4 Berdasarkan kecepatanya Uhland dan O’neal 1951 dalam Sitorus,
Haridjaja dan Brata 1980 mengklasifikasikan hantaran hidrolik ke dalam beberapa kategori seperti yang dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi Hantaran Hidrolik Tanah Uhland dan O’neal 1951 Kelas
Hantaran Hidrolik Jenuh cmjam Sangat Lambat
0,125 Lambat
0,125 – 0,500 Agak Lambat
0,500 – 2,000 Sedang
2,000 – 6, 250 Agak Cepat
6,250 – 12,500 Cepat
12,500 – 25,00 Sangat Cepat
25,00
2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hantaran Hidrolik
Air bergerak dalam suatu volume tanah melalui ruang pori tanah. Berbagai faktor yang mempengaruhi keadaan ruang pori tanah akan mempengaruhi
hantaran hidrolik. Hilel 1980 menyatakan bahwa hantaran hidrolik dipengaruhi oleh tekstur, struktur, porositas total, dan distribusi ukuran pori. Pori-pori agregat
yang cukup besar akan meningkatkan hantaran hidrolik. Mohr dan Van Baren 1954 menyatakan bahwa hantaran hidrolik
meningkat bila 1 agregasi butir tanah menjadi remah, 2 adanya saluran bekas lubang akar yang terdekomposisi, 3 adanya bahan organik, 4 porositas tanah
yang tinggi. Soedarmo dan Djojoprawiro 1984 menyatakan bahwa infiltrasi dan permeabilitas hantaran hidrolik mempunyai hubungan dengan distribusi ukuran
pori dan kemantapan struktur tanah.
2.2.1. Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif zarah pasir, debu, dan liat yang terkandung dalam suatu masa tanah. Zarah pasir mempunyai ukuran yang lebih
besar daripada debu dan liat. Zarah pasir berukuran 50 µ - 2 mm, sedangkan zarah debu berukuran 2 µ - 50µ, sedangkan zarah liat berukuran 2µ Sinukaban 1986.
Tekstur tanah mempunyai hubungan yang erat dengan hantaran hidrolik, karena tekstur berhubungan erat dengan distribusi ukuran pori. Air bergerak cepat
melalui pori makro dan lambat melaui pori mikro. Ukuran pori yang besar
5 diantara partikel pasir mempengaruhi kecepatan air bergerak. Tanah yang
bertekstur lempung, lempung berliat, dan liat dapat memperlambat pergerakan air Troeh, Hobbs dan Donuhue 1980. Tanah-tanah yang mempunyai bobot isi yang
tinggi akan memiliki ruang pori yang rendah. Bobot isi tanah akan memberikan perkiraan besarnya ruang pori total, tetapi tidak menunjukan cepatnya air bergerak
menembus tanah. Tanah bertekstur pasir mempunyai ruang pori yang rendah 30, tetapi memiliki hantaran hidrolik yang tinggi, sebab sebagian pori yang
ada adalah pori makro. Tanah bertekstur liat mempunyai bobot isi rendah 1,2 gcm
3
– 1,3 gcm
3
, tetapi mempunyai hantaran hidrolik yang rendah sebab sebagian ruang porinya adalah pori mikro Sopher dan Jack 1982
2.2.2. Porositas dan Distribusi Ukuran Pori
Porositas merupakan bagian tanah yang ditempati air dan udara Soepardi, 1983. Menurut Baver 1959 porositas merupakan bagian tanah yang tidak
ditempati oleh padatan tanah baik bahan mineral maupun bahan organik. Ruang pori tanah terdiri dari ruang diantara partikel pasir, debu dan liat serta ruang
diantara agregat-agregat tanah Sitorus et al. 1980. Distribusi ukuran pori menunjukan persentase sebaran ukuran pori tanah yang didasarkan pada persen
volume udara tanah pada berbagai nilai kurva pF, sedangkan porositas dihitung berdasarkan penetapan bobot isi dan bobot jenis partikel tanah Hillel 1980.
Persentase porositas total dapat dihitung dari bobot isi dan bobot jenis partikel tanah dengan rumus yaitu:
Porositas total = 1- bobot isibobot jenis partikel x 100 Jumlah ruang pori ditentukan oleh penyusun zarah tanah. Tanah yang
berhimpitan susunan zarahnya, seperti lapisan bawah yang padat atau pasir, akan mempunyai ruang pori yang sedikit. Tanah yang tersusun secara sarang, seperti
tanah lempung berdebu, setiap satuan isi akan dijumpai banyak ruang pori. Buckman dan Brady 1964 menggolongkan pori tanah menjadi pori makro dan
pori mikro. Pori makro adalah pori yang memberikan kesempatan terhadap pergerakan dan perkolasi secara cepat. Pori mikro merupakan pori yang dapat
menghambat gerakan perkolasi menjadi gerakan kapiler.
6 Soedarmo dan Djojoprawiro 1984 membagi ukuran pori dengan batas
ukuran pori dan tegangannya berdasarkan kemampuan tanaman menghisap air, kemampuan tanah menahan dan melalukan air. Kelompok tersebut adalah pori –
pori berguna, yaitu dengan diameter 0,2 µ, dan pori – pori tak berguna, yaitu dengan diameter 0,2 µ. Pori-pori berguna meliputi :
1. Pori drainase dengan diameter 8.6 µ yang dibagi atas :
Pori drainase cepat, berdiameter 28,8 µ dengan asumsi bahwa 28,8 µ adalah diameter pori pada tegangan 100 cm H
2
O atau 110 ber.
Pori drainase lambat, berdiameter 8,6 µ – 28,8 µ merupakan batas pori- pori terisi air pada kapasitas lapangan atau 0,337 bar.
2. Pori pemegang air, berdiameter antara 0,2 µ – 8,6 µ ekuivalen dengan tegangan 15 atm, yaitu batas atas kemampuan akar tanaman menghisap air.
Porositas dan distribusi ukuran pori mempunyai hubungan yang erat dengan hantaran hidrolik. Porositas tanah yang tinggi tidak menjamin hantaran
hidrolik yang tinggi, tergantung dari ukuran pori dan kesinambungan pori. Tanah– tanah yang mempunyai porositas total tinggi tidak selalu mempunyai hantaran
hidrolik yang tinggi, terutama jika tanah didominasi oleh pori-pori mikro. Tanah yang mempuyai ruang pori berukuran besar dan sinambung, seperti pasir
mempunyai hantaran hidrolik lebih tinggi, walaupun pori totalnya rendah. Pori halus dan tidak sinambung yang ditemui pada tekstur sedang atau halus akan
menahan pergerakan air. Rata-rata porositas total pada beberapa jenis tanah kurang dari 50. Tanah
pasir memiliki porositas lebih kecil dibandingkan dengan liat dan tanah organik. Pori tanah bervariasi dengan bergantung pada ukuran partikel dan keadaan agregat
tanah Baver 1959
2.2.3. Struktur dan Kemantapan Agregat