BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Salah satu tujuan pembangunan sacara makro adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi berhubungan dengan proses
peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat dan dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi menyangkut perkembanganyang berdimensi
tunggal dan diukur dengan peningkatan hasil produksi dan pendapatan. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam
jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Menurut Sirojuzilam dan
Mahalli 2010 pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijaksanaan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang bidang
ekonomi. Supriana 2008 peningkatan taraf hidup masyarakat dalam jangka panjang melalui pertumbuhan ekonomi adalah tujuan pembangunan ekonomi setiap negara.
Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai sekarang lebih tinggi dari pada yang dicapai pada
masa sebelumnya. Pertumbuhan tercapai apabila jumlah fisik barang-barang dan jasa- jasa yang dihasilkan dalam perekonomian tersebut bertambah besar dari tahun-tahun
sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Dalam teori ekonomi pembangunan, dikemukakan ada enam karakteristik pertumbuhan ekonomi, yaitu:
1. Terdapatnya laju kenaikan produksi perkapita yang tinggi untuk mengimbangi laju pertumbuhan penduduk yang cepat.
2. Semakin meningkatnya laju produksi perkapita terutama akibat adanya perbaikan teknologi dan kualitas input yang digunakan.
3. Adanya perubahan struktur ekonomi dari sektor pertanian ke sektor industri dan jasa.
4. Meningkatnya jumlah penduduk yang berpindah dari pedesaan ke daerah perkotaan urbanisasi.
5. Pertumbuhan ekonomi terjadi akibat adanya ekspansi negara maju dan adanya kekuatan hubungan internasional.
6. Meningkatnya arus barang dan modal dalam perdagangan internasional. Jhingan, 1995.
Data ekonomi merupakan sumber informasi sistematik untuk dapat mengukur sejauhmana perkembangan aktivitas ekonomi suatu negara. Suatu data yang akurat
diharapkan dapat menggambarkan suatu kondisi statistik perekonomian. Statistik ini digunakan oleh para ahli ekonomi untuk mempelajari perekonomian dan oleh para
pengambil keputusan untuk mengawasi pembangunan ekonomi dan merumuskan kebijakan-kebijakan yang tepat.
Dalam konsep dasar ekonomi makro indikator yang digunakan dalam mengukur pertumbuhan ekonomi, adalah produk domestik bruto PDB. Produk
Universitas Sumatera Utara
Domestik Bruto PDB adalah nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian selama kurun waktu tertentu Mankiw, 2006. Dalam
konsep regional Produk Domestik Bruto dikenal sebagai Produk Domestik Regional Bruto PDRB. PDRB merupakan indikator ekonomi makro suatu daerah, yang
menggambarkan ada atau tidaknya perkembangan perekonomian daerah. Dengan menghitung PDRB secara teliti dan akurat baik atas dasar harga berlaku maupun atas
dasar harga konstan dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai keberhasilan pembangunan di suatu daerah, yang memperlihatkan laju pertumbuhan ekonomi yang
mewakili peningkatan produksi di berbagai sektor lapangan usaha yang ada Saggaf, 1999.
Berdasarkan rumusan pengertian di atas, maka dalam konsep regional, pertumbuhan ekonomi daerah adalah angka yang ditunjukkan oleh besarnya tingkat
pertumbuhan produk domestik regional bruto suatu daerah yang diukur atas dasar harga konstan. Bagi suatu daerah provinsi, kabupatenkota gambaran PDRB yang
mencerminkan adanya laju pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dalam data sektor- sektor ekonomi yang meliputi pertanian, pertambangan dan penggalian, industri
pengolahan, listrik gas dan air bersih, bangunan, perdagangan hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan persewaan dan jasa perusahaan dan jasa-
jasa lainnya. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari data konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal bruto, perubahan persediaan, ekspor dan
impor. Sedangkan pertumbuhan ekonomi daerah dirumuskan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
PDRB
t
- PDRB
t-1
PED = x 100
PDRB
t-1
Di mana: PED
= Pertumbuhan Ekonomi Daerah
PDRB
t
= Produk Domestik Regional Bruto Periode Tertentu PDRB
t-1
= Produk Domestik Regional Bruto Periode Sebelumnya Menurut Todaro 2000 terdapat tiga faktor atau komponen utama dalam
pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa, ketiganya adalah: Akumulasi modal yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah,
peralatan fisik dan modal atau sumber daya manusia, Pertumbuhan penduduk beberapa tahun selanjutnya yang akan memperbanyak jumlah akumulasi kapital,
kemajuan teknologi Model pertumbuhan neoklasik dipelopori oleh Robert M. Solow pada tahun
1950-an. Model pertumbuhan ini telah di-terapkan dalam berbagai studi empiris di banyak negara. Asumsi dasar yang dipakai dalam model ini antara lain, keluaran di-
hasilkan dari penggunaan dua jenis masukan yaitu modal dan tenaga kerja, perekonomian berada pada kondisi penggunaan tenaga kerja penuh, perekonomian
berada dalam kondisi persaingan sempurna. Ada dua hal utama yang dibahas dalam model ini, yaitu peranan modal dan
perubahan teknologi dalam pertumbuhan ekonomi. Namun untuk sementara perubahan teknologi dianggap konstan sehingga akan diketahui bagaimana peran
modal dalam proses pertumbuhan. Akumulasi modal dan kedalaman modal terjadi
Universitas Sumatera Utara
pada saat pertumbuhan persediaan stock modal lebih cepat daripada pertumbuhan tenaga kerja. Dalam kondisi tanpa perubahan teknologi, akumulasi modal akan
mendorong pertumbuhan keluaran per tenaga kerja, meningkatkan marginal product tenaga kerja serta meningkatkan upah. Namun akumulasi modal juga akan
mendorong berkurangnya pengembalian modal return of capital dan menurunkan tingkat suku bunga riil.
2.2.
Belanja Pembangunan
Dalam melaksanakan semua kegiatan, pemerintah membutuhkan sejumlah pembiayaan. Dalam hal ini didukung oleh penerimaan pemerintah baik yang berasal
dari penerimaan daerah maupun penerimaan pembangunan. Kegiatan pemerintah yang berupa pengeluaran pemerintah dibagi dua yaitu: pengeluaran rutin dan
pengeluaran pembangunan. Pengeluaran rutin adalah bagian yang biasanya dibelanjakan setiap tahun anggarannya secara teratur. Pengeluaran pembangunan
adalah bagian dari pengeluaran yang khusus digunakan untuk pengeluaran pembangunan daerah.
Dalam teori ekonomi makro, pengeluaran pemerintah terdiri dari tiga pos utama yang dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa. 2. Pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawai, perubahan gaji pegawai yang
mempunyai proses makroekonomi dimana perubahan gaji pegawai akan mempengaruhi tingkat permintaan secara tidak langsung.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengeluaran pemerintah untuk transfer payment. Transfer payment adalah bukan pembelian barangjasa oleh pemerintah di pasar barang, akan tetapi pos ini
mencatat pembayaran atau pemberian pemerintah langsung kepada warganya, misalnya: pembayaran subsidi atau bantuan langsung tunai kepada berbagai
golongan masyarakat. Pembayaran pensiun, pemabayaran pinjaman pemerintah kepada masyarakat. Secara ekonomis transfer payment mempunyai pengaruh
yang sama dengan pos gaji pegawai meskipun secara administratif keduanya berbeda Boediono, 2001.
Pengeluaran pemerintah dalam arti riil dapat dipakai sebagai indikator besarnya kegiatan pemerintah yang dibiayai oleh pengeluaran pemrintah itu, semakin
besar dan banyak kegiatan pemerintah semakin besar pula pengeluaran pemerintah yang bersangkutan.
Menurut Suparmoko 1996 sifat-sifat pengeluaran pemerintah: 1. Pengeluran yang self liquidating sebagian atau seluruhnya yaitu pengeluaran
pemerintah yang berupa pemberian jasa kepada masyarakat yang pada akhirnya adanya pembayaran kembali dari masyarakat yang menerima jasa-jasa tersebut.
2. Pengeluaran pemerintah yang bersifat reproduktif, artinya mewujudkan keuntungan-keuntungan ekonomi bagi masyarakat, dengan naiknya tingkatan
penghasilan dan sasaran pajak yang lain yang akhirnya menaikkan penerimaan pemerintah.
3. Pengeluaran yang tidak self liquidating maupun yang tidak reproduktif yaitu pengeluaran yang langsung menambah kesejahteraan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
4. Pengeluran yang secara langsung tidak produktif dan merupakan pemborosan. Misalnya: untuk pembiayaan pertahanan dan perang.
5. Pengeluaran yang merupakan penghematan di masa yang akan datang
2.3. Pendapatan Asli Daerah