4. Pengeluran yang secara langsung tidak produktif dan merupakan pemborosan. Misalnya: untuk pembiayaan pertahanan dan perang.
5. Pengeluaran yang merupakan penghematan di masa yang akan datang
2.3. Pendapatan Asli Daerah
Pengertian pendapatan dapat diartikan sebagai jumlah penerimaan atau perolehan yang berasal dari penjualan yang akan menambah jumlah harta si penjual
berupa kas ataupun piutang serta harta lainnya. Sering juga pendapatan diartikan sebagai jumlah perolehan yang telah menjadi hak daripada yang memperoleh. Akan
tetapi pengertian seperti ini tidak dapat memberikan pengertian yang memuaskan karena tidak menjelaskan sumber atau sehubungan dengan kegiatan apa maka ada
pendapatan tersebut, juga tidak menjelaskan apa-apa saja yang merupakan bagian dari pendapatan.
Pendapatan merupakan arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Berdasarkan kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendapatan
merupakan keseluruhan penerimaan atau perolehan atau penyelesaian kewajiban yang tercermin pada peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban suatu badan usaha
dalam satu periode tertentu. Peningkatan harta ataupun penurunan kewajiban tersebut berasal dari kegiatan utama perusahaan ditambah dengan penerimaan atau perolehan
Universitas Sumatera Utara
yang timbul diluar operasi normal perusahaan seperti halnya pendapatan dari deviden, bunga, sewa dan lain-lain.
Sedangkan pengertian Daerah adalah seperti yang tercantum dalam Undang- Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai revisi dari UU
Nomor 22 tahun 1999 yaitu daerah yang berhak mengurus rumah tangganya sendiri daerah otonom yang dibagi menjadi: Daerah Propinsi, Daerah KabupatenKota.
Hak dan wewenang pemerintah daerah dalam pengelolaanpenggalian sumber-sumber keuangan daerah diatur dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah sebagai revisi Undang-Undang No. 22 Tahun 1999. Dinyatakan bahwa kepada suatu pemerintah daerah diwajibkan untuk menggali
sumber-sumber keuangan daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dapat memberikan kebebasan kepada pemerintah daerah setempat
untuk menciptakan sumber pajakretribusi daerah yang baru demi semakin tercapainya kemajuan suatu daerah yang semakin mantap. Tentu saja dengan cara
yang tidak eksploitatif agar dimensi-dimensi yang disebutkan diatas menjadi dasar dalam menggali sumber-sumber pendapatan daerah.
Sesuai dengan penggolongan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, pendapatan daerah bersumber dari:
a. Pendapatan Asli Daerah yaitu pendapatan dari suatu daerah dimana pengelolaaannya diurus sendiri oleh rumah tanggapemerintah daerah itu sendiri.
Jenis penerimaan ini terdiri dari: Hasil Pajak Daerah
Universitas Sumatera Utara
Hasil Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah b. Dana Perimbangan, terdiri dari:
Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah, terdiri dari:
Dana Darurat dari Pemerintah Hibah
Bantuan Keuangan Bagi Hasil dari Provinsi
Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah
daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Yang menjadi dasar hukum pemungutan pajak daerah adalah: Wewenang
daerah untuk memungut pajak diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004
Universitas Sumatera Utara
sebagai revisi dari UU No. 22 tahun 1999 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah yang merupakan UU pokok pemerintah daerah.
Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Daerah BUD yang berasal dari potensi asli daerah yang bersangkutan sesuai kewenangan
daerah tersebut. Penerimaan tersebut akan menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan menjadi hak pemerintah daerah serta
tidak perlu dibayar kembali. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah berdasarkan Pasal 6 ayat 1 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 terdiri dari pajak daerah,
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Selanjutnya menurut Pasal 6 ayat 2 Undang-
Undang tersebut di atas, lain-lain pendapatan asli daerah yang sah adalah meliputi hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga,
keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, komisi potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan atau pengadaan barang dan
atau jasa oleh daerah.
2.4. Investasi