BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asam Sunti
Asam sunti adalah sejenis bumbu dapur khas yang sering digunakan oleh masyarakat Aceh yang terbuat dari belimbing wuluh karena dapat memberikan cita
rasa, warna dan kekentalan pada masakan. Asam sunti dapat ditemukan di penjual bumbu dapur pasar tradisional dan di supermarket bagian bumbu dapur Indonesia
Saptriyawati, 2010.
Gambar 2.1 Asam Sunti 2.6.1 Jenis Asam Sunti
Pada saat ini hanya buah belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L yang dipakai untuk pembuatan asam sunti. Hal ini disebabkan karena jenis tanaman tersebut lebih
mudah untuk didapatkan Hayati, 2002.
2.6.2 Cara Pembuatan
Proses pembuatan asam sunti meliputi beberapa tahapan yaitu pelayuan, penggaraman, dan penjemuran sehingga dihasilkan produk setengah kering. Biasanya
Universitas Sumatera Utara
asam sunti yang dihasilkan berwarna coklat dan teksturnya agak kenyal. Asam sunti dapat disimpan sampai lebih dari satu tahun tanpa adanya perubahan warna atau
tekstur. Di daerah Aceh asam sunti dibuat dengan cara sebagai berikut: buah
belimbing setelah dipanen, dicuci, kemudian dijemur dengan menggunakan sinar matahari dan warnanya berubah menjadi coklat. Setelah warnanya berubah, malam
harinya diberikan garam. Keesokan harinya dijemur kembali dan penambahan garam dilakukan sampai 3 kali. Biasanya asam sunti dapat disimpan dalam waktu lebih dari
3 bulan. Selain itu ada cara pembuatan asam sunti yang lain. Buah belimbing yang
sudah matang diasinkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari dan dimasukkan dalam air asin dan dapat disimpan untuk 3 bulan. Cara lainnya adalah
dengan cara buah digarami, kemudian dimasukkan dalam air mendidih, tetapi produk ini hanya dapat bertahan 4 sampai 5 hari Hayati,2002.
2.6.3 Sifat-sifat
Asam sunti mempunyai sifat-sifat penampilan sebagai berikut: bentuknya pipih, ukuran lebih kecil dari buah segar karena kadar airnya sudah berkurang,
rasanya asam dan asin, lunak, warnanya kecoklatan, bila disimpan lama makin menjadi coklat tua.
2.6.4 Penggunaan Asam Sunti
Pada dasarnya asam sunti banyak digunakan dalam masakan-masakan khas Aceh. Asam sunti terutama dipakai sebagai bumbu dalam masakan ikan, misalnya
tumis ikan terutama ikan tongkol, asam keeung ikan bilih, pepes ikan, tumis
Universitas Sumatera Utara
sayur, masakan sayur lemak, ikan kemamah ikan kayu. Sebagai perangsang untuk menambah selera makan, asam sunti dapat dibuat sebagai bicah asam udeng. Selain
itu, Kandungan asam 6.08 gr100 gr bahan dan garam 27,4 yang cukup tinggi pada asam sunti dapat menghambat proses pembusukan oleh mikroorganisme dan
memberikan efek pengawetan pangan, khususnya pada ikan Saptriyawati, 2010.
2.2 Bahan Pengawet