PENDAHULUAN Strategi Penanganan Dana Bergulir Bermasalah Di Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil Dan Menengah
daya tahannya dalam menghadapi situasi yang sulit. Namun permasalahan permodalan tampaknya masih menjadi ganjalan utama pengembangan KUMKM
dimana kemampuan pemupukan modalnya relatif masih sangat rendah, dan akses KUMKM terhadap sumber-sumber permodalan dan pembiayaan juga masih
sangat terbatas. Kondisi ini telah membelit KUMKM sebagai pelaku ekonomi yang terus menerus berada pada posisi marginal.
Dalam rangka meningkatkan permodalan dan memperluas akses pembiayaan, maka diperlukan langkah-langkah yang sistematis dan terintegrasi.
Oleh karena itu, kementerian Koperasi dan UKM membentuk Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
LPDB-KUMKM yang bertugas mengelola dana bergulir, untuk disalurkan kembali dalam bentuk pinjamanpembiayaan kepada KUMKM dengan
menerapkan Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum BLU.
Target penyaluran dana bergulir tahun anggaran 2014 adalah sebesar Rp. triliun dengan sasaran Mitra Koperasi sebanyak mitra, Non Koperasi
sebanyak mitra dengan target kepada end user UMKM sebanyak
mitra UKM. Di samping target penyaluran, LPDB-KUMKM juga menargetkan Non Performing Loan NPL atau tingkat Klasifikasi Dana Bergulir Bermasalah
KDBB maksimal sebesar dimana hingga agustus 2014 tingkat KDBB
sebesar 7.60. Dari tahun 2010 hingga Agustus 2014 jumlah kumulatif penyaluran pinjamanpembiayaan dana bergulir yang telah dicairkan adalah
sebesar Rp. ,- yang disalurkan kepada Mitra dengan
rincian : Koperasi Primer, 9 Koperasi Sekunder, PMV, Perbankan,
dan UKM strategis Data Divisi Perencanaan, LPDB- KUMKM
Dalam rencana stategis bisnis LPDB-KUMKM pada tahun 2010-2014 dijabarkan bahwa ukuran kinerja LPDB-KUMKM dapat dikategorikan dengan
tepat sasaran, tepat pembiayaan, tepat biaya dan tepat pengembalian. Untuk meningkatkan efektivitas pengembalian dana bergulir tepat pengembalian
LPDB-KUMKM memiliki target bahwa porsi pembiayaan usaha dengan klasifikasi macet adalah sebesar 15 di mana posisi KDBB per agustus 2014
sebesar 7.6 artinya potensi tingkat KDBB akan dapat mencapai dan melebihi dari target yang ditentukan. Oleh karena itu, penelitian perlu dilakukan untuk
memperoleh strategi yang tepat dalam menangani dana bergulir yang bermasalah.
Rumusan Masalah
Laporan kinerja LPDD-KUMKM tahun 2013 dijabarkan bahwa mitra LPDB-KUMKM yang dilayani hingga saat ini adalah sebanyak 2.802 mitra
dengan total dana yang disalurkan sebesar Rp Untuk mitra
yang dilayani oleh LPDB- KUMKM dalam klasifikasi dana bergulir bermasalah adalah dengan rincian pada Tabel 1.
Dari rincian klasifikasi tersebut dapat dilihat bahwa klasifikasi dana bergulir bermasalah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dalam rencana
strategis LPDB –KUMKM tahun 2009-20014 menetapkan bahwa tingkat
kemacetan LPDB-KUMKM paling tinggi sebesar 15 sedangkan hingga Agustus tingkat klasifikasi dana bergulir bermasalah sudah mencapai 7.60
meskipun ini berdasarkan tunggakan, akan tetapi nilai tersebut dipastikan akan meningkat bila tidak ada penanganan tunggakan pinjamanpembiayaan mitra.
Tabel 1. Rekapitulasi Dana Bergulir Bermasalah KDBB
No Tahun
Total Dana Bergulir Outstanding Rp
Tunggakan Rp Persentase
Berdasarkan Tunggakan
1 2011
1.618.155.970.271 Rp
1.229.226.349.661 Rp
7.252.435.463 Rp
0,59 2
2012 2.689.918.463.271
Rp 1.715.963.871.233
Rp 73.786.446.463
Rp 4,30
3 2013
4.116.763.694.971 Rp
2.386.806.554.903 Rp
98.813.791.373 Rp
4,14 4
Agust-14 4.746.236.196.531
Rp 2.537.988.529.437
Rp 192.831.764.775
Rp 7,60
Sumber: Laporan Divisi Monitoring dan Pengkajian LPDB-KUMKM
Dalam merespon kondisi diatas, diperlukan strategi yang tepat agar tujuan menjaga kelancaran pinjamanpembiayaan LPDB-KUMKM dan target LPDB-
KUMKM dalam hal tepat pengembalian dapat tercapai. Strategi yang tepat akan dapat menjaga tingkat kelancaran dana bergulir LPDB-KUMKM sehingga dapat
di gulirkan kembali kepada mitra yang belum terlayani. Dari penjabaran diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi dana bergulir bermasalah dan langkah yang dilakukan
LPDB-KUMKM untuk mengatasinya? 2.
Bagaimana alternatif strategi yang dapat digunakan dalam rangka penanganan dana bergulir bermasalah di LPDB-KUMKM ?
3. Alternatif- alternatif strategi mana yang dapat digunakan sebagai prioritas
dalam penanganan dana bergulir bermasalah di LPDB-KUMKM?
Tujuan
Dalam rangka penanganan dana bergulir bermasalah diperlukan strategi yang tepat agar target kinerja tepat pengembalian dapat dicapai dengan baik.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan : 1.
Menganalisis kondisi dana bergulir bermasalah dan langkah yang dilakukan oleh LPDB-KUMKM saat ini.
2. Menyusun alternatif-alternatif strategi dalam rangka penanganan dana
bergulir bermasalah. 3.
Menentukan prioritas strategi penanganan dana bergulir bermasalah.
Manfaat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat berikut : 1.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan solusi dalam rangka penanganan dana bergulir bermasalah di LPDB-KUMKM.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur bagi pihak-pihak Lembaga
lainnya yang bergerak di bidang keuangan dalam rangka menangani piutang bermasalah.
3. Bagi penulis, dengan penelitian ini akan mendapatkan langsung dalam
melakukan identifikasi masalah, menganalisa dan merumuskan alternatif strategi, serta pengambilan keputusan dalam sebuah kasus nyata dilapangan
sesuai dengan pengetahuan dan teori yang didapat pada perkuliahan.
4. Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut dan sebagai sumbangsih bagi ilmu
pengetahuan.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian difokuskan pada penanganan dana bergulir bermasalah pada provinsi yang memiliki tingkat dana bergulir
bermasalah yang cukup tinggi serta mitra yang dijadikan sampel penelitian merupakan mitra yang mendapatkan fasilitas dana bergulir LPDB-KUMKM.
. TINJAUAN PUSTAKA Strategi
Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan serta pendayagunaan dan alokasi sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan
tersebut. Istilah strategi berasal dari terminologi militer yang berarti siasat. Strategi digunakan oleh militer untuk mendeskripsikan cara-cara atau jalan yang
akan di tempuh untuk mengalahkan musuh. Para ahli manajemen bisnis mengadopsi kata strategi ini untuk mencapai kinerja puncak dalam rangka
mengungguli persaingnya. Dengan memasukan kata strategi dalam konteks manajemen bisnis, para ahli manajemen bisnis telah memunculkan istilah baru
yang dikenal dengan manajemen strategik Hubeis dan Najib, 2008.
Menurut David 2004, strategi yang banyak di kenal dalam mengembangkan, mempertahankan dan meningkatkan daya saing perusahaan
adalah : 1.
Restrukturisasi dan Re – Engineering a.
Restrukturisasi adalah mengurangi atau menyesuaikan ukuran perusahaan dalam pengertian jumlah karyawan, jumlah divisi atau unit dan tingkat
hirarki dalam struktur organisasi perusahaan. b.
Re- Enginering adalah konfigurasi ulang atau desain ulang pekerjaan tugas dan proses-proses untuk tujuan meningkatkan effisiensi biaya, mutu,
layanan dan kecepatan. Re-engenering tidak mempengaruhi struktur atau bagian organisasi ataupun pemecatan atau kehilangan pekerjaan.
2. Strategi Fokus
a. Keunggulan biaya. Pada konsep iniperusahaan bersiap menjadi produsen
berbiaya terendah dalam industri dengan memberikan harga jual yang lebih rendah dengan nilai dan mutu yang sama dengan produk pesaing
b. Difrensiasi produk artinya perusahaan tertentu mempunyai identifikasi
merek dan loyalitas pelanggan, yang disebabkan oleh periklanan, pelayanan pelanggan, perbedaaan produk di masa lampau atau sekedar
perusahaan pertama yang memasuki industri.
3. Strategi Intensif
a. Pengembangan produk adalah strategi perusahaan dengan meningkatkan
penjualan melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau mengembangkan produk atau jasa baru.
b. Penetrasi pasar yaitu strategi perusahaan yang ditujukan untuk
meningkatkan pangsa pasar atas produkjasa yang ada dengan meningkatkan usaha-usaha pemasaran secara intensif. Strategi ini
dilakukan ketika industri sedang tumbuh sementara pesaing mengalami penurunan.
c. Pengembangan pasar adalah strategi perusahaan dengan memperkenalkan
produkjasa saat ini kepasar-pasar yang baru. Strategi ini dilakukan ketika jaringan distribusi tersedia.
4. Integrasi
a. Integrasi ke depan
Strategi perusahaan dalam mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas distributor atau pengencer. Strategi ini digunakan ketika jalur
distribusi yang ada sangat mahal, mutu terbatas dan tidak dapat mendistribusikan produk dengan cepat.
b. Integrasi kebelakang
Didefinisikan sebagai strategi perusahaan yang mencari kepemilikian atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Tujuan strategi ini adalah
memastikan bahwa pasokan produk yang dibutuhkan dapat memenuhi sesuai dengan spesifikasi dan jumlah yang dibutuhkan.
c. Integrasi horizontal dapat didefinisikan sebagai strategi perusahaan yang
mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing. Strategi ini dapat digunakan ketika perusahaan bersaing di industri yang sedang
berkembang dengan demikian integrasi ini meningkatkan skala ekonomi untuk mendukung keunggulan bersaing.
5. Strategi Pemasaran
a. Segmentation
Didefinisikan sebagai upaya untuk mengelompokkan pasar dalam klarifikasi yang homogeny. untuk menciptakan segmentasi pasar
perusahaan dapat melihat berdasarkan karakteristik demografi, psikografi, geografi ataupun perilaku pembelian konsumen.
b. Targeting
Merupakan cara memilih atau menentukan target pasar yang dimasuki perusahaan
c. Positioning
Untuk menentukan ekspektasi dan keinginan konsumen. Positioning adalah pengembangan skema representative yang mencerminkan
produkjasa yang dibandingkan dengan pesaing dalam dimensi yang penting bagi kesuksesan perusahaan.
6. Diversifikasi
a. Diversifikasi konsentrik adalah strategi yang dilakukan perusahaan dengan
cara menambah produkjasa baru yang masih berkaitan dengan produkjasa lama. Perusahaan dapat menggunakan strategi ini ketika
bersaing di industri yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya lambat, sementara produk yang telah mengalami tahap penurunan. Inti strategi ini
adalah bagaimana mengelola pelanggan yang selama ini ada dengan menawarkan produk
– produk baru yang masih berhubungan. b.
Diversifikasi Konglomerat adalah strategi perusahaan yang menambahkan produkjasa yang tidak berkaitan dengan produkjasa lama. Perusahaan
dapat menggunakan strategi ini ketika pasar untuk produk yang ada cenderung mengalami stagnasi atau bahkan penurunan karena telah
melalui titik jenuh.
c. Diversifikasi Horizontal adalah strategi perusahaan yang menambahkan
produkjasa baru yang tidak berkaitan untuk memuaskan pelanggan yang sama. Strategi ini dilakukan ketika penawaran produk baru diperkirakan
atau meningkatkan penerimaan produk yang sudah ada dan jaringan distribusi yang dapat digunakan untuk memasarkan produk baru kepada
pelanggan yang sudah ada.
Manajemen Strategik
Manajemen strategik didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan lintas
fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai objektifnya. Oleh karena itu, manajemen strategik adalah seperangkat keputusan dan tindakan manajerial
yang menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang. Manajemen strategik merupakan kumpulan keputusan dan tindakan hasil rumusan dan implementasi
pada rencana yang dibuat dan tindakan hasil rumusan dan implementasi pada rencana yang dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan serta bagaimana
mengevaluasi dan melaksanakan tindakan tersebut demi tercapainya tujuan perusahaan, yang mencakup perumusan, implementasi dan evaluasi rnecana
strategi David, 2009.
Proses manajemen strategik terdiri dari tiga tahapan utama yaitu perumusan strategi, implementasi strategi, serta evaluasi dan pengendalian strategi
yang diawali dengan pengamatan lingkungan Hubeis dan Najib, 2008. Secara umum skema proses manajemen strategic dapat dilihat pada Gambar 1.
1. Perumusan strategi. Dalam melakukan perumusan strategi perusahaan terdapat
enam langkah yang harus dilakukan adalah, yaitu : a.
Melakukan analisis lingkungan internal b.
Melakukan analisis lingkungan eksternal c.
Mengembangkan visi dan misi yang jelas d.
Menyusun sasaran dan tujuan perusahaan e.
Merumuskan pilihan – pilihan strategi dan memilih strategi yang tepat f.
Menentukan pengendalian 2.
Implementasi strategi. Tahapan ini merupakan tahapan yang kritis karena banyak organisasi mampu menyusun perumusan strategi yang baik. Namun
tidak mampu mengimplementasikannya dengan baik. Implementasi adalah proses ketika rencanan direalisasikan. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh
perusahaan dalam mengimplementasikan strategi adalah : a.
Penetapan tujuan tahunan b.
Perumusan kebijakan c.
Motivasi pekerja d.
Alokasi sumber daya 3.
Evaluasi strategi. Hal ini merupakan proses yang ditujukan untuk memastikan apakah tindakan-tindakan strategi yang dilakukan perusahaan sudah sesuai
dengan perumusan strategi yang telah dibuat atau diterapkan. Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh perusahaan adalah :
a. Meninjau kemabali permasalahan internal dan eksternal yang terjadi saat
ini, apakah terjadi perubahan – perubahan pada saat strategi dirumuskan
b. Adanya pengukuran kemampuan atau kinerja perusahaan dengan
memastikan kembali apakah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan c.
Melakukan perbaikan-perbaikan untuk perkembangan perusahaan d.
Membantu untuk mengembangkan model dimasa yang akan dating
Gambar 1. Skema Proses Manajemen Strategik Strategi Penanganan Kredit Bermasalah
Menurut Djumhana dalam bukunya yang berjudul Hukum Perbankan di Indonesia,
penyelesaian secara administrasi perkreditan antara lain sebagai berikut:
1. Penjadwalan kembali rescheduling, yaitu perubahan syarat kredit yang
menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktu termasuk masa tenggang, baik meliputi perubahan besarnya angsuran maupun tidak;
2. Persyaratan kembali reconditioning, yaitu perubahan sebagian atau
seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu, dan atau persyaratan lainnya sepanjang tidak
menyangkut perubahan maksimum saldo kredit dan konversi seluruh atau sebagian dari pinjaman menjadi penyertaan bank;
3. Penataan kembali restructuring, yaitu perubahan syarat-syarat kredit
berupa penambahan dana bank; danatau konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru, danatau konversi seluruh
atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam perusahaan. Sedangkan, penyelesaian melalui jalur hukum antara lain:
1. Melalui Panitia Urusan Piutang Negara;
2. Melalui badan peradilan;
3. Melalui arbitrase atau Badan Alternatif Penyelesaian Sengke
Perumusan Strategi
David 2009, teknik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi kerangka kerja pembuatan-pembuatan keputusan yang dilakukan secara
bertahap. Untuk mengenali, mengevaluasi dan memilih strategi dapat dilakukan melalui tiga tahap sebagai berikut :
1. Tahap pertama tahap input yaitu meringkas informasi input dasar yang
diperlukan untuk merumuskan strategi terdiri dari matriks Ekternal Faktor Evaluation EFE, matriks Internal Faktor Evaluation IFE dan matriks
profil persaingan.
2. Tahap kedua tahap pencocokan yaitu memfokuskan pada menghasilkan
strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal terdiri matriks threats-oppurtunities-weaknesses-stregthsTOWS,
matriks strategic position, action and evaluation dan matriks Boston Consulting Group BCG.
3. Tahap ketiga tahap keputusan yaitu pengambilan keputusan dengan
menggunakan teknik Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM. Teknik ini menggunakan informasi dari tahap 1 untuk secara sasaran
mengevaluasi strategi alternatif layak yang di identifikasi pada tahap 2 QSPM mengungkapkan daya tarik relatif dari strategi alternatif dan menjadi dasar
untuk memilih strategi spesifik. Berikut disajikan kerangka kerja analitis perumusan strategi pada Gambar
. EFE, IFE dan Competitive Profile
Matrix CPM
Matriks SWOT dan Internal Ekternal IE
QSPM
Sumber : David
Gambar 2. Kerangka Kerja Analisis Perumusan Strategi
a. Evaluasi Faktor Ekternal
Tujuan dari analisa faktor eksteral perusahaan adalah mengenali peubah kunci lingkungan eksternal perusahaan yang menawarkan respon
yang dapat dilakukan. Matriks evaluasi faktor eksternal merupakan alat yang digunakan untuk menganalisa faktor eksternal perusahaan. Dalam
matriks EFE dilakukan penilaian dengan cara pembobotan dan skoring terhadap faktor-faktor ekternal yang menjadi peluang ataupun ancaman
bagi perusahaan. Dengan menggunakan matriks EFE perusahaan dapat mengetahui posisi perusahaan dengan memperoleh informasi nilai
peluang dan ancaman ekternal terhadap perusahaaan.
1. Tahap Input
2. Tahap Pencocokan
3. Tahap Pengambilan Keputusan
b. Evaluasi Faktor Internal
Penilaian terhadap faktor-faktor internal dilakukan untuk mengetahui peubah yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi perusahaan. Sama
halnya dengan matrik EFE, penilaian internal bertujuan untuk mengenali peubah kunci lingkungan internal perusahaan yang menawarkan respon
yang dapat dilakukan. Dalam melakukan penilaian dilakukan pembobotan dan skoring terhadap faktor-faktor internal perusahaan yang
selanjutnya dapat diketahui faktor tersebut menjadi kelemahan atau kekuatan perusahaan dan juga faktor yang paling berpengaruh dalam
menentukan keberhasilan perusahaan.
c. Matriks SWOT
Analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada logika dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman Marimin,2008.
Masing-masing komponen penyusunan SWOT diartikan sebagai berikut :
1. Kekuatan :
Adalah sumberdaya atau kapasitas organisasi yang dapat digunakan secara efektif untuk mencapai tujuan.
2. Kelemahan:
Adalah keterbatasan, toleransi, ataupun cacat organisasi yang dapat menghambat pencapaian tujuan
3. Peluang:
Adalah situasi mendukung dalam suatu organisasi yang digambarkan dari kecenderungan atau perubahan sejenis atau pandangan yang
dibutuhkan untuk meningkatkan permintaan produkjasa dan memungkinkan organisasi untuk meningkatkan posisinya.
4. Ancaman.
Adalah situasi yang tidak mendukung hambatan, kendala atau berbagi unsur ekternal lainnya dalam lingkungan organisasi yang
potensial merusak strategi yang telah disusun sehingga menimbulkan masalah, kerusakan atau kekeliruan.
Matriks SWOT adalah alat untuk mencocokan faktor-faktor penting
yang akan membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi yaitu strategi
SO strenght-oppurtunities,
Strategi WO
weakness –
Oppurtunities, strategi ST strenght – threaths dan strategi WT weakness
– threanghts. Strategi SO adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki untuk
memanfaatkan sebagai peluang yang ada. Strategi WO adalah strategi yang digunakan perusahaan seoptimal mungkin meminimalisisr kelemahan yang
ada dengan menggunakan berbagai peluang. Strategi ST adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan
untuk mengurangi berbagai ancaman yang mungkin melingkupi perusahaan. Strategi WT adalah strategi untuk mengurangi kelemahan guna
meminimalisir ancaman yang ada.
Faktor Internal Faktor Eksternal
STRENGTHS S
Daftar Kekuatan : Dst
WEAKNESS W
Daftar Kelemahan : 1.
.. 2.
... dst
OPPORTUNITIES O
Daftar Peluang: dst
Strategi SO
Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang:
Dst
Strategi WO
Atasi Kelemahan dengan memanfaatkan peluang :
dst
THREATS T
Daftar Ancaman : dst
Strategi ST
Gunakan kekuatan untuk mengurangi ancaman
Dst
Strategi WT
Mengurangi kelemahan guna
meminimalisir ancaman:
dst
Sumber : David .
Gambar 3. Matriks SWOT
d. Analytical Hierarchy Proscess AHP
Proses Hierarki Analitik Analytical Hierarchy Process atau AHP adalah suatu model yang luwes yang memberikan kesempatan bagi
perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-
masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Proses ini juga memungkinkan orang menguji kepekaan hasilnya terhadap
perubahan informasi Saaty, 1993.
Terdapat tiga prinsip dasar Proses Hierarki Analitik : 1.
Menggambarkan dan menguraikan secara hierarkis yang kita sebut menyusun secara hierarkis, yaitu memecah-mecah persoalan menjadi
unsur –unsur yang terpisah.
2. Perbedaaan prioritas dan sintesis, yang kita sebut penetapan prioritas,
yaitu menentukan peringkat elemen –elemen menurut relative
kepentingan. 3.
Konsistensi logis, yaitu menjamin bahawa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkat sesuai dengan suatu
kriteria yang logis.
Sekilas Tentang Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah LPDB
– KUMKM
Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah LPDB-KUMKM merupakan lembaga yang dibentuk oleh
Kementerian Koperasi dan UKM untuk melaksanakan pengelolaan dana bergulir untuk pembiayaan KUMKM antara lain berupa pinjaman dan bentuk pembiayaan
lainnya yang sesuai dengan kebutuhan KUMKM, dimana ketentuan mengenai kriteria KUMKM ditetapkan oleh LPDB-KUMKM. LPDB-KUMKM dibentuk
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor 19.4PerM.KUKMVII2006 pada tanggal 18 agustus 2006.
Peraturan penyaluran pinjamanpembiayaan dana bergulir sesuai dengan petunjuk teknis yang dikeluarkan Direksi LPDB-KUMKM yang diberikan sesuai
persyaratan, ketentuan pinjamanpembiayaan serta analisa kelayakan usaha. Berdasarkan Petunjuk Teknis Pemberian PinjamanPembiayaan LPDB-KUMKM,
dana bergulir tersebut disalurkan kepada koperasi, lembaga perantara Koperasi Sekunder, Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
maupun langsung ke UKM dalam rangka mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pengertian Badan Layanan Umum berdasarkan Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, yaitu :
“Instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang danatau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas”. Apabila dikelompokan menurut jenisnya, BLU terbagi menjadi 3 tiga
kelompok, yang terdiri dari : 1.
BLU yang kegiatannya menyediakan barangjasa meliputi rumah sakit, lembaga pendidikan, penyiaran, dll.
2. BLU yang kegiatannya mengelola wilayah atau kawasan meliputi otorita
pengembangan wilayah dan kawasan ekonomi terpadu kapet. 3.
BLU yang kegiatannya mengelola dana khusus meliputi pengelolaan dana bergulir, dana UKM, penerusan pinjaman dan tabungan pegawai.
Badan Layanan Umum BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang danatau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi
dan produktivitas. BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktifitas, dan panenerapan praktek bisnis
yang sehat. Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah LPDB-KUMKM merupakan satuan kerja dari kementerian
koperasi dan UKM yang menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU, yang memiliki tugas pokok dalam pengelolaan dana bergulir, antara lain :
1. Melaksanakan penghimpunan , pengalihan dan pengembalian dana bergulir
yang berasal dari pinjaman program dana berrgulir Kementerian Koperasi dan UKM dan penyaluran pinjamanpembiayaan yang telah dijalankan
LPDB-KUMKM.
2. Melaksanakan pemberian pinjamanpembiayaan kepada Koperasi dan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah KUMKM dengan atau tanpa lembaga perantara, baik Lembaga Keuangan Bank LKB, maupun Lembaga
Keuangan Bukan Bank LKBB.
3. Melaksanakan pemberian bentuk pinjaman lainnya bagi KUMKM sesuai
kebutuhan KUMKM
Dana Bergulir
Pengertian Dana Bergulir berdasarkan Permenkeu Nomor 218PMK.5 2009 adalah dana yang dialokasikan Kementerian NegaraLembagaSatuan
Kerja Badan Layanan Umum untuk kegiatan perkuatan modal usaha bagi koperasi, usaha mikro, kecil, menengah dan usaha lainnya yang berada dibawah
pembinaan Kementerian NegaraLembaga.
Dalam buletin teknis “Standar Akutansi Pemerintahan Nomor hal - ” disebutkan bahwa dana bergulir merupakan dana yang dipinjamkan untuk
dikelola dan digulirkan kepada masyarakat oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran yang bertujuan meningkatkan ekonomi rakyat dan tujuan
lainnya. Adapun karakteristik dari dana bergulir adalah sebagai berikut : a.
Dana tersebut merupakan bagian dari keuangan negaradaerah. Dana bergulir dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
NegaraAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBNAPBD dan luar APBNAPBD misalnya dari masyarakat atau hibah dari luar negeri. Sesuai
dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dana bergulir yang berasal dari luar APBN, diakui sebagai kekayaan
negaradaerah jika dana itu berikan danatau diterima atas nama pemerintahpemerintah daerah.
b. Dana tersebut dicantumkan dalam APBNAPBD danatau laporan
keuangan. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara menyatakan semua pengeluaran negara daerah dimasukkan dalam APBNAPBD. Oleh sebab itu alokasi anggaran untuk
dana bergulir harus dimasukkan ke dalam APBNAPBD. Pencantuman alokasi anggaran untuk dana bergulir dapat dicantumkan dalam
APBNAPBD awal atau revisi APBNAPBD APBN-P atau APBD Perubahan
c. Dana tersebut harus dikuasai, dimiliki danatau dikendalikan oleh Pengguna
AnggaranKuasa Pengguna Anggaran PAKPA. Pengertian dikuasai danatau dimiliki mempunyai makna yang luas yaitu
PAKPA mempunyai hak kepemilikan atau penguasaan atau dana bergulir, sementara
dikendalikan maksudnya
adalah PAKPA
mempunyai kewenangan dalam melakukan pembinaan, monitoring, pengawasan atau
kegiatan lain dalam rangka pemberdayaan dana bergulir. d.
Dana tersebut merupakan dana yang disalurkan kepada masyarakat ditagih kembali dari masyarakat dengan atau tanpa nilai tambah, selanjutnya dana
disalurkan kembali kepada masyarakatkelompok masyarakat demikian seterusnya bergulir.
e. Pemerintah dapat menarik kembali dana bergulir.
Dana yang digulirkan oleh pemerintah dapat ditagih oleh Kementerian NegaraLembaga baik untuk dihentikan pergulirannya atau akan digulirkan
kembali kepada masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas peran dana bergulir adalah manfaat yang diberikan oleh adanya kegiatan dana bergulir yang dilakukan oleh
PemerintahLembaga yang dapat memberikan pengaruh dalam mencapai harapan- harapan dari penerima dana bergulir.
Non Performing Loan NPL Kredit Bermasalah
Definisi kredit bermasalah menurut Dahlan 2005:358 adalah Pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan danatau
faktor ekternal diluar kemampuan kendali debitur.Secara ilmiah perhitungan dari NPL dapat ditentukan dengan menggunakan perhitungan NPL Gross dan NPL
Nett.
LPDB-KUMKM tidak mengenal dengan istilah NPL Non Performing Loan tetapi digunakan istilah Klasifikasi Dana Bergilir Bermasalah KDBB.
Perbedaan NPL pada lembaga keuangan bank LKBB dan lembaga keungan bukan bank LKBB dengan LPDB-KUMKM adalah seperti Tabel 2.
Tabel 2. Perbedaan kriteria kredit bermasalah di LKB dan LKBB dengan LPDB- KUMKM
Kategori LKB dan LKBB
LPDB-KUMKM
Perhitungan Besaran Membandingkan
antara outstanding kredit bermasalah
dengan outstanding pinjaman Membandingkan
tunggakan pinjaman dengan outstanding
pinjamanpembiayaan Klasifikasi Pinjaman
Kolektibilias 1 : lancar Kolektibilitasn 2 : Kurang
lancar Kolektibilitas 3 : Dalam
Perhatian Khusus
Kolektibiltas 4 : Diragukan Kolektibilitas 5 : Macet
Klasifikasi A : Lancar Klasifikasi B : Lancar
dengan Catatan Klasifikasi C : Kurang lancar
Kladifikasi D : Diragukan Klasifikasi E : Dalam
perhatian Khusus
Klasifikasi F : Macet
Toleransi NPL Maksimal 5
Maksimal 15 Peraturan dan Ketentuan
Peraturan Bank Indonesia Peraturan Menteri Keuangan
Menteri Koperasi dan UKM dan Peraturan Direksi.
Sumber : PBI No. 15 2 PBI2013 dan PerDir : 26PERLPDB2011 dan Addendum PerDir No.13PerLPDB2012
Klasifikasi
Prosedur Operasional Stardar LPDB-KUMKM nomor: 26PERLPDB2011 yang di addendum nomor: 13PERLPDB2012 menjelaskan bahwa klasifikasi
adalah suatu penggolongan kualitas pengembalian pokok pinjamanpembiayaan dan atau pembayaran tarifimbal jasa dari pinjamanpembiayaan yang diberikan
oleh LPDB-KUMKM dengan tujuan untuk mengetahui kualitas dan kondisi dari pinjamanpembiayaan yang telah diberikan, sehingga apabila terjadi permasalahan
atas pinjamanpembiayaan tersebut dapat diambil tindakan penyehatan dan atau penyelamatan.
Klasifikasi pinjamanpembiayaan dikelompokkan sebagai berikut : a.
Klasifikasi “A” Lancar PinjamanPembiayaan tersebut berada dalam kondisi lancar tanpa tunggakan
atau mempunyai tunggakan tidak lebih dari 30 hari pengembalian kewajiban pokok danatau pembayaran kewajiban TarifImbal jasa
b. Klasifikasi “B” Lancar dengan Catatan
PinjamanPembiayaan tersebut berada dalam kondisi mempunyai tunggakan tidak lebih dari 60 hari pengembalian kewajiban pokok danatau pembayaran
kewajiban TarifImbal Jasa.
c. Klasifikasi “C” Kurang Lancar
PinjamanPembiayaan tersebut berada dalam kondisi mempunyai tunggakan tidak lebih dari 90 hari pengembalian kewajiban pokok danatau pembayaran
kewajiban TarifImbal Jasa
d. Klasifikasi “D” Diragukan
PinjamanPembiayaan tersebut berada dalam kondisi mempunyai tunggakan tidak lebih lebih dari 120 hari pengembalian kewajiban pokok danatau
pembayaran kewajiban TarifImbal Jasa
e. Klasifikasi “E” Dalam Perhatian Khusus
PinjamanPembiayaan tersebut berada dalam kondisi mempunyai tunggakan lebih dari 120 hari pengembalian kewajiban pokok danatau pembayaran
kewajiban TarifImbal Jasa
f. Klasifikasi “F” Macet
Pinjamanpembiayaan tersebut berada dalam kondisi mempunyai tunggakan lebih dari 120 hari pengembalian kewajiban pokok danatau pembayaran
kewajiban TarifJasa dan sudah tidak dapat dikembalikandibayar serta telah diputuskan oleh Komite Remedial utuk diserahkan kepada Panitia Urusan
Piutang Negara PUPN.
Dalam rencana bisnis LPDB-KUMKM tahun 2009-2014 porsi pembiayan yang dalam kategori klasifikasi macet diberikan tingkat toleransi sebesar 15.
Klasifikasi macet ini adalah klasifikasi „F” dimana mitra telah di limpahkan penanganan penyelesaian piutang melalui Panitia Urusan Piutang Negara PUPN
Penagihan Maksimal
Prosedur Operasional Stardar LPDB-KUMKM nomor: 26PERLPDB2011, penagihan maksimal adalah upaya-upaya atau langkah-langkah yang dilakukan
dalam rangka melakukan penagihan kepada mitra LPDB-KUMKM agar mitra LPDB-KUMKM memenuhi pengembalian kewajiban pokok danatau tarif
layananimbal jasa. Penagihan maksimal dapat dilakukan dengan tahapan :
a. Penagihan melalui telepon
Penagihan melalui telepon secara intensif bila mana pengembalian kewajiban pokok danatau tarifimbal jasa dari mitra sudah lewat beberapa hari tetapi
belum dilakukan pembayaran
b. Penagihan Surat
Penagihan melalui surat untuk mengingatkan atau menegur mitra yang belum membayar kewajiban pokok danatau taarifimbal jasa yang jatuh tempo.
Apabila kewajiban pokok danatau tarifimbal jasa tersebut belum dibayar
stelah maksimal 14 hari kalender surat dikirimkan maka dapat dikirimkan lagi surat dengan teguran yang lebih keras.
c. Kunjungan Lapangan
Melakukan kunjungan kealpangan untuk mengetahui akar permasalahan dan kondisi terkini. Apabila setelah kunjungan mitra masih tidak melakukan
kewajibannya, maka segera dilakukan tindakan remedial.
1. Penyehatan
Prosedur Operasional Stardar LPDB-KUMKM nomor: 26PERLPDB 2011, penyehatan adalah upaya memperbaiki kualitas pinjamanpembiayaan
dalam rangka meningkatkan kelancaran pembayaran atau pelunasan pinjamanpembiayaan. Upaya penyehatan dapat ditempuh dengan :
a. Penjadwalan kembali Reschedulling adalah suatu upaya untuk melaukan
perubahan atas jadwal pembayaran dan atau jangka waktunya dari pinjamanpembiayaan
b. Pensyaratan kembali Reconditioning adalah suatu upaya untuk melakukan
perubahan sebagian atau seluruh syarat dari pinjamanpembiayaan atau tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu danatau
pensyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut perubahan atau penambahan plafond pinjamanpembiayaan.
c. Penataan kembali Restructuring adalah suatu upaya untuk melakukan
perubahan ketentuan dan persyaratan dari pinjamanpembiayaan yang menyangkut penambahan plafond pinjamanpembiayaan, konversi seluruh
atau sebagian
tunggakan tarifimbal
jasa menjadi
pokok pinjamanpembiayaan baru yang dapat disertai dengan perubahan tarifimbal
jasa atau penjadwalan kembali namun tidak diperkenankan untuk diubah menjadi penyertaan dalam perusahaan Mitra LPDB-KUMKM.
2.
Penyelamatan
Prosedur Operasional Stardar LPDB-KUMKM nomor: 26PERLPDB2011, penyelamatan adalah upaya meminimalisasi kerugian aset LPDB-KUMKM dari
mitra LPDB-KUMKM yang sudah tidak memiliki prospek usaha danatau tidak memiliki itikad baik dengan berpedoman kepada peraturan perundangan yang
berlaku. Upaya penyelamatan dilakukan dengan langkah-langkah :
a. Musyawarah untuk mencapai mufakat mediasi
b. Apabila upaya mediasi tidak tercapai, maka dilakukan tindakan secara hukum
c. Pelimpahan penanganan pada Panitia Urusan Piutang Negara PUPN
3.
Penghapusan Piutang
Prosedur Operasional Stardar LPDB-KUMKM nomor: 26PERLPDB2011, penghapusan piutang adalah penghapusan pencatatan atau Hapus Buku bersyarat
danatau hak tagih mutlak terhadap pinjamanpembiayaan LPDB-KUMKM. Dari pengertian tersebut penghapusan piutang terbagi 2 yaitu :
a. Penghapusan piutang bersyarat adalah penghapusan piutang LPDB-KUMKM
dari pembukuan tanpa menghapuskan hak tagih.
b. Penghapusan piutang mutlak adalah penghapusan hak tagih atas piutang
LPDB-KUMKM stelah memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan.
Kajian Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang dijadikan acuan disusun berdasarkan metode analisis dan temuannya dimuat pada Tabel 3.
Tabel 3. Daftar Penelitian yang Terdahulu yang Relevan Nama
Peneliti Variabel
Alat Analisis Kesimpulan
Sukarno dan Syaichu
1. Rasio keuangan 2. Kinerja pemberian kredit
Metode regresi linier
Capital Adiquency
Ratio CAR
berpengaruh positif
dan signifikan terhadap ROA, Loan to Deposit
Ratio LDR
berpengaruh positif
dan signifikan terhadap ROA,Non Performing
Loan
NPL berpengaruh
positif tidak
signifikan terhadap ROA,
Debt to Equity Ratio DER
berpengaruh negatif
tidak signifikan
terhadap ROA, Biaya Operasional
tehadap Pendapatan
Operasional BOPO
berpengaruh negatif
dan siginfikan terhadap ROA
Putra 1.
Kredit Macet 2.
Dampak Kredit Macet
3. Penanganan
Kredit macet Penelitian studi
kasus dengan
pendekatan kualitatif
1 Penyebab terjadinya kredit macet pada PT.
BPR Kapal
Basak Pursada,
terdapat empat faktor penyebab
yang ditemukan yaitu: a
kurangnya ketelitian dari pihak
petugas dalam analisa pemberian kredit, b
itikad tidak baik dari petugas PT BPR Kapal
Basak
Pursada, c
kurangnya sistem
pengawasan kredit, d penurunan
kondisi ekonomi. 2 Dampak
dari kredit
macet
terhadap PT. Kapal Basak Pursada Cabang
Singaraja terdapat lima dampak yang paling
dirasakan yaitu : 1 pendapatan menurun,
2
perputaran kas
menjadi terganggu, 3 tingkat kesehatan bank
menurun, 4 modal bank menurun,dan 5
turunnya kepercayaan masyarakat.3
Upaya yang dilakukan untuk
mengatasi kredit macet pada PT. Kapal Basak
Pursada Cabang
Singaraja antara
lain,1 restructuring
Penataan ulang, 2 rescheduling
penjadwalan kembali, 3 penyitaan
jaminan,
dan 4
penghapusan kredit
penghapusan piutang Bustomi
1. Kinerja Kredit
2. Analisis Kredit
3. Kredit Bermasalah
4. Penyelamatan
kredit Metode penelitian
deskriptif studi
kasus Kredit
bermasalah terjadi
karena minimnya pembinaan.
Cara penyelamatan
kredit dapat dilakukan dengan
tindandakan penghapusan kreditdan
pencatatan extracomptabel
terhadap kewajiban
pembayaran bunga dan penihilan
bunga pinalti.
Rencana lainnya adalah dengan
memperpanjang jangka waktu
pemberian kredit
atau reschedulling.
Putri 1.
Kredit macet 2.
Penyelesaian kredit macet
Metode penelitian deskriptif
Penyelesaian kredit
macet di PT Bank Mandiri
dapat dilakukan melalui dua
jalur yaitu jalur litigasi yaitu
dengan jalur
mengajukan gugatan
pada pengadilan negeri
atau pengadilan niaga sebagai
alternatif terakhir dan jalur non
litigasi yaitu dilakukan dengan
cara reschedulling,
resctructring dan
reconditioning. Krestiantoro
1. Penyelesaian
Kredit Macet 2.
Eksekusi jaminan kredit
1. Metode
pendekata n Yuridis
Empiris 2.
Metode penelitian
Deskriptif analisis
Faktor-faktor penyebab kredit
bermasalah dapat meliputi faktor
internal bank seperti rendahnya kemampuan
atau ketajaman bank melakukan
analisis kelayakan permintaan
kredit yang diajukan oleh debitor, lemahnya
sistem informasi,
pengikatan jaminan
kredit yang
tidak sempurna
sedangkan faktor
ekternal meliputi
kehgagalan usaha
debitor, menurunnya kegiatan
ekonomi dan tingginya suku
bunga, pemanfaaatan
iklim persaingan
dunia perbankan yang tidak
sehat oleh debitor yang tidak
bertanggung jawab dan musibah
yang menimpa
perusahaan. Kemas
Danial 1.
Perilaku Manajer 2.
Budaya Organisasi 3.
Kopetensi Pegawai 4.
Komitmen organisasi 5.
Efektivitas usaha Metode penelitian
deskriptif dan
Verifikatif Perilaku
manajer, budaya organisasi dan
kompetensi bila
melalui komitmen
organisasi berpengaruh paling besar terhadap
efektivitas usaha
koperasi mitra LPDB- KUMKM.
Konstruk dimensi yang paling
dominan dari perilaku manajer
adalah tindakan
membuat keputusan,
memberi dan mencari informasi.
Sedangkan untuk
variabel budaya
organisasi adalah
integritas organisasi,
variabel kompetensi
adalah kompetensi
mempengaruhi, komitmen continuous,
dan konstruk dimensi atau variabel efektifitas
usaha adalah finansial.
Penelitian terdahulu yang digunakan untuk perbandingan dan pedoman dalam penelitian ini akan memberikan gambaran baik perbedaan maupun
persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan. Pada penelitian ini berfokus pada penanganan kredit khususnya kredit dari pemerintah
yang dikenal dengan dana bergulir. Penelitian sebelumnya lebih pada penelitian yang dilakukan pada lembaga keuangan perbankan.
Penelitian ini difokuskan pada kredit pemerintah kepada Koperasi dan UKM yang memiliki risiko kegagalan besar dengan tujuan adanya azas
pemberdayaan. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan dengan penelitian sebelumnya dimana unsur pemberdayaan menjadi salah satu komponen dalam
pemberian kredit pemerintah karena objek penelitian ini yaitu LPDB-KUMKM merupakan lembaga pemerintah yang memberikan pinjaman kepada KUMKM
yang memiliki potensi usaha besar tetapi tidak memiliki kesanggupan dalam memenuhi persyaratan kredit lembaga keuangan.