memenuhi kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi, pemberian makanan tambahan merupakan salah satu proses pendidikan dimana bayi diajar mengunyah dan menelan
makanan padat dan membiasakan selera-selera baru Soehardjo, 2003. Sedangkan tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah sebagai
berikut Depkes RI, 1992 : a. Melengkapi zat-zat gizi yang kurang karena kebutuhan zat gizi yang semakin
meningkat sejalan dengan bertambahnya juga umur bayianak. b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan
dengan berbagai bentuk, tekstur dan rasa. c. Melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi yang
tinggi d. Mengembangkan kemampuan untuk mengunyah dan menelan
Selain itu menurut Muchtadi 2004, makanan pendamping untuk balita sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut : nilai energi dan kandungan
proteinnya cukup tinggi, dapat diterima dengan baik, harganya relatif murah, dan dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara lokal. Makanan pendamping
bagi balita hendaknya bersifat padat gizi, dan mengandung serat kasar serta bahan lain yang sukar dicerna sedikit mungkin. Sebab serat kasar yang terlalu banyak
jumlahnya akan mengganggu pencernaan.
2.2.3. Persyaratan Makanan Tambahan
Pemberian MP-ASI dan pengaruhnya terhadap tumbuh kembang otak dan kognitif diyakini berdampak positif. Makanan pendamping ASI adalah makanan
selain ASI yang ditujukan guna memenuhi kecukupan gizinya. Pemberian makanan
Universitas Sumatera Utara
pendamping ASI yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, serta makanan
tersebut sehat, diantaranya : a. Berada dalam derajat kematangan
b. Bebas dari pencemaran pada saat menyimpan makanan tersebut dan menyajikan hingga menyuapi pada bayi atau anak
c. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan
kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan d. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang
dihantarkan oleh makanan food borne illness e. Harus cukup mengandung kalori dan vitamin
f. Mudah dicerna oleh alat pencernaan Irianto dan Waluyo, 2004.
Selain melihat kriteria diatas, menurut Depkes RI 2007 menyatakan bahwa pemberian makanan pendamping ASI hendaknya melihat juga usia pemberian makanan
pendamping ASI pada anak, apakah pemberian makanan pendamping yang diberikan sudah pada usia yang tepat atau tidak.
2.2.4. Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping ASI
Menurut Depkes RI 2007 frekuensi dalam pemberian makanan pendamping ASI yang tepat biasanya diberikan tiga kali sehari. Pemberian makanan pendamping
ASI dalam frekuensi yang berlebihan atau diberikan lebih dari tiga kali sehari,
kemungkinan dapat mengakibatkan terjadinya penyakit.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Irianto dan Waluyo 2004, apabila dalam pemberian makanan pendamping ASI terlalu berlebihan atau diberikan lebih dari tiga kali sehari, maka
sisa bahan makanan yang tidak digunakan untuk pertumbuhan, pemeliharaan sel, dan energi akan diubah menjadi lemak. Sehingga apabila anak kelebihan lemak dalam
tubuhnya, dimungkinkan akan mengakibatkan alergi atau infeksi dalam organ tubuhnya dan bisa mengakibatkan kelebihan berat badan obesitas.
2.3. Jenis dan Cara Pemberian MP-ASI 2.3.1. Jenis Pemberian MP-ASI