PENDAHULUAN Strategi Penanganan Dana Bergulir Bermasalah Di Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil Dan Menengah
                                                                                daya  tahannya  dalam  menghadapi  situasi  yang  sulit.  Namun  permasalahan permodalan  tampaknya  masih  menjadi  ganjalan  utama  pengembangan  KUMKM
dimana kemampuan pemupukan modalnya relatif masih sangat rendah, dan akses KUMKM  terhadap  sumber-sumber  permodalan  dan  pembiayaan  juga  masih
sangat  terbatas.  Kondisi  ini  telah  membelit  KUMKM  sebagai  pelaku  ekonomi yang terus menerus berada pada posisi marginal.
Dalam  rangka  meningkatkan  permodalan  dan  memperluas  akses pembiayaan,  maka  diperlukan  langkah-langkah  yang  sistematis  dan  terintegrasi.
Oleh  karena  itu,  kementerian  Koperasi  dan  UKM    membentuk  Lembaga Pengelola  Dana  Bergulir  Koperasi,  dan  Usaha  Mikro  Kecil  dan  Menengah
LPDB-KUMKM  yang  bertugas  mengelola  dana  bergulir,  untuk  disalurkan kembali  dalam  bentuk  pinjamanpembiayaan  kepada  KUMKM  dengan
menerapkan Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum BLU.
Target  penyaluran dana  bergulir tahun  anggaran  2014 adalah sebesar Rp. triliun  dengan  sasaran  Mitra  Koperasi  sebanyak       mitra,  Non  Koperasi
sebanyak mitra  dengan target kepada end user UMKM sebanyak
mitra  UKM.  Di  samping  target  penyaluran,  LPDB-KUMKM  juga  menargetkan Non  Performing  Loan  NPL  atau  tingkat  Klasifikasi  Dana  Bergulir  Bermasalah
KDBB  maksimal  sebesar dimana  hingga  agustus  2014  tingkat  KDBB
sebesar  7.60.  Dari  tahun  2010  hingga  Agustus  2014  jumlah  kumulatif penyaluran  pinjamanpembiayaan  dana  bergulir  yang  telah  dicairkan  adalah
sebesar  Rp. ,-    yang  disalurkan  kepada         Mitra  dengan
rincian : Koperasi Primer,  9 Koperasi Sekunder,    PMV,    Perbankan,
dan UKM strategis  Data Divisi Perencanaan, LPDB- KUMKM
Dalam  rencana  stategis  bisnis  LPDB-KUMKM  pada  tahun  2010-2014 dijabarkan  bahwa  ukuran  kinerja  LPDB-KUMKM  dapat  dikategorikan  dengan
tepat  sasaran,  tepat  pembiayaan,  tepat  biaya  dan  tepat  pengembalian.  Untuk meningkatkan  efektivitas  pengembalian  dana  bergulir  tepat  pengembalian
LPDB-KUMKM  memiliki  target  bahwa  porsi  pembiayaan  usaha  dengan klasifikasi  macet  adalah  sebesar  15  di  mana  posisi  KDBB  per  agustus  2014
sebesar  7.6    artinya  potensi  tingkat  KDBB  akan  dapat  mencapai  dan  melebihi dari  target  yang  ditentukan.  Oleh  karena  itu,  penelitian  perlu  dilakukan  untuk
memperoleh strategi yang tepat dalam  menangani dana bergulir yang bermasalah.
Rumusan Masalah
Laporan  kinerja  LPDD-KUMKM  tahun  2013  dijabarkan  bahwa  mitra LPDB-KUMKM  yang  dilayani  hingga  saat  ini  adalah  sebanyak  2.802  mitra
dengan  total  dana  yang  disalurkan  sebesar  Rp Untuk  mitra
yang  dilayani  oleh  LPDB-  KUMKM  dalam  klasifikasi  dana  bergulir  bermasalah adalah dengan rincian pada Tabel 1.
Dari  rincian  klasifikasi  tersebut  dapat  dilihat  bahwa  klasifikasi  dana bergulir  bermasalah  mengalami  peningkatan  setiap  tahunnya.  Dalam  rencana
strategis  LPDB –KUMKM  tahun  2009-20014  menetapkan  bahwa  tingkat
kemacetan LPDB-KUMKM paling tinggi sebesar 15 sedangkan hingga Agustus tingkat  klasifikasi  dana  bergulir  bermasalah  sudah  mencapai  7.60
meskipun  ini  berdasarkan  tunggakan,  akan  tetapi  nilai  tersebut  dipastikan  akan meningkat bila tidak ada penanganan tunggakan pinjamanpembiayaan mitra.
Tabel 1. Rekapitulasi Dana Bergulir Bermasalah KDBB
No Tahun
Total Dana Bergulir Outstanding Rp
Tunggakan Rp Persentase
Berdasarkan Tunggakan
1 2011
1.618.155.970.271 Rp
1.229.226.349.661 Rp
7.252.435.463 Rp
0,59 2
2012 2.689.918.463.271
Rp 1.715.963.871.233
Rp 73.786.446.463
Rp 4,30
3 2013
4.116.763.694.971 Rp
2.386.806.554.903 Rp
98.813.791.373 Rp
4,14 4
Agust-14 4.746.236.196.531
Rp 2.537.988.529.437
Rp 192.831.764.775
Rp 7,60
Sumber: Laporan Divisi Monitoring dan Pengkajian  LPDB-KUMKM
Dalam merespon kondisi diatas, diperlukan strategi yang tepat agar tujuan menjaga  kelancaran  pinjamanpembiayaan    LPDB-KUMKM    dan  target  LPDB-
KUMKM dalam hal  tepat  pengembalian dapat  tercapai.  Strategi  yang tepat  akan dapat  menjaga  tingkat  kelancaran  dana  bergulir  LPDB-KUMKM  sehingga  dapat
di  gulirkan  kembali  kepada  mitra  yang  belum  terlayani.  Dari  penjabaran  diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana  kondisi  dana  bergulir  bermasalah  dan  langkah  yang  dilakukan
LPDB-KUMKM untuk mengatasinya? 2.
Bagaimana alternatif strategi yang dapat digunakan dalam rangka penanganan dana bergulir bermasalah di LPDB-KUMKM ?
3. Alternatif-  alternatif  strategi  mana  yang  dapat  digunakan  sebagai  prioritas
dalam penanganan dana bergulir bermasalah di LPDB-KUMKM?
Tujuan
Dalam  rangka  penanganan  dana  bergulir  bermasalah  diperlukan  strategi yang  tepat  agar  target  kinerja  tepat  pengembalian  dapat  dicapai  dengan  baik.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan : 1.
Menganalisis  kondisi  dana  bergulir  bermasalah  dan  langkah  yang  dilakukan oleh LPDB-KUMKM saat ini.
2. Menyusun  alternatif-alternatif  strategi  dalam  rangka  penanganan    dana
bergulir bermasalah. 3.
Menentukan prioritas strategi penanganan dana bergulir bermasalah.
Manfaat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat berikut : 1.
Penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  informasi  dan  solusi  dalam rangka penanganan dana bergulir bermasalah di LPDB-KUMKM.
2. Hasil  penelitian  ini  dapat  dijadikan  literatur  bagi  pihak-pihak  Lembaga
lainnya  yang  bergerak  di  bidang  keuangan  dalam  rangka  menangani  piutang bermasalah.
3. Bagi  penulis,  dengan  penelitian  ini  akan  mendapatkan  langsung  dalam
melakukan  identifikasi  masalah,  menganalisa  dan  merumuskan  alternatif strategi,  serta  pengambilan  keputusan  dalam  sebuah  kasus  nyata  dilapangan
sesuai dengan pengetahuan dan teori yang didapat pada perkuliahan.
4. Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut dan sebagai sumbangsih bagi ilmu
pengetahuan.
Ruang Lingkup
Ruang  lingkup  dalam  penelitian  difokuskan  pada  penanganan  dana bergulir  bermasalah  pada  provinsi  yang  memiliki  tingkat  dana  bergulir
bermasalah  yang  cukup  tinggi    serta  mitra  yang  dijadikan  sampel  penelitian merupakan mitra yang mendapatkan fasilitas dana bergulir LPDB-KUMKM.
. TINJAUAN  PUSTAKA Strategi
Strategi  adalah  tujuan  jangka  panjang  dari  suatu  perusahaan  serta pendayagunaan  dan  alokasi  sumber  daya  yang  penting  untuk  mencapai  tujuan
tersebut.  Istilah  strategi  berasal  dari  terminologi  militer  yang  berarti  siasat. Strategi  digunakan  oleh  militer  untuk  mendeskripsikan  cara-cara  atau  jalan  yang
akan  di  tempuh  untuk  mengalahkan  musuh.  Para  ahli  manajemen  bisnis mengadopsi  kata  strategi  ini  untuk  mencapai  kinerja  puncak  dalam  rangka
mengungguli  persaingnya.  Dengan  memasukan  kata  strategi  dalam  konteks manajemen  bisnis,  para  ahli  manajemen  bisnis  telah  memunculkan  istilah  baru
yang dikenal dengan manajemen strategik Hubeis dan Najib, 2008.
Menurut  David  2004,  strategi  yang  banyak  di  kenal  dalam mengembangkan,  mempertahankan  dan  meningkatkan  daya  saing  perusahaan
adalah : 1.
Restrukturisasi dan Re – Engineering a.
Restrukturisasi adalah mengurangi atau menyesuaikan ukuran perusahaan dalam  pengertian  jumlah  karyawan,  jumlah  divisi  atau  unit  dan  tingkat
hirarki dalam struktur organisasi perusahaan. b.
Re- Enginering adalah konfigurasi ulang atau desain ulang pekerjaan tugas dan  proses-proses  untuk  tujuan  meningkatkan  effisiensi  biaya,  mutu,
layanan  dan  kecepatan.  Re-engenering  tidak  mempengaruhi  struktur  atau bagian organisasi ataupun pemecatan atau kehilangan pekerjaan.
2. Strategi Fokus
a. Keunggulan  biaya.  Pada  konsep  iniperusahaan  bersiap  menjadi  produsen
berbiaya  terendah  dalam  industri  dengan  memberikan  harga  jual  yang lebih rendah dengan nilai dan mutu yang sama dengan produk pesaing
b. Difrensiasi  produk  artinya  perusahaan  tertentu  mempunyai  identifikasi
merek    dan  loyalitas  pelanggan,  yang  disebabkan  oleh  periklanan, pelayanan  pelanggan,  perbedaaan  produk  di  masa  lampau  atau  sekedar
perusahaan pertama yang memasuki industri.
3. Strategi Intensif
a. Pengembangan  produk  adalah  strategi  perusahaan  dengan  meningkatkan
penjualan  melalui  perbaikan  produk  atau  jasa  saat  ini  atau mengembangkan produk atau jasa baru.
b. Penetrasi  pasar  yaitu  strategi  perusahaan  yang  ditujukan  untuk
meningkatkan  pangsa  pasar  atas  produkjasa  yang  ada  dengan meningkatkan  usaha-usaha  pemasaran  secara  intensif.  Strategi  ini
dilakukan  ketika  industri  sedang  tumbuh  sementara  pesaing  mengalami penurunan.
c. Pengembangan pasar adalah strategi perusahaan dengan memperkenalkan
produkjasa saat ini kepasar-pasar yang baru. Strategi ini dilakukan ketika jaringan distribusi tersedia.
4. Integrasi
a. Integrasi ke depan
Strategi  perusahaan  dalam  mencari  kepemilikan  atau  meningkatkan kontrol atas distributor atau pengencer. Strategi ini digunakan ketika jalur
distribusi  yang  ada  sangat  mahal,  mutu  terbatas  dan  tidak  dapat mendistribusikan produk dengan cepat.
b. Integrasi kebelakang
Didefinisikan sebagai strategi perusahaan yang mencari kepemilikian atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Tujuan strategi ini adalah
memastikan  bahwa  pasokan  produk  yang  dibutuhkan  dapat  memenuhi sesuai dengan spesifikasi dan jumlah yang dibutuhkan.
c. Integrasi  horizontal  dapat  didefinisikan  sebagai  strategi  perusahaan  yang
mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas  pesaing. Strategi ini dapat  digunakan  ketika  perusahaan  bersaing  di  industri  yang  sedang
berkembang  dengan  demikian  integrasi  ini  meningkatkan  skala  ekonomi untuk mendukung keunggulan bersaing.
5. Strategi Pemasaran
a. Segmentation
Didefinisikan  sebagai  upaya  untuk  mengelompokkan  pasar  dalam klarifikasi  yang  homogeny.  untuk  menciptakan  segmentasi  pasar
perusahaan dapat melihat berdasarkan karakteristik demografi, psikografi, geografi ataupun perilaku pembelian konsumen.
b. Targeting
Merupakan  cara  memilih  atau  menentukan  target  pasar  yang  dimasuki perusahaan
c. Positioning
Untuk  menentukan  ekspektasi  dan  keinginan  konsumen.  Positioning adalah  pengembangan  skema  representative  yang  mencerminkan
produkjasa  yang  dibandingkan  dengan  pesaing  dalam  dimensi  yang penting bagi kesuksesan perusahaan.
6. Diversifikasi
a. Diversifikasi konsentrik adalah strategi yang dilakukan perusahaan dengan
cara  menambah  produkjasa  baru  yang  masih  berkaitan  dengan produkjasa  lama.  Perusahaan  dapat  menggunakan  strategi  ini  ketika
bersaing  di  industri  yang  tidak  tumbuh  atau  pertumbuhannya  lambat, sementara produk yang telah mengalami tahap penurunan. Inti strategi ini
adalah  bagaimana  mengelola  pelanggan  yang  selama  ini  ada  dengan menawarkan produk
– produk baru yang masih berhubungan. b.
Diversifikasi Konglomerat adalah strategi perusahaan yang menambahkan produkjasa  yang  tidak  berkaitan  dengan  produkjasa  lama.  Perusahaan
dapat  menggunakan  strategi  ini  ketika  pasar  untuk  produk  yang  ada cenderung  mengalami  stagnasi  atau  bahkan  penurunan  karena  telah
melalui titik jenuh.
c. Diversifikasi  Horizontal  adalah  strategi  perusahaan  yang  menambahkan
produkjasa  baru  yang  tidak  berkaitan  untuk  memuaskan  pelanggan  yang sama.  Strategi  ini  dilakukan  ketika  penawaran  produk  baru  diperkirakan
atau  meningkatkan  penerimaan  produk  yang  sudah  ada  dan  jaringan distribusi  yang  dapat  digunakan  untuk  memasarkan  produk  baru  kepada
pelanggan yang sudah ada.
Manajemen Strategik
Manajemen  strategik  didefinisikan  sebagai  seni  dan  pengetahuan  untuk merumuskan,  mengimplementasikan  dan  mengevaluasi  keputusan  lintas
fungsional  yang  membuat  organisasi  mampu  mencapai  objektifnya.  Oleh  karena itu,  manajemen  strategik  adalah  seperangkat  keputusan  dan  tindakan  manajerial
yang menentukan kinerja organisasi  dalam jangka panjang. Manajemen strategik merupakan  kumpulan  keputusan  dan  tindakan  hasil  rumusan  dan  implementasi
pada  rencana  yang  dibuat  dan  tindakan  hasil  rumusan  dan  implementasi  pada rencana  yang  dibuat  untuk  mencapai  tujuan  perusahaan  serta  bagaimana
mengevaluasi  dan  melaksanakan  tindakan  tersebut  demi  tercapainya  tujuan perusahaan,  yang  mencakup  perumusan,  implementasi  dan  evaluasi  rnecana
strategi David, 2009.
Proses  manajemen  strategik  terdiri  dari  tiga  tahapan  utama  yaitu perumusan strategi, implementasi strategi, serta evaluasi dan pengendalian strategi
yang  diawali  dengan  pengamatan  lingkungan  Hubeis  dan  Najib,  2008.  Secara umum skema proses manajemen strategic dapat dilihat pada Gambar 1.
1. Perumusan strategi. Dalam melakukan perumusan strategi perusahaan terdapat
enam langkah yang harus dilakukan adalah, yaitu : a.
Melakukan analisis lingkungan internal b.
Melakukan analisis lingkungan eksternal c.
Mengembangkan visi dan misi yang jelas d.
Menyusun sasaran dan tujuan perusahaan e.
Merumuskan pilihan – pilihan strategi dan memilih strategi yang tepat f.
Menentukan pengendalian 2.
Implementasi  strategi.  Tahapan  ini  merupakan  tahapan  yang  kritis  karena banyak  organisasi  mampu  menyusun  perumusan  strategi  yang  baik.  Namun
tidak  mampu  mengimplementasikannya  dengan  baik.  Implementasi  adalah proses  ketika  rencanan  direalisasikan.  Hal-hal  yang  perlu  dilakukan  oleh
perusahaan dalam mengimplementasikan strategi adalah : a.
Penetapan tujuan tahunan b.
Perumusan kebijakan c.
Motivasi pekerja d.
Alokasi sumber daya 3.
Evaluasi strategi. Hal ini merupakan proses yang ditujukan untuk memastikan apakah  tindakan-tindakan  strategi  yang  dilakukan  perusahaan  sudah  sesuai
dengan  perumusan  strategi  yang  telah  dibuat  atau  diterapkan.  Beberapa  hal yang perlu dilakukan oleh perusahaan adalah :
a. Meninjau kemabali permasalahan internal dan eksternal  yang terjadi saat
ini, apakah terjadi perubahan – perubahan pada saat strategi dirumuskan
b. Adanya  pengukuran  kemampuan  atau  kinerja  perusahaan  dengan
memastikan kembali apakah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan c.
Melakukan perbaikan-perbaikan untuk perkembangan perusahaan d.
Membantu untuk mengembangkan model dimasa yang akan dating
Gambar 1. Skema Proses Manajemen Strategik Strategi Penanganan Kredit Bermasalah
Menurut  Djumhana  dalam  bukunya  yang  berjudul  Hukum  Perbankan  di Indonesia,
penyelesaian secara administrasi perkreditan antara lain sebagai berikut:
1. Penjadwalan  kembali  rescheduling,  yaitu  perubahan  syarat  kredit  yang
menyangkut  jadwal  pembayaran  dan  atau  jangka  waktu  termasuk  masa tenggang, baik meliputi perubahan besarnya angsuran maupun tidak;
2. Persyaratan  kembali  reconditioning,  yaitu  perubahan  sebagian  atau
seluruh  syarat-syarat  kredit  yang  tidak  terbatas  pada  perubahan  jadwal pembayaran,  jangka  waktu,  dan  atau  persyaratan  lainnya  sepanjang  tidak
menyangkut perubahan maksimum saldo kredit dan konversi seluruh atau sebagian dari pinjaman menjadi penyertaan bank;
3. Penataan  kembali  restructuring,  yaitu  perubahan  syarat-syarat  kredit
berupa  penambahan  dana  bank;  danatau  konversi  seluruh  atau  sebagian tunggakan  bunga  menjadi  pokok  kredit  baru,  danatau  konversi  seluruh
atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam perusahaan. Sedangkan, penyelesaian melalui jalur hukum antara lain:
1. Melalui Panitia Urusan Piutang Negara;
2. Melalui badan peradilan;
3. Melalui arbitrase atau Badan Alternatif Penyelesaian Sengke
Perumusan Strategi
David  2009,  teknik  perumusan  strategi  yang  penting  dapat  dipadukan menjadi  kerangka  kerja  pembuatan-pembuatan  keputusan  yang  dilakukan  secara
bertahap.  Untuk  mengenali,  mengevaluasi  dan  memilih  strategi  dapat  dilakukan melalui tiga tahap sebagai berikut :
1. Tahap  pertama  tahap  input  yaitu  meringkas  informasi  input  dasar  yang
diperlukan  untuk  merumuskan  strategi  terdiri  dari  matriks  Ekternal  Faktor Evaluation  EFE,  matriks  Internal  Faktor  Evaluation  IFE  dan  matriks
profil persaingan.
2. Tahap  kedua  tahap  pencocokan  yaitu  memfokuskan  pada  menghasilkan
strategi alternatif  yang layak dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal  terdiri  matriks  threats-oppurtunities-weaknesses-stregthsTOWS,
matriks  strategic  position,  action  and  evaluation  dan  matriks  Boston Consulting Group BCG.
3. Tahap  ketiga  tahap  keputusan  yaitu  pengambilan  keputusan  dengan
menggunakan  teknik  Quantitative  Strategic  Planning  Matrix  QSPM. Teknik  ini  menggunakan  informasi  dari  tahap  1  untuk  secara  sasaran
mengevaluasi strategi alternatif layak yang di identifikasi pada tahap 2 QSPM mengungkapkan  daya  tarik  relatif  dari  strategi  alternatif  dan  menjadi  dasar
untuk  memilih  strategi  spesifik.  Berikut  disajikan  kerangka  kerja  analitis perumusan strategi pada Gambar
.   EFE,  IFE  dan  Competitive  Profile
Matrix CPM
  Matriks  SWOT  dan  Internal  Ekternal IE
  QSPM
Sumber : David
Gambar 2.  Kerangka Kerja Analisis Perumusan Strategi
a. Evaluasi Faktor Ekternal
Tujuan  dari  analisa  faktor  eksteral  perusahaan  adalah  mengenali peubah kunci lingkungan eksternal perusahaan yang menawarkan respon
yang  dapat  dilakukan.  Matriks  evaluasi  faktor  eksternal  merupakan  alat yang  digunakan  untuk  menganalisa  faktor  eksternal  perusahaan.  Dalam
matriks  EFE  dilakukan  penilaian  dengan  cara  pembobotan  dan  skoring terhadap  faktor-faktor  ekternal  yang  menjadi  peluang  ataupun  ancaman
bagi  perusahaan.  Dengan  menggunakan  matriks  EFE  perusahaan  dapat mengetahui  posisi  perusahaan  dengan  memperoleh  informasi  nilai
peluang dan ancaman ekternal terhadap perusahaaan.
1. Tahap Input
2. Tahap Pencocokan
3. Tahap Pengambilan Keputusan
b. Evaluasi Faktor Internal
Penilaian terhadap faktor-faktor internal dilakukan untuk mengetahui peubah  yang  menjadi  kekuatan  dan  kelemahan  bagi  perusahaan.  Sama
halnya dengan matrik EFE, penilaian internal bertujuan untuk mengenali peubah  kunci  lingkungan  internal  perusahaan  yang  menawarkan  respon
yang  dapat  dilakukan.  Dalam  melakukan  penilaian  dilakukan pembobotan dan skoring terhadap faktor-faktor internal perusahaan yang
selanjutnya  dapat  diketahui  faktor  tersebut  menjadi  kelemahan  atau kekuatan  perusahaan  dan  juga  faktor  yang  paling  berpengaruh  dalam
menentukan keberhasilan perusahaan.
c. Matriks SWOT
Analisis  SWOT  adalah  suatu  cara  untuk  mengidentifikasi  berbagai faktor  secara  sistematis  dalam  rangka  merumuskan  strategi  perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada logika dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman Marimin,2008.
Masing-masing  komponen  penyusunan  SWOT  diartikan  sebagai berikut :
1. Kekuatan :
Adalah  sumberdaya  atau  kapasitas  organisasi  yang  dapat  digunakan secara efektif untuk mencapai tujuan.
2. Kelemahan:
Adalah  keterbatasan,  toleransi,  ataupun  cacat  organisasi  yang  dapat menghambat pencapaian tujuan
3. Peluang:
Adalah situasi mendukung dalam suatu organisasi yang digambarkan dari  kecenderungan  atau  perubahan  sejenis  atau  pandangan  yang
dibutuhkan  untuk  meningkatkan  permintaan  produkjasa  dan memungkinkan organisasi untuk meningkatkan posisinya.
4. Ancaman.
Adalah  situasi  yang  tidak  mendukung  hambatan,  kendala  atau berbagi  unsur  ekternal  lainnya  dalam  lingkungan  organisasi  yang
potensial merusak strategi yang telah disusun sehingga menimbulkan masalah, kerusakan atau kekeliruan.
Matriks  SWOT  adalah  alat  untuk  mencocokan  faktor-faktor  penting
yang  akan  membantu  manajer  mengembangkan  empat  tipe  strategi  yaitu strategi
SO strenght-oppurtunities,
Strategi WO
weakness –
Oppurtunities, strategi ST strenght – threaths dan strategi WT  weakness
–  threanghts.  Strategi  SO  adalah  strategi  yang  digunakan  perusahaan dengan  memanfaatkan  atau  mengoptimalkan  kekuatan  yang  dimiliki  untuk
memanfaatkan sebagai  peluang  yang ada.  Strategi  WO  adalah strategi  yang digunakan  perusahaan  seoptimal  mungkin  meminimalisisr  kelemahan  yang
ada dengan menggunakan berbagai peluang. Strategi ST adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan
untuk mengurangi berbagai ancaman yang mungkin melingkupi perusahaan. Strategi  WT  adalah  strategi  untuk  mengurangi  kelemahan  guna
meminimalisir ancaman yang ada.
Faktor Internal Faktor Eksternal
STRENGTHS S
Daftar Kekuatan : Dst
WEAKNESS W
Daftar Kelemahan : 1.
.. 2.
... dst
OPPORTUNITIES O
Daftar Peluang: dst
Strategi SO
Gunakan  kekuatan  untuk memanfaatkan peluang:
Dst
Strategi WO
Atasi  Kelemahan  dengan memanfaatkan peluang :
dst
THREATS T
Daftar Ancaman : dst
Strategi ST
Gunakan  kekuatan  untuk mengurangi ancaman
Dst
Strategi WT
Mengurangi  kelemahan guna
meminimalisir ancaman:
dst
Sumber : David .
Gambar  3.  Matriks SWOT
d. Analytical Hierarchy Proscess AHP
Proses Hierarki Analitik Analytical Hierarchy Process atau AHP adalah  suatu  model  yang  luwes  yang  memberikan  kesempatan  bagi
perorangan  atau  kelompok  untuk  membangun  gagasan-gagasan  dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-
masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Proses ini juga  memungkinkan  orang  menguji  kepekaan  hasilnya  terhadap
perubahan informasi Saaty, 1993.
Terdapat tiga prinsip dasar Proses Hierarki Analitik : 1.
Menggambarkan  dan  menguraikan  secara  hierarkis  yang  kita  sebut menyusun  secara  hierarkis,  yaitu  memecah-mecah  persoalan  menjadi
unsur –unsur yang terpisah.
2. Perbedaaan prioritas dan sintesis, yang kita sebut penetapan prioritas,
yaitu  menentukan  peringkat  elemen –elemen  menurut  relative
kepentingan. 3.
Konsistensi  logis,  yaitu  menjamin  bahawa  semua  elemen dikelompokkan  secara  logis  dan  diperingkat  sesuai  dengan  suatu
kriteria yang logis.
Sekilas Tentang Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan   Menengah LPDB
– KUMKM
Lembaga  Pengelola  Dana  Bergulir  Koperasi  Usaha  Mikro,  Kecil  dan Menengah  LPDB-KUMKM  merupakan  lembaga  yang  dibentuk  oleh
Kementerian Koperasi dan UKM untuk melaksanakan pengelolaan dana bergulir untuk pembiayaan KUMKM antara lain berupa pinjaman dan bentuk pembiayaan
lainnya  yang  sesuai  dengan  kebutuhan  KUMKM,  dimana  ketentuan  mengenai kriteria  KUMKM  ditetapkan  oleh  LPDB-KUMKM.  LPDB-KUMKM  dibentuk
berdasarkan  Surat  Keputusan  Menteri  Negara  Koperasi  dan  UKM  Republik Indonesia Nomor 19.4PerM.KUKMVII2006 pada tanggal 18 agustus 2006.
Peraturan  penyaluran  pinjamanpembiayaan  dana  bergulir  sesuai  dengan petunjuk teknis yang dikeluarkan Direksi LPDB-KUMKM yang diberikan sesuai
persyaratan,  ketentuan  pinjamanpembiayaan  serta  analisa  kelayakan  usaha. Berdasarkan Petunjuk Teknis Pemberian PinjamanPembiayaan LPDB-KUMKM,
dana  bergulir  tersebut  disalurkan  kepada  koperasi,  lembaga  perantara  Koperasi Sekunder,  Lembaga  Keuangan  Bank  dan  Lembaga  Keuangan  Bukan  Bank
maupun  langsung  ke  UKM  dalam  rangka  mendorong  peningkatan  kesejahteraan masyarakat.
Pengertian  Badan  Layanan Umum  berdasarkan  Undang-undang Nomor  1 tahun  2004  tentang  Perbendaharaan  Negara,  yaitu  :
“Instansi  di  lingkungan Pemerintah  yang  dibentuk  untuk  memberikan  pelayanan  kepada  masyarakat
berupa  penyediaan  barang  danatau  jasa  yang  dijual  tanpa  mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas”. Apabila  dikelompokan  menurut  jenisnya,  BLU  terbagi  menjadi  3  tiga
kelompok, yang terdiri dari : 1.
BLU  yang  kegiatannya  menyediakan  barangjasa  meliputi  rumah  sakit, lembaga pendidikan, penyiaran, dll.
2. BLU yang kegiatannya mengelola wilayah atau kawasan meliputi otorita
pengembangan wilayah dan kawasan ekonomi terpadu kapet. 3.
BLU  yang  kegiatannya  mengelola  dana  khusus  meliputi  pengelolaan dana bergulir, dana UKM, penerusan pinjaman dan tabungan pegawai.
Badan  Layanan  Umum  BLU  adalah  instansi  di  lingkungan  pemerintah yang  dibentuk  untuk  memberikan  pelayanan  kepada  masyarakat  berupa
penyediaan  barang  danatau  jasa  yang  dijual  tanpa  mengutamakan  mencari keuntungan  dan  dalam  melakukan  kegiatannya  didasarkan  pada  prinsip  efisiensi
dan  produktivitas.  BLU  bertujuan  untuk  meningkatkan  pelayanan  kepada masyarakat  dalam  rangka  memajukan  kesejahteraan  umum  dan  mencerdaskan
kehidupan  bangsa  dengan  memberikan  fleksibilitas  dalam  pengelolaan  keuangan berdasarkan  prinsip  ekonomi  dan  produktifitas,  dan  panenerapan  praktek  bisnis
yang sehat.  Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan  Menengah  LPDB-KUMKM  merupakan  satuan  kerja  dari  kementerian
koperasi  dan  UKM  yang  menerapkan  pola  pengelolaan  keuangan  BLU,  yang memiliki tugas pokok dalam pengelolaan dana bergulir, antara lain :
1. Melaksanakan  penghimpunan  ,  pengalihan  dan  pengembalian  dana  bergulir
yang  berasal  dari  pinjaman  program  dana  berrgulir  Kementerian  Koperasi dan  UKM  dan  penyaluran  pinjamanpembiayaan  yang  telah  dijalankan
LPDB-KUMKM.
2. Melaksanakan pemberian pinjamanpembiayaan kepada Koperasi dan Usaha
Mikro,  Kecil  dan  Menengah  KUMKM  dengan  atau  tanpa  lembaga perantara,  baik  Lembaga  Keuangan  Bank  LKB,  maupun  Lembaga
Keuangan Bukan Bank LKBB.
3. Melaksanakan  pemberian  bentuk  pinjaman  lainnya  bagi  KUMKM  sesuai
kebutuhan KUMKM
Dana Bergulir
Pengertian  Dana  Bergulir  berdasarkan  Permenkeu  Nomor  218PMK.5 2009  adalah  dana  yang  dialokasikan  Kementerian  NegaraLembagaSatuan
Kerja  Badan  Layanan  Umum  untuk  kegiatan  perkuatan  modal  usaha  bagi koperasi, usaha mikro, kecil, menengah dan usaha lainnya yang berada dibawah
pembinaan Kementerian NegaraLembaga.
Dalam  buletin  teknis  “Standar  Akutansi  Pemerintahan  Nomor      hal    - ”  disebutkan bahwa dana bergulir merupakan dana yang dipinjamkan untuk
dikelola dan digulirkan kepada masyarakat oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna  Anggaran  yang  bertujuan  meningkatkan  ekonomi  rakyat  dan  tujuan
lainnya. Adapun karakteristik dari dana bergulir adalah sebagai berikut : a.
Dana tersebut merupakan bagian dari keuangan negaradaerah. Dana  bergulir  dapat  bersumber  dari  Anggaran  Pendapatan  dan  Belanja
NegaraAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBNAPBD dan luar APBNAPBD misalnya dari masyarakat atau hibah dari luar negeri. Sesuai
dengan  Undang-undang  Nomor  17  Tahun  2003  tentang  Keuangan  Negara, dana  bergulir  yang  berasal  dari  luar  APBN,  diakui  sebagai  kekayaan
negaradaerah  jika  dana  itu  berikan  danatau  diterima  atas  nama pemerintahpemerintah daerah.
b. Dana  tersebut  dicantumkan  dalam  APBNAPBD  danatau  laporan
keuangan. Sesuai  dengan  Undang-undang  Nomor  1  Tahun  2004  tentang
Perbendaharaan  Negara  menyatakan  semua  pengeluaran  negara  daerah dimasukkan  dalam  APBNAPBD.  Oleh  sebab  itu  alokasi  anggaran  untuk
dana  bergulir  harus  dimasukkan  ke  dalam  APBNAPBD.  Pencantuman alokasi  anggaran  untuk  dana  bergulir  dapat  dicantumkan  dalam
APBNAPBD  awal  atau  revisi  APBNAPBD  APBN-P  atau  APBD Perubahan
c. Dana tersebut harus dikuasai, dimiliki danatau dikendalikan oleh Pengguna
AnggaranKuasa Pengguna Anggaran PAKPA. Pengertian  dikuasai  danatau  dimiliki  mempunyai  makna  yang  luas  yaitu
PAKPA mempunyai  hak kepemilikan atau penguasaan  atau dana bergulir, sementara
dikendalikan maksudnya
adalah PAKPA
mempunyai kewenangan  dalam  melakukan  pembinaan,  monitoring,  pengawasan  atau
kegiatan lain dalam rangka pemberdayaan dana bergulir. d.
Dana  tersebut  merupakan  dana  yang  disalurkan  kepada  masyarakat  ditagih kembali  dari  masyarakat  dengan  atau  tanpa  nilai  tambah,  selanjutnya  dana
disalurkan  kembali  kepada  masyarakatkelompok  masyarakat  demikian seterusnya bergulir.
e. Pemerintah dapat menarik kembali dana bergulir.
Dana  yang  digulirkan  oleh  pemerintah  dapat  ditagih  oleh  Kementerian NegaraLembaga baik  untuk  dihentikan pergulirannya atau akan digulirkan
kembali kepada masyarakat.
Berdasarkan  uraian  diatas  peran  dana  bergulir  adalah  manfaat  yang diberikan  oleh  adanya  kegiatan  dana  bergulir  yang  dilakukan  oleh
PemerintahLembaga yang dapat memberikan pengaruh dalam mencapai harapan- harapan dari penerima dana bergulir.
Non Performing Loan NPL  Kredit Bermasalah
Definisi  kredit  bermasalah  menurut  Dahlan  2005:358  adalah  Pinjaman yang  mengalami  kesulitan  pelunasan  akibat  adanya  faktor  kesengajaan  danatau
faktor ekternal diluar kemampuan kendali debitur.Secara ilmiah perhitungan dari NPL  dapat  ditentukan  dengan  menggunakan  perhitungan  NPL  Gross  dan  NPL
Nett.
LPDB-KUMKM  tidak  mengenal  dengan  istilah  NPL  Non  Performing Loan  tetapi  digunakan  istilah  Klasifikasi  Dana  Bergilir  Bermasalah  KDBB.
Perbedaan  NPL  pada  lembaga  keuangan  bank  LKBB  dan  lembaga  keungan bukan bank LKBB dengan LPDB-KUMKM adalah seperti Tabel 2.
Tabel 2.  Perbedaan kriteria kredit bermasalah di LKB dan LKBB dengan LPDB- KUMKM
Kategori LKB dan LKBB
LPDB-KUMKM
Perhitungan Besaran Membandingkan
antara outstanding  kredit  bermasalah
dengan outstanding pinjaman Membandingkan
tunggakan pinjaman  dengan  outstanding
pinjamanpembiayaan Klasifikasi Pinjaman
Kolektibilias  1 : lancar Kolektibilitasn 2 : Kurang
lancar Kolektibilitas 3 : Dalam
Perhatian Khusus
Kolektibiltas 4 : Diragukan Kolektibilitas 5 : Macet
Klasifikasi A : Lancar Klasifikasi B : Lancar
dengan Catatan Klasifikasi C : Kurang lancar
Kladifikasi D : Diragukan Klasifikasi E : Dalam
perhatian Khusus
Klasifikasi F : Macet
Toleransi NPL Maksimal 5
Maksimal 15 Peraturan dan Ketentuan
Peraturan Bank Indonesia Peraturan  Menteri  Keuangan
Menteri Koperasi dan UKM dan Peraturan Direksi.
Sumber :  PBI No.  15 2 PBI2013 dan PerDir : 26PERLPDB2011 dan Addendum PerDir No.13PerLPDB2012
Klasifikasi
Prosedur Operasional Stardar LPDB-KUMKM nomor: 26PERLPDB2011 yang  di  addendum  nomor:  13PERLPDB2012  menjelaskan  bahwa  klasifikasi
adalah  suatu  penggolongan  kualitas  pengembalian  pokok  pinjamanpembiayaan dan  atau  pembayaran  tarifimbal  jasa  dari  pinjamanpembiayaan  yang  diberikan
oleh  LPDB-KUMKM  dengan  tujuan  untuk  mengetahui  kualitas  dan  kondisi  dari pinjamanpembiayaan yang telah diberikan, sehingga apabila terjadi permasalahan
atas  pinjamanpembiayaan  tersebut  dapat  diambil  tindakan  penyehatan  dan  atau penyelamatan.
Klasifikasi pinjamanpembiayaan dikelompokkan sebagai berikut : a.
Klasifikasi “A”  Lancar PinjamanPembiayaan tersebut berada dalam kondisi lancar tanpa tunggakan
atau mempunyai tunggakan tidak lebih dari 30 hari pengembalian kewajiban pokok danatau pembayaran kewajiban TarifImbal jasa
b. Klasifikasi “B”  Lancar dengan Catatan
PinjamanPembiayaan  tersebut  berada  dalam  kondisi  mempunyai  tunggakan tidak lebih dari 60 hari pengembalian kewajiban pokok danatau pembayaran
kewajiban TarifImbal Jasa.
c. Klasifikasi “C”  Kurang Lancar
PinjamanPembiayaan  tersebut  berada  dalam  kondisi  mempunyai  tunggakan tidak lebih dari 90 hari pengembalian kewajiban pokok danatau pembayaran
kewajiban TarifImbal Jasa
d. Klasifikasi “D”  Diragukan
PinjamanPembiayaan  tersebut  berada  dalam  kondisi  mempunyai  tunggakan tidak  lebih  lebih  dari  120  hari  pengembalian  kewajiban  pokok  danatau
pembayaran kewajiban TarifImbal Jasa
e. Klasifikasi “E”  Dalam Perhatian Khusus
PinjamanPembiayaan  tersebut  berada  dalam  kondisi  mempunyai  tunggakan lebih  dari  120  hari  pengembalian  kewajiban  pokok  danatau  pembayaran
kewajiban TarifImbal Jasa
f. Klasifikasi “F”  Macet
Pinjamanpembiayaan  tersebut  berada  dalam  kondisi  mempunyai  tunggakan lebih  dari  120  hari  pengembalian  kewajiban  pokok  danatau  pembayaran
kewajiban TarifJasa dan sudah tidak dapat  dikembalikandibayar serta telah diputuskan  oleh  Komite  Remedial  utuk  diserahkan  kepada  Panitia  Urusan
Piutang Negara PUPN.
Dalam rencana bisnis LPDB-KUMKM tahun 2009-2014 porsi pembiayan yang  dalam  kategori  klasifikasi  macet  diberikan  tingkat  toleransi  sebesar  15.
Klasifikasi  macet  ini  adalah  klasifikasi  „F”  dimana  mitra  telah  di  limpahkan penanganan penyelesaian piutang melalui Panitia Urusan Piutang Negara PUPN
Penagihan Maksimal
Prosedur Operasional Stardar LPDB-KUMKM nomor: 26PERLPDB2011, penagihan  maksimal  adalah  upaya-upaya  atau  langkah-langkah  yang  dilakukan
dalam  rangka  melakukan  penagihan  kepada  mitra  LPDB-KUMKM  agar  mitra LPDB-KUMKM  memenuhi  pengembalian  kewajiban  pokok  danatau  tarif
layananimbal jasa. Penagihan maksimal dapat dilakukan dengan tahapan :
a. Penagihan melalui telepon
Penagihan melalui telepon secara intensif bila mana pengembalian kewajiban pokok  danatau  tarifimbal  jasa  dari  mitra  sudah  lewat  beberapa  hari  tetapi
belum dilakukan pembayaran
b. Penagihan Surat
Penagihan melalui surat untuk mengingatkan atau menegur mitra yang belum membayar  kewajiban  pokok  danatau  taarifimbal  jasa  yang  jatuh  tempo.
Apabila  kewajiban  pokok  danatau  tarifimbal  jasa  tersebut  belum  dibayar
stelah maksimal 14 hari kalender surat dikirimkan maka dapat dikirimkan lagi surat dengan teguran yang lebih keras.
c. Kunjungan Lapangan
Melakukan kunjungan kealpangan untuk  mengetahui  akar permasalahan  dan kondisi  terkini.  Apabila  setelah  kunjungan  mitra  masih  tidak  melakukan
kewajibannya, maka segera dilakukan tindakan remedial.
1. Penyehatan
Prosedur  Operasional  Stardar  LPDB-KUMKM  nomor:  26PERLPDB 2011,  penyehatan  adalah  upaya  memperbaiki  kualitas  pinjamanpembiayaan
dalam  rangka  meningkatkan  kelancaran  pembayaran  atau  pelunasan pinjamanpembiayaan. Upaya penyehatan dapat ditempuh dengan :
a. Penjadwalan  kembali  Reschedulling  adalah  suatu  upaya  untuk  melaukan
perubahan  atas  jadwal  pembayaran  dan  atau  jangka  waktunya  dari pinjamanpembiayaan
b. Pensyaratan kembali  Reconditioning  adalah suatu  upaya untuk  melakukan
perubahan sebagian atau seluruh syarat dari pinjamanpembiayaan atau tidak terbatas  pada  perubahan  jadwal  pembayaran,  jangka  waktu  danatau
pensyaratan  lainnya  sepanjang  tidak  menyangkut  perubahan  atau penambahan plafond pinjamanpembiayaan.
c. Penataan  kembali  Restructuring  adalah  suatu  upaya  untuk  melakukan
perubahan  ketentuan  dan  persyaratan  dari  pinjamanpembiayaan  yang menyangkut  penambahan  plafond  pinjamanpembiayaan,  konversi  seluruh
atau sebagian
tunggakan tarifimbal
jasa menjadi
pokok pinjamanpembiayaan baru  yang dapat disertai dengan perubahan tarifimbal
jasa  atau  penjadwalan  kembali  namun  tidak  diperkenankan  untuk  diubah menjadi penyertaan dalam perusahaan Mitra LPDB-KUMKM.
2.
Penyelamatan
Prosedur Operasional Stardar LPDB-KUMKM nomor: 26PERLPDB2011, penyelamatan  adalah  upaya  meminimalisasi  kerugian  aset  LPDB-KUMKM  dari
mitra  LPDB-KUMKM  yang  sudah  tidak  memiliki  prospek  usaha  danatau  tidak memiliki  itikad  baik  dengan  berpedoman  kepada  peraturan  perundangan  yang
berlaku. Upaya penyelamatan dilakukan dengan langkah-langkah :
a. Musyawarah untuk mencapai mufakat mediasi
b. Apabila upaya mediasi tidak tercapai, maka dilakukan tindakan secara hukum
c. Pelimpahan penanganan pada Panitia Urusan Piutang Negara PUPN
3.
Penghapusan Piutang
Prosedur Operasional Stardar LPDB-KUMKM nomor: 26PERLPDB2011, penghapusan piutang adalah penghapusan pencatatan atau Hapus Buku bersyarat
danatau  hak  tagih  mutlak  terhadap  pinjamanpembiayaan  LPDB-KUMKM. Dari pengertian tersebut penghapusan piutang terbagi 2 yaitu :
a. Penghapusan piutang bersyarat adalah penghapusan piutang LPDB-KUMKM
dari pembukuan tanpa menghapuskan hak tagih.
b. Penghapusan  piutang  mutlak  adalah  penghapusan  hak  tagih  atas  piutang
LPDB-KUMKM stelah memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan.
Kajian Penelitian Terdahulu
Hasil  penelitian  terdahulu  yang  dijadikan  acuan  disusun  berdasarkan metode analisis dan temuannya dimuat pada Tabel 3.
Tabel 3. Daftar Penelitian yang Terdahulu yang Relevan Nama
Peneliti Variabel
Alat Analisis Kesimpulan
Sukarno  dan Syaichu
1. Rasio keuangan 2. Kinerja pemberian kredit
Metode regresi linier
Capital Adiquency
Ratio CAR
berpengaruh positif
dan signifikan terhadap ROA,  Loan  to  Deposit
Ratio LDR
berpengaruh positif
dan signifikan terhadap ROA,Non  Performing
Loan
NPL berpengaruh
positif tidak
signifikan terhadap  ROA,
Debt to  Equity  Ratio  DER
berpengaruh negatif
tidak signifikan
terhadap  ROA,  Biaya Operasional
tehadap Pendapatan
Operasional BOPO
berpengaruh negatif
dan siginfikan terhadap ROA
Putra 1.
Kredit Macet 2.
Dampak Kredit Macet
3. Penanganan
Kredit macet Penelitian  studi
kasus dengan
pendekatan kualitatif
1  Penyebab  terjadinya kredit  macet  pada  PT.
BPR Kapal
Basak Pursada,
terdapat empat  faktor  penyebab
yang  ditemukan  yaitu: a
kurangnya ketelitian  dari  pihak
petugas  dalam  analisa pemberian  kredit,  b
itikad  tidak  baik  dari petugas PT BPR Kapal
Basak
Pursada, c
kurangnya sistem
pengawasan  kredit,  d penurunan
kondisi ekonomi.  2  Dampak
dari kredit
macet
terhadap  PT.  Kapal Basak  Pursada  Cabang
Singaraja terdapat lima dampak  yang  paling
dirasakan  yaitu  :  1 pendapatan  menurun,
2
perputaran kas
menjadi  terganggu,  3 tingkat  kesehatan  bank
menurun,  4  modal bank  menurun,dan  5
turunnya  kepercayaan masyarakat.3
Upaya yang  dilakukan  untuk
mengatasi kredit macet pada  PT.  Kapal  Basak
Pursada Cabang
Singaraja antara
lain,1 restructuring
Penataan  ulang,  2 rescheduling
penjadwalan kembali, 3 penyitaan
jaminan,
dan 4
penghapusan kredit
penghapusan piutang Bustomi
1. Kinerja Kredit
2. Analisis Kredit
3. Kredit Bermasalah
4. Penyelamatan
kredit Metode  penelitian
deskriptif studi
kasus Kredit
bermasalah terjadi
karena minimnya  pembinaan.
Cara penyelamatan
kredit  dapat  dilakukan dengan
tindandakan penghapusan  kreditdan
pencatatan extracomptabel
terhadap kewajiban
pembayaran bunga dan penihilan
bunga pinalti.
Rencana lainnya  adalah  dengan
memperpanjang jangka waktu
pemberian kredit
atau reschedulling.
Putri 1.
Kredit macet 2.
Penyelesaian kredit macet
Metode  penelitian deskriptif
Penyelesaian kredit
macet  di  PT  Bank Mandiri
dapat dilakukan  melalui  dua
jalur yaitu jalur litigasi yaitu
dengan jalur
mengajukan gugatan
pada pengadilan negeri
atau  pengadilan  niaga sebagai
alternatif terakhir  dan  jalur  non
litigasi  yaitu  dilakukan dengan
cara reschedulling,
resctructring dan
reconditioning. Krestiantoro
1. Penyelesaian
Kredit Macet 2.
Eksekusi jaminan kredit
1. Metode
pendekata n  Yuridis
Empiris 2.
Metode penelitian
Deskriptif analisis
Faktor-faktor penyebab kredit
bermasalah dapat  meliputi  faktor
internal  bank  seperti rendahnya  kemampuan
atau  ketajaman  bank melakukan
analisis kelayakan  permintaan
kredit  yang  diajukan oleh  debitor,  lemahnya
sistem informasi,
pengikatan jaminan
kredit yang
tidak sempurna
sedangkan faktor
ekternal meliputi
kehgagalan usaha
debitor, menurunnya  kegiatan
ekonomi  dan  tingginya suku
bunga, pemanfaaatan
iklim persaingan
dunia perbankan  yang  tidak
sehat oleh debitor yang tidak
bertanggung jawab  dan  musibah
yang menimpa
perusahaan. Kemas
Danial 1.
Perilaku Manajer 2.
Budaya Organisasi 3.
Kopetensi Pegawai 4.
Komitmen organisasi 5.
Efektivitas usaha Metode  penelitian
deskriptif dan
Verifikatif Perilaku
manajer, budaya  organisasi  dan
kompetensi bila
melalui komitmen
organisasi  berpengaruh paling  besar  terhadap
efektivitas usaha
koperasi  mitra  LPDB- KUMKM.
Konstruk dimensi  yang  paling
dominan  dari  perilaku manajer
adalah tindakan
membuat keputusan,
memberi dan mencari informasi.
Sedangkan untuk
variabel budaya
organisasi adalah
integritas organisasi,
variabel kompetensi
adalah kompetensi
mempengaruhi, komitmen  continuous,
dan  konstruk  dimensi atau variabel efektifitas
usaha adalah finansial.
Penelitian  terdahulu  yang  digunakan  untuk  perbandingan  dan  pedoman dalam  penelitian  ini  akan  memberikan  gambaran  baik  perbedaan  maupun
persamaan  penelitian  sebelumnya  dengan  penelitian  yang  dilakukan.  Pada penelitian ini berfokus pada penanganan kredit khususnya kredit dari pemerintah
yang  dikenal  dengan  dana  bergulir.  Penelitian  sebelumnya  lebih  pada  penelitian yang dilakukan pada lembaga keuangan perbankan.
Penelitian  ini  difokuskan  pada  kredit  pemerintah  kepada  Koperasi  dan UKM  yang  memiliki  risiko  kegagalan  besar  dengan  tujuan  adanya  azas
pemberdayaan.  Hal  inilah  yang  menjadi  dasar  perbedaan  dengan  penelitian sebelumnya  dimana  unsur  pemberdayaan  menjadi  salah  satu  komponen  dalam
pemberian  kredit  pemerintah  karena  objek  penelitian  ini  yaitu  LPDB-KUMKM merupakan  lembaga  pemerintah  yang  memberikan  pinjaman  kepada  KUMKM
yang  memiliki  potensi  usaha  besar  tetapi  tidak  memiliki  kesanggupan  dalam memenuhi persyaratan kredit lembaga keuangan.
                