e. Aktivitas Air
Aktivitas air a
w
menunjukkan jumlah air di dalam pangan yang dapat digunakan oleh bakteri untuk pertumbuhannya. Bakteri mempunyai kebutuhan a
w
yang berbeda-beda untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu pertumbuhannya dapat dicegah degan cara merubah kadar air bahan makanan tersebut Siagian, 2008.
f. Ketersediaan Oksigen
Bakteri memiliki karakteristik sendiri-sendiri di dalam kebutuhannya akan oksigen. Bakteri dalam hal ini digolongkan menjadi Anonim, 2006:
1 Aerob : dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas. 2 Anaerob : dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas.
3 Anaerob fakultatif : dapat tumbuh baik dengan atau tanpa oksigen bebas. 4 Mikroaerofilik : dapat tumbuh apabila ada oksigen dalam jumlah kecil.
2.6.2 Total Bakteri
Menghitung atau menentukan banyaknya mikroba dalam suatu bahan makanan, minuman, dan lain-lain dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa
jauh bahan itu tercemar oleh mikroba. Dengan mengetahui jumlah mikroba, maka dapat diketahui kualitas mikrobiologi dari bahan tersebut. Bahan yang dapat
dikatakan baik jika jumlah mikroba yang terkandung dalam bahan tersebut masih di bawah jumlah standar yang ditentukan oleh suatu lembaga. Kandungan mikroba pada
suatu bahan juga sangat menentukan tingkat kerusakannya, serta dapat ditentukan oleh tingkat kelayakan untuk dikonsumsi Asri, 2010.
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad renik di dalam suatu suspensi atau bahan, adapun salah satu untuk
Universitas Sumatera Utara
menghitung jumlah sel adalah dengan cara hitungan cawan Total plate count = angka lempeng total. Plate count viable count didasarkan pada asumsi bahwa setiap
sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai Pradhika,
2008. Prinsip dari metode hitungan cawan adalah jika sel jasad renik yang masih
hidup ditumbuhkan pada medium agar maka sel mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa
menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan merupakan metode yang paling sensitif untuk menghitung jumlah mikroba, karena hanya sel yang masih hidup yang
dihitung, beberapa mikroba dapat dihitung sekaligus, dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari satu sel
mikroba dengan penampakan pertumbuhan spesifik Fardiaz, 1992. Untuk melaporkan hasil analisis mikrobiologi dengan cara hitungan cawan
TPC digunakan suatu standard yang disebut Standard Plate Count SPC sebagai berikut Fardiaz, 1992:
1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni
antara 30 dan 300. 2.
Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan satu kumpulan koloni yang besar di mana jumlah koloninya diragukan dapat dihitung sebagai
satu koloni. 3.
Satu deretan rantai koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Standard Plate Count SPC ditentukan cara pelaporan dan perhitungan koloni sebagai berikut:
1. Hasil yang dilaporkan terdiri dari 2 angka, yaitu angka pertama didepan koma
dan angka dibelakang koma. Jika angka ketiga lebih besar dari 5 maka harus dibulatkan satu angka lebih tinggi pada angka kedua.
2. Jika semua pengenceran menghasilkan angka kurang dari 30 koloni pada
cawan petri maka hanya koloni pada pengenceran terendah yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai kurang dari 30 koloni dikalikan dengan faktor
pengenceran tetapi jumlah sebenarnya harus dicantumkan dalam tanda kurung.
3. Jika semua pengenceran menghasilkan angka lebih dari 300 koloni pada
cawan petri maka hanya koloni pada pengenceran tertinggi yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai lebih dari 300 koloni dikalikan dengan faktor
pengenceran tetapi jumlah sebenarnya harus dicantumkan didalam kurung. 4.
Jika semua pengenceran menghasilkan angka antara 30-300 koloni pada cawan petri. Perbandingan dari pengenceran tertinggi dan terendah dari kedua
pengenceran lebih kecil atau sama dengan 2, tentukan rata-rata dari kedua pengenceran tersebut dengan memperhitungkan pengencerannya. Jika
perbandingan antara hasil pengenceran tertinggi dan terendah hasilnya lebih dari 2 maka yang dilaporkan hanya hasil yang terkecil.
5. Jika digunakan dua cawan petri duplo perpengenceran, data yang diambil
harus dari kedua cawan tersebut, tidak boleh diambil salah satu, meskipun salah satu dari cawan duplo tidak memenuhi syarat 30-300 koloni.
Universitas Sumatera Utara
2.7 Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 2.3. Kerangka Konsep Penelitian Keterangan :
Bagan di atas menjelaskan bahwa untuk mengetahui bagaimana kandungan bakteri pada ikan bandeng tanpa perendaman 0 dan yang telah direndam dalam
suspensi asam sunti dengan konsentrasi yang berbeda 10, 20, dan 30 kemudian dilihat dan dibandingkan jumlah bakteri pada masing-masing ikan bandeng
tersebut.
2.8 Hipotesa Penelitian
Ho :
Tidak ada pengaruh perendaman suspensi asam sunti 10, 20, dan 30 terhadap kandungan bakteri.
Ha : Ada pengaruh perendaman suspensi asam sunti 10, 20, dan 30 terhadap kandungan bakteri.
Ikan bandeng tanpa perendaman suspensi
asam sunti
Kandungan Bakteri pada
Ikan Bandeng Ikan bandeng dengan
perendaman suspensi Asam Sunti
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap RAL menggunakan satu faktor yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu
konsentrasi 0, 10, 20,dan 30 dengan waktu pengamatan 10 jam. Penelitian ini dilakukan dengan dua kali perulangan setiap perlakuan.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular BTKL PPM Medan. Laboratorium ini
dipilih karena peralatan untuk melakukan uji mikrobiologi tersedia dan memadai.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan September 2011.
3.3 Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah ikan bandeng chanos- chanos yang direndam suspensi asam sunti dengan konsentrasi 0, 10, 20 dan
30.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk analisis mikrobiologi yaitu
dengan metode Total Plate Count TPC atau hitungan cawan. Metode ini adalah
cara yang paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik dalam bahan pangan.
Universitas Sumatera Utara
3.5 Definisi Operasional
1. Ikan bandeng tanpa perendaman suspensi asam sunti adalah ikan bandeng
tanpa pemberian suspensi asam sunti dan akuades 0. 2.
Ikan bandeng dengan perendaman suspensi asam sunti adalah ikan bandeng dengan pemberian suspensi asam sunti 10 10 gr asam sunti dalam 100 ml
akuades, 20 20 gr asam sunti dalam 100 ml akuades dan 30 30 gr asam sunti dalam 100 ml akuades.
3. Kandungan bakteri adalah banyaknya bakteri yang terkandung dalam ikan
bandeng dengantanpa perendaman dalam suspensi asam sunti.
3.6 Alat dan Bahan