Uji Normalitas Uji Multikolinieritas

hakekatnya jika asumsi klasik tidak dipenuhi maka variabel-variabel yang menjelaskan akan menjadi tidak efisien Pada penelitian ini dilakukan beberapa uji asumsi klasik terhadap model regresi yang telah diolah dengan menggunakan program SPSS Singgih Santoso, 2000 yang meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen, keduanya terdistribusikan secara normal atau tidak, maka pengujian ini menggunakan bantuan computer program SPSS versi 16. Normalitas data dalam penelitian dilihat dengan cara memperhatikan penyebaran data titik pada Normal PPlot of Regression Standardized Residual dari variabel terikat. Gambar 4.1. Histogram Uji Normalitas -3 -2 -1 1 2 Regression Standardized Residual 1 2 3 4 5 6 7 Frequency Mean = -1.08E-16 Std. Dev. = 0.889 N = 20 Dependent Variable: PAHK Histogram Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2. Normal PPlot of Regression Standardized Residual Persyaratan dari uji normalitas data adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal danatau tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Berdasarkan hasil pengolahan data maka didapatkan hasil bahwa semua data berdistribusi secara normal dan tidak terjadi penyimpangan, sehingga data yang dikumpulkan dapat diproses dengan metode-metode selanjutnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan memperhatikan sebaran data yang menyebar disekitar garis diagonal pada “Normal P-Plot of Regresion Standardized Residual” sesuai gambar di 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Expect ed Cum P rob Dependent Variable: PAHK Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Universitas Sumatera Utara atas, sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi dalam penelitian ini berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem Multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Pengujian ada tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan memperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF Variance Inflation Faktor dan Tolerance-nya. Nilai dari VIF yang kurang dari 10 dan tolerance yang lebih dari 0,10 maka menandakan bahwa tidak terjadi adanya gejala multikolinearitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas. Tabel 4.5. Hasil Uji Multikolinieritas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant B.Pembangunan .138 7.256 PAD .121 8.295 Investasi .722 1.384 T.Kerja .497 2.013 a Dependent Variable: PAHK Sumber : Data diolah, 2011 Dari perhitungan menggunakan program SPSS versi 16 dapat kita ketahui bahwa nilai VIF dan tolerance sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Variabel belanja pembangunan BP mempunyai nilai VIF sebesar 7,256 dan tolerance sebesar 0,138. Variabel pendapatan asli daerah PAD mempunyai nilai VIF sebesar 8,295 dan tolerance sebesar 0,121.Variabel Investasi I mempunyai nilai VIF sebesar 1,384 dan tolerance sebesar 0,722. Variebel Tenaga kerja TK mempunyai nilai VIF sebesar 2,013 dan tolerance sebesar 0,497. Dari ketentuan yang ada bahwa jika nilai VIF 10 dan tolerance 0,10 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas dan nilai-nilai yang didapat dari perhitungan adalah sesuai dengan ketetapan nilai VIF dan tolerance, dan dari hasil analisis diatas dapat diketahui nilai toleransi semua variabel independen BP, PAD, I dan TK lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independennya tidak terjadi multikolinieritas sehingga model tersebut telah memenuhi syarat asumsi klasik dalam analisis regresi.

c. Uji Autokorelasi