekurangan
asupan pada tubuh anak-anak panti asuhan. Terkadang terdapat undangan dari sebuah acara sehingga porsi makanan yang diberikan terkadang melebihi porsi
makanan anak sebenarnya. Hal ini yang menyebabkan kecenderungan status gizi lebih. Selain itu, terdapat sebagian anak yang aktif dalam beraktifitas dan sebagian
lagi hanya beraktivitas ringan. Jenis kegiatan fisik mempengaruhi kebutuhan gizi seseorang “makin banyak aktivitas fisik yang dikerjakan maka makin banyak
energi yang diperlukan”. Auliana, 1999 Dari hasil tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa anak-anak cenderung
memiliki status gizi baik dan lebih. Ini dikarenakan anak-anak panti asuhan diperhatikan dalam asupan makanan.
5.2.3. Konsumsi Kalori Harian
Dari hasil analisis korelasi pearson dapat diketahui bahwa terdapat hubungan derajat keeratan rendah antara konsumsi kalori harian dengan status
gizi. Ditunjukkan dengan nilai r = 0,244 dan nilai p = 0,088 p 0,05. Dari hasil penelitian tersebut di atas, menunjukkan bahwa konsumsi kalori harian tidak
memiliki pengaruh terhadap status gizi namun dikarenakan beberapa hal. Berdasarkan tabel angka kecukupan gizi 2004 bagi orang Indonesia kelompok
umur 4 – 6 tahun mendapatkan energi 1550 kalori, umur 7 – 9 tahun mendapatkan energi 1800 dan 10 – 12 tahun mendapatkan energi 2050 Widya Karya Nasional
Pangan dan Gizi, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini yang berumur 6 tahun hanya 1 orang yang mendapat gizi kalori 1900. Umur 7 tahun hanya 1 orang yang mendapat gizi kalori 1900.
Umur 8 tahun ada 2 orang yang mendapat gizi kalori 1900. Umur 9 tahun yang mendapat gizi kalori ada 6 orang 1900 dan ada 5 orang yang mendapat gizi
kalori 1900. Umur 10 tahun ada 8 orang yang mendapat gizi kalori 1900. Umur 11 tahun hanya 1 orang yang mendapat gizi kalori 1900 dan 1900 ada 18
orang. Umur 12 tahun ada 8 orang yang mendapat gizi kalori 1900. Secara teoritis, bila konsumsi energi melalui makanan kurang dari energi
yang dikeluarkan maka tubuh akan kekurangan energi Akibat yang dapat ditimbulkan adalah tubuh akan mengalami ketidakseimbangan energi negatif,
sehingga berat badan kurang dari berat badan seharusnya ideal. Bila konsumsi energi melaui makanan melebihi energi yang dikeluarkan maka akan terjadi berat
badan lebih atau kegemukan. Kegemukan bisa disebabkan oleh kebanyakan makan dalam hal karbohidrat, lemak maupun protein, tetapi juga karena kurang
beraktifitas. Almatsier, 2003. Pada penelitian ini adanya menu yang disajikan tidak homogen sehingga
kebutuhan konsumsi kalori harian tidak terbutuhi dengan baik. Selain itu semua anak di panti asuhan mendapatkan asupan kalori yang sama padahal semakin tua
umur manusia maka kebutuhan energi dan zat-zat gizi semakin sedikit namun pada masa tumbuh kembang prinsipnya berbeda.Auliana, 1999
5.2.4. Hubungan Konsumsi Kalori Harian Dengan Status Gizi