Sejarah Penyakit Paratuberkulosis Johne’s Disease

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Paratuberkulosis Johne’s Disease

1.1 Sejarah Penyakit

M. paratuberculosis pertama kali ditemukan di Jerman oleh H.A. Johne dan L. Frothingham pada tahun 1894. Mereka dapat menemukan bakteri tahan asam dan mengisolasinya dari jaringan usus sapi perah yang dapat menyebabkan bentuk atypical tuberculosis dan mereka menamakan “pseudotuberculous enteritis”. Pada tahun 1910, bakteri tersebut diberi nama Mycobacterium enteritidis chronicae pseudotuberculosis bovis johne. Pada perkembangan selanjutnya bakteri tersebut dikelompokkan dalam Mycobacterium avium complex , dengan nama Mycobacterium avium subspecies paratuberculosis, sedangkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini dikenal dengan nama paratuberkulosis atau Johne’s Disease Harris Barletta 2001; Anonim 2000; Griffiths 2003. Infeksi M. paratuberculosis pada manusia pertama kali diketahui pada tahun 1913 oleh Dlazil di daerah Western Infirmay, Glasgow. Pada awalnya penyakit ini dikenal hanya terjadi di daerah ileum, tetapi pada tahun 1960 Lockart-Mumnery dan Marson mengidentifikasi adanya radang pada kolon dan membentuk granuloma, karena daerah terinfeksi dan radang lebih banyak terjadi pada usus besar, maka sering juga disebut chronic inflammatory bowels disease IBD. Saat ini penyakit pada manusia yang disebabkan oleh bakteri tersebut diatas lebih dikenal dengan sebutan Crohn’s Disease Anonim 2000; OIE 2004. Kejadian paratuberkulosis di Indonesia pernah dilaporkan oleh Lembaga Pusat Penyakit Hewan sekarang BBalitvet pada tahun 1958. Penyakit ini terjadi pada sapi perah di Bogor dengan gambaran patologi anatomi berupa granuloma pada usus besar dan usus halus. Sedangkan dari hasil uji serologi ELISA, paratuberkulosis juga pernah dilaporkan terjadi di Medan tahun 1998 1 ekor, di Lembang tahun 2004 3 ekor dan di Baturaden pada tahun 2005 2 ekor dan 2007 6 ekor. Hasil kultur positif isolat M. paratuberkulosis sampai saat ini belum pernah dilaporkan, sehingga data untuk menentukan status infeksi paratuberkulois pada sapi perah belum lengkap. Karena itu , Indonesia masih dianggap bebas dari penyakit ini.

1.2 Etiologi dan Ekologi