xiii. Kadang bayi akan tertidur sendiri sebelum proses menyusui
diakhiri menunjukkan bayi menyusu dengan puas. Usahakan
menyusui dengan kedua payudara secara bergantian.
2.10. Penyimpanan ASI Penyimpanan ASI dapat dilakukan selama:
a. 4-8 jam dalam temperatur ruangan 19°-25° C, bila kolostrum masih
bertahan selama 12 jam.
b.
1-8 hari di lemari es 0°-4° C.
c.
2 minggu sampai 4 bulan di freezer lemari es.
d.
4 bulan dalam peti freezer.
e. ASI tidak boleh dipanaskan atau dimasak, hanya dihangatkan dengan
cara merendam gelas berisi ASI ke dalam air hangat Sulistyawati,
2009.
2.11. Tanda Bayi Cukup ASI Tanda bayi cukup ASI sebagai berikut:
a. Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam sehari dan warnanya jernih
sampai kuning muda.
b.
Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan “berbiji”.
c. Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur
cukup. Bayi setidaknya menyusui 10-12 kali dalam 24 jam.
d.
Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui.
e. Ibu dapat merasakan geli karena aliran ASI, setiap kali bayi mulai
menyusu.
f.
Bayi bertambah berat badannya Sulistyawati, 2009.
2.12. Faktor-Faktor yang dapat Menghambat Proses Menyusui
Ibu-ibu sering tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini, karena berbagai alasan dan kendala. Beberapa alasan dan kendala ibu untuk
tidak menyusui terutama secara eksklusif, yaitu:
a.
Sindrom ASI kurang.
b. Ibu kurang memahami teknik menyusui yang benar, misalnya
bagaimana ASI keluar, bagaimana posisi menyusui dan perlekatan yang baik sehingga bayi dapat menghisap secara efektif dan ASI dapat
keluar secara optimal, termasuk cara memberikan ASI bila ibu harus berpisah dari bayinya. Untuk mengurangi jumlah ibu yang belum
memahami tata cara laktasi yang benar, pada saat usia kehamilan lebih dari 32 minggu, maka ibu perlu melakukan konsultasi ke klinik laktasi
untuk melakukan perisapan pemberian ASI eksklusif.
c.
Ibu yang bekerja.
d.
Ibu ingin menyusui kembali setelah bayi diberi formula relaktasi.
e.
Ibu hamil lagi padahal masih menyusui.
f. Kelainan pada payudara ibu, seperti puting ibu terbenam, puting susu
ibu lecet, payudara bengkak, dan abses payudara mastitis.
g. Kelainan pada bayi, seperti bayi dalam keadaan sakit dan abnormalitas
bayi kelainan saluran mulut, kelainan saluran napas, atau lahir tidak
cukup bulan.
h. Bayi terlanjur mendapatkan prelakteal feeding misalnya pemberian
air putih, air gula, air madu dan susu formula dengan dot pada hari- hari pertama kelahiran. Hal ini tidak diperbolehkan karena selain akan
menyebabkan bayi malas menyusu, bahan tersebut mungkin menyebabkan reaksi intoleransi atau alergi IDAI Cab.DKI Jakarta,
2008.
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati dan diatur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan.
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
Pengetahuan Wanita
ASI Eksklusif Usia Produktif
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Gambaran Pengetahuan Wanita pada Usia Produktif tentang ASI Eksklusif.
3.2. Definisi Operasional 3.2.1. ASI Eksklusif
ASI eksklusif didefinisikan sebagai: bahwa bayi pada umur 0-6 bulan hanya menerima ASI dari ibu atau pengasuh yang diminta untuk memberikan ASI
dari ibu, tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain, kecuali sirup yang berisi vitamin, suplemen, mineral, atau obat.