93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melihat uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1.
Menurut Pasal 2 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra.
2. Perlindungan hukum merupakan segala upaya yang dapat menjamin adanya
kepastian hukum, sehingga dapat memberikan perlindungan hukum kepada pihak-pihak yang bersangkutan atau yang melakukan tindakan hukum.
Perlindungan hukum dapat dilakukan secara publik maupun secara privat. Ciptaan atau karya cipta yang mendapatkan perlindungan hak cipta adalah
karya cipta yang dalam penuangannya harus memiliki bentuk yang khas dan menunjukkan keaslian orisinil sebagai ciptaan yang bersifat pribadi.
Meskipun perlindungan terhadap ciptaan dalam wujud hak cipta bukan disebabkan oleh pendaftaran, tetapi pendaftaran tetap dimungkinkan, bahkan
dalam hal tertentu pendaftaran diperlukan untuk penguatan pembuktian. Pelanggaran atas suatu karya cipta dikenakan sanksi sebagaimana diatur
dalam Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pihak lain dapat mengeksploitasi karya cipta pihak lain termasuk dalam karya cipta lagu dan musik dengan ijin dari pencipta berdasarkan perjanjian lisensi
dengan memberikan royalti. 3.
Upaya hukum yang dapat ditempuh oleh para pihak yang bersengketa dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yakni jalur litigasipengadilan dan jalur
alternatif penyelesaian di luar pengadilan. Jalur litigas ini dibagi menjadi dua macam yakni jalur perdata dan jalur pidana. Untuk jalur perdata ditempuh
melalui suatu proses gugatan ganti kerugian di Pengadilan Niaga. Sedangkan untuk jalur pidana prosedurnya adalah dari pelaporan pihak yang dirugikan
kepada instansi yang berwenang. Sedangkan untuk upaya hukum lain ditempuh melalui jalur non-litigasi dikenal sebagai alternatif penyelesaian
sengketa, yaitu mencakup seluruh mekanisme alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan
B. Saran