2.44 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum
Tabel . Perumusan Strategi LPDB-KUMKM dengan Matriks SWOT
Faktor Internal
Faktor Ekternal
Strength S
1. Proses penanganan dana
bergulir bemasalah yang dilakukan
2. Tingkat maksimal toleransi
KDBB sebesar 15
3. Prosedur dan peraturan
penanganan dana bergulir bermasalah
4. Proses Monitoring dan
Evaluasi Monev dana bergulir yang dilakukan
5. Audit rutin dari Badan
Pemeriksa Keuangan BPK dan Akuntan Publik
6.
Lembaga baru
Weaknesses W
1. Fleksibilitas
penanganan dana bergulir bermasalah
dengan pola BLU
2. Sumber Daya
Manusia SDM yang masih terbatas
3. Teknologi informasi
penunjang LPDB- KUMKM
4. Penanganan dana
bergulir bermasalah yang Birokratik
5. Persyaratan
pembiayaan yang murah dan tidak
memerlukan jaminan fisik
6. Masih terpusat dan
belum memiliki cabang
Oppurtunities O
1. Pertumbuhan
koperasi di Indonesia
2. Peningkatan
proposal pengajuan dana bergulir
LPDB KUMKM
3. Potensi di bidang
pembiayaan koperasi
4. Dukungan
pemerintah untuk program
pemberdayaan koperasi dan UKM
Strategi S-O
1. Pembentukan
DirektoratDivisi baru khusus penanganan dana
bergulir bermasalah S : 1,2,3, 4,5,6 ; O : 1,2,3,4
2. Meningkatkan
keragamkan polaskim penanganan dana bergulir
bermasalah S :1,2,3; O: 1,2,3,4
Strategi W-O 1.
Memperketat pembiayaan dengan
meningkatkan ragam jaminan
pembiayaan W : 1, 4, 5, 6; O : 2,3,4
2. Meningkatkan
kualitas SDM sesuai dengan pola
the right man on the right place W :
1,2,3 ; O : 1,2,3,4
Sumber: data olah 2015
Lanjutan Tabel .
Faktor Internal
Faktor Ekternal
Strength S 1.
Proses penanganan dana bergulir bemasalah
yang dilakukan
2. Tingkat maksimal
toleransi KDBB sebesar 3.
Prosedur dan peraturan penanganan dana
bergulir bermasalah
4. Proses Monitoring dan
Evaluasi Monev dana bergulir yang dilakukan
5. Audit rutin dari Badan
Pemeriksa Keuangan BPK dan Akuntan
Publik
6.
Lembaga baru
Weaknesses W
1. Fleksibilitas
penanganan dana bergulir bermasalah
dengan pola BLU
2. Sumber Daya
Manusia SDM yang masih terbatas
3. Teknologi informasi
penunjang LPDB- KUMKM
4. Penanganan dana
bergulir bermasalah yang Birokratik
5. Persyaratan
pembiayaan yang murah dan tidak
memerlukan jaminan fisik
6. Masih terpusat dan
belum memiliki cabang
Threats T
1. Pihak perbankan
yang mengembangkan
usahanya melalui pasar kredit mikro
2. Komitmen dan
tanggung jawab dalam pengelolaan
dana bergulir
3. Persepsi penerima
dana 4.
Pola pengelolaan dana bergulir dari
pola lama kepada pola satuan kerja
satker BLU
5. Kepastian hukum
dalam pengelolaan dana bergulir
Strategi S-T
1. Kerjasama dengan
lembaga – lembaga
pemerintah yang terkait S1, 3, 4, 5 ; O :
2. Melakukan komunikasi
intents secara teratur dan berkala dengan
mitra S : 1, 4,5 6; T
Strategi W-T
1. Pembentukan
cabang perwakilan LPDB-KUMKM
W: 1, 2, 3, 4, 6; T :
2. Perlindungan
hukum bagi pelaksana proses
dana bergulir W: 2, 4, 5, 6 : T : 2, 3,
Sumber: data olah 2015
Berdasarkan tabel 11 diatas, alternatif- alternatif strategi yang dihasilkan berdasarkan masing-masing tipe strategi diperoleh dari kegiatan focus group
discussion FGD dimana peserta diminta dapat memberikan pendapat dan masukan strategi yang dapat diterapkan dalam penanganan dana bergulir
bermasalah LPDB-KUMKM. Peserta dalam FGD adalah pihak-pihak yang memiliki peran dalam penanganan dana bergulir bermasalah di lingkungan kerja
LPDB-KUMKM. Alternatif strategi yang diperoleh dilakukan pengolahan melalui proses AHP agar dapat di peroleh prioritas strategi yang tepat dalam penanganan
dana bergulir bermasalah di LPDB-KUMKM. Alternatif-alternatif strategi hasil FGD kemudian di lakukan perumusan pada matriks SWOT, dimana alternatif
– alternatif strategi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Strategi SO strength – opportunity
Alternatif strategi yang dihasilkan adalah dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
Rumusan alternatif strategi: 1.
Pembentukan DirektoratDivisi baru khusus penanganan dana bergulir bermasalah
Pembentukan direktoratdivisi baru khusus penanganan dana bergulir bermasalah di butuhkan oleh LPDB-KUMKM karena proses
penanganan
masih terlibat
pada proses
prapembiayaan. Direktoratdivisi baru tersebut bertugas melakukan penagihan mitra,
monitoring komitmen hingga pada eksekusi jaminan pinjaman, dengan proses tersebut maka akan LPDB-KUMKM akan fokus pada
penyelesaian dana bergulir bermasalah.
2. Meningkatkan keragamkan polaskim penanganan dana bergulir
bermasalah Pola-pola atau skim penanganan yang beragam harus ditingkatkan oleh
LPDB-KUMKM karena kondisi permasalahan dana bergulir pada setiap mitra berbeda antara satu mitra dengan mitra lain. Tujuan
strategi ini adalah agar penanganan mitra lebih tepat pada permasalahan yang dihadapi oleh mitra sehingga dana yang digulirkan
pada mitra dapat dikembalikan pada LPDB-KUMKM.
b. Strategi WO weakness-oppurtinity
Alternatif strategi yang dihasilkan adalah dengan meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.
Rumusan alternatif strategi: 1.
Memperketat pembiayaan dengan meningkatkan ragam jaminan pembiayaan
Pembiayaan yang dilakukan LPDB-KUMKM tanpa adanya jaminan mengakibatkan mitra kurang memiliki tanggung jawab dalam
mengembalikan pinjaman LPDB-KUMKM. Mitra LPDB-KUMKM adalah mitra yang memiliki usaha nonbankable tetapi layak usaha, oleh
karena itu dalam rangka pencapaian visi maka harus mencari alternatif – alternatif jaminan pembiayaan yang dilakukan.
2. Meningkatkan kualitas SDM sesuai dengan pola the right man on
the right place Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan syarat utama dalam
pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya manusia LPDB-KUMKM harus diarahkan sesuai dengan tujuan artinya SDM yang digunakan
harus memiliki kemampuan dan kualitas dalam melakukan pembiayaan serta sesuai antara kebutuhan dengan kapabilitas SDM.
c. Strategi ST Strength –Tthreat
Alternatif strategi yang dihasilkan adalah dengan menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.
Rumusan alternatif strategi: 1.
Kerjasama dengan lembaga – lembaga pemerintah yang terkait Sumber dana pembiayaan LPDB-KUMKM merupakan dana APBN
yang dikelola secara badan layanan umum. Kondisi ini menjadikan LPDB-KUMKM menjadi objek pemeriksaan pihak ekternal terkait
seperti Badan Pemeriksa Keuangan, dan khususnya lembaga-lembaga hukum seperti kepolisian dan kejaksaan. Oleh karena itu, LPDB-
KUMKM harus bersinergi dengan lembaga terkait dalam pengelolaan dana bergulir tersebut.
2. Melakukan komunikasi intents secara teratur dan berkala dengan mitra
Pembiayaan yang dilakukan LPDB-KUMKM mewajibkan dilakukan monitoring selama masa pembiayaan. LPDB-KUMKM harus
melakukan komunikasi intens kepada mitra agar perkembangan mitranya dapat di monitor. Perkembangan mitra baik kearah yang
positif maupun kearah yang negative sehingga bila mitra mengalami permasalahan yang berdampak pada pembiayaan LPDB-KUMKM
maka perlu dilakukan tindakan dan kebijakan yang tepat sesuai dengan kondisi mitra.
d. Strategi WT Weakness – Threat
Aternatif strategi yang dihasilkan adalah dengan meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman.
Rumusan alternatif strategi: 1.
Pembentukan cabang perwakilan LPDB-KUMKM Mitra
– mitra LPDB-KUMKM yang diberikan pembiayaan tersebar di seluruh Indonesia. LPDB-KUMKM dalam melaksanakan tugas dan
fusngsinya terpusat di Jakarta dimana hingga saat ini tidak memiliki cabangperwakilan. Kondisi ini menyulitkan dalam melakukan
penanganan maupun monitoring terhadap mitra karena terpusat.
LPDB-KUMKM harus membuka cabangperwakilan agar dapat melakukan tugas dan fungsinya secara maksimal.
2. Perlindungan hukum bagi pelaksana proses dana bergulir
Perlindungan hukum bagi pelaksana proses dana bergulir LPDB- KUMKM sangat dibutuhkan karena dana yang dikelola adalah dana
APB dimana mitranya merupakan mitra yang nonbankable sehingga resiko kemacetan pembayaran dapat terjadi. Perlindungan bagi
pelaksana ini dibutuhkan juga karena pengelolaan dana dimitra merupakan wewenang dari mitra sehingga monitor dari penggunaan
dana tersebut rawan terjadi penyelewengan. Oleh karena itu, perlindungan dibutuhkan agar pelaksana proses dana bergulir dapat
menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Perumusan Strategi Melalui Teknik AHP
Teknik AHP digunakan untuk memilih alternatif – alternatif strategi yang
telah dirumuskan melalui analisis SWOT berdasarkan hasil jawaban responden yang telah dipilih. Faktor internal dan eksternal yang digunakan dalam analisis
AHP adalah faktor-daktor dengan bobot tertinggi yang dihasilkan dari pengolahan kuesioner SWOT. Dua faktor tertinggi yang mewakili masing-masing aspek
SWOT kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dipilih untuk masuk dalam analisis AHP.
Hasil olah AHP sebagaimana disajikan dalam Gambar 9. Berdasarkan hasil analisis AHP, faktor
– faktor internal dan eksternal dengan bobot tertinggi yang mempengaruhi pemilihan strategi penanganan dana bergulir bermasalah
LPDB-KUMKM secara berututan adalah: 1.
Kepastian hukum dalam pengelolaan dana bergulir 0.312 2.
Audit Rutin 0. 3.
Peningkatan proposal pengajuan dana bergulir LPDB-KUMKM 0.112 4.
Presepsi penerima dana yang masih menganggap sebagai hibah dari pemerintah 0.099
5. Tingkat maksimal toleransi klasifikasi dana bergulir bermasalah 0.096
6. Potensi di bidang pembiayaan koperasi 0.092
7. Persyaratan pembiayaan yang murah dan tidak memerlukan jaminan fisik
8. Penanganan dana bergulir masih menggunakan mekanisme birokratik 0.066.
Aktor yang terlibat dalam pemilihan strategi ini merupakan aktor-aktor yang dinilai sebagi aktor kunci dalam menentukan strategi penanganan dana
bergulir bermasalah meliputi Direktur Utama, Kepala Divisi, Kepala Bagian dan Staf. Berdasarkan analisis AHP aktor dengan urutan bobot terbesar berturut
–turut
adalah Direktur Utama LPDB-KUMKM 0.397, Kepala divisi LPDB-KUMKM 0.243, Kepala Bagian LPDB-KUMKM 0.200 dan Staf LPDB-KUMKM
Tujuan penanganan dana bergulir bermasalah sesuai dengan strategi yang diterapkan dalam penanganan dana bergulir bermasalah LPDB
–KUMKM. Tujuan dengan bobot terbesar secara berturut
– turut adalah Meningkatkan Pengawasan Penanganan Dana Bergulir Bermasalah 0.372, Meningkatkan
koordinasi Penanganan Dana Bergulir Bermasalah 0.325, Memaksimalkan Penanganan Dana Bergulir Bermasalah 0.189 dan Meningkatkan Pola
– Pola Penanganan Dana Bergulir Bermasalah 0.114.
Strategi yang dipilih merupakan strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT pada tahap sebelumnya dan dilakukan metode FGD Focus Group
Discusion. Terdapat empat strategi yang akan di pilih mewakili masing-masing strategi Strenght Oppurtunity SO, Strenght Threats ST, Weakness Oppurtunity
WO dan Weakness Threats WT. Berdasarkan hasil analisis dengan AHP, strategi yang dipilih sebagai prioritas utama adalah Pembentukan Cabang dan
atau Perwakilan LPDB-KUMKM 0.401, kemudian diikuti dengan urutan prioritas selanjutnya secara berturut
–turut yaitu Pembentukan DirektoratDivisi Baru Khusus Penanganan Dana Bergulir Bermasalah 0.273, Kerjasama dengan
Lembaga – Lembaga Pemerintah Terkait 0.168 dan Memperketat Pembiayaan
dengan Meningkatkan Ragam Jaminan Pembiayaan 0.158. LPDB-KUMKM dapat menerapkan usulan strategi dengan skala prioritas
yang telah dihasilkan melalui AHP. Strategi urutan yang pertama yaitu pembentukan cabang dan atau perwakilan LPDB-KUMKM di daerah, hal ini
sangat diperlukan karena pelaksanaan tugas LPDB-KUMKM mencakup seluruh wilayah Indonesia sehingga dalam hal penanganan dana bergulir bermasalah
harus dilakukan secara intensif kepada mitra
– mitra yang mendapat pembiayaan dari LPDB-KUMKM. Merujuk pada hasil AHP dimana, LPDB-KUMKM dapat
menerapkan strategi 2 dua prioritas berikut:
Sumber: data olah 2015
Gambar 9. Bobot Alternatif Strategi Berdasarkan AHP
1. Strategi pembentukan cabangperwakilan LPDB-KUMKM
LPDB-KUMKM yang merupakan lembaga di bawah Kementerian Koperasi dan UKM saat ini hanya terpusat di Jakarta dan tidak memiliki jaringan
pelayanan di daerah. Pelayanan yang diberikan oleh LPDB-KUMKM memberikan pinjamanpembiayaan pada Koperasi dan UKM di seluruh Indonesia
dimana pemberian pinjamanpembiayaan ini dituntut agar pengembalian dari mitra dalam kategori lancar. LPDB-KUMKM tidak memiliki perwakilan maupun
STRATEGI PENANGANAN DANA BERGULIR BERMASALAH
Tingkat toleransi
KDBB
Pembentukan DirektoratDivisi
Penanganan Dana bergulir Bermasalah
Meningkatkan kerjasama dengan
lembaga lain Pembentukan cabang
perwakilan LPDB- KUMKM
Fokus
Faktor Interal
Eksternal
Alternatif Strategi
Audit Rutin
Penanganan metode
birokratik Peningkatan
Proposal Pengajuan
Potensi Bidang
Pembiayaan Presepsi
Penerima Dana
Kepastian Hukum
Persyaratan Pembiayaan
Pinjaman
Memperketat pembiayaan
dengan ragam jaminan
Aktor
Direktur LPDB-KUMKM
Kadiv LPDB- KUMKM
Kabang LPDB- KUMKM 0.200
Staf LPDB – KUMKM
Tujuan
Memaksimalkan Penanganan Dana
Bergulir Bermasalah Meningkatkan
koordinasi penanganan
Meningkatkan Pengawasan
Meningkatkan pola
–pola penanganan
cabang dalam menjalankan perannya sehingga hal ini, merupakan kelemahan bagi LPDB-KUKM dalam menjaga tingkat kelancaran pinjaman yang diberikan
kepada mitra.
Ruang lingkup pelayanan LPDB-KUMKM yang mencakup seluruh Indonesia sehingga LPDB-KUMKM wajib mencari strategi dalam menjalankan
perannya. Pemberian pinjamanpembiayaan pada mitra membutuhkan adanya monitoring yang berkelanjutaan agar penggunaan dana bergulir yang disalurkan
dapat dikembalikan kepada LPDB-KUMKM untuk disalurkan kembali kepada Koperasi dan UKM lainnya. Dalam hal monitoring, LPDB-KUMKM
membutuhkan adanya perpanjangan tangan agar pemberian pinjamanpembiayaan kepada mitra dapat dikembalikan dengan lancar agar tidak memunculkan adanya
dana bergulir yang bermasalah.
Strategi pembentukan cabang perwakilan merupakan strategi yang tepat dalam penanganan dana berulir bermasalah LPDB-KUMKM, strategi ini juga
tidak hanya bertujuan untuk menangani dana bergulir bermasalah tetapi juga dapat menjalankan fungsi lainnya seperti monitoring dan evaluasi penggunaan dana
LPDB-KUMKM. Strategi pembukaan cabangperwakilan dapat berperan sebagai penanganan dana bergulir bermasalah sebelum terjadi maupun setelah terjadi
adanya dana bergulir bermasalah. Selain itu, tindakan yang dibutuhkan dalam penananganan dana bergulir dapat di ambil secara cepat sehingga tidak
membutuhkan waktu yang panjang dan permsalahan mitra dapat segera ditangani.
2. Strategi Pembentukan DirektoratDivisi Penanganan Dana Bergulir
Bermasalah Pada penanganan dana bergulir bermasalah yang tealah dijalankan oleh
LPDB-KUMKM dimana melibatkan pada semua direktorat yang ada di LPDB- KUMKM. Dengan pola tersebut, LPDB-KUMKM sebagai lembaga pemerintah
menunjukkan bahwa masih menerapkan adanya pola birokratik yang panjang sehingga penanganan pada mitra yang dibutuhkan secara cepat tidak dapat
ditangani dengan cepat sehingga memungkinkan adanya mitra yang memiliki piutang dana bergulir bermasalah tidak tertangani dengan baik.
LPDB-KUMKM sebagai lembaga pembiayaan pada koperasi dan UKM dituntut dalam melayani mitra harus profesional dan tanggap pada kebutuhan
mitrannya. Oleh sebab itu, dalam hal penanganan mitra bermasalah harus dilakukan secara fokus dan menyeluruh. LPDB-KUMKM sebagai lembaga
pembiayaan bila dibandingkan pada Lembaga Keuangan Bank maka dalam penanganan piutang bermsalah harus memiliki direktorat atau divisi khusus
dalam penanganan dana bergulir bermasalah tersebut.
Pengelolaan dana bergulir bermasalah saat ini masih melibatkan adanya direktorat lainnya, selain itu, divisi yang menangani piutang bermasalah juga
masih memiliki peran juga sebagai divisi yang terlibat dalam pemberian pinjamanpembiayaan. Kondisi ini menjadikan pengelolaan pasca pembiayaan
khususnya penanganan dana bergulir bermasalah tidak fokus. Oleh sebab itu, LPDB-KUMKM membutuhkan adanya divisi khusus dalam penanganan dana
bergulir bermasalah tersebut sehingga dapat ditangani dengan baik.
Tujuan pembentukan direktorat divisi penanganan dana bergulir bermasalah adalah agar penanganan mitra yang memiliki dana bergulir
bermasalah serta yang mitra yang berpotensi bermasalah dapat ditangani dengan baik. Divisi ini, tidak hanya menangani mitra yang sudah memiliki dana bergulir
bermasalah tetapi juga memberikan adanya gambaran-gambaran mitra baik yang berpotensi bermasalah maupun mitra yang bermasalah sehingga dapat
memberikan padangan bagi manajemen dalam mengambil arah kebijakan LPDB- KUMKM pada fungsi pembiayaanpemberian pinjaman pada Koperasi dan
UKM.