inventory investment meliputi bahan baku dan bahan penolong, barang setengah jadi dan barang jadi Herlambang, 2001.
Peranan investasi terhadap kapasitas produksi nasional memang sangat besar, karena investasi merupakan penggerak perekonomian, baik untuk penabahan faktor
produksi maupun berupa peningkatan kualitas faktor produksi, investasi ini nantinya akan memperbesar pengeluaran masyarakat melalui peningkatan pendapatan
masyarakat dengan bekerja multilier effect. Faktor produksi akan mengalami penyusutan, sehingga akan mengurangi produktivitas dari faktor-faktor produksi
tersebut. Supaya tidak terjadi penurunan produktivitas kapasitas nasional harus diimbangi dengan investasi baru yang lebih besar dari penyusutan faktor-faktor
produksi. Akhirnya perekonomian masyarakat nasional akan berkembang secara dinamis dengan naiknya investasi yang lebih besar dari penyusutan faktor produksi
tersebut. Bila penambahan investasi lebih kecil dari penyusutan faktor-faktor produksi, maka terjadi stagnasi perekonomian untuk dapat berkembang Nasution,
1996.
2.5. Tenaga Kerja
Masalah tenaga kerja hingga saat ini masih merupakan salah satu masalah nasional yang cukup berat dan komplek dengan diwarnai berbagai issue dan
produktifitas tenaga kerja, gejolak ketenagakerjaan berupa unjuk rasa dan mogok kerja. Rendahnya tingkat pendidikan dan lemahnya perlindungan atau kesejahteraan
akan mempengaruhi kualitas tenaga kerja.
Universitas Sumatera Utara
Masalah ketenagakerjaan di Kota Medan dalam skala kecil merupakan salah satu bidang yang cukup rawan, karena secara langsung maupun tidak langsung
berkaitan dengan aspek pendidikan yang berkembang. Disisi lain masalahnya cukup strategi karena tenaga kerja merupakan faktor dominan dan mempunyai korelasi yang
cukup kuat terhadap pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional.
Tenaga kerja yang bekualitas merupakan modal yang sangat berharga bagi pertumbuhan ekonomi. Pendidikan diakui secara luas sebagai unsur yang mendasar
dari pertumbuhan ekonomi. Kemajuan suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan pendidikan sumber daya manusianya. Semakin tinggi tingkat
pendidikan para tenaga kerja maka diharapkan akan menghasilkan peningkatan kinerja yang ada dan semakin baik kondisi sosialnya.
Dalam khasanah teori pertumbuhan ekonomi ada tiga faktor penentu pertumbuhan ekonomi yaitu sumber daya modal, sumber daya manusia, dan
kemajuan teknologi. Hasil penelitian di negara maju umumnya menunjukkan adanya korelasi positif antara tingkat pendidikan seseorang dengan tingkat kondisi sosial
ekonominya. Menurut Todaro 2000 pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan
kerja AK secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah
tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar. Meski demikian hal tersebut masih dipertanyakan
Universitas Sumatera Utara
apakah benar laju pertumbuhan penduduk yang cepat benar-benar akan memberikan dampak positif atau negatif dari pembangunan ekonominya.
Selanjutnya dikatakan bahwa pengaruh positif atau negatif dari pertumbuhan penduduk tergantung pada kemampuan sistem perekonomian daerah tersebut dalam
menyerap dan secara produktif memanfaatkan pertambahan tenaga kerja tersebut. Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh tingkat dan jenis akumulasi modal dan
tersedianya input dan faktor penunjang seperti kecakapan manajerial dan administrasi.
Dalam model sederhana tentang pertumbuhan ekonomi, pada umumnya pengertian tenaga kerja diartikan sebagai angkatan kerja yang bersifat homogen.
Menurut Lewis, angkatan kerja yang homogen dan tidak terampil dianggap bisa bergerak dan beralih dari sektor tradisional ke sektor modern secara lancar dan dalam
jumlah terbatas. Dalam keadaan demikian penawaran tenaga kerja mengandung elastisitas yang tinggi. Meningkatnya permintaan atas tenaga kerja dari sektor
tradisional bersumber pada ekspansi kegiatan sektor modern. Dengan demikian salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi adalah tenaga kerja.
Tenaga kerja adalah mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, sedang mencari pekerjaan dan melakukan kegiatan lain, seperti bersekolah dan
mengurus rumah tangga. Menurut BPS penduduk berumur 10 tahun ke atas terbagi sebagai angkatan
kerja AK dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja dikatakan bekerja bila mereka melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh
Universitas Sumatera Utara
pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 satu jam secara kontinu selama seminggu yang lalu. Sedangkan penduduk yang tidak bekerja tetapi
sedang mencari pekerjaan disebut menganggur Santosa, 2001 Jumlah angkatan kerja yang bekerja merupakan gambaran kondisi dari
lapangan kerja yang tersedia. Semakin bertambah besar lapangan kerja yang tersedia maka akan menyebabkan semakin meningkatkan total produksi di suatu daerah.
2.6. Penelitian Sebelumnya