Selain itu penyelesaian sengketa yang cepat ini juga terkait dengan terbatasnya masa perlindungan hak cipta itu sendiri.
C. Upaya Pencegahan terhadap Sengketa Hak Cipta Lagu dan Musik
Dalam menghasilkan suatu karya cipta, maka pencipta membutuhkan pemikiran dan tenaga yang tidak sedikit. Apabila hasil karya dari pencipta tidak
dihargai dan dapat digandakan oleh siapa saja tanpa perlindungan hukum yang tegas, maka dapat menghambat kreativitas penciptaan yang nantinya dapat
menghancurkan kreativitas anak-anak bangsa. Iman Sjahputra mengungkapkan bila suatu negara kekurangan pencipta, efeknya adalah bangsa itu hanya
sebagai end-user konsumen lantaran hanya dapat memakai dan mengimpor teknologi dari luar tanpa dapat berkarya sendiri sehingga devisa negara tersebut
akan tersedot keluar karena masyarakatnya hanya sebagai pemakai barang impor rakyatnya pun tak berkembang karena tak pernah berkreasi. Investor yang
akan membantu para pencipta untuk berkarya tentu saja akan berpikir dua kali untuk menanamkan modalnya karena khawatir investasinya tidak akan balik,
disebabkan banyak produk-produk bajakan. Itu sebabnya karya cipta harus diproteksi.
Pada saat ini, persetujuan TRIP’s telah mewajibkan negara-negara anggotanya untuk mengambil langkah-langkah hukum atau penegakan hukum
atas pelanggaran-pelanggaran HAKI sebagai standar minimal perlindungan HAKI. Walaupun begitu, dewasa ini sejumlah kerugian sebagai akibat dari
masalah pemalsuan dan pembajakan yang dianggap sebagai satu jenis kasus
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pelanggaran HAKI telah menunjukkan peningkatan yang sangat berarti di seluruh dunia. Jenis bisnis curang seperti ini telah mengacaukan arus perdagangan
internasional. Untuk mengatasi tindakan penggandaan karya cipta lagu secara tidak
sah bisa dilakukan melalui 2 dua cara yaitu : 1.
Upaya pencegahan atau upaya preventif yaitu suatu upaya untuk mengurangi terjadinya kegiatan pembajakan atau penggandaan karya cipta
lagu yang dapat menyebabkan kerugian. Upaya preventif merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya tindakan
penggandaan karya cipta lagu secara tidak sah. 2.
Upaya represif yaitu suatu upaya untuk menanggulangi terjadinya tindakan penggandaan karya cipta lagu. Dalam kaitan dengan perlindungan hukum
terhadap karya cipta lagu maka kegiatan penegakan hukum ini merupakan kegiatan yang cukup penting, karena perlindungan hukum tanpa penegakan
hukum yang baik tidak akan ada artinya. Untuk melakukan upaya preventif maka terlebih dahulu harus
diketahui faktor penyebab terjadinya tindak pidana ini agar bisa mencegahnya. Faktor penyebab ini bisa secara langsung dan bisa juga secara tidak langsung.
Secara langsung penyebab orang melakukan tindak pidana ini yaitu adanya kesempatan untuk melakukan penggandaan karya cipta lagu karena lemahnya
pengawasan dan tidak efektifnya penindakan terhadap pelaku tindak pidana sehingga mereka dengan sengaja menggandakan karya cipta lagu secara illegal
untuk mendapatkan keuntungan pribadi karena tidak adanya sanksi yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tegas. Secara tidak langsung penyebab orang menggandakan karya cipta lagu disebabkan oleh faktor lingkungan yang mendukung untuk dilakukannya kegiatan
tersebut. Pengaruh faktor lingkungan ini misalnya karena meningkatnya jumlah pembeli produk bajakan. Pemanfaatan karya cipta lagu orang lain untuk tujuan
komersial tanpa meminta izin terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk pelanggaran Hak Cipta.
Ada beberapa penyebab pelanggaran HAKI terhadap bisnis barang- barang bajakan meningkat, antara lain:
1. Keuntungan lebih mudah diperoleh dibandingkan dengan jumlah investasi dan
biaya yang diperlukan untuk aktivitas pemalsuan. Misalnya para pemalsu tidak harus menanggung besarnya biaya riset, iklan, pendaftaran HAKI atau
untuk mendapatkan lisensi dan untuk mendapatkan Hak Cipta. Selai itu pemalsu tidak perlumembayar pajak dan biaya asuransi
2. Para pemalsu dapat membayar denda yang dibebankan oleh Pengadilan
atau Pemerintah 3.
Kemajuan teknologi mendorong barang-barang bajakan yang berkualitas tinggi dapat dengan mudah diproduksi oleh para pemalsu
4. Sindikat atau kelompok kejahatan menjadi pendukung finansial dan
distribusi barang-barang bajakan 5.
Kurang memadainya undang-undang HAKI dan kurang efektifnya tindakan penegakan hukum di sebuah negara dimana barang bajakan tersebut
beredar.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Setelah diketahui faktor penyebab terjadinya tindak pidana ini barulah bisa dilakukan upaya pencegahan yaitu salah satunya dengan melakukan
sosialisasi di masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran dalam diri masyarakat akan pentingnya menghargai karya cipta orang lain, karena mereka sudah
susah payah berusaha dengan pikiran dan tenaga menghasilkan suatu karya cipta yang diharapkan akan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Sehingga
dengan tumbuhnya kesadaran dalam diri masyarakat diharapkan akan mampu mengurangi tindak pidana ini. Sasaran kegiatan ini antara lain pelaku
penggandaan dan pembeli produk bajakan tersebut. Hak cipta merupakan hak monopoli yang timbul secara otomatis.
Apabila dikontekskan dengan hak cipta lagu, maka si pemegang hak cipta mempunyai hak monopoli ketika lagu itu diwujudkan dalam bentuk nyata, bukan
dalam angan-angan atau baru sebatas ide atau gagasan saja. Sehubungan dengan fungsi hak cipta tersebut dalam hal perkembangan teknologi kini telah banyak
karya-karya cipta yang timbul akibat dampak dari perkembangan teknologi tersebut. Salah satunya yaitu hadirnya teknologi ringtone, yakni sebuah teknologi
yang mentransformasikan ciptaan lagu tertentu yang diwujudkan dalam nada dering HP.
69
Upaya penegakan hukum dapat dilakukan melalui jalur perdata maupun pidana. Untuk menanggulangi pelanggaran-pelanggaran di bidang HAKI telah
diterbitkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Pembentukan Tim Nasional Penanggulangan Pelanggaran HAKI yang
69
Budi Agus Riswandi dan Siti Sumartiah, Masalah-masalah HAKI Kontemporer, Yogyakarta: Gitanagari, 2006 , hlm. 156.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
diketuai oleh Menko Polhukam. Penegakan hukum melalui jalur pidana dalam sistem peradilan pidana di Indonesia meliputi: penyidikan, penuntutan, peradilan,
dan pelaksanaan hukuman. Penegakan hukum hak cipta merupakan suatu sistem yang terdiri atas
komponen-komponen atau sub sistem sebagai bagian untuk mewujudkan sinergi dalam rangka mencapai tujuan diterbitkannya UUHC. Aplikasi pendekatan
sistem terhadap penegakan hukum ditegaskan oleh Soerjono Soekanto yang menyatakan bahwa masalah pokok dari penegakan hukum sebenarnya terletak
pada faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum itu sendiri. Faktor- faktor tersebut mempunyai arti netral, sehingga dampak negatif atau positifnya
terletak pada isi faktor-faktor tersebut.
70
Faktor-faktor tersebut antara lain : 1.
Faktor hukumnya sendiri 2.
Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum
3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum
4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum berlaku atau diterapkan
5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan
pada karsa manusia di dalam pergaulan hidupnya Kelima faktor tersebut saling berkaitan karena merupakan esensi
penegakan hukum, juga merupakan tolak ukur dari efektivitas penegakan
70
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, hlm. 3.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
hukum.
71
Budi Agus Riswandi mengungkapkan bahwa faktor hukum dalam hal ini UUHC menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perlindungan hukum
terhadap pemegang hak cipta lagu yang dijadikan komoditi oleh perusahaan penyedia jasa ringtone boleh jadi karena UUHC yang merupakan wujud normatif
dalam upaya memberikan perlindungan hukum tidak mengatur secara tuntas dan sempurna. Faktor penegak hukum dapat dilihat dari segi kuantitas maupun
kualitas sumber daya manusia yang menjadi aparat penegak hukum pada kenyataannya belum seperti yang diharapkan, dilihat dari segi kuantitas jumlah
aparat penegak hukum yang melakukan penindakan terhadap para pelaku perusahaan yang menyediakan rington hp masih kurang sehingga tidak mampu
menegakkan hukum secara baik. Dari segi kualitas, masalah aparat penegak hukum ini kesulitan menemukan alat bukti yang digunakan untuk melakukan
tindak pidana. Faktor masyarakat sangatlah penting dalam menentukan efektif dan
tidaknya penegakan hukum. Faktor ini terletak pada aspek kesadaran hukum masyarakat.
72
Budi Agus Riswandi mengutip pendapat Abdurrahman menyatakan bahwa kesadaran hukum adalah suatu keseluruhan yang mencakup pengetahuan
tentang hukum, penghayatan fungsi hukum dan ketaatan kepada hukum.
73
Menurut Sorjono Soekanto seperti dikutip oleh Sandhi Sudarsana bahwa ada 4 empat indikator yang mempengaruhi kesadaran hukum yaitu :
1. Pengetahuan hukum
2. Pemahaman hukum
71
Ibid, hlm.133.
72
Budi Agus Riswandi, Op. Cit, hlm. 185.
73
Ibid., hlm. 188.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Sikap hukum 4. Pola perilaku hukum
Lili Rasjidi mengungkapkan agar suatu kaidah hukum dapat berfungsi secara efektif, maka kaidah hukum harus mengandung unsur-unsur yaitu:
74
1. kaidah hukum berlaku secara yuridis, apabila penentuannya didasarkan atas kaidah yang lebih tinggi tingkatannya
2. kaidah hukum berlaku secara sosiologis, apabila kaidah tersebut efektif, artinya dapat dipaksakan berlakunya oleh penguasa
walaupun tidak diterima oleh masyarakat 3. kaidah hukum berlaku secara filosofis, artinya hukum
dibenarkan berlaku atas dasar keyakinan filosofis yakni bahwa kaidah hukum tersebut sesuai dengan cita–cita hukum sebagai
nilai positif yang tinggi
Berlakunya suatu kaidah hukum dapat ditinjau dari masing-masing sudut, namun apabila suatu kaidah hukum tidak memenuhi ketiga unsur tersebut
maka akan berakibat pelaksanaan kaidah hukum dalam masyarakat akan mengalami hambatan.
75
Upaya yang dapat dilakukan pencipta atau pemegang hak cipta jika ada pihak yang melakukan pelanggaran yaitu :
76
1. Mengajukan permohonan penetapan sementara ke Pengadilan
Niaga dengan menunjukkan bukti-bukti kuat sebagai pemegang hak dan bukti adanya pelanggaran. Penetapan
sementara ditujukan untuk : a.
Mencegah berlanjutnya pelanggaran hak cipta, khususnya mencegah masuknya barang yang diduga melanggar hak
cipta atau hak terkait ke dalam jalur perdagangan, termasuk tindakan importasi
74
Lili Rasjidi dan Arief Sidharta, Filsafat Hukum Mazhab Dan Refleksinya, Bandung:
Remadja Karya,
1989,
h
l
m.
134 .
75
Ida Ayu Sukihana, “Pelaksanaan UU No 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Dan Perlindungan Hukumnya Bagi Pencipta Berkaitan Dengan Pertunjukkan Karya Cipta Seni Tari
Bali”, Tesis, Denpasar: Program PascasarjanaIlmu Hukum Universitas Udayana, 2008, hlm. 120.
76
Direktorat Jenderal HKI, Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta: Departemen Hukum dan HAM RI,2007, hlm. 135.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Menyimpan bukti yang berkaitan dengan pelanggaran hak
cipta atau hak terkait tersebut guna menghindari terjadinya penghilangan barang bukti
2. Mengajukan gugatan ganti rugi ke Pengadilan Niaga atas
pelanggaran hak ciptanya dan meminta penyitaan terhadap benda yang diumumkan atau hasil perbanyakannya. Untuk
mencegah kerugian yang lebih besar, Hakim dapat memerintahkan pelanggar untuk menghentikan kegiatan
pengumuman danatau perbanyakan ciptaan atau barang yang merupakan hasil pelanggaran hak cipta putusan sela
3. Melaporkan pelanggaran tersebut kepada pihak penyidik
POLRI danatau PPNS DJHKI. Dalam rangka untuk mengantisipasi munculnya sengketa sebagai
konsekuensi diberlakukannya perlindungan hukum HAKI di wilayah Indonesia, peraturan perundang-undangan telah menyediakan beberapa lembaga yang bisa
dimanfaatkan untuk menyelesaikan sengketa. Pemanfaatan lembaga tersebut ditentukan berdasarkan jenis sengketa HAKI yang dialami oleh para pihak yang
terlibat. Dalam aturan normatif, sengketa HAKI dapat digolongkan dalam 3
tiga kategori yaitu:
77
1. Sengketa administratif
2. Sengketa perdata
3. Sengketa pidana
Sengketa administratif adalah sengketa yang terjadi antara pihak yang mengajukan HAKI pemohon dengan Pemerintah Dirjen HAKI, yang
berkaitan dengan penolakan permohonan yang dilakukan oleh Dirjen HAKI akibat tidak dipenuhinya beberapa persyaratan sebagaimana telah ditetapkan dalam
77
Adi Sulistiyono, Eksistensi Penyelesaian Sengketa HAKI, Surakarta: LPP UNS dan UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS UNS Press, hlm. 49.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
aturan normatif atau sengketa antara Pemegang HAKI dan Dirjen HAKI dengan pihak ketiga yang berkaitan dengan gugatan pembatalan HAKI karena diduga
adanya kesalahan keputusan administratif yang telah dikeluarkan oleh Dirjen HAKI. Untuk penyelesaian sengketa administratif ketentuan normatif telah
menyediakan Komisi Banding, Pengadilan Niaga, dan Mahkamah Agung sebagai sarana untuk mendapatkan putusan. Komisi Banding hanya diperuntukkan untuk
menyelesaikan sengketa administratif di bidang paten, merek dan perlindungan varietas tanaman PVT.
78
Dalam sengketa perdata bidang HAKI, lembaga yang bisa diakses oleh masyarakat untuk mendapat keadilan adalah Pengadilan Negeri, Pengadilan
Niaga, Arbitrase, dan alternatif penyelesaian sengketa. Sengketa ini bisa timbul karena adanya perbedaan penafsiran terhadap isi perjanjian perjanjian lisensi
yang sebelumnya telah disepakati. Penggunaan salah satu lembaga penyelesaian sengketa tersebut ditentukan berdasarkan isi atau klausul perjanjian yang dibuat
oleh para pihak, ketika pertama kali membuat akta perjanjian. Untuk jenis sengketa perdata yang timbul karena adanya pelanggaran atau pembajakan yang
dilakukan oleh orang atau badan hukum yang tidak berhak atas HAKI, penyelesaiannya dapat dilakukan melalui salah satu tempat untuk penyelesaian
sengketa tersebut ditentukan oleh objek sengketanya atau kehendak pihak-pihak bersengketa untuk melakukan pilihan, melalui jalur litigasi atau non litigasi.
78
Ibid., hal. 136.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Upaya hukum yang dapat dilakukan untuk memberikan perlindungan hukum terhadap karya cipta seseorang terutama karya cipta lagu yaitu melalui
upaya hukum preventif dan upaya hukum represif. Upaya perlindungan hukum secara preventif adalah melalui pendaftaran dan perjanjian lisensi. Sedangkan
upaya perlindungan hukum represif dapat dilakukan dengan cara menggunakan jalur litigasi yaitu mengajukan gugatan secara perdata ke Pengadilan Niaga atau
mengajukan tuntutan pidana ke Pengadilan Umum dan dapat juga melalui jalur non-litigasi sesuai dengan Undang-Undang No 30 Tahun 1999.
Karena hukum hak cipta sangat rumit dan banyak seginya, maka pelanggarannya pun beraneka ragam. Oleh karena itu penanggulangannya pun
beraneka ragam mulai dari penerangan hukum sampai pada penerapan sanksi. Suatu penerangan hukum perlu digalakkan dari media massa seperti surat kabar,
radio, televisi sampai pada ceramah dan diskusi. Dengan demikian pelanggaran dapat dicegah sedini mungkin. Dalam rangka penegakan hukum di bidang hak
cipta dan untuk mengurangi jumlah pelanggaran hak cipta baik yang berupa program komputer, cakram optik bajakan maupun pelanggaran HAKI lainnya,
Ditjen HAKI, Departemen Hukum Dan HAM RI melalui surat Nomor H- Um.01.10-13, tanggal 11 September 2002 tentang penegakan hukum di bidang
HAKI telah menyampaikan himbauan terhadap mall-mall agar tidak memberikan kesempatan penjualan barang-barang hasil pelanggaran hak cipta baik berupa CD
maupun VCD, program komputer dan produk-produk pelanggaran HAKI lainnya.
79
79
Ibid, hlm. 140.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Cakram optik atas karya seni dan budaya merupakan suatu karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang
dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video bahan hasil penemuan teknologi secara tegas perlindungan terhadap ciptaan
sinematografi diatur dalam Pasal 2 UUHC. Dengan diundangkannya UUHC berarti hak cipta termasuk karya cipta yang dilindungi secara hukum, namun
walaupun sudah dilindungi oleh aturan masih banyak terjadi pelanggaran- pelanggran dalam hak cipta sehingga menimbulkan anggapan bahwa hukum
tersebut fiktie, artinya masyarakat dianggap tahu hukum, sehingga jika terjadi pelanggaran seseorang tidak boleh berdalih dengan alasan tidak tahu hukum.
80
Undang-Undang Hak Cipta saat ini direvisi untuk memasukkan ketentuan anti-pengelakan. Hak cipta pemilik mulai menggunakan teknologi untuk
mencegah penyalinan ilegal karya mereka. Sebagai contoh, konsol game komputer sering mengandung kontrol teknis untuk mencegah memainkan
permainan computer ilegal atau tanpa izin. Konsol game-game ini dapat dimodifikasi untuk memungkinkan seperti game komputer tidak berlisensi untuk
dimainkan. Dengan diperkenalkannya undang-undang yang melarang pengelakan teknologi yang dirancang untuk mencegah pembajakan, modifikasi ini akan
menjadi ilegal. Manufaktur atau mendistribusikan produk atau komponen yang dipasarkan untuk tujuan pengelakan dari setiap ukuran teknologi yang efektif
sesuai akan menghadapi sanksi di masa depan. Revisi juga akan dilakukan terhadap rezim saat ini Jasa Internet Provider ISP kewajiban atas pelanggaran
80
Ibid., hal 141.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
hak cipta untuk cermin posisi AS lebih dekat. Hal ini akan memungkinkan pemilik cipta untuk mengambil tindakan yang efektif terhadap kegiatan
pelanggaran online. Kerangka untuk ISP untuk mencatat situs melanggar hak cipta akan ditingkatkan. Singapura juga membuat beberapa perjanjian FTA
dengan Amerika Serikat AS yang berkaitan dengan perlindungan HAKI yang salah satunya mengatur tentang memperkarakan hak cipta atau pelanggaran hak
terkait dalam skala komersial berkaitan dengan pelanggaran yang disengaja untuk tujuan keuntungan komersial. Ini ditargetkan pada bidang usaha yang
menggunakan perangkat lunak bajakan dan yang tidak berlisensi dan mendistribusikan karya cipta di internet.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan